Pembenihan Ikan Gurame
(sumber :http://1001budidaya.com/pembenihan-ikan-gurame/)
Usaha pembenihan meliputi kegiatan
pemeliharaan induk pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva
sampai berukuran sebesar biji oyong. Larva berumur 12-30 hari ini
selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4
bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun, ada juga yang
menjual telur untuk ditetaskan.
Pemeliharaan Induk
Induk yang digunakan dalam pembenihan
harus sudah berusia di atas lima tahun atau sedang dalam masa produktif.
Selain itu, induk harus berasal dari strain yang bagus, sehat, kuat,
dan tidak cacat fisik. Bobot gurame yang pantas dijadikan induk adalah
1,5 – 2 kg per ekor.
Induk gurame yang sudah dipilih kemudian
dipelihara dalam kolam pemeliharaan. Pemeliharannya dapat dcampur
dengan ikan jenis lain seperti ikan mas atau ikan tambak yang mirip
gurame. Kedalaman kolam induk minimum 75 cm. Kolam yang terlalu dangkal
tidak baik digunakan, karena gurame suka sekali begerak naik turun.
Kolam juga harus dilengkapi dengan pintu masuk dan keluarnya air
sehingga air dapat diganti-ganti. Lahan yang digunakan sebaiknya tidak
berlumpur, tetapi memiliiki air yang jernih. Kepadatan kolam hendaknya
disesuaikan dengan tingkat luas kolam. Jika luas kolam 3-4 m2, induk
ikan yang dimasukkan berukuran 2-3 kg per ekor.
Sebelum benih ditebarkan, kolam induk
harus diolah terlebih dulu dengan cara membalik dasar tanah dengan
cangkul. Cara ini berguna untuk mengembalikan kondisi tanah serta
membuang sisa bahan beracun dan penyakit. Oleh sebab itu, setelah
pembalikan tanah dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah. Dosis
pengapuran 15-25 g/m2.
Konstruksi kolam induk harus dibuat
kokoh. Kolam dapat dibuat dari tembok dengan dasar tanah. Namun jika
dasar kolam dan dinding pematang terbuat dari bahan dasar tanah, dinding
kolam harus dilapisi dengan bilik atau anyaman bambu. Hal ini dilakukan
untuk menghindari kerusakan pematang akibat perilaku ikan yang suka
mengorek makanan dari tanah pematang, sehingga menyebabkan kebocoran.
Penebaran indukan harus dilakukan
hati-hati. Pasalnya penebaran yang dilakukan secara serampangan akan
menyebabkan induk stres. dan dapat mengganggu proses pemilahan nantinya.
Sebaiknya penebaran induk dilakukan pada pagi hari agar suhu udara
tidak terlampau panas. Lebih baik lagi jika kolam induk dberi naungan
yang berfungsi menahan sinar matahari berlebih sehingga ikan di dalamnya
dapat berenang dengan tenang.
Selama pemeliharaan induk, pemberian
pakan harus dilakukan secara intensif. Pakan yang diberikan dapat berupa
pelet dengan kadar protein berkisar 40% dengan dosis 1,5 – 2% dari
bobot badan ikan per hari. Selain berkadar protein tinggi pakan juga
harus mengandung vitamin dan mineral yang cukup. Selain itu, pakan alami
berupa daun talas dapat dijadikan makanan tambahan yang diberikan
sekitar 0,5% dari bobot badan ikan. Pemberian pakan dilakukan dua kali
sehari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan
secara bertahap, karena gurame termasuk ikan yang lamban dalam merespon
makanan terutama makanan buatan. Pemberian pakan yang bermutu
dimaksudkan untuk memacu kematangan gonad induk gurame.
Kembali ke Daftar IsiPemilihan Induk Siap Pijah
Ciri induk jantan yang dipilah adalah
adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal dan tidak
adanya bintik pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik
hitam terang degan perut membentuk sudut tumpul. Sedangkan induk betina
yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar rahang
bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna
tubuhnya lebih terang daripada induk jantan dan bentuk perutnya besar
bulat.
Ciri lainnya adalah kelamin induk betina
akan mengeluarkan telur berwarna putih jika perut ditekan ke arah
kelamin. Sedangkan induk jantan yang sudah matang akan mengeluarkan
sperma berwarna putih. Cara mudah menentukan kematangan gonad induk
jantan adalah dengan melihat tingkah lakuya yang selalu beriringan
bersama induk betina dan mulai membuat sarang dari rumput kering.
Sementara itu, kematangan gonad betina dapat dilihat dari perut yang
membesar dan terasa lunak saat diraba.
Kembali ke Daftar IsiPemijahan Ikan Gurame
Induk yang sudah matang gonad siap untuk
ditebarkan di kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus
yang ukuran minimumnya 20 m2 dan maksimum 1.000 m2, dengan kedalaman
1-1,5 m. Kualitas air kolam pemijahan yang baik bersuhu 25 – 30 C, nilai
pH 6,5 – 8,0, laju penggantian air 10-15% per hari, dan ketinggian air
kolam 40 – 60 cm.
Di dalam kolam harus dipasang bahan
sarang dan sosog. Sosog sebagai tempat sarang telur diletakkan 25-30 cm
dari permukaan air kolam, sementara bahan sarang dapat diletakkan di
permukaan air atau di kedalaman 5-10 cm dari permukaan air.
Pemindahan induk dari kolam pemeliharaan
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan baskom. Perpindahan dengan cara
ini akan mengurangi risiko stres pada ikan. Sebaiknya, induk diletakkan
dekat pintu pemasukan air, karena pada bagian tersebut oksigen yang
terlarut di dalamnya masih tinggi. Padat tebar induk adalah 1 ekor ikan
untuk 5 m2 kolam, dengan perbandingan jumlah jantan : betina adalah 1 :
3.
Proses pemijahan ikan gurame biasanya
akan berlangsung satu minggu setelah induk gurame berada di dalam kolam
pemijahan. Keberhasilan pemijahan dapat diamati dengan melihat permukaan
air kolam. Jika tercium bau amis yang diikuti dengan munculnya banyak
minyak di permukaan air, berarti telah terjadi proses pemijahan.
Setelah pemijahan selesai. Pengambilan
sarang dilakukan secara hati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian
paling bawah sarang.
Artikel lengkap: Pemijahan Ikan Gurame
Kembali ke Daftar IsiPenetasan Telur Gurame
Sarang yang telah diangkat dari kolam
pemijahan dimasukkan ke dalam ember yang berisi air dan campuran
Metheline Blue. Telur yang hidup biasanya berwarna kuning cerah atau
bening transparan, sedangkan telur yang gagal menetas berwarna putih
suram dan tidak transparan. Telur-telur yang mati harus disingkirkan
supaya tidak menular ke telur yang sehat.
Selanjutnya sarang dalam ember tersebut
dibawa ke tempat penetasan. Telur akan menetas dalam kurun waktu 41 jam.
Tempat penetasan sebaiknya berada di lingkungan tenang, karena telur
tidak akan menetas jika sering kaget.
Dahulu banyak petani yang menetaskan
telur gurame di kolam penetasan yang sekaligus juga merupakan kolam
pemijahan. Telur-telur yang telah dibuahi induk jantan akan dijaga oleh
induk betina sampai menetas. Gerakan induk betina di sekitar sarang akan
menyebabkan bertambahnya oksigen terlarut di dalam air, dan akan
menghidupkan telur-telur yang dijaganya. Telur akan menetas menjadi
larva pada hari ke 11 – 12.
Artikel lengkap: Cara Penetasan Telur Gurame
Kembali ke Daftar IsiPemeliharaan Benih
Benih yang sudah berukuran 0,5 g/ekor
sudah dapat dipelihara dalam happa yang dipasang pada bak atau kolam
pemeliharaan benih. Teknologi pemeliharaan dengan happa merupakan teknik
untuk memacu pertumbuhan gurame sejak dini. Pemeliharaan dengan happa
ini akan menghasikan benih yang bongsor dan sehat.
Happa dibuat dengan cara mengikat kain
halus pada tonggak bambu yang ditancapkan ke dasar kolam. Jumlah tonggak
bambu yang dibutuhkan minimum empat buah. Jika ukuran happa cukup
besar, di bagian sisi terpanjang happa perlu ditambah 2 tonggak untuk
menahan happa agar tidak jatuh. Atur posisi happa agar terendam dua
pertiga bagian dalam air kolam.
Benih ditebar pada pagi atau ore hari dengan padat penebaran 75-100 ekor/m2.
Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga kali
sehari dengan dosis 10% dari bobot tubuh per hari. Setelah dipelihara
selama 3 – 4 bulan di dalam happa, benih dapat ditebar di kolam
pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar