Selasa, 23 Oktober 2018

Air Ideal Untuk Habitat Ikan

SUMBER : http://boosterfish.com/air-ideal-untuk-habitat-ikan/

 Dari sekian pertanyakan agar sukses berbudidaya ikan, ada 12 pertanyakan yang paling sering dilontarkan para peternak atau calon peternak ikan adalah :
  1. Manakah yang terbaik air yang hijau GWS (green water system), air yang merah RWS (red water system) atau bening NWS (natural water system) atau lainnya ? Jawab :
Banyak mahzab dipertanyaan ini, semua memiliki sisi baik dan buruk.
  1. Beternak ikan apakah yang profitable ? Jawab :
Situasional, tergantung luas kolam, kebutuhan ikan konsumsi disuatu daerah, suhu udara dan pangsa pemasaran.
  1. Kolam apakah yang terbaik, terpal, tanah, fiber aquarium, jaring apung atau semen ? Jawab :
Bentuk dan jenis kolam adalah media, dari sisi harga, ketahanan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
  1. Bagaimana cara memilih bibit yang baik ? Jawab :
Diperlukan jam terbang tinggi untuk mengetahui dan bisa memilih bibit bermutu atau tidak. Cara menyikapi yang instan adalah minta bimbingan pada ekspertnya atau membeli di breeder yang sudah terkenal dan qualified.
  1. Siapakah yang menampung hasil panen ? Jawab :
Ditiap daerah ada banyak pengepul, tolak jika pengepul berhutang atau janji akan dibayar besok.
  1. Berapa kali pergantian air ? Jawab :
Situasional, tergantung dari mutu air.
  1. Alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk budidaya ikan ? Jawab :
Banyak, misalnya, pompa, selang, aerator, heater, mesin ATM, serok, bak grading, ember, instalasi listrik, instalasi air, bio converter dan lain-lain.
  1. Bagaimana cara meramu pakan dan berapa dosisnya ? Jawab :
Meramu pakan harus disesuaikan dengan ikan yang akan dibudidayakan, kebutuhan nutrisi ikan berbeda.
  1. Bagaimana cara menghitung nutrisi ? Jawab :
Yang musti dihitung secara sederhana adalah jumlah kandungan protein, karbohidrat, serat, lemak dan abu. Ada puluhan jumlah nya namun 5 hal ini harus dIketahui oleh anda.
Misal anda hendak membuat pakan dengan asumsi 100kg. Dan dibawah ini adalah contoh formula dan dosisnya
Tepung ikan       40kg dengan protein murni 40% jadi 40kg x 40% = protein 16%
Dedak                   10kg dengan protein murni 11% jadi 10kg x 11% = protein   1,1%
Jagung                  10kg dengan protein murni   8% jadi 10kg x   8% = protein 0,8%
Kedele                  40kg dengan protein murni 35% jadi 20kg x 35% – protein   14%
Total protein formula ini adalah  31,9%
Rumus menghitung karbohidrat, serat, lemak dan abu sama caranya.
10. Berapa kepadatan tebar ikan A, B, C dan seterusnya ? Jawab :
Kepadatan juga banyak alirannya namun kepadatan harus disesuaikan dengn kondisi wilayah, suhu, infrastruktur, kwalitas air, kwalitas bibit, tinggi air dan penentu utama adalah kadar DO. Beda peternak beda keyakinan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, mulai dari 100 ekor per-m2, 200, 300, 400, 500, 800, 1000, 2000 bahkan ada klaim 2500 sd 3000 ekor.
11. Bagaimana mengatasi penyakit ikan A, B, C dan seterusnya ? Jawab :
Sudah banyak diketahui
Berapa kali pemberian pakan ikan A, B, C dan seterusnya ? Jawab :
Ada yang 2 kali, 3 kali, 4 kali bahkan 5-6 kali, dengan alasan tertentu, jumlah yang diberikan sebanyak 2 hingga 5 % dari biomassa pakan. Dimedan bahkan sudah ada peternak lele yang memberikan makan 1 kali dan menghasilkan FCR 0,6 dengan pakan formula khusus.
12. Sumber air yang ideal untuk ikan A, B C dan seterusnya ? Jawab :
Jawaban yang banyak beredar adalah air yang berwarna hijau karena menghasilkan plankton sebagai pakan alami ikan, sistem ini dikenal dengan GWS atau green water sistem ada pula penganut sistem air berwarna merah, red water sistem atau RWS, sistem NWS atau natural water sistem, sistem bioflok, sistem re-sirkulasi.
Demikian 12 pertanyaan umum terbanyak yang diajukan utamanya dari pemula dan pertanyaan ke-13 sangat jarang ditanyakan bukan saja oleh pemula bahkan yang sudah lama berkubang dikolam tidak terbersit bertanya, pertanyaan pentingnya adalah
Bagaimanakah Air ideal sebagai habitat Ikan itu ?
Sering dalam sebuah kolam kematian massal baik ditingkat benih maupun 1 minggu hingga panen atau ikan ikan terjangkit penyakit dan peternak tidak tahu untuk berbuat apa !!!
Air yang ideal bagi ikan adalah sesuai dengan kondisi ikan seperti terpenuhi pH, kadar oksigen, salinitas, suhu dan jumlah musuh ikan seperti virus, penyakit dan bakteri negatif. Dan fokus tulisan ini adalah bahasan mengenai bakteri yang hidup, berkembang dan berbiak di air.

Bakteri itu apa !!!

Bakteri merupakan jasad renik kecil. Penyakit dari bakteri dapat mematikan ikan. Koloni bakteri mempunyai mempunyai kemampuan memperbanyak diri sangat cepat misalkan bakteri mikroflora yang banyak terdapat pada usus ikan.. Penyakit akibat infeksi bakteri dapat mengakibatkan kematian 100%, tanpa sisa, pada semua ikan air tawar, lele, ikan mas, ikan hias dan ikan gurame. Gejala terserang akibat bakteri beragam antara lain luka, pendarahan pada kulit, mata menonjol, bisul pada tubuh, pendarahan pada pangkal sirip. terdapat pada daging, ginjal, hati, limfa dan mata.
Bakteri
Contoh bakteri patogen bagi ikan adalah:
  • Bakteri berbentuk bulat (coccus),
  • Bentuk bulat bergabung dua sel (diplococcus),
  • Bakteri bentuk bulat bergabung seperti rantai (streptococcus),
  • Bakteri bulat berkelompok beberapa sel (staphylococcus),
  • Bakteri berbentuk batang (bacillus),
  • Bakteri berbentuk koma (vibrio).
  • Bakteri flexibacter columnaris menyebabkan luka kulit, sirip dan insang. Tindakan pencegahan yaitu dengan perbaikan lingkungan, kualitas air dan penambahan oksigen.
  • Bakteri aeromonas hydrophila, bakteri ini tumbuh pada air tawar pada kondisi kandungan bahan organik tinggi. Dikenal dengan penyebab penyakit merah yang mematikan. Cara penularan penyakit ini secara horizontal (antar individu-individu dalam satu spesies) atau berbeda spesies dalam suatu populasi dan atau komunitas). Pada umumnya penyakit ini akan timbul pada ikan yang penanganannya kurang sempurna, pakan yang kurang bermutu, gejalanya warna ikan gelap, nafsu makan berkurang, bergerombol di saluran pembuangan, timbul luka, kulit kemerah-merahan. pendarahan terjadi pada organ dalam seperti hati, ginjal, limpa dan gelembung udara.
  • Bacteri vibrio berbentuk batang bisa lurus maupun bentuk koma, bakteri vibrio merupakan penyakit sekunder (penyakit ini muncul setelah serangan penyakit lainnya misalnya protozoa atau penyakit lainnya.
  • Bakteri edwardsiela tarda menimbulkan penyakit Edwardsiellosis. Hingga kini bakteri ini menginfeksi semua jenis ikan termasuk salmon, lele, ikan mas, sidat dan nila. Gejalanya: warna ikan pucat, perut kembung, anus berdarah, mata pudar, bintil kecil berwarna putih terdapat pada insang, ginjal, hati dan limfa dan usus. Ikan yang ternfeksi akan menunjukan gejala terjadinya luka pada kulit dan kemudian meluaskan bagian daging. Luka ini sering mengakibatkan pendarahan. Lingkungan buruk mempercepat kematian terserang bakteri ini.
  • Bakteri streptococcus iniaebentuk bulat kecil (coccus), menyerupai rantai, punya kemampuan menyerang sel darah merah. Streptococcus merupakan bakteri yang resisten terhadap berbagai antibiotik yang digunakan secara simultan. Streptococcus pada ikan berlangsung secara kronik. Ditemukan di organ otak, ikan yang terinfeksi menunjukkan tingkah laku abnormal dengan gerakan Gejalanya adalah mata bengkak atau menonjol, dropsy atau perut kembung, pendarahan mata, insang dan pangkal ekor, Ikan berenang berputar. Ciri pada organ dalam meliputi kerusakan ginjal, hati, limpa dan usus. Infeksi Streptococcus tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas kecuali kematian tiba-tiba secara massal. Penanganannya yang terinfeksi segera dimusnahkan, air yang sedang terinfeksi bakteri segera dibuang, hindari kepadatan tinggi dan pakan berlebih. Ingat, pakan yang tidak terserap dalam waktu 12 jam akan menjadi amoniak.
  • Bakteri mycobacterium sp. Menyebabkan penyakit mycobacteriosis . Gejala klinis: Mycobacteriosis merupakan penyakit yang progresif kronik seperti cacar, ikan lemah, pembengkakan pada kulit, mata menonjol (eksophthalmia) dan borok. Ikan akan kehilangan nafsu makan dan lemah. Gejala ini diawali kemudian tumbuh luka pada sirip dan ekor. Pengobatan: ikan yang terinfeksi segera dimusnahkan, buang air 100 %. Pengobatan melakukan penggantian air baru.
  •  Bakteri nocardia sp adalah penyebab penyakit nocardiosis yang menyerang insang dan daging. Ikan yang terinfeksi menunjukkan gejala hilang nafsu makan, ikan kurus, mulut dan perut bengkak, adanya bintik putih pada kulit, insang, daging dan organ dalam.
  • Bakteri Edwardsiela ictaluri penyebab penyakit Enteric Septicaemia of Catfish (ESC) gejala dari penyakit ini gerakan ikan berenang  secara vertikal.
  • Bakteri Yersinia ruckeri penyebab penyakit Enteric Red Mouth Disease (ERM). Berbentuk batang agak lengkung. Gejala klinis warna merah pada mulut akibat adanya pendarahan pada lapisan subcutan. Gejala lainnya adalah pembengkakan dan erosi pada rahang, kulit jadi kehitaman, pendarahan pada pangkal sirip, mata menonjol dan ikan lemah. Organ dalam meliputi pendarahan pada otot daging, lemak pada usus serta pembengkakakan terjadi pada ginjal dan limfa. Penyakit ini terutama menyerang ikan kecil ukuran panjang sekitar 7.5 cm. Dan diketahui bahwa penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri atau jamur terkait dengan kualitas air karena bakteri akan tumbuh subur pada kualitas air yang buruk. Andai kualitas air bagus, maka tingkat pertumbuhan bakteri akan berkurang. Dan cara menanggulangi penyakit ikan dengan memperbaiki kualitas air. Ikan yang terserang penyakit bakteri atau jamur sebagian besar dapat sembuh sendiri di dalam kolam dengan kualitas air yang sangat bagus, tanpa harus dikarantina. Akan tetapi untuk kasus-kasus tertentu, karantina perlu.

Air Ideal Untuk Habitat Ikan

DO (Disolved Oxygen/Oksigen Terlarut).
DO adalah keyword dalam budidaya ikan.  Kandungan DO menentukan jumlah dan jenis plankton, kepadatan tebar, bahan organik, mineral, aktivitas bakteri.  Konsentrasi DO dibawah 5 ppm, akan membuat lele  menjadi sulit dalam mendapatkan oksigen, sehingga lele akan naik ke permukaan air untuk mendapatkan oksigen. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka lele akan mati lemas. Mengatasi DO adalah dengan jalan
  • Memaksimalisir mesin aerator. Kurangnya aerasi yang diberikan DO menurun.
  • Memaksimalisir mesin Agroculture Treatment Machine.
  • Membuat re-sirkulasi kolam (filterring membantu peningkatan DO)
  • Memberikan kapur, batu zeolit dan arang aktif. Ketiga komponen ini juga berfungsi mengirim mineral kedalam kolam.
  • Altitude/ tinggi tanah di atas permukaan laut; semakin tinggi tingkat altitude, semakin berkurang kandungan oksigen dalam lapisan atmosphere, maka tekanan oksigen yang dilarutkan akan berkurang dalam air.
  • Luas permukaan air, mempunyai efek khusus pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, efek angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kandungan oksigen , namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.
  • Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respirator.
  • Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam saringan biologi, dan juga sisa sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.
  • Jumlah ikan yang terlampau padat.
  • Formalin dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen yang terlarut dalam air.
    engaruhi kandungan DO.
  • Luas permukaan air, efek pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, deru angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kadar DO, namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.
  • Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respiratori.
  • Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam filter biology, sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.
  • Formalin dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen yang terlarut dalam air.
    DO pada malam hari akan menurun akibat proses fotosintesa dan menjelang matahari terbit akan terjadi kenaikan DO. Kadar DO dinyatakan dalam ukuran ppm (part per million). DO diatas 7 meneybabkan kematian ikan air tawar karena tekanan gas yang berlebihan. DO rendah bisa dilihat jika Ikan lele yang menggerombol di pojok kolam, DO dapat juga dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman, kangkung, selada, caisim dapat diandalkan dalam proses foto sintesis pada malam hari, tanaman air akan kembali menggunakan kandungan oksigen yang ada untuk proses respiratory. pengukuran kandungan oksigen yang ada secara periodik. kandungan oksigen yang terlarut pada posisi terendah pada jam 06.-07. Faktor lainnya yang mempunyai efek pada kandungan oksigen dalam air sebagai berikut :

Temperatur atau suhu.

Semakin tinggi suhu air, semakin tinggi pula proses metabolisme dalam tubuh ikan. Sebaliknya jika suhu perairan sangat rendah, maka proses metabolisme akan terhambat dan lele nafsu makannya menurun.  Suhu optimal untuk pertumbuhan lele adalah berkisar antara 28 – 33 0C.
Trik untuk menjaga stabilitas suhu :
  • Perhatikan ketinggian air, disesuaikan dengan kecerahan, DO, suhu dan pH. hingga perubahan suhu air kolam tidak terlalu cepat.
  • Memberikan sekam pada dasar kolam terpal
  • Lakukan penambahan atau pengurangan air disesuaikan dengan suhu air kolam.
Penggunaan heater untuk benih lele.
Jika  suhu  air  rendah,  maka nafsu makan lele akan berkurang  karena proses metabolismenya terhambat, namun jika suhu perairan terlalu tinggi (> 330C), maka proses metabolisme lele akan meningkat dan beban insang untuk membuang hasil ekskresi cair tubuh yang berupa NH3 , akan meningkat. Heater bisa digunakan jika suhu dibawah (< 25 0C)

Total Ammonia Nitrogen(TAN)

Pengukuran TAN bertujuan untuk mengetahui kandungan ammoniak dalam kolam sebagai sisa hasil metabolisme lele,  plankton mati, serta sisa pakan yang tidak terurai. Kadar TAN maksimal dalam kolam adalah 2 ppm. Jika nilai TAN tinggi, artinya limbah bahan organik dalam kolam tidak terurai dengan baik dan air kolam harus segera diganti dengan yang baru.  Kandungan TAN dan NH3 yang tinggi, ditambah dengan pH dan suhu tinggi, maka amoniak akan menjadi berlipat. Resiko nya adalah lele keracunan amoniak segera ganti air sebanyak 30%. Buang air bawah dan ganti dengan yang baru.
Amoniak bebas(NH3).
Amoniak bebas terbentuk karena proses penguraian bahan organik tidak baik. Pakan yang diberikan mengandung kadar protein yang tinggi. Sisa pakan yang tidak terkonsumsi dan kotoran lele akan menumpuk. Jika protein tersebut tidak terurai dengan baik, maka kandungan amoniak dalam kolam akan tinggi. Kadar amoniak bebas  yang distandarkan adalah maksimal 0,01 ppm. Jika lebih dari itu, air kolam harus segera diganti dengan yang baru.
Untuk mengurangi ammonia dalam kolam bisa menggunakan enzimatis dalam mengolah sisa metabolisme lele plankton mati, input bahan organik serta sisa pakan yang tidak terurai menjadi zat yang tidak berbahaya, atau bahkan apabila menggunakan bakteri bacilius akan menghemat pakan.

Alkalinitas

Alkalinitas adalah jumlah basa yang terdapat dalam air. Basa dimaksud  adalah  karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3) dan hidroksida (OH). Alkalinitas kunci penting dalam kualitas air karena mampu dalam menyangga perubahan pH, pengukuran alkalinitas total, diukur pula alkalinitas bikarbonat, yang nilainya distandarkan sama atau sedikit lebih rendah/kecil dari nilai alkalinitas total (³ 70 persen dari nilai alkalinitas total). Standar nilai alkalinitas adalah ³ 80 ppm. Jika air nilai alkalinitas di bawah standar, yang dilakukan adalah aplikasi kapur, bakteri pengurai dan penambahan gas CO2.
Maksimal dari fluktuasi pH adalah 0,5. Jika fluktuasinya di atas itu, lele akan kehabisan energi dalam menyeimbangkan pH tubuh dengan pH lingkungan. Lele stres, pertumbuhan lambat dan mati.

Jenis dan Jumlah plankton

Golongan plankton dibagi yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton adalah jasad renik perairan golongan tumbuh-tumbuhan (nabati), zooplankton masuk dalam golongan hewan (hewani). Jika air didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominasi oleh diatomae, warna air akan coklat. Kontribusi phytoplankton adalah pemasok oksigen terbesar (siang), dan penjaga kestabilan biota air. Parameter yang terpenting adalah menjaga stabilisasi air dan membuat jenis plankton yang beragam, perairan hanya didominansi oleh satu jenis plankton jika plankton tersebut terkena gangguan maka air menjadi rusak.
Mutu air
Tidak banyak peternak pemula yang memperhatikan ini. Kualitas air adalah terpenuhinya semua syarat air. Setiap ikan mempunyai syarat air yang berbeda. Sudahkah anda mengetahui atau mengukur kondisi air kolam anda, syarat minimum yang harus diketahui adalah
  • pH air, kadar Oksigen, salinitas,kecerahan air
  • Toleransi kandungan bacteri salmonela, vibrio, e-colli dan colliform
  • Kandungan zat besi, timbal dan mercuri.
  • Suhu air
Jika mutu air tidak diketahui dengan pasti, kita tidak akan dapat menganalisa dengan akurat jika terjadi kematian ikan, pertumbuhan ikan yang lambat, ikan yang terserang oleh cacar, kembung, terserang jamur aeromonas.
Manajemen Air Pada Kolam Lele
Manajemen air pada dasarnya adalah pengelolaan kualitas air agar selalu berada dalam kondisi optimal yang dibutuhkan dalam budidaya lele. Pengelolaan air sangat penting untuk mengurangi atau mencegah risiko terserang berbagai macam penyakit. Mesin Agroculture Treatment sekarang menjadi idola bagi penggiat agrobisnis diseluruh dunia untuk mensterilkan air, membunuh bakteri patogen dan merubah amoniak menjadi jasad renik sebagai pakan alami ikan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan air :
Warna air dan Kecerahannya
Warna air dipengaruhi oleh kepadatan plankton yang ada pada air, baik itu phytoplankton maupun zooplankton. Kita sebagai pembudidaya lele sebaiknya tahu dan mengikuti perkembangan perubahan warna air dan kecerahannya. Dengan mengetahui perubahan warna air dan tingkat kecerahan maka kita bisa mengantisipasi terjadinya stres dan penyakit pada lele. Apabila warna dan kecerahan sudah di ambang batas optimal maka kita bisa mengurangi 30% air pada kolam dan menggantinya dengan air yang baru dengan kualitas yang lebih baik.
pH air (Potential Hydrogen/Derajat Keasaman).
Dalam budiaya lele, kita menginginkan agar nilai pH air kolam adalah sama atau mendekati sama dengan nilai pH tubuh lele. Hal ini ditujukan agar lele tidak mengalami stres dalam menyesuaikan pH tubuh dengan lingkungannya. Kita harus menjaga  pH  berkisar antara 7 – 8.  PH Netral air adalah 7, berarti dibawah 7 disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Jamur dan bakteri akan berkembang biak pada kondisi asam. Lele mempunyai toleransi bisa hidup di kisaran PH 6-9 yang berarti bahwa lele lebih toleran  basa dari pada asam, namun kondisi ideal untuk kehidupan lele ada pada PH 7-8. Jika nilai pH air berada di bawah kisaran yang distandarkan, maka kita harus menaikkan nilai pH tersebut dengan cara pemberian kapur. Kapur yang digunakan biasanya adalah kapur dolomit, pH air di luar standar yang ditentukan akan berdampak pada metabolisme lele, nafsu makan turun dll.
Air hujan sangat berpengaruh terhadap perubahan pH , secara alami air hujan bersifat asam dengan PH sekitar 5,6. Limpahan air hujan ke kolam dengan intensitas yang tinggi akan menyebabkan PH air kolam turun dan akan membuat ikan lele stress terutama benih lele mengapung dan mati. Penumpukan dan pembusukan bahan organik dan non-organik yang tidak terurai yang berasal dari sisa pakan akibat overfeeding atau dari bangkai lele yang mati tidak termakan oleh lele yang lain juga bisa mempengaruhi perubahan pH air. Segera ketahui perubahan pH tersebut dan segera ambil tindakan sebelum terlambat.

Ciri air dengan PH asam :

  • Air berbuih/berbusa
  • Air bau
  • Pekat akibat banyaknya material padat yang terlarut Akibat pH asam pada Ikan lele :
  • Benih ikan mulai menggantung tegak lurus
  • Ikan malas bergerak
  • Ikan pucat karena mengeluarkan lendir yang berlebihan
Kadar pH untuk lele
  • pH 4                :      Ikan akan mati
  • pH 5                :      Tidak berkembang biak
  • pH 6                :      Pertumbuhan turun
  • pH 7,2 – 7,8    :      Pertumbuhan ideal
  • pH 9                :       Pertumbuhan turun
  • pH 10              :      Tidak berkembang biak
  • pH 11               :      Ikan akan mati

Jenis dan Jumlah plankton

Dikenal ada dua golongan besar plankton yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton adalah jasad renik perairan yang masuk dalam golongan tumbuh-tumbuhan, sedang zooplankton masuk dalam golongan hewan. Parameter kualitas air ini tercermin dari warna dan kecerahan air kolam. Jika suatu perairan didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominansi oleh diatomae, maka warna air akan coklat. Fungsi utama dari phytoplankton dalam perairan adalah pemasok oksigen terbesar (pada siang hari), pakan alami dan penjaga kestabilan ekosistim kolam. Dalam mengelola parameter ini, yang terpenting adalah menjaga stabilitas kualitas air dan bagaimana kita bisa membuat jenis plankton yang beragam, bukan didominansi oleh satu jenis plankton saja. Jika suatu perairan hanya didominansi oleh satu jenis plankton, kekhawatirannya adalah jika plankton tersebut terkena gangguan dan mati massal, maka perairan akan menjadi bening.
Hmmm … !!!
Para peternak di negara-negara maju atas dukungan finansial yang cukup dalam memulai usaha terlebih dahulu melakukan penelitian yang mendalam dengan menggunakan beragam alat ukur air yang akurat.  Data air diperiksa secara detail mulai dari pH air, salinitas, DO, amoniak, nitrit, nitrat, kandungan jamur, virus dan bakteri yang bersarang. Bakteri salmonela, vibrio dan e-colli dan kandungan timbal, zat besi, merkuri mendapat perhatian paling serius dalam mengelola managemen air. Bacteriologi kit atau alat ukur bakteri dalam air lazim dimiliki oleh para peternak ikan dinegara maju.
Bagaimana Indonesia !!!
Berbudidaya di Indonesia sebagian besar masih ditingkat spekulasi, berjibaku atau gambling dan gagal terbanyak karena deru angin surga yang ditiupkan oleh para petualang. Mengandalkan keberuntungan, jika sukses ya terus jika gagal ya sudah. Mengandalkan anugerah Tuhan. Kita tahu, kwalitas air yang prima seperti di kampung lele Boyolali, parung Bogor, Getem Jember, Tulungagung menguntungkan warga didaerah tersebut. Di Margoyoso Pati pakan dengan protein 25% tanpa pemberian suplemen apapun mampu menghasilkan FCR 0,85.
Di Indonesia penggunaan alat ukur masih asing. Dalam 2 tahun terakhir ini mesin pembunuh bakteri dengan nama dagang Agroculture Treatment Machine sudah mulai banyak digunakan Thailand dan Brunei. Tapi di Indonesia masih minim. Sebagian besar diantara kita orientasi dalam berbudidaya masih berkutat bagaimana memperoleh pakan murah dengan alasan cost terbesar ada pada pakan dan digunakanlah metode-metode bagaimana menekan biaya pakan yang terkenal dengan istilah food convertion ratio (FCR) dengan menciptakan produk-produk enzim, hormon dan probiotik, mencari solusi pengganti pakan pabrik yang mahal. perburuan upaya menekan FCR banyak dilakukan. Ini bagus, beberapa mitra pembudidaya sudah ada yang mampu menciptakan enzim hingga FCR bisa ditingkat optimis sebesar 0,6 (Medan, Jember dan Blitar dan beberapa kota lain) ada yang berhasil. Yang gagal tidak sedikit, layu sebelum berkembang.
Terimakasih telah membaca

Air Ideal Untuk Habitat Ikan

semoga bermanfaat
Kunjungi link ini

Peternakan, Perikanan Dan Pertanian Sistem Modern

Agroculture Treatment Machine

Fermentor Pakan Ternak Tercepat

Dibawah ini adalah report analisa lab  kemampuan mesin ATM (Agroculture Treatment Machine) terhadap bakteri e-colli, salmonella dan colli form. Uji lab diambil sampel dua kolam  lele. Kolam pertama tidak dilakukan treatment dengan mesin ATM dan kolam yang kedua dilakukan treatment . Hasilnya  bacteri colliform  awalnya 460 cpu per 100 ml menjadi 93 cpu, salmonela dan e-colli menjadi negatif. Terjadi perubahan yang signifikan.  Disinilah terlihat tanpa bacteri pathogen membuat ikan lebih tumbuh antara 25%-40% lebih cepat. Dalam uji coba berikutnya sedang diteliti lebih lanjut akan kandungan nitrit, nitrat dan amoniak.
Hasil uji lab mesin ATM pada kolam pembesaran lele
ujilab2
Hasil uji lab mesin ATM pada kolam indukan lele
labor atm-k
Hasil uji lab mesin ATM pada produksi pengolahan lele asap organik
lele endah labor

Mesin ATM type-01
atm2 goes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...