Ciri-ciri Ikan Nila Siap Kawin Banyak
Ciri-ciri Ikan Nila Siap Kawin Banyak - Pembenihan ikan nila
merupakan usaha budidaya yang sangat produktif. Meskipun jumlah telurnya
relatif sedikit, namun frekuensi pemijahan ikan nila cukup sering. Ikan
ini bisa dikawinkan setiap bulan, sampai usia produktifnya habis.
Ikan nila mudah memijah secara alami. Bahkan ikan ini gampang sekali
memijah secara liar di kolam-kolam budidaya. Tidak seperti ikan mas atau
ikan lele yang memerlukan banyak rekayasa. Pengaturan hanya diperlukan
untuk mengelola agar pemijahan berlangsung terkendali.
Ciri-ciri Ikan Nila Siap Kawin Banyak |
Dengan pengelolaan yang tepat, pembenihan ikan nila akan menjadi usaha
yang menguntungkan. Pada kesempatan kali ini akan diulas apa saja yang
perlu dipersiapkan untuk memulai pembenihan ikan nila.
Tempat pembenihan ikan nila
Hal pertama yang harus disiapkan dalam pembenihan ikan nila adalah
penyiapan tempat atau kolam budidaya. Terdapat empat tipe kolam yang
dibutuhkan untuk pembenihan ikan nila, diantaranya:
Kolam pemeliharaan indukan. Kolam ini digunakan untuk memelihara indukan
jantan dan betina. Ikan jantan dan betina harus ditempatkan di kolam
yang berbeda. Sehingga dibutuhkan setidaknya dua kolam pemeliharaan
induk. Kolam tidak perlu terlalu luas, hnaya saja harus cukup dalam
untuk ikan dewasa, sekitar 100-140 cm.
Kolam pemijahan. Kolam pemijahan digunakan untuk mengawinkan induk
jantan dan betina. Jenis kontruksi kolam pemijahan ikan nila sebaiknya
berlantai dasar tanah. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan-kubangan
atau kemalir.
Kolam pemeliharaan larva. Kolam ini diperlukan untuk memelihara larva
ikan yang baru menetas. Tipe kolam yang digunakan bisa bak semen, kolam
tanah atau hapa. Hapa merupakan jaring yang halus seperti kelambu yang
dibuat mengapung di atas kolam. Persis seperti jaring apung di danau,
namun ukurannya kecil. Hapa bisa diletakan di kolam pemijahan.
Kolam pendederan benih. Kolam ini diperlukan untuk membesarkan benih
ikan sampai ukuran 10-12 cm. Atau, sampai ikan nila kuat untuk
dibesarkan di kolam budidaya pembesaran.
Pemilihan indukan ikan nila
Calon indukan untuk pembenihan ikan nila hendaknya menggunakan galur
murni yang secara genetis memiliki sifat-sifat unggul. Dewasa ini
indukan nila yang beredar di masyarakat banyak yang sudah mengalami
penurunan kualitas. Untuk mendapatkan indukan yang unggul, sebaiknya
cari di tempat-tempat terpercaya seperti, BBPBAT atau balai-balai
perikanan setempat.
Indukan nila matang gonad atau sudah siap memijah, harganya cukup mahal.
Untuk itu, kita bisa memelihara calon indukan sedari kecil hingga ikan
siap untuk dipijahkan. Adapun ciri-ciri calon indukan nila yang baik
adalah sebagai berikut:
Merupakan galur murni dan berasal dari keturunan yang berbeda.
Kondisinya sehat dan bentuk badannya normal (tidak cacat).
Sisik besar, susunannya rapi.
Bagian kepala relatif kecil dibandingkan badannya.
Badan tebal dan warnanya mengkilap.
Gerakannya lincah, responsif terhadap pemberian pakan.
Ikan nila betina memasuki matang gonad setelah berumur 5-6 bulan. Induk
betina yang akan dipijahkan setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram
dan untuk induk jantan 250-300 gram.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila termasuk ikan yang jumlah
telurnya sedikit. Satu induk betina seberat 200-250 gram hanya
mengandung telur 500-1000 butir. Dari jumlah tersebut yang menetas
menjadi larva biasanya berkisar 200-400 ekor.
Masa produktivitas indukan untuk pembenihan ikan nila berkisar 1,5-2
tahun. Indukan yang sudah dibenihkan lebih dari 2 tahun sebaiknya
diganti dengan yang baru. Karena kualitas dan kuantitas anakannya akan
menurun. Induk ikan nila yang telah memijah siap dipijahkan kembali
setelah 3-6 minggu.
Pemeliharaan indukan
Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus
dipelihara di kolam terpisah. Induk betina disatukan dengan betina
lainnya, begitu pula dengan induk jantan. Padat tebar untuk kolam
pemeliharaan induk sekitar 3-5 ekor/m2.
Kolam pemeliharaan induk jantan dan betina harus memiliki sumber
pengairan yang berbeda (disusun seri). Buangan air dari kolam jantan
tidak masuk ke kolam betina dan sebaliknya. Hal ini untuk menghindari
terjadinya pemijahan liar. Misalnya, sperma jantan terbawa ke kolam
betina sehingga terjadi pembuahan.
Pemberian pakan untuk calon indukan sebaiknya memiliki kadar protein
tinggi, lebih dari 35%. Berbeda dengan pakan ikan nila untuk pembesaran
yang hanya membutuhkan kadar protein sekitar 2%. Kandungan protein yang
tinggi diperlukan agar pertumbuhan gonad maksimal. Jumlah pakan yang
diperlukan untuk pemeliharaan indukan sebanyak 3% dari bobot ikan per
hari.
Cara atau teknik pengembangbiakan ikan nila yang biasa dilakukan yaitu
melalui kegiatan budidaya. Dalam kegiatan budidaya ikan nila ada
beberapa tahap yang harus dilaksanakan antara lain : tahap pembesaran,
tahap pemijahan dan tahap pembenihan.
Tahap Pembesaran
Yang di lakukan dalam tahap pembesaran yaitu proses pemeliharaan ikan
dengan cara pemberian pakan atau makana, perawatan wadah atau kolam
tempat pemeliharaan ikan tersebut, kontrol pertumbuhan ikan dan kontrol
kualitas air. Tahap pembesaran dilakukan pada saat induk ikan
meninggalkan anaknya atau benih setelah penetasan sampai dengan ikan
tersebut menjadi dewasa atau ikan tersebut menjadi calon induk dan siap
di panen.
Tahap Pemijahan
Sebelum tahap pemijahan atau perkawinan induk ikan nila, terlebih dahulu dilakukan seleksi calon induk.
Ciri-ciri calon induk ikan nila yang digunakan dalam proses pemijahan adalah sebagai berikut :
Tahap Pembenihan
Setelah proses pemijahan, telur ikan yang telah dibuahi di pungut oleh
induk betina dan di kulum didalam rongga mulut untuk dieramkan. Selama
mengerami telurnya induk ikan nila betina tidak makan hingga tubuhnya
tampak kurus. Telur ikan nila yang dierami didalam rongga mulut induk
betina akan menetas selama 2 hari anak ikan nila (burayak) yang baru
menetas masih mengandung kantong kuning telur. Burayak ini akan tetap
tinggal didalam mulut induknya kurang lebih 5 – 7 hari yaitu sampai
kuning telurnya habis. Setelah itu burayak mulai mencari makan diluar
mulut induknya. Ketika burayak itu masih lemah dan baru belajar berenang
induk ikan nila masih tetap mengiring dan melindungi. Setelah burayak
bisa berenang dengan kuat induk ikan nila betina mulai meninggalkan
anaknya, dan selanjutnya masuk pada tahap pembesaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar