PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
(Sumber :https://defishery.wordpress.com/2011/03/12/oceanografi/)
Secara umum hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya hama
dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan antara lain adalah :
- Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen
- Pemeliharaan ikan yang benarbenar bebas penyakit.
- Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas atau daya dukung kolam pemeliharaan.
- Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
- Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
- Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
- Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (Lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
1. Pencegahan Hama
Pada pemeliharaan ikan di kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama lain berupa hewan pemangsa lainnya seperti; udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam kolam akan menjadi pesaing ikan yangdipelihara dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Untuk menghindar serangan hama pada kolam sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar kolam dibersihkan. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Leptotilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas kolam dengan lembararan jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, juga ikan tidak akan melompat keluar.
2. Pencegahan Parasit dengan Penyaringan Air Sistem
Filter Mekanik
Filter mekanik merupakan sebuah alat untuk memisahkan material padatan
dari air secara fisika (berdasarkan ukurannya), dengan cara
menangkap/menyaring material-material tersebut sehingga tidak terbawa
pada air pemasukan. Material-material tersebut dapat berupa suspensi
partikel kecil atau parasit ikan. Oleh karena itu fungsi filter mekanik
selain menyaring partikel juga parasit yang berukuran besar tidak dapat
masuk dalam kolam. Partikel padatan dalam hal ini bukan merupakan bahan
terlarut tetapi merupakan suatu suspensi. Ukurannya dapat bervariasi
dari sangat kecil, hingga tidak bisa dilihat oleh mata (sebagai contoh:
partikel, plankton, organisme parasit, bakteri yang menyebabkan air
keruh). Partikelpartikel ini dapat terperangkap dalam berbagai jenis
media, dengan syarat diameter lubangnya atau porinya lebih kecil dari
diameter partikel. Media tersebut dapat berupa kapas sintetis atau bahan
berserabut lain, spong, kaca atau keramik berpori, kerikil, pasir, dll.
Bahan yang diperlukan untuk sebuah filter mekanik adalah berupa bahan
yang tahan lapuk, memiliki lubanglubang (pori-pori) dengan diameter
tertentu sehingga dapat menahan atau menangkap partikel-partikel yang
berukuran lebih besar dari diameter media filter tersebut.
partikel lebih kecilpun lamakelamaan akan bisa tertangkap. Keadaan ini dapat membawa kesimpulan yang salah,bahwa filter mekanik semakin lama akan semakin efektif. Pada kenyataannya tidak demikian, dengan semakin “efektifnya” filter mekanik akan membawa ke keadaan dimana tidak akan ada lagi sebuah partikelpun, termasuk air, yang bisa dilewatkan. Dengan kata lain filter akan tersumbat total sehingga gagal berfungsi.
Penumpukan partikel-partikel
pada media filter mekanik. Meskipun pada awalnya akan dapat meningkatkan
efektifitas filter, tapi dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan
terjadinya penyumbatan sehingga filter gagal berfungsi. Hal yang umum
terjadi adalah semakin halus pori-pori media filter mekanik yang
digunakan akan semakin cepat pula penyumbatan terjadi. Apabila
penggunakan media sangat halus ini perlu dilakukan maka dengan
menggunakan sistem filter mekanik bertingkat akan dapat menolong
mengurangi resiko terjadinya penyumbatan dengan cepat. Filter mekanik
perlu dirawat dan dibersihkan secara periodik agar dapat tetap berfungsi
dengan baik. Kontrol terhadap kondisi filter ini sebaiknya dilakukan
secara rutin. Apabila media sudah tidak dapat lagi berfungsi dengan baik
karena rusak atau terdekomposisi, maka perlu dilakukan penggantian
dengan media baru. Selain itu agar dapat melakukan pembuatan filter
secara mekanik yang akan digunakan dalam kolam pemeliharaan ikan dapat
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan pembuatan filter
2. Bersihkan wadah.dan peralatan dengan menyikat secara seksama agar semua kotoran hilang.
3. Bersihkan bahan dengan membilaskan air bersih
4. Susunlah bahan filter seperti gambar dibawah ini
5. Pasang frame besi dengan kawat kasanya
6. Pasang pompa diatas kotak plastik.
7. Jalankan pompa, catat kondisi air yang keluar.
8.2.3. Pencegahan terhadap beberapa penyakit
Pencegahan terhadap white spot Tindakan
karantina terhadap ikan yang akan dipelihara merupakan tindakan
pencegahan yang sangat dianjurkan dalam menghindari berjangkitnya white
spot. Pada dasarnya white spot termasuk mudah dihilangkan apabila
diketahui secara dini. Berbagai produk anti white spot banyak dijumpai
di tokotoko perikanan. Produk ini biasanya terdiri dari senyawa-senyawa
kimia seperti metil biru, malachite green, dan atau formalin. Meskipun
demikian, ketiga senyawa itu tidak akan mampu menghancurkan fase
infektif yang hidup di dalam tubuh kulit ikan. Oleh karena itu,
pemberian bahan ini harus dilakukan berulang-ulang untuk menghilangkan
white spot secara menyeluruh dari wadah pemeliharaan. Perlu diperhatikan
bahwa spesies ikan tertentu, khususnya yang tidak bersisik, seperti
lele, diketahui sangat tidak toleran terhadap
produk-produk anti white spot, oleh karena itu, perhatikan cara
pemberian obat-obatan tersebut pada kemasannya dengan baik Perlakuan
perendaman dengan garam dalam jangka panjang (selama 7 hari pada dosis
2ppt (part per thousand)) diketahui dapat menghilangkan white spot.
Perlakuan ini hanya dapat dilakukan pada ikan-ikan yang tahan
terhadap garam. Wadah dapat dibersihkan dari white spot dengan cara
memindahkan seluruh ikan dari wadah tersebut. Pada lingkungan tanpa ikan
sebagai inang, fase berenang dari whte spot akan mati dengan
sendirinya. Pada wadah pemeliharaan ikan dengan suhu diatas 21°C, akan
terbebas dari white spot setelah dibiarkan selama 4 hari. Akan lebih
aman lagi apabila wadah tersebut dibiarkan selama 7 hari. Semua
peralatan budidaya juga akan terbebas dari white spot setelah dibiarkan
selama 7 hari. Radiasi dengan sinar ultra violet dapat pula membantu
mengurangi populasi white spot. Ikan yang lolos dari serangan white spot
diketahui akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. Kekebalan
ini dapat bertahan selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Meskipun
demikian ketahanan ini dapat menurun apabila ikan yang bersangkutan
mengalami stres atau terjangkit penyakit lain. Untuk mencegah agar tidak
berjangkit penyakit bintik putih, air kolam harus sering diganti atau
dialiri air baru yang segar dan jernih. Harus dijaga agar air buangan
ini tidak menularkan kepada ikan di kolamkolam lain.
Pencegahan jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya tetap baik. Agar ikan tidak terluka, perlakuan hati-hati pada saat pemeliharaan ikan sangat perlu diperhatikan. Pencegahan terhadap bakteri Pada umumnya bibit penyakit, apalagi berupa bakteri yang sangat kecil dan sudah tersebar di semua perairan, sukar sekali diberantas sampai tuntas. Karena air merupakan media penular yang membawa bibit-bibit penyakit secara luas. Maka cara pencegahanlah yang harus dipahami benar-benar oleh petani ikan. Ikan akan terhindar dari wabah penyakit apabila ikan selalu dalam kondisi yang baik. Kondisi baik artinya, makanan cukup, keadaan lingkungan baik, bersih dari segala pencemaran, agar ikan-ikan berdaya tahan tinggi untuk membentuk kekebalan alamiah terhadap berbagai penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar