Rabu, 28 Februari 2018

Untung Berlipat Budidaya Ikan Gurame dengan Pakan Organik




Oleh Hasanuddin Z. Arifin (bahan diolah dari berbagai sumber, termasuk ngobrol dengan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Batanghari dan Kecamatan Brajaselebah, Kabupaten Lampung Timur).
Budidaya ikan gurami dalam kolam, baik kolam terpal, semen beton, maupun kolam tanah, sangat menguntungkan. Biaya yang lumayan mahal bisanya untuk membuat kolam. Tapi hanya sekali dilakukan dan bisa untuk budidaya berulangkali.
Tentu saja, keuntungan akan diperoleh jika pertumbuhan ikan bagus. Agar ikan bertumbuh dengan baik diperlukan pakan yang mencukupi. Bisanya ikan gurame diberi makan 2 x sehari dengan pellet yang mengandung protein 25% sampai dengan 30 %.
Frekuensi pemberian pakan lebih baik dilakukan dengan frekuensi lebih sering dalam jumlah sedikit-sedikit daripada sekaligus dalam jumlah banyak. Selain pelet, makanan untuk gurame bisa ditambahkan dengan daun-daunan dan sayuran.
Gurami merupakan makhluk vegetarian atau biasa disebut herbivor. Karena itu, hampir segala jenis dedaunan yang lembut strukturnya bisa diberikan kepada gurami dewasa. Lebih bagus jika dedaunan tersebut dicacah dan diolah bersama dengan bahan-bahan lain untuk menambah kandungan nutrisi, sehingga memerlukan lagi pakan pelet dari pabrik.
Meskipun vegetarian, gurami tidak menolak pakan berbahan baku hewani, seperti anak semut (kroto), ikan rucah, dan lain-lain. Pakan ikan gurami bisa dari tumbuhan (nabati) dan juga berasal dari hewan (hewani).
Pakan gurame dari tumbuhan:
  1. Bekatul atau bisa juga dedak kasar.
  2. Ampas tahu, ampas kedelai, dan ampas kelapa.
  3. Daun pepaya, daun singkong, daun sente, dan daun lamtoro.
  4. Gedebok pisang (dicincang) dan daun pisang.
  5. Kotoran sapi (kering ), kotoran ayam (kering) dan juga kotoran hewan lainnya.
  6. Azolla micropylla dan rumput kering (fermentasi)
Pakan gurame berasal dari hewan:
  1. Ikan teri, ikan rucak, dan juga ikan lainnya.
  2. Bekicot, keong, dan juga siput
  3. Limbah ikan, limbah udang dan juga limbah industri basah.
  4. Cacing tanah, belalang dan juga hewan kecil lainnya.
Pembuatan Pakan Gurame
  1. Persiapan wadah atau tempat untuk membuat pakan ikan dengan ukuran sedang, lebih baik berupa drum plastik yang mempunyai tutup yang bisa dikunci.
  2. Haluskan bahan-bahan. Untuk dedaunan bisa dicacah atau digiling hingga ukurannya kecil, sementara untuk bahan hewani digiling. Angin-anginkan hingga bahan dedaunan layu, sementara yang berair seperti ampas tahu atau ampas kelapa dan tepung ikan ddalam bentuk sudah kering.
  3. Setelah itu campur bahan-bahan tersebut hingga merata, tambahkan bahan fermentor berupa EM4 atau lainnya.
  4. Kemudian masukkan bahan-bahan ke dalam drum plastik. Padatkan sehingga tak ada rongga udara di dalam drum.
  5. Tutup drum rapat-rapat dan simpan selama 5—10 hari. Dua hari sekali tutup dibuka untuk membuang uap.
  6. Setelah 5—10 hari pakan siap diberikan, dengan cara taburkan ke dalam kolam. Tutup drum kembali setiap kali setelah mengambil pakan. (*)

Analisis Usaha Budidaya Gurame
Dalam budidaya gurame yang paling penting adalah kondisi kolam dan kualitas serta ukuran benih. Pemilihan benih gurame untuk pembesaran sebaiknya seukuran jempol tangan sampai 3 jari. Hal ini diperlukan karena ikan yang sudah besar lebih kuat dari serangan penyakit dan tidak gampang stres pada awal penebaran.
Cara penebaran benih gurame sebagai berikut:
  1. Usahakan 1 hari sebelum diangkut dari pembibit, bibit dipuasakan makan pellet selama 1 hari.
  2. Setelah ditebar di kolam yang baru, juga dipuasakan 1 hari sehingga total puasa selama 2 hari.
  3. Baru pada hari selanjutnya gurame siap diberi pellet yang diberi campuran 1 sendok madu,1 sendok gula, dan 2 sendok susu untuk suplemen.
Berikut analisis usaha budidaya ikan gurame (hitungan harga-harga tahun 2016), di luar modal pembuatan kolam (ukuran 8 m x 10 m x 1 m). Juga diasumsikan semua bahan pakan dari membeli sesuai dengan harga pasar.
Biaya/Pengeluaran:
1. Bibit gurame: 2.000 ekor @Rp 3.000 =Rp 6.000.000,-
2. Pakan pelet: 30 sak dengan harga Rp 250.000/sak ( per 200 ekor butuh 3 sak selama 10 bulan) = Rp7.500.000,-
3. Biaya obat-obatan probiotik dll. diperkirakan Rp 500.000,-
Jadi, total biaya yang diperlukan Rp 14.000.000,-
Biaya tersebut tidak termasuk hitungan tenaga kerja, karena dilakukan sendiri sebagai pekerjaan sampingan.
Pemasukan hasil penjualan:
Disumsikan dalam 10 bulan bobot ikan mencapai 0,7 kg ( rata-rata 7 ons per ekor) dengan harga Rp30.000/kg, dengan  angka mortalitas/kematian mencapai 10 persen. Maka sisa gurame yang dipanen adalah 2.000 ekor dikurang 200 ekor (10% mati) = 1.800 ekor x 0,7 kg = 1.260 kg.
Hasil panen: 1.260 kg x Rp 30.000 = Rp 37.800.000,-
Keuntungan: Hasil penjualan – biaya produksi: Rp 37.800.000 – 14.000.000  = Rp 23.800.000.
Angka di atas merupakan angka perkiraan, sementara hasil tepatnya tergantung bagaimana pemeliharaan, berapa harga pakan di tiap daerah serta harga ikan di daerah tersebut.
Data di atas menjelaskan bahwa dalam satu kolam seluas 80 meter persegi berisi 2.000 ekor membutuhkan modal operasional Rp 18.000.000 (belum termasuk biaya pembuatan kolam dan biaya tenaga kerja pemeliharaan) memberikan keuntungan Rp 25.000.000 untuk satu periode pemeliharaan dengan waktu 10 bulan sampai 1 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...