Senin, 21 Mei 2018

PENANGANAN CEPAT PENYAKIT IKAN GURAME
(Sumber :http://asikaja.com/penyebab-ikan-gurame-mati-mendadak.20750.html)
 
Penyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu
diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga
gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur,
parasit, dan cacing.
 
Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu
dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut
beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

Kutu ikan
Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan
cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan
mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak
langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya
buruk.

Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga
telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya
dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.
Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20
cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam
air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.

Cacing ikan

Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang
buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan
mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.
Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di
permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka.
Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian
badan dan sirip.

Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar.
Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama
24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l
air.

Mata BELO
Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan
kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi
tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena
virus/cacing.

Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan
sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan
dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama
24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.

Cara lain dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan.
Selama pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu
hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati
diambil lalu dibakar.

Jamur
Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas
menempel pada tubuh yang terluka.
Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. Dalam waktu relatif cepat
jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. Jamur ini tidak
menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang.
dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang
kehadiran penyakit lain.

Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. Pada
saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali
secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit
direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1
mg/l atau dosis 0.1 - 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain
dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.

Bakteri
Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering
dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali
ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang
baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan
munculnya penyakit ini.

Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar,
lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu
singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati.
Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat
kematian massal.

Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan
oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3
kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan
malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam.
Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung
oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.

Bercak putih
Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia
menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala
klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat.
ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah
kekurangan oksigen.

Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l
ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.


Kadang kita stress dibuatnya bila ikan kita terserang penyakit, langkah apa yang harus pertama dilakukan, dan obat apa yang harus diberikan?

Ada pribahasa mengatakan mencegah akan lebih baik dibanding mengobati, memang benar adanya karena mengobati ikan adalah hal yang sangat rumit dan susah dibanding pencegahan.
Untuk mengatasi permasalahan akibat serangan penyakit pada ikan, para Pelaku budidaya ikan sering menggunakan berbagai bahan-bahan kimia maupun antibiotika dalam pengendalian penyakit tersebut. Namun dilain pihak pemakaian bahan kimia dan antibiotik secara terus menerus dengan dosis/konsentrasi yang kurang/tidak tepat, akan menimbulkan masalah baru berupa meningkatnya resistensi mikroorganisme terhadap bahan tersebut. Selain itu, masalah lainnya adalah bahaya yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya, ikan yang bersangkutan, dan manusia yang mengonsumsinya. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, perlu ada alternatif bahan obat yang lebih aman yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit ikan. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat anti parasit, anti jamur, anti bakteri, dan anti viral.

Beberapa keuntungan menggunakan tumbuhan obat tradisional antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh, murah, tidak menimbulkan resistensi, dan relatif tidak berbahaya terhadap
lingkungan sekitarnya. Beberapa tumbuhan obat tradisional yang diketahui dapat dimanfaatkan dalam pengendalian berbagai agen penyebab penyakit ikan adalah sirih (Piper betle L.), daun jambu biji ( Psidium guajava L.), sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral.(Budi Sugianti). Pada aplikasi pemakai obat herbal tersebut bisa digunakan dengan campuran pelet dengan cara daun daunan tersebut ditumbuk sampai halus dan sedikit pake air lalu air dari saripati daun-daunan tersebut dipakai untuk merendam pelet yang akan diberiakan pada ikan atau bisa juga ciran dari sari daun daunan tadi dicampur dengan telur sebagai bahan perekat lalu aduk dengan pelet dan tidak dijemur cukup dengan diangin-angin saja. Penggunaan obat obatan herbal tadi akan lebih tepat dipake pada pencegahan karena tidak ada efek samping seperti penggunaan obat kimia. Pengalaman selaku pelaku usaha budidya untuk mendapatkan obat obatan ikan yang instan atau sudah jadi sangatlah susah didapat, mudah mudahan dengan tulisan ini bisa membantu para pelaku usaha budidaya dalam mencegah atau menaggulangi penyakit ikan.

Dibawah ini adalah Obat-obatan herbal yang bisa dipakai pada pencegahan dan penaggulangan penyakit pada ikan:
1. Daun sirih
2. Daun sambiloto
3. Daun Jambu Biji
4. Buah Mengkudu
5. Daun Pepaya
6. Kunyit
7. Bawang Putih

BENIH IKAN MATI TERUS?? BERIKUT INI BEBERAPA CARA YANG DAPAT KAMU LAKUKAN AGAR BENIH IKAN TIDAK GAMPANG MATI !! 

(sumber : https://talitakumindonesia.blogspot.co.id/2017/11/benih-ikan-mati-terus-berikut-ini.html)

Budidaya ikan memang asik dilakukan, baik itu sebagai hobi maupun sebagai mata pencaharian utama. Namun sering saya jumpai pada berbagai postingan di beberapa grup yang saya ikuti sering terjadi berbagai masalah pada benih ikan, seperti kematian mendadak, kematian massal, dan kematian akibat penyakit. 

Ntah para pelaku pembudidaya tersebut masih pemula, alias sedang belajar, atau hanya coba-coba yang jelas jikalau hal ini terjadi bukannya asik, budidaya ikan malah bisa membuat pembudidaya nya menjadi stress. Benar tidak sob??

Atas keprihatinan tersebut sebagai sesama pembudidaya ikan timbulah niatan saya yang sedikit mulia untuk membantu. Esehhh... hahaaa

Semoga saja dengan beberapa cara atau tips dari saya ini bisa membantu pembudidaya ikan lainnya agar benih ikan yang mereka budidayakan tidak gampang lagi. Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa referensi dari teman sesama pembudidaya lainnya.

Sebelumnya perlu sahabat ketahui bahwa kematian pada benih ikan bisa terjadi akibat dari beberapa faktor seperti perjalanan yang cukup jauh, kualitas air pada kolam, kepadatan kolam, pemberian pakan yang berlebihan, dan kualitas air yang jelek.


Contoh Benih Ikan Nila

Saya akan bantu sahabat membedah satu persatu mengapa faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan benih ikan menjadi gampang mati, beserta cara yang dapat sahabat lakukan agar hal demikian tidak terjadi lagi.

1. Benih Gampang Mati Akibat Perjalanan Yang Cukup Jauh 

Perjalanan yang cukup jauh dapat membuat benih ikan mudah stress, apalagi pengiriman benih melebihi waktu 6 jam sangat rentan mengakibatkan benih ikan gampang mati.

Tapi cara ini dapat diakali dengan pemberian daun babadotan yang diremas-remas lalu dimasukan kedalam plastik dan 1 hal yang paling vital disini ialah kapasitas oksigen. Untuk pengiriman benih ikan yang cukup jauh pemberian oksigen harus cukup (jangan pelit-pelit memberikan oksigen pada ikan) dan pastikan plastik benih tersebut harus diikat sekuat mungkin agar kandungan oksigen yang ada didalamnya tidak keluar. 

Baca ini sob : 7 Daun untuk mencegah dan mengobati penyakit pada ikan

2. Benih Gampang Mati Akibat Pengaturan Kolam 

Faktor yang paling mempengaruhi kematian pada benih ikan terletak pada pengaturan kolam. Pengaturan kolam ini menjadi sangat penting karena jika tidak diberikan perlakuan khusus maka dapat dipastikan benih ikan akan mati mulai dari hari ketiga dan seterusnya. 

Kolam yang tidak diberi perlakuan khusus dapat menyebabkan ikan stress, mudah terkena penyakit, dan akhirnya mati.

Berikut ini adalah pengaturan dan perlakuan khusus yang baik pada kolam sebelum benih ikan masuk ; 

~ Kalau sahabat menggunakan kolam baru (pertama kali pakai) baik itu kolam terpal dan semen perlu ada perlakuan khusus diantaranya ialah pencucian kolam dengan menggunakan rinso (maaf bukan promo). Cuci kolam sampai benar-benar bershih endapkan satu hari baru keesokannya dikuras. Setelah itu cuci lagi dengan gedebong pisang gosok semua bagian baik dasar dan dinding kolam agar bau kimia pada terpal dan uap pada kolam semen cepat hilang lalu endapkan 1 minggu. 

~ Selanjutnya kuras air dan masukkan air baru setinggi 60 cm, taburi dengan garam grosok 2 sdm/m3. (Sesuaikan dengan ukuran kolam) Guna garam grosok ini untuk membunuh jamur dan bakteri yang ada pada air kolam. Tambahkan juga perasan daun pepaya dan probiotik.

~ Untuk pakan awal jika dirasa sulit mencari cacing sutra sahabat boleh kasih ampas kelapa dicampur EM4. 1/2 Kg ampas kelapa ditambah dengan 3 tutup botol EM4 berwarna ping + 1 liter air dimasukkan kedalam kolam lalu diapkan selama 1 minggu. Ampas akan teruarai dan siap menjadi pakan awal bibit selama 3-4 hari. 

~ Untuk menjaga kualitas air dan ketersedian oksigen perlu dipasang aerator atau pompa air terutama pada saat hujan turun atau ketika malam hari. Karena pada saat tersebut biasanya kandungan oksigen pada air akan turun.

~ Setelah ikan dirasa sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan baru nya sahabat boleh naikkan ketinggian air menjadi 80 cm. Dari beberapa praktisi pembudidaya ikan menyarankan ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan sekitar 80-85 cm. 

"Kualitas air menjadi salah satu faktor penting keberhasilan budidaya ikan agar tidak gampang mati" 

Penting Untuk Diingat !! 

Sebelum sahabat memasukkan benih kedalam kolam, perlu dilakukan penyesuaina dulu agar ikan tidak stress dengan lingkungan baru nya.

Cara yang pertama ambil air masukkan kedalam ember besar setinggi 10 cm tambahkan 1 sendok garam lagi, lalu letakkan plastik yang masih berisih ikan tadi diatas kolam selama 1 jam, setelah itu baru buka perlahan-lahan ikatannya biarkan ikan keluar dengan sendiri nya, lalu setelah ikan keluar biarkan 1 jam lagi setelah itu baru masukkan ember tadi kedalam kolam. ATAU 

Cara kedua, sahabat boleh langsung letakkan plastik diatas kolam, biarkan 1 jam agar ikan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru nya. 

Setelah benih masuk kedalam kolam boleh ditaru 3-5 helai daun pepaya (jumlah disesuaikan ukuran kolam) guna menjaga suhu dan pH air agar tetap normal. 

3. Ikan Gampang Mati Akibat Pemberian Pakan Yang Berlebihan. 

Perlu diingat saudara ku segala yang berlebihan itu pasti tidak akan baik!! Begitu juga dengan pemberian pakan pada ikan sebaiknya jangan berlebihan! 

Pemberian pakan sebaiknya dilakukan 2x sehari saja. Ukuran pakan disesuaikan dengan mulut ikan. Biasanya untuk bibit diberikan pakan pelet PF1000, FF999, 781-1. Sesuikan dengan budget dan jumlah protein yang diinginkan. 

Biar lebih paham jenis pelet monggo dibaca : Jenis-Jenis Pelet Yang Biasa Diberikan Pada Ikan Beserta Kandungan Gizi nya.

Tips Pemberian Pakan : Berikan pakan sedikit-demi sedikit, lalu perhatikan berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai pakan tersebut habis. Jika waktu yang dibutuhkan ikan untuk menghabiskan pakan meningkat itu pertanda ikan sudah lahap, Naikkan lagi takarannya sedikit. Jangan sampai memberikan pakan berlebihan, karena akan mencemari kolam mengakibatkan amoniak meningkat. Ini dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri pada kolam sehingga menyebabkan berbagai penyakit pada benih. 

Tips pemberian pelet yang benar : Jangan lupa sebelum pelet diberikan pada ikan terlebih dahulu dibibis dengan air + probiotik tujuannya agar pelet lembut dan lebih cepat dicerna oleh ikan. Jika kamu menemukan perut ikan gembung/membengkak dapat dipastikan salah satu penyebabnya adalah cara pemberian pelet yang salah/tidak dibibis.

4. Benih Gampang Mati Akibat Padat Tebar Yang Terlalu Tinggi. 

Kematian pada benih ikan bisa terjadi akibat padat tebar yang terlalu tinggi. Ikan tidak akan leluasa bergerak dan akan saling berebut pada saat diberi makan, sehingga tidak semua ikan akan kebagian makanan. Ikan yang tidak kebagian makanan ini akan lemas dan tidak mampu bersaing dengan ikan lainnya sehingga akan gampang mati.

Berikut beberapa anjuran kapasitas ikan /m3. Untuk ikan lele setiap m3 dapat diisibeni maksimal 75 ekor (tanpa sirkulasi) dan 150 ekor dengan menggunakan sirkulasi atau teknik bioflok. Untuk ikan nila dan gurami 25 ekor/m3 dengan menggunakan aerator. Untuk ikan bawal 50 ekor/m3 dan untuk ikan patin 30/m3.

Maksunya /m3 disini adalah setiap ukuran 1M*1M ikan dapat diisi sesuai dengan anjuran yang diatas. Contoh : Misalnya sahabat ingin membuat kolam bawal dengan ukuran 3 M *10 M makan benih yang dapat diisi sampai masa panen tiba adalah : 3*10*50 = 1500 ekor benih.

Penyakit Non-parasiter Pada Gurame

(sumber : http://1001budidaya.com/penyakit-ikan-gurame/)

 penyakit ikan gurame

Penyakit non-parasiter disebut juga dengan penyakit non-infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh kualitas media yang jelek atau penanganan budi daya yang salah. Penyakit non-parasiter dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu penyakit nutrisi, penyakit kejenuhan gas, dan penyakit kekurangan oksigen.

1. Kekurangan nutrisi

Penyakit ini disebabkan kekurangan asam amino dan vitamin pada pakan. Selain itu, juga dapat disebabkan keracunan alfatokin. Penyakit ini menyerang bagian insang dan badan bagian luar. Gejalanya adalah tutup insang keriput, tubuh ikan bengkok, dan pertumbuhannya lambat.
Munculnya penyakit ini dipicu oleh kualitas pakan yang jelek atau pakan yang sudah tercemar jamur. Karena itu, penyakit ini dapat diobati dengan mengganti pakan yang lebih berkualitas dan memberikannya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Kembali ke Daftar Isi

2. Kejenuhan gas

Penyakit ini disebabkan oleh kandungan nitrogen, oksigen, dan karbondioksida di dalam air kolam terlalu jenuh. Bagian yang terserang adalah kulit, mata, dan insang. Penyakit ini lebih banyak menyerang benih gurami. Gejala klinis yang timbul pada ikan yang terkena penyakit ini adalah timbulnya gelembung udara di bagian kulit, mata, dan insang. Penyakit ini tidak menular, tetapi jika tidak segera diobati akan menyebabkan gangguan kronis. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara mengganti air atau meningkatkan kualitas air kolam.

3. Kekurangan oksigen

Penyakit ini disebabkan oleh oksigen terlarut di dalam air rendah. bagian yang terserang adalah organ tubuh bagian dalam (paru). Penyakit ini menyerang gurami dari semua golongan umur. Gejala klinis yang muncul adalah gurami sering membuka tutup insang dan berkumpul di permukaan air. Munculnya penyakit ini dipicu oleh pertumbuhan plankton yang berlebihan dan kadar bahan organik terlarut sangat tinggi. Oleh karena itu, cara mengatasinya dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas air, mengurangi bahan organik, dan mengurangi kepadatan ikan.

11 Jenis Penyakit Ikan Gurame dan Pengendaliannya

penyakit ikan gurame
Ada berbagai jenis penyakit ikan gurame menjadi tantangan tersendiri bagi para petani budidaya ikan gurame. Hal ini karena bisa mengancam keberhasilan budidaya yang bisa berdampak pada nihilnya hasil yang diperoleh. Berikut kami ulas beberapa jenis penyakit ikan gurame dan cara pengendaliannya.


Ada dua kelompok besar yang dapat menyebabkan ikan terserang sakit. Pertama penyakit akibat gangguan jasad hidup atau biasa disebut dengan penyakit parasiter. Kedua, penyakit yang bukan disebabkan oleh jasad hidup, tetapi lebih disebabkan oleh faktor fisika dan kimia perairan yang disebut penyakit non-parasiter.
Penyakit parasiter banyak disebabkan oleh jasad renik, berupa bakteri, jamur, virus, protozoa, nematoda dan udang renik. Sementara itu, penyakit non-parasiter disebabkan oleh buruknya kualitas pakan atau tercemarnya air oleh zat kimia tertentu.

Penyakit Parasiter

1. Bintik putih

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang memiliki bulu getar, yaitu Ichthyophthirius multifillis. Parasit ini biasanya berada di bawah lapisan epidermis kulit. Gejala yang ditimbulkan adalah warna tubuh gurami menjadi pucat akibat dari adanya bintik putih di seluruh badan ikan. Gurami terlihat sering menggosok-gosokkan badannnya ke bagian dasar atau dinding kolam atau terlihat megap-megap dan sering berkumpul di tempat pemasukan air karena kekurangan oksigen.
Penyakit ini dapat menular melalui penggunaan peralatan yang tidak bersih. Penularan juga dapat terjadi akibat suhu air yang rendah (kurang dai 22 C), kurang makan, atau tertular penyakit dari ikan liar.

Cara Pengendaliannya

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan merendam gurame dalam larutan formalin 25 ml/m3 air. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara menaikkan temperatur air kolam hingga mencapai 28 C.
Kembali ke Daftar Isi

2. Myxosporeasis

Penyakit myxosporeasis disebabkan oleh parasit Henneguya sp. dan Thellohanelus sp. yang menyerang insang. Gurami yang diserang penyakit ini biasanya sudah berumur satu bulan ke atas. Gejalanya muncul pembengkakan di bagian insang dan badan gurami.
Penyakit ini muncul akibat kualitas air yang buruk, kandungan oksigen terlarut rendah, dan kepadatan gurami yang terlalu tinggi. Penyakit ini dapat menular melalui air. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengendapkan air sebelum diisikan kolam. Sementara itu, penanggulangannya dilakukan dengan mengeringkan kolam karena belum ada obat yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ini.

3. Cacing insang dan cacing kulit

Penyakit cacing insang dan cacing kulit disebabkan oleh parsit Dactylogyriasis yang menyerang benih gurami, terutama di bagian badan dan insang. Gejalanya gurami tampak lemah, nafsu makan berkurang, dan sering berkumpul di permukaan air karena kekurangan oksigen.
Timbulnya penyakit ini didukung oleh kualitas air yang buruk, kekurangan pakan, padat tebar terlalu tinggi, dan suhu udara rendah. Penyakit ini dapat menular melalui media air. Mengatasinya dapat dilakukan dengan cara merendam benih gurami di dalam larutan garam dapur 300 g/m3 air selama 24 jam. Selain itu, benih juga dapat direndam di dalam larutan formalin 40 ml/m3 air selam 24 jam.
Kembali ke Daftar Isi

4. Kutu ikan

Penyakit kutu ikan disebabkan oleh Argulus sp. yang menyerang dengan cara menggigit seluruh bagian badan gurame. Di sekitar bekas gigitan akan terjadi perdarahan, yang jika dibiarkan akan semakin menghebat. Munculnya penyakit ini dipengaruhi oleh kualitas air yang buruk. Penularan terjadi melalui air dan kontak langsung antara gurami yang sehat dan gurame yang sakit. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam dapur 1,25% selama 15 menit.

5. Bercak merah

Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromonas punctata dan Aeromonas hydrophylla. Badan gurami yang terserang penyakit ini akan berwarna gelap dan kulitnya menjadi kasar (akibat kekurangan lendir). Selain itu, gurami sering muncul ke permukaan air akibat kekurangan oksigen.
Mengatasi penyakit ini dapat dilakukan dengan cara merendam gurami di dalam larutan Oxytetracyclin 205 ppm. Perendaman dilakukan tiga kali berturut-turut, masing-masing selama 24 jam. Mengobati bekas luka dapat dilakukan dengan mengoleskan obat merah yang diencerkan. Satu mililiter obat merah dilarutkan ke dalam 10 ml air, lalu dioleskan ke bagian badan gurami yang luka.
Namun, sekarang telah ditemukan vaksin khusus yang dikenal dengan nama vaksin Hydovet untuk mencegah serangan bakteri Aeromonas hydrophylla. Caranya dengan menyuntikkan vaksin Hydrovet 0,8 ml/kg bobot tubuh ke induk betina. Vaksinasi maternal pada induk ikan gurami ini ternyata dapat meningkatkan ketahanan benih terhadap serangan bakteri A. hydrophilla. Hal ini diketahui dari terbentuknya antibodi pada induk dan benih gurami melalui titer antibodi. Vaksinasi maternal dapat menekan angka kematian ikan gurami hingga 10%. Teknik vaksinasi ini dapat dilakukan dengan mudah. Vaksin yang digunakan juga telah tersedia di pasaran degan harga relatif murah jika dibandingkan dengan kenaikan produksi.
Kembali ke Daftar Isi

6. Columnaris

Penyakit columnaris disebabkan oleh parasit Flexybacter columnaris yang menyerang bagian sirip dan insang. Penyakit ini menyerang gurami dengan berbagai umur. Gejala klinis yang muncul adalah ikan menjadi lemas, nafsu makan berkurang, sirip rontok, dan insang terkelupas.
Penyakit ini dapat menulai melalui media air atau kontak langsung antara ikan sehat dengan ikan yang sakit. Pencegahan dapat dilakukan dengan melaksanakan sanitasi yang baik, mendesinfeksi peralatan, dan mengurangi kandungan bahan organik terlarut di dalam kolam. Gurami yang telah terserang penyakit ini, dapat diobati dengan cara direndam di dalam larutan Baytril 8-10 ppm selama 24 jam.

7. Trichodina

Penyakit trichodina disebabkan oleh parasit Trichodina sp. yang menyerang bagian kulit dan sirip ikan. Serangan penyakit ini menyerang bagian kulit dan sirip ikan. Serangan penyakit ini menyebabkan luka di sekujur bagian yang diserang. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam dapur 500-1.000 mg/l air selama 24 jam atau di dalam larutan formalin 25 mg/l air selama 24 jam.
Kembali ke Daftar Isi

8. TBC

Penyakit TBC sudah menjadi momok bagi para peternak gurami. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian hingga 30-70%. Bahkan, jika lingkungan kurang mendukung, seperti air kotor dan suhu dingin, tingkat kematiannya dapat melebihi angka tadi. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya secara kuantitas, tetapi harga jualnya pun turun karena tampilan ikan jelek. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium sp., terutama Mycobacterium fortuitum.
Parasit Mycobacterium fortuitum akan menyerang gurami, terutama yang sedang stres. Stres pada gurami dapat disebabkan oleh kualitas air yang jelek. Kualitas air kolam yang menurun dapat disebabkan adanya tumpukan limbah rumah tangga di dasar kolam. Keadaan ini menyebabkan bahan organik terlarut meningkat dan pH air menurun. Pada keasaman yang tinggi, oksigen terlarut menjadi sedikit dan bakteri yang berkembang menjadi lebih patonegik sehingga ikan gurami mudah stres.
Perbedaan suhu yang ekstrim antara malam dan siang (10-15 C) juga dapat mengakibatkan ikan lemah dan stres. Karena itu, serangan penyakit ini biasanya akan mengganas pada peralihan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Jika suhu air di bawah 26 C, bakteri dengan mudah menembus sistem pertahanan ikan.
Gejala gurami terserang penyakit TBC di antaranya nafsu makan berkurang. Akibatnya, sistem peredaran darah akan terganggu. Selain itu, adanya serangan bakteri atau patogen akan merangsang produksi lendir yang berlebih. Lendir ini berfungsi sebagai benteng pertahanan. Semakin gencar serangan bakteri, lendir yang dikeluarkan pun semakin banyak. Akibat produksi lendir yang berlebihan, lama-kelamaan kulit gurami mengering dan terkelupas.
Gejala lain gurami terserang TBC adlaah kulitnya menjadi lebih gelap dan timbul bercak merah hingga perdarahan di sekujur badan. Bercak merah biasanya ditemukan pertama kali di pangkal ekor atau di daerah sekitar anus. Jika bakteri lama berada di dalam badan gurami, akan muncul benjolan-benjolan kecil dan bagian perut ikan membengkak (dropsy). Bahkan, mata gurami akan menonjol seperti hendak jatuh. Benjolan atau pembengkakan ini disebabkan adanya pertumbuhan granuloma atau tubercle. Jika benjolan tersebut dibedah akan tampak granuloma berupa bintil-bintil kecil berwarna kemerahan. Granuloma ini merupakan hasil metabolisme bakteri Mecobateriosis fortuitum. Granuloma juga dapat menyebar ke organ lain, seperti ginjal, hati, dan limfa.
Penyakit TBC bersifat zoonosis, yaitu selain menginfeksi ikan, juga dapat menyerang manusia. Karyawan yang sering menangani ikan sakit dapat tertular penyakit ini jika tidak segera mencuci tangan. Jika terinfeksi biasanya akan timbul bintik-bintik atau koreng pada kulit kita. Dengan kemampuan virulensi yang tinggi, infeksi ini dapat menyebar dengan cepat.
TBC pada gurami termasuk penyakit yang sulit diobati. Jika seekor gurami terserang bakteri mematikan ini, seisi kolam dapat tertular. Penularan dapat terjadi melalui air, kontak tubuh, atau peralatan yang digunakan. Namun, jika sudah terjadi serangan dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik Rifampisin dosis 10-20 mg/kg bobot tubuh atau Etambutol-HCl dosis 15-20 mg/kg bobot tubuh. Pengobatan ini memerlukan waktu sekitar enam bulan, bahkan lebih.
Melihat proses pengobatan yang memakan waktu lama dan obat yang digunakan juga banyak, otomatis biaya yang dikeluarkan juga bertambah. Karena itu, satu-satunya jalan yang efektif agar gurami tidak terserang penyakit TBC adalah pencegahan secara intensif. Pencegahan dapat dilakukan melalui perawatan kolam yang benar, menjaga kualitas air tetap baik, dan memberikan pakan yang benar.
Perawatan kolam yang dilakukan dengan cara membersihkan kolam setelah proses pemanenan. Lumpur dan kotoran yang mengendap di dasar kolam dibuang. Lapisan tanah di dasar kolam dibalik, lalu ditabur kapur pertanian sebanyak 100-150 g/m2. Jika tanah dasar kolam beraksi asam, dosis kapur yang ditambahkan dapat mencapai 200 g/m2. Selain sebagai desinfektan, kapur juga berguna untuk menurunkan keasaman air. Setelah diberi kapur, kolam dikeringkan selama satu minggu.
Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, benih gurami sebaiknya diaklimatisasi agar terhindar dari stres. Caranya dengan menambahkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong pengangkutan. Setelah itu, kantong pengangkutan yang sudah terbuka itu diapungkan di atas permukaan air kolam dan ikan dibiarkan keluar dengan sendirinya.
Agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan daya tahan tubuh), gurami sebaiknya diberi imunostimulan. Misalnya, vitamin C dosis 150-500 mg/kg bobot tubuh yang diberikan selama 7-10 hari ketika benih gurami seukuran korek api. Selain vitamin C, benih gurami juga dapat diberi lipopolisakarida dosis 10 mg/liter. Untuk menekan pertumbuhan bakteri, pakan ikan gurami dapat ditambah dengan probiotik, seperti Super NB atau Aquasin dosis 1ppm seminggu sekali.

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...