Minggu, 24 November 2019

Cara Pemeliharaan Benih Ikan Secara Intensif

1). Pemeliharaan Benih Ikan secara Intensif
Pemeliharaan benih ikan secara intensif umumnya lebih terkontrol baik pengelolaan kualitas air, pakan, hama penyakit, ukuran dan tahapan pendederan. Pemeliharaan benih ikan secara intensif dapat dilakukan di bak, kolam dan di akuarium. Agar pemeliharaan benih ikan secara intensif, umumnya dilengkapi dengan data data. Data tersebut meliputi data pertumbuhan ikan, jumlah dan jenis ikan, data kualitas air, data hama dan penyakit, data pakan, pemasaran dan data produksi. Selain itu pemeliharaan benih ikan secara intensif telah memiliki standar operasional prosedur pada setiap unit kegiatan.

Perlengkapan Fasilitas 

Fasilitas yang digunakan pada pemeliharaan ikan secara intensif lebih lengkap dan lebih modern. Oleh sebab itu, komoditas yang dipelihara pada pemeliharaan secara intensif dapat dipertimbangkan antara harga jual dan kuantitas produksi dengan total investasi dan operasional. Umumnya pemeliharaan benih ikan secara intensif, memelihara komoditas ikan yang memiliki harga yang mahal.

Pemeliharaan benih ikan secara intensif, telah berorientasi pada keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar maka dipelihara ikan dengan padat penebaran yang lebih tinggi. Padat penebaran yang lebih tinggi harus didukung oleh daya dukung kolam. Daya dukung kolam terdiri dari ketersediaan pakan, kualitas air yang baik dan pengendalian hama penyakit.

Ketersedian Pakan 

Ketersediaan pakan bagi benih ikan pada pemeliharaan ikan secara intensif, umumnya berasal dari luar kolam. Artinya ikan yang dipelihara diberi makan sesuai dengan jenis, jumlah, frekuensi pemberian pakan. Pada pemeliharaan ikan secara intensif, ketersediaan pakan di kolam tidak diperhitungkan. Seluruh pakan untuk benih ikan berasal dari luar kolam contohnya budidaya udang secara intensif di tambak, budidaya ikan di kolam ar deras, jaring terapung dan sebagainya.

Pengelolaan Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air pada pemeliharaan secara intensif merupakan salah satu perhatian utama. Kualitas air yang baik akan mempengaruhi kegiatan operasional lainnya seperti nafsu makan ikan akan meningkat, terhindar dari hama dan penyakit ikan. Pengelolaan kualitas air khususnya kandungan oksigen terlarut dan suhu dalam air lebih diperhatikan. Pada beberapa pemeliharaan ikan atau udang menggunakan teknologi untuk mensuplai oksigen terlarut dalam air misalnya kincir air, blower, debit air dan sebagainya. Peningkatan kandungan oksigen terlarut di kolam atau tambak, selain untuk konsumsi ikan juga digunakan untuk bakteri yang terdapat di kolam.

Keberadaan Bakteri Khusus Pengurai

Keberadaan bakteri khususnya bakteri pengurai di kolam atau tambak sangat penting diperhatikan. Bakteri dapat membunuh bakteri lain dengan cara mengeluarkan senyawa protein (bacteriocins atau microcins) dan memangsa / menyerang secara langsung (Neidhardt, 1990). Bakteri penghasil bacteriocins kebal terhadap bacteriocins karena mereka menghasilkan suatu protein imunitas untuk melindungi dirinya ( Neidhardt, 1990).

Bakteri akan membuat lingkungan kolam menjadi lebih baik karena bakteri tersebut akan bersaing dengan bakteri alami yang ada di kolam untuk memperebutkan bahan organik (Moriarty, 1996). Deacon, (2000) mengatakan keuntungan penggunaan bakteri probiotik dalam akuakultur adalah mengurangi cyanobacteria, memperbaiki pertumbuhan alga, ketersediaan oksigen terlarut menjadi lebih besar, mencegah timbulnya penyakit, mempertinggi tingkat kelangsungan hidup dan meningkatkan produksi perikanan. Bakteri yang diletakkan dekat dengan aerator tambak dapat mereduksi chemical oxygen deman ( COD).

Peranan bakteri sebagai kontrol biologis dalam system budidaya ikan ( Irianto, 2003). adalah :


· Dapat melakukan kompetisi dengan bakteri patogen

· Menambah nutrisi dengan menyediakan nutrisi esensial

· Meningkatkan daya cerna dengan menyediakan enzim esensial

· Menyerap bahan organik terlarut

· Memproduksai substansi yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen

· oportunistik



Pengendalian hama dan penyakit 

pada pemeliharaan ikan secara intensif lebih menitik beratkan pada pencegahan. Agar hama dan penyakit, tidak menyerang ikan atau biota air yang dipelihara dilakukan dengan sanitasi atau sterilisasi alat yang digunakan, sanitasi air yang digunakan, meningkatkan daya tahan tubuh dan penggunaan probiotik di wadah pemeliharaan.

Padat penebaran adalah jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume. Padat penebaran benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas, sehingga pemeliharaannya juga harus semakin intens. Selain itu, semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin tinggi pula tingkat teknologi yang digunakan.


Faktor penting yang harus diperhatikan

 dalam proses penebaran adalah aklimatisasi suhu. Aklimatisasi merupakan proses adaptasi benih terhadap lingkungan yang baru, khususnya adalah penyesuaian suhu dari lingkungan yang lama dengan lingkungan yang baru. Apabila benih didatangkan dari lokasi yang cukup jauh dan dikemas dengan menggunakan kantong plastik, maka proses aklimatisasi dilakukan dengan cara mengapungkan kantong pengangkutan benih tersebut di permukaan air dalam kolam. Setelah didiamkan selama 5 – 10 menit, maka pada kantong tersebut dapat ditambah air kolam pemeliharaan benih yang baru sedikit demi sedikit, hingga kondisi suhu air di dalam kantong plastik sama dengan suhu air yang ada di dalam kolam. Kemudian biarkan benih – benih ikan keluar dengan sendirinya dari kantong plastik ke dalam kolam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar perubahan kualitas air yang dialami benih ikan terjadi secara bertahap, halus dan tidak drastis. 

1. Populasi ikan =

Luas kolam

---------------- X Rataan jumlah ikan tertangkap = ....... ekor

Luas alat samping

2. Pertumbuhan mutlak = Pertumbuhan bobot ikan perminggu

3. Total bobot ikan = Populasi x rataan bobot ikan per ekor = ....... kg



Akibat dari tidak dilakukan aklimatisasi maka benih ikan mengalami perubahan lingkungan secara mendadak sehingga menyebabkan benih mengalami stress, sakit dan akhirnya mati. Benih yang mengalami stres dan sakit, tetapi bisa sembuh dan bisa lolos hidup, umumnya juga akan menghadapi masalah dalam stadia selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...