PEMBANGUNAN WADAH BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
PEMELIHARAAN ikan pertama kali dilakukan dengan kolam dan hingga kini penggunaannya masih paling banyak.Kolam adalah tubuh air yang dibangun dengan membendung aliran air atau menggali suatu area tanah dan galiannya untuk pembuatan pematang.Secara umum ada dua tipe konstruksi kolam, yaitu kolam pembendungan dan kolam penggalian yang dibangun pada kondisi geografik yang nyata.
Kolam pembendungan dibentuk dengan membangun dam, pematang atau bangunan sejenisnya untuk menahan aliran air.Sedangkan kolam galian dibangun dengan menggali dan memindahkan tanah dan area sehingga membentuk lubang yang kemudian diisi air.
Kolarn galian yang dibangun pada topografi datar memiliki kelemahan biaya pemindahan yang diperlukan cukup besar dan pengeluaran air harus dipompa. Oleh karena itu, dalam pembangunan kolam bendungan maupun kolam galian, agar dapat mengisi dan mengeluarkan airnya dengan gaya gravitasi, maka diperlukan pemilihan lahan serta perencanaan pembangunan yang baik.
Perencanaan dan Pembangunan Kolam
1. Perencanaan Kolam
a. Tata ruang
Lahan usaha budidaya ikan air tawar terdiri atas:
1) Bangunan budidaya
Bangunan budidaya yang terdiri atas petakan-petakan kolam yang ukuran dan fungsinya dapat berbeda-beda.Petakan-petakan kolam dihubungkan oleh jaringan irigasi, yang meliputi saluran air masuk dan keluar, pintu air masuk dan pintu pembuangan air.
2) Bangunan pendukung
Bangunan pendukung meliputi gudang untuk pakan, pupuk dan alat-alat, rumah penjaga, tempat genset, jakan, jembatan, pagar dan lain-lain.Tata letak setiap bangunan diatur agar dapat efisien sesuai dengan topografi lahan, kebutuhan teknik pengelolaan serta seni tata ruang.Dengan demikian lahan usaha budidaya ikan disamping sebagai tempat produksi yang tidak terlalu eksklusif, juga dapat dinikmati keindahannya.
b. Desain kolam
1) Ukuran dan bentuk kolam
Ukuran dan bentuk kolam ditentukan oleh topografi, fungsi dan sistem pengelolaannya.Tidak ada ukuran pasti yang paling baik untuk budidaya, tetapi secara umum dihindari ukuran kolam yang terlalu besar karena sulit pengelolaannya atau terlalu kecil karena biaya kostruksinya lebih besar. Ukuran terkecil yang bisa disebut kolam adalah 100 m2 (satu are), yang lebih kecil dan disebut bak. Bentuk kolam bisa lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang ataupun tidak beraturan. Bentuk persegi panjang dengan raslo panjang dan lebar 1,5 – 2:1 relatif ideal untuk kolam ditinjau dan aliran airnya. Kolam ukuran kecil berbentuk persegi panjang, relatif dalam, dengan konstruksi beton biasanya digunakan untuk kolam air deras.Kolam tanah untuk pembesaran yang mudah dikelola dan cukup produktif adalah berkisar 500 - 2.500 m2 dan berbentuk empat persegi panjang.
2) Kedalaman air
Kedalaman air kolam tergantung pada jenis, fungsi dan ukuran ikan serta toe peneIoIaannya.Kedalaman air berhubungan dengan penghantaran panas penetrasi cahaya matahari serta perkembangan tumbuhan air yang tidak dikehendaki.Kolam yang terlalu dalam kurang baik karena penghantaran panas dan penestrasi cahaya tidak sampai dasar perairan, sehingga terjadi stratifikasi suhu. Sedangkan apabila kolam terlalu dangkalakan medorong perkembangan tumbuhan air menjadi cepat. Pada kolam tradisional kedalaman kolam berkisar 0,5 - 1,0 m, sedangkan untuk kolam intensif 1,0 - 1,5 m, bahkan ada yang 2-3 m. Kedalaman air akan mempengaruhi tinggi dan lebar pematang.
3) Pematang
Satu unit perkolaman biasanya memiliki pematang yang berbeda-beda ukurannya, yakni pematang primer, sekunder dan tersier.Pematang primer adalah pematang utama yang mengelilingi seluruh unit perkolaman dan dapat berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan sarana produksi dan hasil panen.Pematang sekunder adalah pematang pembagi antara petakan kolam, sedangkan pematang tersier adalah pematang pembagi berikutnya.Besar kecilnya pematang juga pada luas kolam dan jenis tanah.
Ukuran profil pematang meliputi:
• Lebar atas bervariasi dengan kisaran 1-3 m. Lebar 1 m biasanya untuk pematang sekunder dan 2-3 m untuk pematang primer atau untuk jalan.
• Tinggi pematang, dihitung dari hasil penambahan kedalaman air, kedalaman untuk menahan aksi gelombang, kedalaman untuk bagian pematang yang tidak terkena air, dan kedalaman air yang diperlukan karena penumnan pematang akibat pengeringan tanah. Pematang yang tidak kena air (freeboard) ditambahkan sebagai faktor keselamatan untuk mencegah meluapnya air dan agar ikan tidak meloncat. Tinggi pematang untuk freeboard adalah 0,3 - 0,5 m. Penurunan pematang akibat penyusutan tanah (settlement allowance) terjadi karena pada waktu pembuatan pematang, tanah harus basah atau mengandung kadar air optimum yang tergantung pada tekstur tanah. Penurunan pematang akibat pengeringan tanah dinyatakan dalam persen tinggi pematang, yaitu berkisar 10 - 15%.
Kemiringan sisi pematang (slope), menunjukkan rasio lebar dasar terhadap tinggi pematang. Apabila lebar dasar sama dengan tinggi pematang, berarti kemiringannya 1:1. Sedangkan apabila lebar dasar dua kali tingginya maka kemiringannya 2:1. Dengan kata lain apabila kemiringan pematang 2:1, maka setiap kenaikan tinggi 1 m terjadi penambahan lebar dasar 2 m. Kemiringan sisi pematang tergantung pada jenis tanah. Pada jenis tanah liat dapat digunakan kemiringan antara 1:1 sampai 2:1.Kemiringan sisi pematang bisa dibuat berbeda untuk efisiensi lahan tanpa mengurangi kekuatannya. Sisi miring yang menghadap air(basah) biasanya lebih landai daripada di luar yaitu yang menghadap saluran pembuangan atau kolam lain. Volume tanah untuk pematang adalah Volume (m3) = Luas trapesftm (m2) x panjang total pematang (m).
4) Dasar Kolam
Secara keseluruhan dasar kolam dibuat miring dari sisi air masuk ke arah sisi air keluar, dengan kemiringan 0,2 - 0,3%. Di tengah-tengah petakan kolam, dari pintu air masuk menuju pintu air keluar, dibuat kemalir dengan lebar 50 cm dan dalam 10 - 20 cm. Pembuatan kemahir ini bertujuan untuk memudahkan pemanenan dan pengeringan kolam.Di muka pintu air keluar, kemahir ini diperlebar sampai 2-3 m, lebih diperdalam dan dasarnya permanen, yang berguna untuk mengumpulkan dan menangkap ikan pada waktu panen.
5) Saluran air
Ada dua macam saluran, yaitu saluran untuk air masuk dan air buangan. Sistem saluran harus dirancang agar setiap kolam tidak tergantung pada kolam lain dalam hal pemasukan dan pembuangan air. Sistem pengairan ini disebut sistem pararel yang Iebih menguntungkan daripada sistem seri.Penampang saluran air bisa berbentuk trapesium atau persegi.
6) Pintu air
Pintu air terdiri atas pintu air masuk dan keluar.Pintu air masuk dapat dibuat dari bambu, plempem tanah hat, pipa paralon atau semen yang dipasang pada atang. Pintu air keluar ada dua macam yaitu untuk pengeringan total dan untuk buangan air luapan. Pintu air keluar dapat pula berupa pipa, bangunan beton uka dan monik.Pintu air sistem monik paling direkomendasikan untuk digunakan karena paling sesuai atas pertimbangan teknis, biologis, kuantitas dan kualitas air.Pintu air harus dilengkapi dengan saringan.Pintu air masuk dan keluar bisa ditempatkan pada salah satu pematang atau terpisah pada dua pematang pendek yang berseberangan.
2. Prosedur Pembangunan Kolam
Pembuatan kolam harus berdasarkan pada desain gambar yang telah dibuat dari hasil pengamatan dan pengukuran lapangan. Dalam desain gambar tersebut tercantum luas dan topografi lokasi, rencana perkolaman, saluran dan fasilitas-fasilitas lain. Adapun prosedur pembangunan kolam adalah sebagal berikut:
a. Pembersihan lahan
Pohon yang ada pada lahan harus ditebang, tonggak, akar pohon, semak belukar dan rumput juga harus dibersihkan.
b. Penandaan profil pematang
Penandaan profil pematang dan saluran dibuat dengan menggunakan alat Dantu berupa patok-patok bambu atau kayu dan tali yang dipasang sesuai dengan uuran yang sudah ditentukan.
c. Pembuatan pematang
Sebelum penggalian dan penimbunan tanah untuk pematang, lapisan tanah bagian atas (top soil) di lahan harus dikumpulkan terlebih dahulu.Penimbunan tanah setiap petakan dilakukan selebar penuh ke arah horisontal, lapis demi lapis.Setiap lapisan tebalnya tidak lebih dari 30-40 cm dan tanah yang digunakan harus cukup basah dan dimampatkan sampai 90%. Apabila perlu untuk mencegah besan air ke samping melalui pematang (seepage), bagian tengah pematang bagian tengah pematang digali lebih dalam (di bawah top soil), kemudian ditimbun dengan tanah kedap air. Bagian ini disebut core dari pematang.
d. Dasar kolam
Dasar kolam dibentuk miring dan dibuat kemalir.Kemiringan dibuat dari sisi air ke arah sisi air keluar, juga dari sisi-sisi lainnya kearah kemalir.Apabila pembentukan dasar kolam sudah selesai, tanah top soil disebarkan ke permukaan Kolam, termasuk permukaan pematang, agar tanah dasar tetap subur.
e. Penutupan pematang
Untuk mengurangi erosi tanah pematang, permukaan pematang ditutup dengan tanaman rumput.Dalam jumlah kecil, pematang dapat ditutup dengan gebalan tanaman rumput, tetapi bila jumlah luas gebalan rumput dapat dibagi-bagi kemudian ditanam atau dengan menebar biji rumput ke seluruh permukaan pematang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar