GEJALA SERANGAN PENYAKIT PADA IKAN
(Sumber : https://defishery.wordpress.com/2011/03/12/oceanografi/)
Berdasarkan tempat tumbuhnya penyakit di dalam tubuh ikan maka bagian
tubuh ikan yang diserang penyakit dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
1. Bagian luar tubuh ikan yaitu kulit, sirip, mata, hidung dan insang.
Ikan yang terserang penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat dan berlendir. Ikan tersebut biasanya akan menggosokgosokkan tubuhnya pada bendabenda yang ada di sekitarnya. Sedangkan serangan penyakit pada insang menyebabkan ikan sulit bernafas, tutup insang mengembang dan warna insang menjadi pucat. Pada lembaran insang sering terlihat bintik-bintik merah karena pendarahan kecil (peradangan).
2. Bagian dalam tubuh ikan.
Penyakit yang menyerang organ dalam sering mengakibatkan perut ikan membengkak dengan sisik yang berdiri. Sering pula dijumpai perut ikan menjadi kurus. Jika menyerang usus, biasanya akan mengakibatkan peradangan dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan keseimbangan pada saat berenang. Oleh karena itu ikan dikatakan sakit bila terjadi suatu kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis. Secara anatomis terjadi kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip dan perut. Secara fisiologis terjadi kelainan fungsi organ seperti; penglihatan, pernafasan, pencernaan, sirkulasi darah dan lainlain. Gejala yang diperlihatkan dapat berupa kelainan perilaku atau penampakan kerusakan bagian tubuh ikan. Adapun ciri-ciri ikan sakit adalah sebagai berikut;
1. Behaviour (perilaku ikan)
- Ikan sering berenang di permukaan air dan terlihat terengah-engah (megapmegap).
- Ikan sering menggosokgosokan tubuhmya pada suatu permukaan benda.
- Ikan tidak mau makan (nafsu makan menurun).
- Untuk jenis ikan yang sering berkelompok, maka ikan yang sakit akan memisahkan diri dan berenang secara pasif
2. Equilibriun
Equibriun artinya keseim-bangan, ikan yang terserang penyakit
keseimbangannya terganggu, maka ikan berenang oleng, dan loncat-loncat
tidak
teratur, bahkan menabrak dinding bak.
3. External lesion Adalah abnomalitas dari organ tubuh tertentu karena
adamya serangan penyakit. External lesion pada ikan antara lain:
- Discoloration
Pada ikan sehat mempunyai warna tubuh normal sesuai dengan pigmen yang dimilikinya. Kelainan pada warna yang tidak sesuai dengan
pigmennya adalah suatu discoloration. Seperti warna gelap menjadi pucat dan lain-lain.
- Produksi lendir
Lendir pada ikan sakit akan berlebihan bahkan sampai menyelimuti tubuh ikan tergantung pada berat tidaknya tingkat infeksi.
- Kerusakan organ luar
Kelainan bentuk organ ini disebabkan
oleh parasit tertentu yang menyebabkan kerusakan organ seperti pada
kulit, sirip, insang dan lainlain.
Pada insang dapat menyebabkan insang terlihat pucat atau adanya bercak merah.
4. Faktor kondisi
Pada ikan sehat mempunyai korelasi antara bobot (M) dan panjang (L) ikan yang seimbang yaitu dengan rumus sebagai berikut
Dimana :
M : berat ikan (gr)
L : panjang ikan (cm)
Ikan mempunyai nilai K yang berbeda-beda tergantung jenisnya bila nilai K berubah dari normal maka ikan dikatakan sakit.
Pada ikan mas sehat K = 1,9
sedangkan yang sakit K = 1,6 ikan
yang mempunyai K < 1,4 ikan tidak dapat hidup lagi.
Gejala penampakan kerusakan bagian tubuh ikan antara lain:
1. Dropsy
Dropsy merupakan gejala dari suatu penyakit bukan penyakit itu sendiri.
Gejala dropsy ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada rongga tubuh
ikan. Pembengkakan tersebut sering menyebabkan sirip ikan berdiri
sehingga penampakannya akan menyerupai buah pinus.
Pembengkakan terjadi sebagai akibat berakumulasinya cairan, atau
lendir dalam rongga tubuh (Gambar 8.21). Gejala ini disertai dengan,
- malas bergerak,
- gangguan pernapasan,
- warna kulit pucat kemerahan
Gambar 8.21. Akumulasi cairan Akumulasi cairan selain akan menyisakan rongga yang “menganga” lebar, juga akan menyebabkan organ dalam tubuh ikan tertekan. Bila gelembung renang ikut tertekan dapat menyebabkan keseimbangan ikan terganggu Secara alamiah bakteri penyebab dropsy kerap dijumpai dalam lingkungan, tetapi biasanya dalam jumlah normal dan terkendali.Perubahan bakteri ini menjadi patogen, bisa terjadi karena akibat masalah osmoregulator ;pada ikan yaitu,
- kualitas air yang kurang baik
- menurunnya fungsi kekebalan tubuh ikan,
- malnutrisi atau karena faktor genetik. malnutrisi atau karena faktor genetik. Infeksi utama biasanya terjadi melalui mulut, yaitu ikan secara sengaja atau tidak memakan kotoran ikan lain yang terkontaminasi patogen atau akibat kanibalisme terhadap ikan lain yang terinfeksi.
2. Kelainan Gelembung Renang
Gelembung renang (swimbladder) adalah organ berbentuk kantung berisi
udara yang berfungsi untuk mengatur ikan mengapung atau melayang di
dalam air, sehingga ikan tersebut tidak perlu berenang terus menerus
untuk mempertahankan posisinya. Organ ini hampir ditemui pada semua
jenis ikan. Beberapa kelainan atau masalah dengan gelembung renang, yang
umum dijumpai, adalah :
- sebagai akibat dari luka dalam, terutama akibat berkelahi atau
- karena kelainan bentuk tubuh.
Beberapa jenis ikan yang hidup di air deras seringkali memiliki gelembung renang yang kecil atau bahkan hampir hilang sama sekali, karena dalam kondisi demikian gelembung renang boleh dikatakan tidak ada fungsinya. Untuk ikan-ikan jenis ini, kondisi gelembung renang demikian adalah normal dan bukan merupakan suatu gejala penyakit. Mereka biasanya hidup di dasar atau menempel pada subtrat.
Contoh kasus kelainan
gelembung renang (swim bladder) pada ikan “red parrot”, ikan berenang
dengan kepala di bawah. Tanda-tanda penyakit kelainan gelembung renang
Perilaku berenang tidak normal dan kehilangan keseimbangan. Ikan tampak kesulitan dalam menjaga posisinya
dalam air. Kerusakan gelembung renang menyebabkan organ ini tidak bisa
mengembang dan mengempis, sehingga menyebabkan ikan mengapung
dipermukaan atau tenggelam. Dalam beberapa kasus ikan tampak berenang
dengan kepala atau ekor dibawah atau terapung pada salah satu sisi
tubuhnya, atau bahkan berenang terbalik.
3. Mata Berkabut (Cloudy Eye)
Mata berkabut atau “cloudy eye” ditandai dengan memutihnya selaput mata
ikan. Permukaan luar mata tampak dilapisi oleh lapisan tipis berwarna
putih. Secara umum gejala ini disebabkan oleh Kondisi kualitas air yang
memburuk, terutama sebagai akibat meningkatnya kadar amonia dalam air.
Apabila gejala mata berkabut terjadi, maka hal yang harus dicurigai
terlebih dahulu adalah kondisi air. Koreksi parameter air hingga sesuai
dengan keperluan ikan yang bersangkutan. Apabila gejala ini terjadi,
sedangkan parameter air dalam keadaan normal, maka terdapat kemungkinan
gejala tersebut disebabkan oleh hal lain.
4. Sembelit (Konstipasi) Sembelit atau konstipasi (constipation)
merupakan gejala yang tidak jarang dijumpai pada ikan, dengan ciri utama
ikan kehilangan nafsu makan, tidak bisa buang kotoran, dan malas
(berdiam diri di dasar). Dalam kasus berat bisa disertai dengan nafas
tersengal 422
sengal (megap-megap) dan badan mengembung.
5. Ulcer
Ulcer merupakan suatu pertanda tarjadinya berbagai infeksi bakteri
sistemik pada ikan. Fenomena ini biasanya ditandai dengan munculnya
borok/luka terbuka pada tubuh ikan. Sering pula borok ini disertai
dengan memerahnya pinggiran borok tersebut. Ulcer dapat memicu
terjadinya infeksi sekunder terutama infeksi jamur, selain itu, dapat
pula disertai dengan gejala penyakit bakterial lainnya seperti kembung,
dropsi, kurus, atau mata menonjol (pop eye).
6. Busuk Mulut
Tanda-tanda penyakit adalah : mulut membengkak, mulut tidak bisa
mengatup disusul kematian dalam waktu singkat. Busuk mulut merupakan
penyakit akibat infeksi bakteri. Kehadiran penyakit ini ditandai dengan
munculnya memar putih atau abu-abu disekitar kepala, sirip, insang dan
rongga mulut. Memar tersebut kemudian akan bekembang menjadi bentukan
berupa kapas berwarna putih kelabu, khususnya di sekitar mulut, sehingga
mulut sering menjadi tidak bisa terkatup. Kehadiran benda ini tidak
jarang sulit dibedakan dengan serangan jamur. Oleh karena itu, untuk
memastikan dengan jelas diperlukan pengamatan dibawah mikroskop. Pada
serangan ringan, seperti ditunjukkan oleh adanya memar putih saja,
kematian dapat terjadi setelah timbulnya kerusakan fisik yang berarti.
Sedangkan dalam serangan akut dan cepat, yang biasanya terjadi di dearah
dengan suhu udara hangat seperti di Indonesia, penyakit tersebut dapat
berinkubasi kurang dari 24 jam dan kematian terjadi dalam waktu 2 – 3
hari, diantaranya disertai dengan rontoknya mulut. Meskipun demikian, di
beberapa kasus bisa terjadi kematian tanpa disertai gejala fisik
apapun, sehingga apabila dijumpai kematian mendadak pada ikan, salah
satu yang perlu dicurigai adalah akibat serangan penyakit ini.
7. Bintik Putih – White Spot (Ich)
White spot atau dikenal juga sebagai penyakit “ich”, merupakan penyakit
ikan yang disebabkan oleh parasit. Penyakit ini umum dijumpai pada
hampir seluruh spesies ikan. Secara potensial white spot dapat berakibat
mematikan. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih
di sekujur tubuh dan juga sirip. Inang white spot yang bervariasi,
siklus hidupnya serta caranya meperbanyak diri dalam air memegang
peranan penting terhadap berjangkitnya penyakit tersebut. Tanda-tanda
Penyakit Siklus hidup white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan
tesebut secara umum dapat dibagi dua yaitu :
Tahapan infektif dan Tahapan tidak infektif (sebagai “mahluk” yang hidup
bebas di dalam air atau dikenal sebagai fase berenang). Gejala klinis
white spot merupakan akibat dari bentuk tahapan sisklus infektif. Ujud
dari “white spot” pada tahapan infektif ini dikenal sebagai Trophont.
Trophont hidup dalam lapisan epidermis kulit, insang atau rongga mulut.
Oleh karena itu, julukan white spot sebagai ektoparasit dirasa kurang
tepat, karena sebenarnya mereka hidup dilapisan dalam kulit, berdekatan
dengan lapisan basal lamina. Meskipun demikian parasit ini tidak sampai
menyerang lapisan di bawahnya atau organ dalam lainnya.
Gambar 8.24. Ikan yang terserang “white spot”Ikan-ikan yang terjangkit akan
menunjukkan gejala sebagai berikut : Penampakan berupa bintik-bintik
putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut. Masing-masing bintik ini
sebenarnya adalah individu parasit yang diselimuti oleh lapisan semi
transparan dari jaringan tubuh ikan. Pada awal perkembangannya bintik
tersebut tidak akan bisa dilihat dengan mata. Tapi pada saat parasit
tersebut makan, tumbuh dan membesar, sehingga bisa mencapai 0.5-1 mm,
bintik tersebut dapat dengan mudah dikenali. Pada kasus berat beberapa
individu dapat dijumpai bergerombol pada tempat yang sama. Ikan yang
terjangkit ringan sering dijumpai menggosok-gosokan tubuhnya pada
benda-benda lain di dalam air sebagai respon terhadap terjadinya iritasi
pada kulit mereka. Sedangkan ikan yang terjangkit berat dapat
menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut : Mengalami kematian sebagai
akibat terganggunya sistem pengaturan osmotik ikan, Akibat gangguan
pernapasan, atau Menyebabkan infeksi sekunder. Ikan berukuran kecil dan
burayak dapat mengalami kematian setelah beberapa hari terjangkit berat.
Ikan yang terjangkit berat akan menunjukkan perilaku abnormal dan
disertai dengan perubahan fisiologisantara lain adalah :
Ikan tampak gelisah atau meluncur kesana kemari dengan cepat Siripnya
tampak bergetar (mungkin sebagai akibat terjadinya iritasi pada sirip
tersebut).Pada ikan yang terjangkit sangat , mereka akan tampak lesu,
atau terapung di permukaan. Kulitnya berubah menjadi pucat dan
mengelupas. Sirip tampak robek-robek dan compang-camping.Insang juga
tampak memucat. Kerusakan pada kulit dan insang ini akan memicu ikan
mengalami stres osmotik dan stres pernapasan. Stres pernapasan
ditunjukkan dengan pergerakan tutup insang yang cepat (megap-megap) dan
ikan tampak mengapung di permukaan dalam usahanya untuk mendapatkan
oksigen lebih banyak. Apabila ini terjadi, ikan untuk dapat disembuhkan
akan relatif sangat kecil.
8. Keracunan Kolam maupun akuarium merupakan suatu ekosistem kecil yang
sangat terbatas, oleh karena itu terjadinya pencemaran oleh bahan
beracun yang dapat terakumulasi pada ekosistem tersebut. Beberapa bahan
beracun yang dapat masuk kedalam lingkungan kolam maupun akuarium baik
sengaja maupun tidak, antara lain adalah: Obat-obatan yang sengaja
diberikan untuk mengatasi/mencegah suatu penyakit pada ikan.
Bahan kimia yang secara tidak sengaja digunakan disekitar akuarium,
sperti parfum, aerosol, asap rokok berlebihan, minyak, insektisida, cat,
deterjen atau sabun. Hasil metabolisme ikan yaitu urine dan kotoran
ikan. Kualitas air sumber yang tercemar.
Obat-obatan atau bahan kimia seperti kaporit Pembusukan bahan-bahan organik pada dasar wadah dapat pulamenyumbangkan bahan beracun,seperti; amonia, nitrit, dan nitrat Ikan beracun: Beberapa jenis ikan dan binatang tertentu (terutama dari lingkungan air laut) diketahui mengandung racun. Oleh karena itu, binatang binatang ini bisa menimbulkan akibat fatal pada ikan lainnya. Beberapa contoh dari golongan binatang beracun ini adalah; skinned puffer, boxfish, truckfish, soapfish, lionfish, scorpion fish, ikan pari, anemon, mentimun laut, gurita, koal api, spong api, landak laut, dan fireworms. Pada umumnya binatang-binatang tersebut akan mengeluarkan racunnya apabila dalam keadaan terancam atau ketakutan. Beberapa jenis juga dapat mengeluarkan racunnya apabila terluka atau sakit. Gejala keracunan pada ikan: Ikan meluncur dengan cepat kesana kemari secara tiba-tiba, Berenang dengan liar, dan terkadanghingga menabrak benda-benda yang adad. Nafas tersengal-sengal. Warna menjadi pudar. Terkadang tergeletak di dasar wadah dangan nafas tersengal-sengal. Oleh karena itu, apabila ikan secara tiba-tiba dan serentak (hampir menimpa seluruhnya) bernapas tersengal-sengal bisa dipastikan airtercemar bahan beracun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar