Budidaya Cacing Sutra Tanpa Lumpur (Cara Modern)
(sumber : https://arenahewan.com/budidaya-cacing-sutra-tanpa-lumpur )
Pernah mendengar tentang cacing sutra? Ini adalah jenis cacing yang memiliki panjang sekitar 1 cm dengan kombinasi diameter 0.5 hingga 1 mm. Sebenarnya habitat dari cacing sutra ini adalah di tempat – tempat lembab, perairan yang kotor seperti di air comberan, kolam – kolam pembuangan maupun got yang mungkin terlihat tenang sekaligus jernih.
Sedangkan manfaat dari cacing jenis ini biasanya digunakan sebagai jenis pakan yang berkualitas serta bergizi tinggi. Umumnya dipakai dalam usaha pembibitan ikan atau untuk pakan para anak – anak ikan yang baru saja ditetaskan. Walaupun proses pembibitan dari cacing sutra sendiri termasuk hal yang lumayan sulit. Karena cacing sutra setidaknya haris dibudidayakan didalam kolam yang tidak terlalu dalam namun memiliki air yang selalu mengalir.
Sebenarnya, cacing sutra memang harus dibudidayakan karena jenis cacing ini juga tergolong langka di daerah tertentu. Lagipula, cacing sutra akan sulit didapatkan pada saat atau musim – musim tertentu. Khususnya pada musim penghujan, maka cacing sutra menjadi sangat sulit ditemukan. Maka, pembudidayaan cacing sutra amatlah bagus untuk dilakukan. Karena cacin sutra merupakan salah satu pakan alami terbaik dikelasnya. Cacing sutra sangat baik jika dijadikan pakan untuk pertumbuhan dari bibit gurami, lele maupun jenis ikan tawar yang lain.
Sedangkan bagi pebisnis, atau pengusaha pemula, mengembangkan budidaya cacing sutra adalah sebuah pilihan usaha yang menjanjikan. Karena ini merupakan peluang usaha yang bisa dimulai dengan modal kecil. Walaupun minim modal tapi bisa mendapatkan banyak untuk bahkan berlimpah jika memulainya dengan trik maupun metode yang benar. Karena seperti yang telah dibahas diatas bahwa budidaya cacing akan lebih menguntungkan dikala musim penghujan. Permintaan akan relatif tinggi sedangkan cacing sutra akan lebih sulit ditemukan.Tentunya permintaan yang meningkat akan lebih menguntungkan ketika sebagai pembudidaya cacing sutra, anda memiliki stok yang lebih. Harga akan terus melonjak dan keuntungan juga tidak akan menurun.
Perkembangbiakan Cacing Sutra
Karena cacing sutra adalah golongan hewan berkelamin ganda atau biasa dikenal dengan istilah hermafrodit, perkembangbiakan cacing sutra adalah dengan cara bertelur dan juga memerlukan sperma dari cacaing yang lain agar seltelur dapat terbuahi hingga pada akhirnya bisa menetas. Telur dari cacing sutra akan dibentuk dalam sebuah konkon. Konkon ini adalah sejenis tempat pembuahan yang berbentuk sebuah bangunan bukat telur, dengan diameter 0.7 mm dan panjang sekitar 1 mm yang di keluarkan oleh kelenjar epidermis di salah satu bagian segment dari tubuh cacing sutra yang dinamai kitelum.
Tubuh dari cacing sutra ini memiliki panjang sekitar 1 hingga 2.5 cm yang telah terdiri dari 30 hingga 60 ruas atau segmen. Telur – telur yang ada di dalam tubuh otomatis akan melakukan proses pembelahan, dan akan berkembang selanjutnya berubah menjadi segmen – segmen. Embrio dari cacing sutra akan keluar selama beberapa hari setelah berada di konkon.
Para induk cacing sutra yang dapat mengeluarkan telur dan menghasilkan konkon yang nantinya akan menetas dan berkembang menjadi cacing – cacing sutera selanjutnya. Lama proses pembuahan hingga menetas adalah sekitar 40 hingga 45 hari. Sedangkan sebuah konkon dapat menampung atau menghasilkan sebanyak 4 hingga 5 butir telur cacing. Butuh waktu sekitar 10 hingga 15 hari agar telur yang berada di dalam konkon dapat menetas menjadi embrio cacing. Sedangkan untuk daur hidup dari cacing sutra sendiri adalah kisaran 50 hingga 57 hari. Ini terhitung ketika embrio cacing masih disimpan didalam konkon hingga menetas menjadi seekor cacing sutra dewasa. Dan hebatnya cacing sutra bahkan dapat bertahan ditempat yang mengalami kekeringan dengan maksimal waktu 14 hari.
Syarat dan Habitat Cacing Sutra
Cacing sutra adalah jenis cacing yang memiliki ukuran serta bentuk yang kecil nan ramping yang panjangnya hanya sekitar 1 hingga 2.5 cm, hingga sepintas hanya akan terlihat sperti sebuah koloni atau rambut yang melambai – lambai. Karena itulah cacing sutra ini sering di panggil sebagai cacing rambut. Cacing ini tergolong kedalam jenis Nematoda dan hidup didasar perairan tawar yang berada di daerah sub tropis maupun daerah tropis.
Merupakan salah satu jenis dari benthos yang mempunyai saluran pencernaan dengan tubuh yang beruas – ruas. Walaupun jenis cacing sutra ini dapat hidup di perairan tawar yang memiliki air jernih, namun tempat yang paling disukai adalah dasar perairan yang mengandung bahan organik dan juga berlumpur. Karena makan utama cacing sutra adalah bagian – bagian dari bahan organik yang telah mengendap serta terurai di dasar perairan tawar tersebut.
Habitat dari cacing sutra ini adalah subtract lumpur yang memiliki kedalam dari 0 hingga 4 cm. Cacing – cacing sutra ini akan mulai berkembang biak setelah 7 hingga 11 hari. Karena air memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembang biakan cacing – cacing sutra ini, maka cacing ini sangat menyenangi air dan apabila ingin membudidayakannya, maka kualitas air yang pas adalah :
- Memiliki suhu yang berada diantara 25 hingga 28 drajat C.
- Sebaiknya di budidayakan pada pH air 5.5 hingga 8.0
- Jangan menggunakan debit air yang relatif besar, namun usahakan agar tetap terus mengalir atau mengalami pergantian air secara konstan.
- Kapasitas oksigen terlarut atau DO nya adalah sebanyak 2.5 hingga 28 ppm.
Makanan Pokok Cacing Sutra
Cacing sutra dapat mencerna berbagai jenis bahan orgaik yang telah terurai, namun untuk kualitas terbaik makan bahan organik yang telah terfermentasi akan meningkatkan kandungan dari nutrisi yang tentunya baik untuk perkembangbiakan para cacing sutra. Pada dasarnya alam dapat melakukan fermentasi dari bahan organik secara alami. Fermentasi bahan organik secara alami ini akan menghasilkan berbagai jenis ganggang yang memilki vilamen, beberapa pakan alami seperti zoolankton, fittoplankon dan berbagai mikro organisme lainnya.
Sedangkan makanan cacing sutra lainnya yang juga efektif adalah ampas tahu yang telah mengalami proses fermentasi. Karena ampas tahu jenis ini akan menjadi lebih lembek dan steril. Sedangkan untuk campuran pakan alami lainnya dapat berupa tepung ikan, buah -buahan dan berbagai jenis bahan lain yang tidak sulit dijangkau.
Proses Pembibitan Cacing Sutra Tanpa Lumpur
Berikut ini adalah bagaimana proses pembibitan Cacing sutra tanpa menggunakan lumpur, antara lain:
- Pembibitan
Ini adalah langkah awal yang harus dilakukan. Pembibitan atau melakukan persiapan bibit dapat dilakukan dengan 2 metode umum. Metode pertama adalah mencari sendiri bibit cacing sutra secara manual di persawahan maupun disungai. Sedangkan pembibitan metode kedua adalah membeli bibit dari cacing sutra tersebut. Walaupun kebanyakan pengusaha cacing sutra akan memilih melakukan metode kedua karena lebih mudah dan menghemat waktu, namun metode pertama juga direkomendasikan bagi pemula yang minim modal. Pastikan mengkarantina selama 2 – 3 hari dengan media air bersih yang mengalir walau dengan debit kecil. Ini dilakukan agar bakteri – bakteri patogen yang telah menempel pada cacing dapat dibuang.
- Pembuatan Media Tumbuh
Penyiapan habitat atau media untuk pertumbuhan cacing sutra adalah langkah kedua yang harus dilakukan setelah proses atau selama proses pembibitan. Karena disini kita akan menggunakan cara modern atau tanpa lumpur. Maka buatlah sebuah kolam yang menyerupai kubangan lumpur berukuran 1 x 2 m. Lengkapi dengan saluran pembuangan dan pemasukan air, agar air akan tetap diganti tiap harinya. Lengkapi dengan petakan kecil per kubangan. Bisa juga meminimalisir biaya dengan hanya menggunakan media nampan terbuat dari terpal maupun plastik.
- Pemeliharaan, Pemupukan dan Pemberian Pakan
Pada prises ini, ketinggian air sangat perlu untuk dijaga, biasanya hanya butuh hingga 5 cm. berikanlah kotoran ayam yang telah difermentasikan. Bisa juga menambahkan sawi – sawian untuk pakan tambahan. Anak – anak cacing ini akan tumbuh selama lebih kurang 10 hari. Ramuan dari dedak halus, pupuk kandang bahkan ampas tahu bisa dijadikan bahan untuk proses pemupukan. Karena cacing – cacing sutra ini sebenarnya menyukai berbagai jenis bahan organik sebagai pakan pokok mereka.
- Musim Panen
Cacing sutra bisa dipanen sekitar 14 hari sekali. Karena itulah mengapa budidaya cacing sutra merupakan usaha yang menguntungkan. Karena proses pemeliharaannya tidak terlalu sulit dan memiliki masa panen yang relatif cepat. Gunakanlah serok lembut atau yang halus untuk melakukan pemanenan cacing – cacing sutra ini, karena tubuh mereka sangat ramping dan kecil. Karena cacing yang baru dipanen masih kotor karena bercampur dengan berbagai media lainnya yang berada di kolam pemeliharaan, maka harus dibersihkan kembali. Caranya cukup mudah, hanya dengan memisahkannya kedalam sebuah wadah yang berisi air bersih dan cacing akan naik kepermukaan sehingga mudah dikerok ulang.
Atau anda bisa menutup media pemeliharaan hingga benar – benar gelap dan biarkan hingga 4 – 5 jam dan nantinya cacing- cacing akan bergerombol di dekat permukaan. Kemudian anda hanya tinggal mengambilnya dengan serokan tentunya ini akan mempermudah proses pemanenan.
Manfaat Cacing Sutra
Jika dijabarkan secara gamblang, maka manfaat dari cacing sutra sangatlah banyak. Apalagi manfaat utama cacing sutra yang diperuntukkan di bidang perikanan dan juga pertenakan. Karena cacing sutra banyak digunakan sebagai salah satu pakan alami. Di bidang perikanan, cacing berjenis ini biasanya digunakan sebagai pakan bagi pembibitan bebagai jenis budidaya seperti :
- Budidaya ikan cupang
- Budidaya belut
- Budidaya Lele
- Budidaya Gurame
- Budidaya lobster atau udang
Selain untuk budidaya pembibitan dari berbagai jenis ikan air tawar diatas, cacing sutera juga masih banyak dijadikan sebagai pakan alami bagi ikan – ikan yang lainnya. Sedangkan untuk bidang pertenakan, budidaya cacing sutera biasanya dipakai dalam campuran pakan – pakan berikut:
- Campuran dari pakan alami untuk budidaya ayam kampung
- Campuran dari pakan alami untuk budidaya ayam pedaging maupun ayam pertelur
- Campuran dari pakan alami untuk budidaya ayam – ayam hias.
Tubuh cacing sutra mengandung protein tinggi hingga mencapai 57% sedangkan kandungan lemak hanya 13%. Faktor inilah yang menyebabkan cacing sutra tergolong pakan alami bagi pembibitan yang memiliki nilai gizi yang sangat tinggi. Sangat baik jika dijadikan pakan bagi berbagai jenis pembibitan ikan maupun ayam. Kandungan gizinya yang cukup tunggi tentunya akan mempercepat proses pembibitan, membuat pertumbuhan dari larva menjadi semakin cepat.
baca juga : cara memelihara kura-kura kecil
Larva – larva pada proses pembibitan akan sangat tertarik dengan warna cerah yang dimiliki oleh tubuh cacing sutra ini. Sedangkan pada ikan hias, cacing sutra akan berguna untuk mempertinggi kemunculan dari pigmen warna dan juga merncerahkan berbagai warna dari ikan hias, ikan koi misalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar