Minggu, 24 November 2019

Cara Atau Penjelasan Pemeliharaan Benih Ikan Secara Semi Intensif

1). Pemeliharaan Benih Ikan secara Semi intensif
Pemeliharaan benih ikan (pendederan) secara semi intensif merupakan perbaikan pembenihan ikan secara tradisional. Pada prinsipnya, pemeliharaan benih ikan secara semi intensif telah berorientasi mendapatkan keuntungan bahkan sudah cenderung sebagai profesi. Jika pemeliharaan benih ikan sudah berorientasi kepada keuntungan atau menjadi profesi, maka akan berpikir dan memperbaiki kelemahan / kekurangan sebelumnya agar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Pada pemeliharaan benih ikan secara semi intensif, mulai dari persiapan wadah sampai pemanenan sudah lebih baik dibandingkan pemeliharaan secara tradisional. Persiapan wadah pada pemeliharaan benih ikan secara semi intentensif meliputi pengeringan kolam, pengolahan dasar kolam, pemupukan dan pengapuran, dan pengisian air kolam.

Pengeringan dasar 

kolam pendederan bertujuan untuk membasmi hama dan penyakit dan mengoksidasi gas beracun yang terdapat di dasar kolam. Gas beracun yang terdapat di dasar kolam berasal dari hasil penguraian bahan organik seperti kotoran ikan, sisa pakan, lumpur/kotoran yang terbawa air masuk dan mengendap di dasar kolam dan sebagainya. Bahan organik yang di dasar kolam tersebut diuraikan oleh bakteri nitrosomonas, nitrobakter dan sebagainya.

Beberapa hasil penguraian tersebut berbentuk gas di dalam dasar kolam. Dalam jumlah banyak, gas tersebut berbahaya bagi ikan. Gas beracun dalam dasar tersebut harus dibuang melalui oksidasi yaitu pengeringan dasar kolam. Bahan organik juga merupakan media tumbuh hama dan penyakit ikan. Kolam yang jarang dikeringkan biasanya memiliki bahan organik cukup banyak dengan kata lain pada kolam tersebut banyak hama dan penyakit ikan. Hama dan penyakit yang sering berkembang di bahan organik meliputi aeromonas, white spot, trichodina, girodactylus, dactylogirus, bacciluss, ucrit dan sebagainya. Pengeringan kolam dilakukan selama 2-3 hari atau sampai dasar kolam retak-retak.

Pada pemeliharaan ikan secara semi intensif, dilakukan pengolahan dasar kolam. Pengolahan dasar kolam bertujuan untuk menggemburkan dasar kolam dan mengoksidasi gas beracun di dasar kolam. Tanah yang gembur meningkatkan kesuburan kolam pendederan. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dasar kolam. Selanjutnya dasar kolam tersebut diratakan kembali.

Pemupukan

 bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam sehingga tersedia pakan alami bagi benih ikan. Pupuk yang ditebar di kolam pendederan berupa pupuk kandang dan pupuk kimia. Pupuk kandang dapat berasal dari pupuk kandang ayam, domba atau sapi. Dosis pupuk kandang yang ditebar sebanyak 0,2 – 0,3 kg / m2. Pemupukan dapat dilakukan dua cara yaitu ditebar merata di dasar kolam dan ditumpuk / digundukkan pada salah satu bagian dasar kolam. Pemupukan dasar kolam terdiri dari pemupukan awal dan pemupukan susulan. Pemupukan awal dilakukan dengan menebar pupuk di dasar kolam. Sedangkan pemupukan susulan dapat dilakukan menebar merata didasar kolam atau ditumpukkan pada salah satu bagian kolam. Jika pemupukan dilakukan dengan menumpuk disalah satu bagian kolam, sebaiknya setiap 2 minggu pupuk tersebut dibalikkan agar tidak menjadi sarang bagi hama atau predator seperti belut, ular, ucrit, kepiting dan sebagainya. Uraian pemupukan baca hal 122.

Pemeliharaan benih ikan secara semi intensif, diawali dengan penebaran benih ikan di kolam. Penebaran benih ikan di kolam diawali dengan penentuan padat tebar benih kolam. Penentuan padat tebar, diawali dengan memperhitungkan daya dukung kolam. Pada pemeliharaan ikan secara intensif, penebaran benih ikan dilakukan apabila warna air kolam pemeliharaan sudah mengalami perubahan dari bening menjadi hijau kecoklatan. Warna air hijau kecoklatan tersebut pertanda bahwa pakan alami sudah tumbuh dan benih sudah siap ditebar.

Dalam proses penebaran benih tersebut perlu ditentukan waktu penebaran, padat penebaran, keseragaman ukuran benih dan teknik penebaran. Tidak semua kolam memiliki daya dukung yang sama, sehingga padat tebar kolam juga berbeda-beda. Untuk mengetahui daya dukung kolam, perlu menghitung jumlah planton baik fitoplanton maupun zooplanton dalam kolam dengan mengambil sampel air kolam. Pada air kolam tersebut dilihat dan dihitung menggunakan mikroskop jenis planton. Selain itu parameter daya dukung lainnya adalah kualitas air khususnya oksigen terlarut, pH, suhu, kecerahan, amonium dan sebagainya. Parameter kualitas air yang baik di kolam adalah Oksigen terlarut 6-8 ppm, pH 6-8, suhu 26-30 ͦc, dan amonium 0,1 ppm.

Penebaran benih kolam diawali dengan aklimatisasi. 

Aklimatisasi bertujuan menyesuaikan benih ikan pada lingkungan baru. Uraian aklimatisasi benih ikan di kolam dapat dibaca pada hal 125.
Pada pembenihan ikan secara semi intensif, pemberian pakan benih di kolam bertujuan untuk meningkatkan survival rate, pertumbuhan dan kualitas benih. Cara pemberian pakan benih ikan di kolam dilakukan dengan menebar ke seluruh kolam. Pakan yang diberikan berbentuk tepung dengan kadar protein 25 – 40 %. Pemberian pakan dengan cara menebar ke seluruh kolam tersebut dilakukan selama 2 minggu. Selanjutnya bentuk pakan benih ikan dapat di tingkatkan menjadi remah atau crumble. Hal ini karena ukuran benih ikan sudah lebih besar sehingga bukaan mulutnya sudah lebih besar. Frekuensi pemberian pakan dapat dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan secukupnya. Jika benih ikan telah kenyang, pakan benih ikan di hentikan. Benih ikan yang telah kenyang di tandai dengan agresifitas benih terhadap pakan berkurang dan sebanyak 75 % total benih ikan telah meninggalkan lokasi pemberian pakan. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian hama dan penyakit ikan dapat dilihat pada halaman 114.

Pembedaan

Salah satu yang membedakan pemeliharaan benih ikan secara tradisional dan semi intensif adalah tahapan pendederan. Pada pemeliharaan ikan secara semi intensif terdapat tahapan pendederan yaitu pendederan 1, 2, 3 dan seterusnya. Pada tahapan pendederan tersebut dilakukan juga sortir / grading ukuran benih ikan. Benih ikan yang memiliki ukuran yang sama dipelihara pada kolam yang sama. Selain itu pendederan benih ikan dilakukan dengan menjarangkan pada penebaran benih ikan. Penjarangan tersebut karena ukuran ikan lebih besar dan membutuhkan lingkungan baik kualitas air dan pakan lebih yang baik.

Pendederan I,benih ikan dilakukan pemeliharaan selama 3-4 minggu. Selanjutnya benih ikan dipanen dan dilanjutkan dengan pendederan benih ikan yang ke II. Sebelum dilakukan pendederan benih ikan yang ke II, terlebih dahulu dilakukan persiapan kolam. Tahapan kegiatan persiapan kolam sama dengan persiapan kolam sebelumnya yaitu pengeringan dasar kolam, pengolahan dasar kolam, pemupukan dan pengapuran serta mengalirkan air kolam. Demikian juga dengan kegiatan pendederan III sama dengan pendederan ke II yaitu sortir/ grading, persiapan kolam, penjarangan padat tebar dan seterusnya. 

 Pemanenan

Pemanenan benih ikan dilakukan setelah ukuran benih ikan dapat dibesarkan atau sesuai dengan permintaan pasar. Ukuran benih ikan yang telah dapat dibesarkan tergantung kebiasaan pengusaha pembesaran ikan. Pada beberapa daerah, ukuran benih ikan yang telah dapat dipelihara di kolam pembesaran ukuran 5- 10 gr /ekor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...