Probiotik, Atasi Permasalahan Budidaya Gurami
(sumber : http://amongkurniaebo.blogspot.co.id/2008/09/probiotik-atasi-permasalahan-budidaya.html)
Ikan Tahan Penyakit dan Pertumbuhan Lebih Cepat
Musim pancaroba seperti sekarang ini menjadi problem tersendiri bagi para pembudidaya gurami. Pasalnya, suhu yang fluktuatif, sangat dingin di malam hari dan sangat panas di malam hari, menimbulkan masalah tersendiri bagi ikan. Misalnya, menjadikan gurami gampang lesu, malas makan, mudah stres, bahkan seringkali terserang luka fisik yang mengakibatkan satu persatu ikan mati.
Bagaimana solusinya? Salah satu langkah yang efektif antara lain dengan memanfaatkan probiotik pada kolam maupun ikan. Cara ini bahkan sudah lama diterapkan oleh Galih Adi, petani gurami dari Maos, Cilacap, yang kini tinggal di Bantul dan mengembangkan gurami dengan ratusan plasmanya.
“Probiotik sangat bagus untuk kolam dan ikan. Kolam lebih sehat dan ikannya juga lebih kuat terhadap stres dan penyakit. Dan yang pasti, pertumbuhan ikan akan sangat pesat karena probiotik juga merangsang nafsu makan ikan,” jelas Adi, yang alumni Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Menurut Adi, probiotik berasal dari kata pro yang artinya mendukung dan biotik yang berarti kehidupan. Maka probiotik artinya sesuatu yang bisa membantu atau mendukung kehidupan ikan. Aplikasi probiotik bisa dengan dua cara, yakni langsung diguyur ke air kolam (misalnya Nature Simba, Masterfish, Superplankton)maupun dicampurkan ke dalam pakan ikan (misalnya Rajagrameh, Rajalele, Nutrisi, SPF, dan jenis probiotik lainnya).
Dijelaskannya, probiotik itu ibarat benteng pertahanan diri. Sebagai benteng, diberikan sejak dini semakin baik. “Semacam imunisasi. Jangan menunggu kondisi kolam jelek dan ikan kena masalah atau terserang penyakit. Tapi, berikan secara teratur sejak pertama kali bibit masuk kolam. Maka ikan akan selamat sampai panen,” ujar pemilik Mangestoni PS Surabayan, Sanden, Bantul ini menandaskan.
Bukti bahwa aplikasi probiotik sangat efektif juga diakui Jumadi, petani gurami desa Ceme, Sanden, Bantul. Ketika melihat di kolamnya banyak ikan yang stres dan ngambang, buru-buru sore harinya ia mengguyurkan sebotol probiotik Nature yang dicampur segenggam gula pasir ke kolamnya. Keesokan harinya air kolam jernih dan semua guraminya sehat kembali.
“Nyaris tak percaya, karena biasanya satu hari pasti mati 8 atau 10 ekor. Padahal ikan sudah ukuran kilon. Ruginya kan banyak. Setelah kena probiotik kok langsung sehat semua dan selamat sampai panen. Sekarang pemberian nature saya ulang tiap dua minggu sekali karena saya sudah percaya 100%. Ibaratnya saya sudah fanatik sekarang,” jelas Jumadi.
Budidaya gurami sekarang makin diminai petani karena prospeknya yang cerah. Apalagi saat ini seiring kenaikan harga pakan, harga panen gurami dari kolam petani juga membaik. “Saya mengambil gurami dari kolam petani dengan harga Rp 18.000,- hingga Rp 19.000,- yang saya sesuaikan dengan standar pemasaran di Jakarta. Kalau di bawah harga itu, kasihan petaninya, untungnya mepet. Padahal, tujuan kita kan sejahtera bersama-sama petani. Maka saya menerapkan pola plasma yang fair kepada petani-petani saya. Semua panenan saya ambil dengan harga sangat layak dan timbangannya tepat,” ujar ketua Asosiasi Petani Ikan Sanden (APIS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar