Minggu, 24 November 2019

PENEBARAN IKAN

Sumber : https://riskyhandayani.wordpress.com/2012/05/03/penebaran-ikan/

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan melakukan berbagai fungsi fisiologis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Fungsi fisiologis tersebut diantaranya adalah pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Usaha yang banyak dilakukan saat ini dalam budidaya ikan adalah memacu pertumbuhan yang cepat melalui pemberian pakan yang optimal.
Pada budi daya ikan, pakan merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan mengingat hampir 60% dari biaya produksi digunakan untuk penyediaan pakan. Pakan yang mempunyai kandungan nutrien yang lengkap dan seimbang dapat mempercepat pertumbuhan. Protein merupakan nutrien yang paling penting karena merupakan bagian terbesar dari daging ikan yaitu
sekitar 65−75% dan berfungsi sebagai bahan pembentuk jaringan tubuh dalam proses pertumbuhan (Halver, 1988).
Penebaran ikan yang dilakukan juga akan mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya ikan. Ikan yang terlalu tinggi atau padat tebarnya terlau banyak akan menyebabkan persaing dalam penggunaan oksigen dan ruang gerak, selain itu juga akan mempengaruhi kebutuhan pakan yang dikonsumsi. Oleh karena itu penebaran yang dilakukan sebaiknya sebelum melakukan penerbaran ikan harus memperhatikan factor daya dukung kolam sehingga ikan yang ditebar bisa berkembang dengan baik. Untuk mengetahui pertumbuhan ikan yang ditebar dan perkembangannya oleh karena itu kami mencoba mempraktikan penebaran ikan di bak pemeliharan di Departemen Perikanan Budidaya.
B. Tujuan
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan maka tujuannya adalah :
1. Mengetahui pertumbuhan ikan yang ditebar dari segi beratnya
2. Mengetahui pertumbuhan ikan yang ditebar dari segi panjang tubuhnya
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Singkat Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.
Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. (http://migroplus.com/brosur/Budidaya%20ikan%20nila.pdf)
Gambar 1. Ikan Nila
B. Jenis Ikan Nila
Dalam http://migroplus.com/brosur/Budidaya%20ikan%20nila.pdf Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.
Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino.
C. Penebaran Ikan
Dalam Irzal Effendi. 2004 mengatakan penebaran ikan bertujuan untuk menempatkan ikan dalam wadah kultur dengan padat penebaran (Stoking density) tertentu. Benih berasal dari produksi pembenihan atau hasil penangkapan dari alam dengan kreteria :
1. Spesies definitive dan tidak bercampur dengan spesies lain
2. Organ tubuh lengkap
3. Berukuran seragam
4. Respon terhadap gangguan
5. Posisi tubuh dalam air normal
6. Menghadap dan melawan arus
7. Warna cerah
8. Tidak membawa penyakit
Selanjutnya Irzal Effendi. 2004 mengatakan ukuran benih yang ditebar akan menentukan lama waktu pemeliharaan untuk mencapai ukuran panen (harvestable size) tertentu.
D. Pertumbuhan Ikan
Menurut Moch. Ichsan Effendi. 1978 dalam istilah sederhana pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan jumlah. Akan tetapi kalau kita lihat lebih lanjut, sebenarnya pertumbuhan itu merupakan proses biologi yang komplek dimana banyak factor mempengaruhinya.
Selanjutnya Moch. Ichsan Effendi. 1978 mengatakan pertumbuhan dalam individu ialah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kalebihan input energy dan asam amino
(protein) berasal dari makanan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Faktor Dalam (yang sukar dikontrol) diantaranya ialah keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit.
2. Faktor luar diantaranya makanan dan suhu perairan.
Untuk factor suhu diusahakan suhu dalam keadaan optimum dengan memberikan tanaman air agar suhu perairan menjadi stabil. Sedangkan makanan sangat berpengaruh pertumbuhan karena keberhasilkan ikan dalam mendapatkan makanan akan menentukan pertumbuhan ikan tersebut.
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktik pemupukan dilakukan pada tanggal 10 November 2011 sampai tanggal 17 November 2011. Bertempat di bak pemeliharaan Departemen Perikanan Budidaya
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pemupukan sebagai berikut :
A. Alat Fungsi
1. Bak
2. Timbangan digital
3. Seser
4. Selang
5. Baskom
6. Penggaris Untuk memelihara ikan
Untuk menimbang berat ikan
Digunakan untuk mengambil kotoran pada bak
Mengisi air pada bak pemeliharaan
Untuk menguras bak saat sebelum pengisian air
Untuk mengukur panjang ikan
B. Bahan
1. Air
2. Pakan pellet Media pemeliharaan
Sebagai makanan ikan
C. Prosedur kerja
prosedur pemupukan dan penumbuhan pakan alami sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan pembersihan bak dari kotoran dan menguras air lama yang ada di dalam bak
3. Melakukan pengisian air bak
4. Memilih ikan sebanyak 10 ekor kemudian di timbang berat dan diukur panjangnya
5. Menimbang pakan sebanyak dosis 3 % dari biomassa
6. Melakukan penebaran ikan pada bak pemeliharaan
7. Memberika pakan selama pemeliharaan dengan frekuensi 3 kali sehari
8. Pemeliharaan ikan dilakukan selama tujuh hari setelah penebaran ikan
Diagram prosedur kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari praktikum yang dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut :
1. Ikan yang ditebar : ikan nila 10 ekor
2. Rata – rata panjang awal ikan : 7,1 cm
3. Rata berat awal ikan : 9,059 gr
4. Biomassa : 90,59 gr
5. Dosis pakan : 3 % dari biomassa
6. Pakan perhari : 2,71 gr/hr
B. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan ikan yang dipelihara adalah ikan nila dengan jumlah 10 ekor, Penerbaran yang dilaksanakan pada pagi hari. Namun praktikum yang dilakukan hasil dari penebaran tidak ada yang dihidup. Dari data yang diperolah untuk hari pertama pemeliharaan ikan mengalami kematian sebanyak 6 ekor, selanjutnya hari kedua kematian ikan sebanyak 2 ekor dan hari terakhir ikan mengalami kematian 1 ekor. Jadi hasil pemeliaharaan tersisa 1 ekor ikan dengan konsisi sudah melemah dan bagian sirif tumbuhan seperti jamur. Ikan mengalami kematian seperti data diatas Hal ini dapat di sebabkan factor sebagai berikut :
1. Faktor kualitas air yang buruk
Kualitas air ikan nila merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk pertumbuhan ikan nila. Meskipun nila dapat hidup dan berkembang pada air yang berkualitas buruk tetapi akan rentan terhadap serangan penyakit. Untuk menjaga kualitas ikan nila yang tinggi dan sehat faktor pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air air yang prima. Untuk mengoptimalkan perkembangan dan meningkatkan kualitas ikan nila, kualitas air harus terjaga dan tetap seperti itu dari hari ke hari dan tahun ke tahun. Ini adalah konsep yang sulit untuk dicapai sepenuhnya, karena air dalam peraiaran biasanya tidak berganti dan jika pada air yang berganti harus dipastikan selalu bersih dan bebas dari zat-zat berbahaya.
Dalam http://carabudidaya.com/ikan-nila/ bahwa kualitas air yang optimum untuk pemeliharaan ikan nila sebagai berikut :
– Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 7-8
– Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 derajat Celsius
– Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil
Sedangkan dalam http://bbat-sukabumi.tripod.com/air.html bahwa kualitas air untuk ikan nila adalah :
– Suhu 23 – 27, 6 derajat Celsius
– pH 5,64 – 7,94
– Oksigen telarut 1,26 – 6 mg/l
– CO2 bebas 2,19 – 39,35 mg/l
– Alkalinitas 2,60 – 60 mg/l CaCO3
– Amonia 0- 5,351 mg/l NH3 – N
– Nitrit 0,003 – 0,856 mg/l NO2 – N
Dari data diatas kemungkinan dari kualitas perairan pada bak pemeliharaan ikan nila ada beberapa factor yang tidak mendukung. Secara fisik air yang sangat terlihat yaitu air berbau busuk karena kemungkinan air dari pemupukan tidak dikuras secara menyeluruh hanya di kuras sebanyak 50% dari total volume. Kemungkinan sisa air 50% yang berbau busuk masih banyak mengandung ammonia yang sangat banyak dan kadarnya Amonia lebih dari 0- 5,351 mg/l.
Dalam http://gitanurani09.blogspot.com/2011/03/pengaruh-berbagai-faktor-lingkungan.html Amoniak merupakan hasil akhir metabolisme protein, akan tetapi amonia dalam bentuk yang tidak terionisasi (NH3) merupakan racun bagi ikan sekalipun pada konsentrasi yang sangat rendah. Amonia mempunyai efek yang sangat serius terhadap kemampuan ikan dalam menggambil oksigen. Dari uraian ini makan secara langsung ikan akan mengalami kekurangan oksigen dampak dari ammonia yang terlalu tinggi sehingga ikan mengalami kematian yang begitu besar pada hari pertama.
2. Faktor kondisi ikan yang tidak baik
Pada saat praktikum dilakukan ikan terkebih dahulu dilakukan penimbangan dan pengukuran panjang sehingga ikan kemungkinan mengalami stress akibat penanganan yang terlalu lama. Kemudian ikan nila pada pemeliharran juga terkena penyakit karena pada bagian tubuh ikan terlihat luka – luka dan semakin lama lukanya melebar dan menjadi akut sehingga menyababkan kematian.
Stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit pada ikan tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang menaikkan batas keseimbangan psikologi dalam diri ikan terhadap lingkungannya. Biasanya stres pada ikan diakibatkan perubahan lingkungan akibat beberapa hal atau perlakuan misalnya akibat pengangkutan/transportasi
ikan-ikan yang dimasukkan ke dalam jaring apung di laut dari tempat pengangkutan biasanya akan mengalami shock, berhenti makan dan mengalami pelemahan daya tahan terhadap penyakit.
Pada ikan yang dipelihara nampak adanya Pembusukan sirip/ekor (Bakteri Fin Rot) Bakteri ini biasanya menyerang sirip-sirip, terutama sirip ekor dan dapat mengakibatkan luka dan pengelupasan kulit. Ikan-ikan yang terserang penyakit ini akan menalami luka/kerusakan pada bagian tepi dan sirip-siripnya, termasuk sirip ekor dan akan terkikis secara tidak teratur. Bahkan tidak jarang terjadi sirip yang terserang akan tinggal bagian pengkalnya saja. Jika diamati pada bagian yang terkena penyakit atau bagian yang luka hanya sedikit terdapat protozoa, tetapi diketemukan banyak sekali populasi bakteri yang terdiri dari bakteri Mycobacter sp. Vibrio sp, jenis-jenis Pseudomonas dan Cocci gram positif. Diperkitakan bahwa kerusakan yang terjadi tersebut diakibatkan oleh serangan bakteri dengan populasi yang sangat padat. Bakteri ini mudah menular lewat luka-luka ikan yang lain akibat sentuhan ekor yang sakit.
Pada dasarnya penyakit ini tidak begitu berbahaya, tetapi yang menjadikan bahaya justru infeksi sekunder jenis bakteri lain yang dapat memperparah penyakit tersebut dan menyebabkan kematian ikan.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktik yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. Pertumbuhan adalah sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu.
2. Ada beberapa faktor pendukung ikan mengalami pertumbuhan yaitu
– Faktor Dalam (yang sukar dikontrol) diantaranya ialah keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit.
– Faktor luar diantaranya makanan dan suhu perairan.
3. Ikan mengalami kematian yang mendadak disebabkan oleh factor sebagai berkut :
– Faktor kualitas air (ammonia dan oksigen yang tidak optimum)
– Faktor kondisi ikan yang sudah lemah akibat penanganan yang lama sebelum penebaran.
– Ikan terserang penyakit sehingga berakibatkan kematian
B. Saran
Dari Praktik yang dilakukan makan ada beberapa saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya sebelum penebaran air yang lama sebaiknya diganti total agar kandungan ammonia dari hasil pemupukan yang terlalu tinggi tidak ada yang tersisa sehingga ikan bisa berkembang dengan baik.
2. Sebaiknya penanganan ikan harus cepat sperti penimbang dan pengukuran panjang sebelum penebaran sehingga ikan tidak mengalami streass
3. Selalu menjaga kualitas air secara optimum dan pemberian pakan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...