Faktor Penting Dalam Pendederan Benih Ikan
https://tradisiduniaair.blogspot.com/2018/11/faktor-penting-dalam-pendederan-benih.html
Pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha pendederan benih ikan. Dalam usaha pembenihan, benih ikan diharuskan tumbuh hingga mencapai ukuran pasar. Untuk itu, benih ikan harus makan, tidak sekedar untuk mempertahankan kondisi tubuh, tetapi juga untuk menumbuhkan jaringan otot atau daging. Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan akan menentukan asupan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan daging. Pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan bisa menggambarkan nafsu makan ikan dan ini dipengaruhi oleh kualitas air (terutama suhu dan oksigen terlarut) media pemeliharaan benih ikan. Dalam pemberian pakan benih ikan ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu frekuensi pemberian pakan dan cara memberikan pakan.
Pemberian pakan terhadap benih ikan tergantung tingkat kesuburan kolam pendederan. Pemberian pakan terhadap benih ikan umumnya sebanyak 3-5% dari total berat benih ikan. Namun jika kolam pendederan subur, pemberian pakan dapat dikurangi. Frekuensi pemberian pakannya 3 kali yaitu pagi, siang dan sore hari dengan jumlah yang sama. Tetapi kondisi permintaan pakan akan berubah-ubah tergantung suhu air. Apabila cuaca cerah, matahari bersinar terang maka suhu air akan naik segala proses/metabolisme dipercepat. Barangkali apabila kondisi demikian frekuensi pemberian pakan akan lebih dari 2 kali. Tetapi apabila cuaca mendung, matahari tidak bersinar otomatis suhu akan menurun, kondisi ini dibarengi dengan fotosintesis plankton terhambat. Sehingga produksi oksigen menurun sebagai akibat nafsu makan ikan menurun permintaan ikan akan pakan juga menurun.
Pakan yang diberikan selama pendederan benih ikan adalah campuran tepung pelet dengan bekatul dengan perbandingan 1 : 2. Tetapi sebenarnya benih ikan sangat menyukai pakan alami. Jika kombinasi kedua jenis pakan yaitu pakan buatan dan pakan alami diberikan bersama adalah sangat baik, karena unsur gizinya saling melengkapi.
Jika total bobot ikan diketahui maka jumlah pakan yang dibutuhkan dapat dihitung. Konversi/efesiensi pakan akan dapat dihitung apabila jumlah pakan yang diberikan serta bobot total ikan diketahui.
Pakan merupakan faktor yang menentukan dalam pemeliharaan benih ikan. Pakan nyang diberikan ke benih ikan adalah memiliki kandungan protein tinggi, ukuran lebih kecil dari bukaan mulut, gerakan lambat dan mudah dicerna. Dengan terbatasnya organ sistem pencernaan benih karena masih dalam tahap perkembangan, seperti ukuran bukaan mulutnya yang kecil, gerakan tubuh/berenang yang masih sangat terbatas, kondisi saluran pencernaan yang sangat sederhana larva dipaksa untuk memburu, memangsa dan mencerna makanannya. Pakan yang baik diberikan sesuai dengan kondisi benih. Kriteria pakan tersebut harus memenuhi persyaratan:
1. ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva
2. pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk memudahkan larva dalam mendeteksi dan memangsa pakan
3. mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi
Benih ikan di kolam/bak mulai diberi pakan saat persediaan pakan alami di kolam/bak mulai habis. Pakan yang diberikan berupa tepung atau pakan alami cacing sutra. Jenis dan ukuran makanan benih ikan berubah sesuai ukuran benih, pertumbuhan dan perkembangannya. Benih ikan yang cukup besar atau benih tua mulai mengambil makanan alami yang berukuran lebih besar, misalnya pelet ukuran kecil / remah, larva Artemia, Cladocera dan Copepod.
Untuk benih ikan yang dipelihara di wadah akuarium atau fiber atau kolam semen, pakan awal yang diberikan dapat berupa Artemia sp, Moina sp atau Brachionus sp. Oleh karena ikan merupakan jenis ikan omnivora dan memiliki sifat kanibal pada ukuran benih, maka pada saat fase tersebut, benih tidak boleh kekurangan pakan karena sifat kanibalnya akan muncul.
Pemberian pakan untuk benih dilakukan sedikit demi sedikit dan ditebarkan di tempat – tempat tertentu, seperti di sudut atau di pinggir wadah pemeliharaan benih, agar benih terbiasa mencari makan di tempat yang sama.
Seminggu setelah larva mulai diberi pakan alami, benih ikan bawal dapat diberikan tambahan pakan berupa tepung pelet yang mengandung protein 30 – 35%. Tepung pelet ini diberikan dengan dosis 20% dari biomassa. Pemberian pakan tambahan berupa tepung pelet dapat dilakukan juga bersamaan dengan pemberian pakan alami.
Benih diberikan pakan sebanyak 5 kali dalam sehari, karena ukuran larva masih sangat kecil dan membutuhkan pakan untuk pertumbuhannya, sehingga membutuhkan pakan yang lebih banyak dan sering dibandingkan dengan benih ikan yang ukurannya sudah besar.
Jadwal pemberian pakan untuk benih ikan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara. Pergantian jenis pakan dari emulsi kuning telur menjadi tepung pelet tersebut dilakukan secara overlapping beberapa saat untuk memberikan kesempatan pada benih agar beradaptasi terhadap pakan dengan jenis dan ukuran baru. Overlapping dapat berlangsung lebih lama apabila ukuran benih ikan di dalam wadah pemeliharaan memiliki keragaman yang besar.
Pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha pendederan benih ikan. Dalam usaha pembenihan, benih ikan diharuskan tumbuh hingga mencapai ukuran pasar. Untuk itu, benih ikan harus makan, tidak sekedar untuk mempertahankan kondisi tubuh, tetapi juga untuk menumbuhkan jaringan otot atau daging. Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan akan menentukan asupan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan daging. Pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan bisa menggambarkan nafsu makan ikan dan ini dipengaruhi oleh kualitas air (terutama suhu dan oksigen terlarut) media pemeliharaan benih ikan. Dalam pemberian pakan benih ikan ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu frekuensi pemberian pakan dan cara memberikan pakan.
Pakan yang diberikan selama pendederan benih ikan adalah campuran tepung pelet dengan bekatul dengan perbandingan 1 : 2. Tetapi sebenarnya benih ikan sangat menyukai pakan alami. Jika kombinasi kedua jenis pakan yaitu pakan buatan dan pakan alami diberikan bersama adalah sangat baik, karena unsur gizinya saling melengkapi.
Pakan merupakan faktor yang menentukan dalam pemeliharaan benih ikan. Pakan nyang diberikan ke benih ikan adalah memiliki kandungan protein tinggi, ukuran lebih kecil dari bukaan mulut, gerakan lambat dan mudah dicerna. Dengan terbatasnya organ sistem pencernaan benih karena masih dalam tahap perkembangan, seperti ukuran bukaan mulutnya yang kecil, gerakan tubuh/berenang yang masih sangat terbatas, kondisi saluran pencernaan yang sangat sederhana larva dipaksa untuk memburu, memangsa dan mencerna makanannya. Pakan yang baik diberikan sesuai dengan kondisi benih. Kriteria pakan tersebut harus memenuhi persyaratan:
1. ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva
2. pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk memudahkan larva dalam mendeteksi dan memangsa pakan
3. mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi
Benih ikan di kolam/bak mulai diberi pakan saat persediaan pakan alami di kolam/bak mulai habis. Pakan yang diberikan berupa tepung atau pakan alami cacing sutra. Jenis dan ukuran makanan benih ikan berubah sesuai ukuran benih, pertumbuhan dan perkembangannya. Benih ikan yang cukup besar atau benih tua mulai mengambil makanan alami yang berukuran lebih besar, misalnya pelet ukuran kecil / remah, larva Artemia, Cladocera dan Copepod.
Untuk benih ikan yang dipelihara di wadah akuarium atau fiber atau kolam semen, pakan awal yang diberikan dapat berupa Artemia sp, Moina sp atau Brachionus sp. Oleh karena ikan merupakan jenis ikan omnivora dan memiliki sifat kanibal pada ukuran benih, maka pada saat fase tersebut, benih tidak boleh kekurangan pakan karena sifat kanibalnya akan muncul.
Pemberian pakan untuk benih dilakukan sedikit demi sedikit dan ditebarkan di tempat – tempat tertentu, seperti di sudut atau di pinggir wadah pemeliharaan benih, agar benih terbiasa mencari makan di tempat yang sama.
Seminggu setelah larva mulai diberi pakan alami, benih ikan bawal dapat diberikan tambahan pakan berupa tepung pelet yang mengandung protein 30 – 35%. Tepung pelet ini diberikan dengan dosis 20% dari biomassa. Pemberian pakan tambahan berupa tepung pelet dapat dilakukan juga bersamaan dengan pemberian pakan alami.
Benih diberikan pakan sebanyak 5 kali dalam sehari, karena ukuran larva masih sangat kecil dan membutuhkan pakan untuk pertumbuhannya, sehingga membutuhkan pakan yang lebih banyak dan sering dibandingkan dengan benih ikan yang ukurannya sudah besar.
Jadwal pemberian pakan untuk benih ikan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara. Pergantian jenis pakan dari emulsi kuning telur menjadi tepung pelet tersebut dilakukan secara overlapping beberapa saat untuk memberikan kesempatan pada benih agar beradaptasi terhadap pakan dengan jenis dan ukuran baru. Overlapping dapat berlangsung lebih lama apabila ukuran benih ikan di dalam wadah pemeliharaan memiliki keragaman yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar