HAMA DAN PENYAKIT IKAN
(Sumber : https://defishery.wordpress.com/2011/03/12/oceanografi/ )
Dalam suatu usaha budidaya ikan yang intensif dengan padat penebaran tinggi, dengan penggunaan pakan buatan yang sangat besar dapat mengakibatkan terjadinya suatu masalah. Masalah terbesar yang sering dianggap menjadi penghambat budidaya ikan adalah munculnya serangan penyakit. Serangan penyakit yang disertai gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi sangat lambat (kekerdilan), mortalitas meningkat, konversi pakan manjadi sangat tinggi dan menurunnya hasil panen (produksi). Ikan yang dipelihara dapat terserang hama dan penyakit karena diakibatkan oleh kualitas air yang memburuk dan malnutrisi. Ikan yang sehat akan mengalami pertumbuhan berat badan yang optimal. Ikan yang sakit sangat merugikan bagi para pembudidaya karena akan mengakibatkan penurunan produktivitas. Oleh karena itu agar ikan yang dipelihara di dalam wadah budidaya tidak terserang hama dan penyakit harus dilakukan pencegahan. Pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan dengan pengobatan, Sebab, pencegahan dilakukan sebelum terjadi serangan, baik hama maupun penyakit, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
1. JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT
1.1. Hama Ikan
Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa,membunuh dan
mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara
bertahap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator),
perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme
pemangsa), yakni makhluk yang menyerang dan memangsa ikan yang biasanya
mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama
sering menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan perairan yang sedang
dilakukan pemeliharaan ikan. Masuknya hama dapat bersama saluran
pemasukan air maupun sengaja datang melalui pematang untuk memangsa ikan
yang ada.
Hama yang menyerang ikan biasanya datang
dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari
dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena
itu untuk mencegah hama ini masuk kedalam wadah budidaya dapat dilakukan
penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan
banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan
carnivora, ular, biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister
atau ucrit, berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama
menyerang ikan hanya pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan
terlalu padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama
sulit memangsanya. Hama yang menyerang ikan budidaya biasanya berupa
ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang larva dan
benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit.
Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah juga akan mengganggu.
Meskipun bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi
ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan hama terhadap ikan :
- Pengeringan dan pengapuran kolam sebelum digunakan. Dalam pengapuran sebaiknya dosis pemakaiannya diperhatikan atau dipatuhi.
- Pada pintu pemasukan air dipasang saringan agar hama tidak masuk ke dalam kolam. Saringan air pemasukan ini berguna untuk menghindari masuknya kotoran dan hama ke dalam kolam budidaya.
- Secara rutin melakukan pembersihan disekitar kolampemeliharaan agar hama seperti siput atau trisipan tidak dapat berkembangbiak disekitar kolam budidaya
Untuk menghindari adanya hama ikan, dilakukan pemberantasan hama dengan menggunakan bahan kimia. Akan tetapi penggunaan bahan kimia ini harus hati-hati hal ini mengingat pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Bahan kimia sintetis umumnya sulit mengalami penguraian secara alami, sehingga pengaruhnya (daya racunnya) akan lama dan dapat membunuh ikan yang sedang dipelihara. Oleh karena itu sebaiknya menggunakan bahan pemberantas hama yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti ekstrak akar tuba, biji teh, daun tembakau dan lain-lain. Bahan ini efektif untuk membunuh hama yang ada dalam kolam dan cepat terurai kembali menjadi netral. Pada Tabel 8.1. di bawah ini kandungan zat aktif serta dosis yang tepat untuk pemberantasan hama.
Ada beberapa tindakan penanggulangan serangan hama yang dapat dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut :
Penanggulangan Ular
1. Ular tidak menyukai tempattempat yang bersih. Karena itu, cara
menghindari serangan hama ular adalah dengan mejaga kebersihan
lingkungan kolam.
2. Karena ular tidak dapat bersarang di pematang tembok, sebaiknya dibuat pematang dari beton atau tembok untuk menghindari serangannya.
3. Perlu dilakukan pengontrolan pada malam hari. Jika ada ular, bisa langsung dibunuh dengan pemukul atau dijerat dengan tali.
Penanggulangan Belut
1. Sebelum diolah, sebaiknya kolam digenangi air setinggi 20 – 30 cm,
kemudian diberi obat pembasmi hama berupa akodan dengan dosis rendah, yakni 0,3 – 0,5 cc per meter kubik air.
2. Setelah diberi pembasmi hama, kolam dibiarkan selama 2 hari hingga belut mati. Selanjutnya air dibuang.
1. Memasang saringan di pintu pemasukan air kolam, sehingga hama ikan gabus tidak dapat masuk.
2. Mempertinggi pematang kolam agar ikan gabus dari saluran atau kolam lain tidak dapat loncat ke kolam yang berisi ikan.
Penyakit adalah terganggunya kesehatan ikan yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang dapat mematikan ikan. Secara garis besar penyakit yang menyerang ikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyakit infeksi (penyakit menular) dan non infeksi (penyakit tidak menular). Penyakit menular adalah penyakit yang timbul disebabkan oleh masuknya makhluk lain kedalam tubuh ikan, baik pada bagian tubuh dalam maupun bagian tubuh luar. Makhluk tersebut antara lain adalah virus, bakteri, jamur dan parasit. Penyakit tidak menular adalah penyakit yang disebabkan antar lain oleh keracunan makanan, kekurangan makanan atau kelebihan makanan dan mutu air yang buruk. Penyakit yang muncul pada ikan selain di pengaruhi kondisi ikan yang lemah juga cara penyerangan dari organisme yang menyebabkan penyakit tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit pada ikanantara lain :
1. Adanya serangan organisme parasit, virus, bakteri dan jamur.
2. Lingkungan yang tercemar (amonia, sulfida atau bahanbahan kimia beracun)
3. Lingkungan dengan fluktuasi ; suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar
4. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan
5. Kondisi tubuh ikan sendiri yang lemah, karena faktor genetik (kurang kuat menghadapiperubahan lingkungan).
1. Sebelum pemeliharaan, kolam harus dikeringkan dan dikapur untuk memotong siklus hidup penyakit.
2. Kondisi lingkungan harus tetap dijaga, misalnya kualitas air tetap baik.
3. Pakan tambahan yang diberikan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Jika berlebihan dapat mengganggu lingkungan dalam kolam.
4. Penanganan saat panen harus baik dan benar untuk menghindari agar ikan tidak lukaluka.
5. Harus dihindari masuknya binatang pembawa penyakit seperti burung, siput atau keong mas.
1. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit noninfeksi tidak menular. Penyakit non-infeksi yang banyak ditemukan adalah keracunan dan kekurangan gizi. Keracunan dapat disebabkan oleh pemberian pakan yang berjamur, berkuman dan pencemaran lingkungan perairan.
2. Penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme pathogen. Organisme pathogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri atau virus. Penyakit non infeksi Gejala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. Biasanya ikan yang mengalami keracunan terlihat lemah dan berenang tidak normal dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik kemudian mati. Penyakit karena kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh. Ikan juga akan terlihat kurang lincah. Untuk mencegah terjadinya keracunan, pakan harus diberikan secara selektif dan lingkungan dijaga agar tetap bersih. Bila tingkat keracunan tidak terlalu parah atau masih dalam taraf dini, ikan-ikan yang stress dan berenang tidak normal harus segera diangkat dan ditempatkan pada wadah yang berisi air bersih, segar dan dilengkapi dengan suplai oksigen. Untuk mencegah kekurangan gizi, pemberian pakan harus terjadwal dan jumlahnya cukup. Pakan yang diberikan harus dipastikan mengandung kadar protein tinggi yang dilengkapi lemak, vitamin A, mineral. Selain itu, kualitas air tetap dijaga agar selalu mengalir lancar dan parameter kimia maupun biologi mencukupi standar budidaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar