Senin, 21 Mei 2018

PENANGANAN CEPAT PENYAKIT IKAN GURAME
(Sumber :http://asikaja.com/penyebab-ikan-gurame-mati-mendadak.20750.html)
 
Penyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu
diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga
gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur,
parasit, dan cacing.
 
Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu
dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut
beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

Kutu ikan
Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan
cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan
mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak
langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya
buruk.

Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga
telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya
dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.
Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20
cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam
air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.

Cacing ikan

Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang
buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan
mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.
Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di
permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka.
Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian
badan dan sirip.

Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar.
Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama
24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l
air.

Mata BELO
Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan
kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi
tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena
virus/cacing.

Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan
sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan
dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama
24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.

Cara lain dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan.
Selama pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu
hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati
diambil lalu dibakar.

Jamur
Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas
menempel pada tubuh yang terluka.
Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. Dalam waktu relatif cepat
jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. Jamur ini tidak
menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang.
dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang
kehadiran penyakit lain.

Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. Pada
saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali
secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit
direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1
mg/l atau dosis 0.1 - 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain
dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.

Bakteri
Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering
dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali
ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang
baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan
munculnya penyakit ini.

Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar,
lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu
singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati.
Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat
kematian massal.

Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan
oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3
kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan
malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam.
Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung
oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.

Bercak putih
Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia
menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala
klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat.
ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah
kekurangan oksigen.

Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l
ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.


Kadang kita stress dibuatnya bila ikan kita terserang penyakit, langkah apa yang harus pertama dilakukan, dan obat apa yang harus diberikan?

Ada pribahasa mengatakan mencegah akan lebih baik dibanding mengobati, memang benar adanya karena mengobati ikan adalah hal yang sangat rumit dan susah dibanding pencegahan.
Untuk mengatasi permasalahan akibat serangan penyakit pada ikan, para Pelaku budidaya ikan sering menggunakan berbagai bahan-bahan kimia maupun antibiotika dalam pengendalian penyakit tersebut. Namun dilain pihak pemakaian bahan kimia dan antibiotik secara terus menerus dengan dosis/konsentrasi yang kurang/tidak tepat, akan menimbulkan masalah baru berupa meningkatnya resistensi mikroorganisme terhadap bahan tersebut. Selain itu, masalah lainnya adalah bahaya yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya, ikan yang bersangkutan, dan manusia yang mengonsumsinya. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, perlu ada alternatif bahan obat yang lebih aman yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit ikan. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat anti parasit, anti jamur, anti bakteri, dan anti viral.

Beberapa keuntungan menggunakan tumbuhan obat tradisional antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh, murah, tidak menimbulkan resistensi, dan relatif tidak berbahaya terhadap
lingkungan sekitarnya. Beberapa tumbuhan obat tradisional yang diketahui dapat dimanfaatkan dalam pengendalian berbagai agen penyebab penyakit ikan adalah sirih (Piper betle L.), daun jambu biji ( Psidium guajava L.), sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral.(Budi Sugianti). Pada aplikasi pemakai obat herbal tersebut bisa digunakan dengan campuran pelet dengan cara daun daunan tersebut ditumbuk sampai halus dan sedikit pake air lalu air dari saripati daun-daunan tersebut dipakai untuk merendam pelet yang akan diberiakan pada ikan atau bisa juga ciran dari sari daun daunan tadi dicampur dengan telur sebagai bahan perekat lalu aduk dengan pelet dan tidak dijemur cukup dengan diangin-angin saja. Penggunaan obat obatan herbal tadi akan lebih tepat dipake pada pencegahan karena tidak ada efek samping seperti penggunaan obat kimia. Pengalaman selaku pelaku usaha budidya untuk mendapatkan obat obatan ikan yang instan atau sudah jadi sangatlah susah didapat, mudah mudahan dengan tulisan ini bisa membantu para pelaku usaha budidaya dalam mencegah atau menaggulangi penyakit ikan.

Dibawah ini adalah Obat-obatan herbal yang bisa dipakai pada pencegahan dan penaggulangan penyakit pada ikan:
1. Daun sirih
2. Daun sambiloto
3. Daun Jambu Biji
4. Buah Mengkudu
5. Daun Pepaya
6. Kunyit
7. Bawang Putih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...