Senin, 30 Desember 2019

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DALAM BUDIDAYA IKAN

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/10/05/kelebihan-dan-kekurangan-dalam-budidaya-ikan/)


Ikan merupakan komoditas perairan sungai maupun laut dimana ikan tersebut dapat berkembangbiak dengan cara melahirkan (vivipar), bertelur (ovipar), dan bertelur melahirkan (ovovivipar), serta ada yang berkembangbiak dengan cara membelah diri (fragmentasi). Ikan saat ini sudah mulai banyak digemari masyarakat untuk dikonsumsi permintaan akan ikan pun sangat meningkat dan belakangan ini beberapa pembudidaya ikan yang baru pun mulai bermunculan. Banyak pembudidaya saling berlomba untuk memfaatkan lahan yang ada oleh karenanya saat ini sudah banyak diperkenalkan cara budidaya ikan.
Akuakultur merupakan kegiatan produktivitas budidaya perairan yang dihasilkan oleh sekelompok atau individu disegala aspek akuatik untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam waktu tertentu (Nurhasan,2014).
Banyak pembudidaya ikan mengalami kegagalan dalam usaha tetapi semua itu tidak menjadi suatu kekecewaan akan tetapi ini akan menjadi hal yang baru agar para pembudidaya harus berhati-hati dalam melakukan pemeliharaannya. Biasanya yang menjadi kendala dalam membudidayakan ikan seringkali terjadi sepeti lingkungan yang kurang baik, cuaca yang tidak stabil/tidak normal, kondisi air tidak bagus, kurang memahami dalam teknik budiaya dan lain-lain sebagainya. Dalam usaha budidaya ada kelebihan dan kekurangan diantaranya adalah :
Kelebihan dalam budidaya ikan
  • Dapat membatu ketersedian ikan konsumsi.
  • Menambah penghasilan masyarakat pembudidaya.
  • Mudah untuk mendapatkan ikan segar.
  • Mudah untuk memijahkannya.
  • Apabila ikan dalam keadaan stres bisa cepat diatasi dan dapat dilakukan pengobatan.
  • Mudah memilih ikan ukuran konsumsi.
  • Mudah melakukan penyeleksian induk.
  • Mempercepat masa panen.
  • Mudah untuk dipanen.
  • Mudah dijangkau.
Dalam pemeliharaan ikan kelebihan dalam budidaya ini sangat terlihat sekali dimana budidaya ikan dapat dirasakan oleh masyarakat agar termotifasi untuk membuka peluang usaha budidaya sehingga sedikit-demisedikit dalam sektor perikanan mulai terlihat perkembangannya dimasa yang akan datang. Selain dari kelebihan dalam budidaya ikan kekurangan juga menjadi salah satu pertimbangan untuk melakukan pemeliharaan dalam budidaya ikan.
Kekurangan dalam budidaya ikan
  • Mahalnya harga pakan.
  • Susahnya Ketersedian benih yang berkualitas.
  • Besarnya biaya pembuatan kolam.
  • Waktu pengontrolan setiap saat.
  • Pemberian pakan harus tepat waktu.
  • Susah untuk beradaptasi dengan lingkungan.
  • Tingginya tingkat mortalitas.
  • Air sering diganti agar kandungan amoniak tidak melebihi.
  • Tidak semua species ikan bisa dibudidayakan.
  • Keterbatasan lahan untuk budidaya.
Kelemahan dalam budidaya tidaklah menjadi faktor pemicu kepada masyarakat khususnya pembudidaya menjadi takut untuk melakukan usaha budidaya. Banyak juga pembudidaya yang berhasil dalam melakukan usaha ini pada awalnya mereka juga berpikiran demikian tetapi setelah mencoba akhirnya mereka terus melakukan upaya agar usaha yang mereka lakukan terus berlanjut. Demikian juga sebaliknya sebagian masyarakat juga berpikir dimana kelemahan ini menjadi salah satu faktor untuk tidak melakukan budidaya ikan.

JENIS KOLAM IKAN MENURUT FUNGSINYA

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/09/23/jenis-kolam-ikan-menurut-fungsinya/)


Kolam Pemeliharaan Induk
Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk ikan yang akan dikawinkan atau dipijahkan dan tempat pemeliharaan induk ikan yang telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk biasanya ada dua buah satu untuk induk jantan dan lainnya untuk induk betina. Sistem pemasukan air yang ideal adalah secara paralel jadi kolam induk jantan dan betina bisa mendapatkan air dari pintu air masing-masing. Jika terpaksa sistem pemasukan airnya boleh sama. Namun harus diingat bahwa kolam induk betina harus berada di atas supaya induk betina tidak terangsang oleh sperma jantan yang keluar secara tidak sengaja.

Kolam Pemijahan/Perkawinan
Kolam pemijahan berfungsi untuk mempertemukan induk jantan dan betina yang telah matang telurnya (matang gonad) dengan melakukan manipulasi lingkungan terlebih dulu agar pemijahan berhasil dengan baik. Untuk itu kolam induk dan kolam pemijahan ikan Cyprinus dan Puntius (ikan karper dan tawes) berada pada tempat yang terpisah. Namun untuk ikan lele, gurami, patin, dan nila kolam pemeliharaan induk dan kolam pemijahannya bisa menjadi satu.

Kolam Penetasan Telur
Kolam penetasan telur ini tidak terlalu mutlak dalam satu unit kolam karena penetasan telur biasanya dilakukan di kolam pemijahan. Beberapa pengusaha menggantikan kolam penetasan telur ini dengan bak fibber yang ditempatkan dalam bangunan khusus yang disebut hatchery (tempat penetasan).
Kolam Pendederan
Fungsi kolam pendederan adalah untuk mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi bibit ikan yang siap untuk dibesarkan. Kolam pendederan biasanya berukuran antara 5-10 m. Kolam pendederan biasanya terdiri lebih dari satu kolam. Ada kolam pendederan I, kolam pendederan II, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, burayak relatif lebih mudah dirawat karena sudah bisa makan.

Kolam Pembesaran
Kolam pembesaran ikan biasanya berukuran sama atau lebih besar dibandingkan kolam pendederan. Untuk pemeliharaan ikan secara intensif ini debit air harus cukup besar yaitu berkisar antara 10-15 liter/detik. Dan makanan tambahannya harus bergizi tinggi misalnya pelet yang mempunyai kandungan protein tidak kurang dari 40%. Selain itu sekarang sudah berkembang pemeliharaan ikan di jaring terapung yang bisa ditebarkan benih ikan dengan kepadatan tinggi dan pemberian makanan tambahan selain itu ada bentuk kolam alternatif untuk pembesaran ikan.

Kolam Penumbuhan Makanan Alami
Kolam ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kolam yang lain biasanya kolam ini dibuat dengan sengaja untuk menumbuhkan flankton agar persediaan makanan bagi benih yang masih lemah atau benih ikan yang dirawat secara intensif dapat terpenuhi kebutuhan pakan alami misalnya pada benih ikan lele, benih udang, benih ikan gurame, dan lain-lainnya.

Kolam Pengendapan
Areal perkolaman yang airnya berasal dari sungai yang banyak mengandung endapan lumpur biasanya dilengkapi dengan kolam pengendapan. Kolam ini dimaksudkan untuk mengendapkan lumpur oleh padatan anorganik maupun sampah organik yang terbawa air. Bila tidak ada kolam ini maka lumpur dan sampah lainnya dapat mengakibatkan pendangkalan kolam. Selain kolam pengendapan biasanya dibangun juga bak filter (penyaring). Biasanya air hasil penyaringan dari bak filter ini dipakai untuk pemijahan ikan dan penetasan telur. Sedangkan untuk kolam pendederan dan pembesaran airnya cukup dari bak pengendapan saja.

Kolam Penampungan Hasil
Kolam ini berfungsi untuk menampung hasil benih maupun ikan konsumsi yang telah di panen dari kolam. Biasanya kolam ini tidak begitu luas terkadang kolam ini berfungsi untuk pemberokan ikan dan hanya sementara agar mempermudah pengambilan ikan yang akan diangkut jauh.

BUDIDAYA IKAN DI PEKARANGAN

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/04/17/budidaya-ikan-di-pekarangan/)


Pemeliharaan ikan di kolam pekarangan telah lama dilaksanakan sebagian besar masyarakat di Indonesia. Umumnya petani ikan hanya sekedar membesarkan saja dan masih jarang mengusahakan pembenihannya. Biasanya benih yang dibesarkan oleh petani ikan dibeli dari pasar atau tempat penangkaran dan unit pembenihan rakyat (UPR). Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk dalam menu makanan sehari-hari adalah dengan memelihara ikan dikolam pekarangan. Selain untuk kebutuhan sendiri bisa juga untuk menambah penghasilan.
Memelihara ikan di pekarangan dianggap cukup menguntungkan karena dapat memanfaatkan sisa makanan dan limbah kotoran sebagai pakan sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pakan yang sangat besar. Setelah cukup besar ikan dapat dikonsumsi atau dijual ke pasar atau ke tetangga. Namun keuntungan yang diperoleh masih sedikit dibandingkan dengan biaya investasi pembangunan kolam dan tenaga yang dikeluarkan untuk mengelola kolam pekarangan.
Sedikit sekali di antara pemelihara ikan di pekarangan mengetahui apalagi menguasai teknik budidaya dan sifat biologis ikan, baik sifat kebiasaan makan maupun kebiasaan berkembang biak. Pengalaman adalah salah satu modal utama untuk memelihara ikan walaupun dalam skala kecil, lahan pekarangan beserta isinya merupakan satu kesatuan kehidupan yang saling menguntungkan bisa  dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan di pekarangan. Jenis – jenis ikan yang lazim diusahakan di kolam sederhana pada lahan pekarangan adalah, ikan gurami, ikan tawes, ikan patin, ikan mujair, ikan nila dan ikan lele. Dalam hal budidaya pekerangan yang harus diperhatikan yaitu antara lain :
A. Pengamatan Lahan Pekarangan
Pekerjaan pengamatan letak lahan pekarangan meliputi luas tanah, jenis tanah dan lingkungan sekitarnya.
1. Luas tanah
Untuk memastikan ukuran luas tanah kita dapat memperkirakan berapa luas tanah di pekarangan yang ada agar tidak terganggu antara kolam dengan yang lain, cara mengukurnya dengan menggunakan alat ukur berupa meter (m²).
2. Jenis Tanah
Untuk mengetahui jenis tanah pada areal yang akan kita bangun kolam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Ambillah sebagian tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah lalu masing-masing dilumatkan dalam air setelah lembek dibuat genggaman dan ditekan sekuat-kuatnya. Jika meninggalkan gumpalan pasir cukup banyak berarti tanah tersebut tergolong tanah berpasir akan tetapi jika hanya sedikit sisa pasirnya berarti tergolong tanah liat.
  • Jenis tanah yang baik untuk kolam ikan adalah tanah liat berpasir.
3. Lingkungan
Pengamatan lingkungan sekitar yang akan dibangun kolam antara lain meliputi :
  • Sumber air yaitu sungai, parit, mata air dan saluran irigasi
  • Letak pintu pemasukan dan pengeluaran air.
  • Macam tumbuhan dan bantuan yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dibuang/disingkirkan.
B. Penggalian Tanah
  1. Tanah diukur dan ditandai sesuai bentuk dan posisinya sebaiknya kolam berbentuk empat persegi panjang.
  2. Sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan tanah mulai dicangkul atau digali sampai kedalaman 100 cm – 150 cm.
  3. Bersamaan dengan penggalian tanah, sekaligus dibangun pematangnya harus kokoh, berbentuk trapezium dan tidak bocor.
  4. Dasar kolam dibuat miring antara 3 persen sampai 5 persen kearah pintu pembuangan air.
  5. Pada dasar kolam perlu dibuatkan kemalir fungsi kemalir adalah untuk mempermudah penangkapan ikan pada waktu dilakukan panen.
C. Model-Model Kolam
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan diterapkan ada tiga sistem budidaya ikan yang biasa dilakukan.
  1. Kolam tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.
  2. Kolam Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah
  3. Kolam Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok .
Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air mengalir/running water dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi di mana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar. Kolam air tenang/stagnant water dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan, dan lain- lain, tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap.

FUNGSI KARANTINA IKAN

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/05/07/fungsi-karantina-ikan/)

Karantina adalah tindakan sebagai upaya pencegahan hama dan penyakit ikan juga sebagai filter masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2002 tentang karantina ikan menyelenggarakan fungsi utamanya yaitu mencegah masuknya hama dan penyakit ikan karantina ke dalam wilayah negara Republik Indonesia, mencegah tersebarnya hama dan penyakit ikan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia, mencegah keluarnya hama dan penyakit ikan dari wilayah negara Republik Indonesia sesuai dengan persyaratan negara pengimpor/tujuan.
Secara umum bentuk tindakan karantina ikan yang sering dilakukan oleh pihak Badan Karantina Ikan adalah sebagai berikut :
  • Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah tindakan untuk mengetahui kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan serta untuk mendeteksi hama dan penyakit ikan karantina. Pemeriksaan dilakukan setelah media pembawa diturunkan dari alat angkut atau masih di atas alat angkut. Pemeriksaan media pembawa yang diturunkan dari alat angkut yang tidak dilengkapi dengan sertifikat kesehatan dari Negara atau area asal dan dokumen lain yang dipersyaratkan sebagai kewajiban tambahan dilakukan penahanan paling lama 3 hari. Apabila dalam kurun waktu tersebut kelengkapan dokumen tidak dapat dipenuhi maka dilakukan penolakan dan jika tidak dikirim kembali, maka dilakukan pemusnahan tetapi media pembawa yang memenuhi persyaratan atau pemilik melengkapi persyaratan dalam kurun waktu akan dilakukan peneriksaan untuk mendeteksi penyakit.
  • Pengamatan
Pengamatan adalah tindakan mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit ikan karantina terhadap media pembawa yang diasingkan. Media pembawa yang telah dilakukan pengasingan kemudian dilakukan pengamatan di laboratorium untuk dideteksi hama dan penyakit ikan karantina. Bila media pembawa tidak tertular hama dan penyakit ikan karantina maka sertifikat kesehatan/pelepasan akan diberikan. Namun bila terdapat hama dan penyakit ikan karantina golongan I dan penyakit ikan karantina golongan II maka diberikan perlakuan untuk penyembuhan.
  • Pengasingan
Pengasingan merupakan tindakan mengisolasi media pembawa yang diduga tertular hama dan penyakit ikan di suatu tempat yang khusus, karena sifatnya memerlukan waktu yang lama untuk mendeteksinya agar hama dan penyakit ikan karantina di lingkungan sekitar tidak tersebar. Media pembawa yang telah dilakukan pemeriksaan dan ternyata tidak dapat terdeteksi di atas alat angkut maka media pembawa tersebut dapat diturunkan di atas alat angkut untuk dilakukan pengasingan dengan persetujuan petugas karantina.
  • Perlakuan
Perlakuan adalah tindakan membebaskan atau mensucihamakan media pembawa dari hama dan penyakit ikan karantina. Media pembawa yang diberikan perlakuan tidak dapat sembuh atau disucihamakan dari hama dan penyakit ikan karantina golongan II maka dilakukan penolakan. Apabila media pembawa dapat disembuhkan dari hama dan penyakit ikan karantina golongan II maka diberikan sertifikat pelepasan.
  • Penahanan
Penahanan adalah tindakan menahan media pembawa yang akan dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari suatu area/dalam wilayah Negara RI yaitu dilakukan pada saat pemeriksaan dokumen persyaratan karantina yang belum dipenuhi meliputi surat kesehatan ikan asal, tempat pemasukan yang ditetapkan, melaporkan atau menyerahkan kepada petugas dan kewajiban tambahan lainnnya.
  • Penolakan
Penolakan adalah tindakan tidak diijinkannya media pembawa dimasukkan atau dikeluarkan dari suatu area ke area lain atau dalam wilayah Negara RI. Media pembawa baik berupa ikan hidup, ikan segar, atau ikan beku apabila dalam waktu 14 hari setelah penahanan selama 3 hari tidak diurus atau tidak diketahui pemiliknya maka akan dilakukan penolakan.
  • Pemusnahan
Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan media pembawa sebagai tindakan karantina, pemusnahan dilakukan apabila media pembawa telah tertular hama dan penyakit ikan karantina golongan I, busuk, rusak, maupun hama dan penyakit ikan karantina golongan II yang tidak dapat disembuhkan atau disucihamakan, media pembawa yang berupa ikan hidup, ikan segar atau ikan beku dalam waktu 3 hari setelah penahanan.
  • Pembebasan
Pembebasan adalah tindakan mengijinkan media pembawa untuk dimasukkan atau dikeluarkan dari suatu area dalam wilayah Negara RI melalui tempat-tempat pemasukan atau pengeluaran yang telah ditetapkan setelah dikenakan tindakan karantina sepenuhnya. Pembebasan terhadap media pembawa dilakukan bila media pembawa tidak tertular hama dan penyakit ikan karantina golongan I dan pemilik telah memenuhi persyaratan karantina.
Dokumen Tindakan Karantina
  1. Dokumen peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2002, jenis-jenis Dokumen Tindakan Karantina terdiri atas :
    Sertifikat Kesehatan adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh Petugas Karantina atau pejabat yang berwenang di negara asal atau transit yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum didalamnya tidak tertular hama dan penyakit ikan karantina yang dipersyaratkan.
  2. Sertifikat Pelepasan adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh Petugas Karantina yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum didalamnya tidak tertular atau bebas dari Hama dan Penyakit Ikan Karantina. Adapun prosedur pelayanan sertifikat kesehatan di Balai Besar Karantina Ikan adalah sebagai berikut :
    1. Mengajukan permohonan pemeriksaan jenis dan kesehatan ikan.
    2. Pemeriksaan di farm dan mengambil sampel.
    3. Pemeriksaan penyakit ikan di laboratorium.
    4. Pengobatan ikan yang sakit.
    5. Pembuatan surat kesehatan ikan.
    6. Pengecekan jenis dan jumlah sebelum masuk pesawat atau kapal.
    7. Penyerahan sertifikat ikan.
Persyaratan Karantina Ikan
Setiap media pembawa yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari wilayah Republik Indonesia maupun antar area dalam wilayah Republik Indonesia harus memenuhi persyaratan berikut :
  1. Dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara/area asal.
  2. Melalui tempat pemasukan/pengeluaran yang telah ditentukan.
  3. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ikan di tempat-tempat pemasukan/pengeluaran.
  4. Pemasukan/pengeluaran jenis-jenis yang dilindungi atau dilarang berdasarkan ketentuan yang berlaku harus mendapatkan rekomendasi dari instansi yang berwenang (khusus untuk penelitian).
  5. Pemasukan media pembawa dari luar negeri harus memiliki surat izin pemasukan dari Dirjen Perikanan.
  6. Pengeluaran ikan hidup harus dilengkapi surat keterangan asal dari dinas perikanan setempat.
Prosedur Karantina Ikan
  • Prosedur Impor
  1. Pemilik melaporkan rencana pemasukan selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum media pembawa tiba di tempat pemasukan.
  2. Setelah media pembawa tiba, pemilik mengajukan permohonan pemeriksaan dan menyerahkan media pembawa tersebut kepada petugas karantina beserta dokumen pemasukannya.
  3. Petugas karantina memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pemasukan, apabila sudah benar media pembawa dimasukkan ke instalasi karantina dan kepada pemilik diberikan surat keterangan masuk karantina. Masa karantina paling lama 1 (satu) bulan kecuali dalam hal dianggap perlu.
  4. Dalam instalasi karantina media pembawa dilakukan tindakan karantina, dan apabila ternyata media pembawa tersebut bebas/dapat dibebaskan dari Hama dan Penyakit Ikan Karantina maka diberikan surat pelepasan.
  • Prosedur Ekspor
  1. Eksportir mengajukan permohonan pemeriksaan karantina sambil memberikan sampel, paling lambat 2 (dua) hari sebelum rencana pengiriman.
  2. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa media pembawa sehat dan memenuhi persyaratan akan diterbitkan sertifikat kesehatan (Health Certificate).
  3. Dua jam sebelum pemberangkatan dilakukan pengecekan ulang secara acak, apabila sesuai dengan Health Certificate yang telah diterbitkan media pembawa diizinkan untuk diberangkatkan.

MANFAAT DAGING IKAN

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2014/06/26/manfaat-daging-ikan/)


Ikan termasuk makanan yang rendah lemak tinggi protein dan merupakan sumber asam lemak omega 3 (lemak baik). Karena tubuh manusia jarang mendapatkan nutrisi penting ini dalam jumlah besar maka ikan merupakan makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi. Selain itu ikan juga rendah lemak atau disebut asam lemak omega-6 di mana kandungan ini sering ditemukan dalam daging merah. Dulu orang beranggapan bahwa kebanyakan makan ikan bisa menyebabkan cacingan sehingga anak-anak kecil pun enggan untuk memakan ikan. Tapi sekarang makan ikan sangat dianjurkan karena dipercaya dapat mencegah penyakit jantung dll. Beberapa studi kesehatan yang menghubungkan khasiat ikan dengan jantung memperlihatkan bahwa jenis hewan ini sangat bersahabat dengan organ jantung sampai saat ini pun sudah lebih dari 5000 publikasi penelitian di dunia yang melaporkan khasiat ikan terhadap kesehatan jantung. Salah satu penelitian tertua adalah yang dilakukan dua peneliti Denmark di tahun 1970. Mereka menemukan fakta rendahnya kasus kematian orang Eskimo akibat penyakit jantung koroner walaupun mereka banyak mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. Dan ternyata rahasia dibalik fakta ini adalah orang Eskimo memiliki kebiasaan untuk menyantap daging ikan. Tetapi bukan hanya jantung saja yang bisa di sembuhkan oleh khasiat ikan. Beberapa penyakit pun dapat disembuhkan oleh khasiat ikan. Dan berikut adalah beberapa khasiat ikan yang bisa kita dapatkan :
  1. Khasiat ikan dapat menekan resiko stroke dan serangan jantung hal ini karena ikan mengandung asam lemak dan omega-3 yang sangat dibutuhkan oleh otak. Mengkonsumsi ikan secara rutin dan teratur setiap pekannya dapat menekan resiko penyakit jantung pada pria ataupun perempuan.
  2. Rendah lemak khasiat ikan yang satu ini adalah rendah lemak karena sebagian besar ikan memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan sumber protein hewani yang lainnya terutama ikan tuna sirip kuning.
  3. Sumber protein, vitamin dan mineral khasiat ikan ini adalah mampu menyerap nutrisi yang terdapat dalam ikan karena ikan memiliki kandungan vitamin A, vitamin D, fosfor, magnesium, selenium, yodium dan kalsium. Dasarnya ikan memiliki protein hewani yang sama dengan daging sapi, tapi kelebihan ikan adalah tidak memiliki lemak yang tinggi.
  4. Khasiat ikan dapat mengurangi kolesterol LDL (kolesterol jahat), ini karena ikan memiliki kandungan lemak jenuh paling sedikit dengan protein hewani lainnya seperti daging ayam, udang ataupun lobster. Dan lemak jenuh sendiri memiliki peranan penting untuk menaikan kadar kolesterol jahat dalam darah.
  5. Khasiat ikan dapat mengurangi peradangan dan sakit sendi hal ini karena ikan memiliki kandungan asam lemak omega-3 ikan tuna, salmon, makarel ataupun sarden yang bisa menghilangkan resiko peradangan dan sakit sendi.
  6. Khasiat ikan dapat menambah nutrisi otak hal ini karena ikan mengandung asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk otak. Asupan nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan stamina otak.
Semua kandungan positif yang terdapat dalam ikan tidak akan kita rasakan apabila kita memilih ikan yang salah. Bukan salah jenis ikannya akan tetapi salah memilih ikan yang tidak dalam keadaan segar atau salah dalam proses pengolahannya. Para peneliti tidak memberikan penjelasan jenis ikan apa saja yang memeberikan khasiat ikan yang terbaik, tapi ikan salmon dipercaya memiliki kandungan omega-3 yang cukup tinggi. Dan beberapa pengolahan sebenarnya cukup baik untuk ikan tapi pengolahan dengan cara digoreng atau dibakar dengan olesan mentega maka akan meningkatkan kadar lemak jadi tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi. Selain itu minyak goreng yang dipanaskan akan menurunkan kadar omega-3 dalam ikan sehingga efek protektif bagi jantung berkurang. Selain jenisnya salah satu yang paling berpengaruh terhadap komposisi nutrisi ikan ialah tempat hidupnya. Berdasarkan tempat hidupnya ikan dikategorikan menjadi ikan yang hidup di air tawar dan air laut. Ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah ikan lele, mas, nila, gurame, dan patin. Ikan air laut yang umum dikonsumsi berasal dari kelompok pelagis dan demersal. Ikan pelagis merupakan ikan perenang cepat, gemar bermigrasi dan biasanya hidup di dekat permukaan laut. Contohnya ialah ikan tuna, tongkol, cakalang, marlin, sardin, dan mackerel. Ikan demersal (groundfish) hidup dan mencari makanan di dekat dasar laut. Contohnya ialah ikan kerapu, kuwe, halibut dan kakap merah.
Daging ikan baik ikan air laut maupun ikan air tawar terdiri dari daging berwarna merah (dark meat) dan putih. Daging merah mengandung pigmen darah merah, pigmen otot, jaringan ikat dan pembuluh darah yang tinggi. Kelompok ikan pelagis biasanya memiliki banyak bagian daging merah karena membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk bergerak dan mengandalkan metabolisme jaringan lemak dan konsumsi oksigen tinggi yang terjadi dalam daging merah. Sementara daging putih memiliki jenis-jenis protein yang berkualitas tinggi. Pada umumnya, ikan air tawar dan demersal memiliki daging putih yang dominan dan sedikit sekali daging merah.
Kualitas protein ikan sangat tinggi karena mengandung berbagai asam amino esensial (tidak diproduksi oleh tubuh) dalam jenis dan jumlah yang mendekati kebutuhan manusia. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, pembentukan senyawa tubuh yang esensial, regulasi keseimbangan air, memepertahankan netralitas pH tubuh, pembentukan antibodi dan pengangkutan zat gizi. Ikan yang kandungan proteinnya cukup tinggi diantaranya ialah mackerel, salmon, marlin, tuna, cakalang, hiu, dan kakap. Ikan memiliki kandungan asam amino sistin dan metionin yang tinggi. Jika dibandingkan dengan protein susu, kandungan asam-asam amino arginin, histidin, lisin dan sistin ikan lebih banyak.

HORMON PADA IKAN

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2017/11/06/hormon-pada-ikan/)


Definisi hormon adalah suatu zat organik yang diproduksikan oleh sel-sel khusus dalam tubuh dirembeskan ke dalam aliran darah dengan jumlah yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi (Darwisito, 2002).
Hormon adalah zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntuyang mempunyai efek tertentu pada aktivitas organ–organ lain dalam tubuh. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah apabila sampai pada suatu organ maka hormone akan merangsang terjadinya perubahan.
Pertumbuhan dan perkembangan organ–organ kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormone–hormone gonadotropin dan hormone–hormone gonadal. Pelepasan FSH ke adalam aliran darah menjelang pubertas menyebabkan pertumbuhan folikel–folikel pada ovarium. Sewaktu folikel–folikel itu tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium eninggi dan estrogen diekskresikan di dalam ovaroium untuk di lepaskan ke dalam aliran darah. Estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin betina.
Ovum mengalami perubahan-perubahan kearah pematangan. Estradiol dari folikel de Graaf yang matang menyebabkan perubahan – perubahan pada saluran reproduksi tubuler yang maksimal pada fase ini.Matestrus atau postestrus dalah periode segera setelah estrus di mana corpus luteum bertambah cepat dari sel – sel granulose folikel yang telah pecah di bawah pengaruh hormone LH dari adenohypophisa. Matestrus sebagian besar berada dibawah pengaruh hormone progesterone yang dihasilkan oleh corpus luteum. Progesteron menghambat sekresi FSH oleh adenohypophisa sehingga menghambat folikel de Graaf yang lain dan mencegah terjadinya estrus. Apabila folikel-folikel menjadi matang, ovum dilepaskan dan turun ke tubafallopii. Dapat dilihat bahwa hormon juga memegang peranan penting dalam kelangsungan produktivitas dari suatu ternak.
Hormon adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Defenisi hormon harus memenuhi kriteria berikut :
  • Disekresikan oleh sel–sel hidup kelenjar endokrin dan diahsilkan dalam jumlah kecil
  • Sekresi bersifat merocrin yaitu eksotosis tanpa menyebabkan kerusakan seluruh sel
  • Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus pada tempat spesifik
  • Hormon mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
  • Harus mengatur (tidak memulai) aktivitas organ sasaran dan menghasilkan respon yang tepat
  • Tidak digunakan sebagai sumber energi.
A. Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan mormon dan fungsi kelenjar
  1. Kelenjar hipofisa
Kelenjar hipofisa terletak pada lantai otak tengah. Kelenjar ini berasal dari dua sumber yang berbeda yaitu bagian yang berasal dari penjuluran stomodeum usus muka dan bagian dari lantai diencefalon. Kemudian bagian tersebut kemudian menyatu menjadi satu membentuk kelenjar hipofisa. Gelambir anterior kelenjar hipofisa menghasilkan hormone gonadotropik yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH) yang pada hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH) dan Luteotropic Hormone (LTH), serta bagian posterior yang menghasilkan dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.
  1. Kelenjar ovarium
Kelenjar ovarium ini terdiri atas dua macam yaitu estrogen dan progesterone. Estrogen dihasilkan oleh sel–sel granulose folikel de Graaf. Hormon ini menyebabkan pertumbuhan alat–alat perkembangbiakan, perkembangan tanda kelamin sekunder, dimulainya siklus rahim, siklus birahi, siklus kelenjar air susu, timbulnya gejala birahi atau siklus menstruasi pada manusia. Hormon progesterone dihasilkan oleh sel–sel korpus luteum, selain oleh plasenta dan korteks kelenjar adrenal. Pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada uterus tidak semuanya atas pengaruh estrogen, sebab persiapan rahim untuk kebuntingan diatur oleh korpus luteum, progenteron berfungsi untuk mempertahankan kebuntingan. Oleh karena itu apabila korpus luteum yang sedang berkembang dirusak atau dibuang, kebuntingan bias berakhir dengan keguguran.
  1. Testis
Fungsi endokrin dari testis terutama adalah menghasilkan testosterone, hormone kelamin jantan yang dihasilkan oleh sel–sel interstitial. Hormon seperti testosterone yang berpengaruh terhadap sifat kejantanan disebut androgen. Testis adalah sumber utama androgen, tanpa androgen dalam jumlah sedikit juga dihasilkan oleh korteks adrenal ovary betina dan plasenta (Frandson, 1996).
B. Klasifikasi hormon berdasarkan unsur pembentuknya
Hormon dapat dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan struktur kimianya, yaitu kelompok steroid dan kelompok protein (amina dan peptide). Hormon steroid merupakan molekul–molekul kecil dan dapat secara bebas masuk ke dalam sel, keduanya mengubah fungsi sel dengan cara mengaktifkan gen. Hormon steroid merupakan hormone larut lemak, sehingga dengan mudah dapat menembus membrane sel menuju sel target.
Mekanisme prinsip kerja hormone steroid dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
  • Protein membawa hormone ke dalam inti sel
  • Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
  • Hormon berinteraksi secara bolak – balik dengan AND pada kromosom
  • Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
  • mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada robosom.
Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah aktivitas hormone. Tidak seperti halnya hormon protein yang mengaktifkan enzim, hormone steroid memulai memproduksi enzim baru yang tersedia untuk penggunaan jangka panjang. Tiroksin juga masuk ke dalam sel target dan mengadakan interaksi dengan gen untuk mengubah fungsi sel. Tetapi tiroksin menggunakan tempat ikatan di dalam nucleus untuk translokasi ke nucleus. Contoh kelompok hormone steroid adalah progesterone, cortisol, estradiol estrogen dan testosterone. Hormon–hormone ini mempunyai beberapa pengaruh, tetapi secara umum aktivitasnya adalah lama, misalnya respon dalam waktu yang lama terhadap cekaman atau perkembangan reproduksi.
Beberapa kelompok hormone protein yang mengandung peptide dan amina adalah insulin. Thyroid stimulating hormone (TSH), Folicle stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). Hormon – hormone dalam kelompok ini umumnya melakukan aksinya dalam beberapa menit dan hanya dalam waktu yang singkat. Pada umumnya hormon–hormon dalam kelompok ini sering disimpan sementara dalam kelenjar endokrin dan siap tersedia untuk sekresi secepat mungkin.
Mekanisme kerja hormone protein diringkas sebagai berikut :
  • Hormon protein melekatkan dirinya sendiri pada reseptor spesifik di permukaan sel, tetapi hormone ini tidak termasuk ke dalam sel. Reseptor berassosiasi dengan sebuah enzim yang dinamakan adenilat siklase.
  • Komplek hormone-reseptor mengaktifkn adenilat siklase dan menyebabkan penguraian adenosine triposphate (ATP) untuk melepaskan Cyclic adenosine monophosphate (cAMP)
  • cAMP kemudian berdifusi ke dalam sel dan bergabung dengan reseptor intaseluler dan bertindak sebagai second messenger.
  • cAMP berpengaruh melalui rangkaian reaksi kompleks (fosfolirasi) yang dapat mengaktifkan enzim
  • Enzim–enzim inilah yang melakukan aktivitas hormone Ion–ion kalsium (Ca++) kadang–kadang juga bertindak se bagai second messenger bersama–sama cAMP. Ion Ca++ berkombinasi dan mengaktifkan protein yang terdapat di intraseluler yang disebut calmodulin.
Calmodulin yang telah diaktifkan ini kemudian dapat mengaktifkan enzim tertentu. cAMP berperan juga dalam hal sebagai berikut : merangsang sintesis protein, mempengaruhi proses sekresi dan mengubah permeabilitas.
C. Kelenjar endokrin pada ikan
Ikan memiliki beberapa kelenjar endokrin, antara lain pituitari, tiroid, ginjal, gonad, pankreas dan urophisis.
  1. Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela tursika), terdiri atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno hipofisa terdiri atas pars distalis dan pars intermedia, sedangkan, neurohipofisa hanya terdiri atas pars  nervosa yang berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin dan isotocin. Pars distalis merupakan bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan sel-sel pesekresi hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STH-Somatotropin), dan gonadotropin serta pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone), yang mana, pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus.
  1. Tiroid
Kelenjar tiroid mempunyai karakteristik utama, yakni pertama, unit dasar histologisnya adalah sel tunggal yang dikelilingi folikel dan kedua, jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada ikan, folikel tersebar di sekitar ventral aorta dan percabangannya ke insang.
 Tirotrofin pituitari merupakan faktor utama yang mengontrol fungsi tiroid dibawah kondisi normal, fungsi tiroid adalah membuat, menyimpan dan mengeluarkan sekresi yang terutama berhubungan dengan pengaturan laju metabolisme.  Sintesis dan pengeluaran horomon tiroid secara otoatis diatur untuk memenuhi tuntutan kadar hormon dalam darah lewat mekanisme feedback hipotalamik.  Bila kadar hormon tiroid yang beredar dalam darah tinggi makan akan menekan output TSH pituitari, sedangkan kadar rendah menaikkannya.
Hormon tiroid yang penting adalah tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon ini penting dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reprooduksi. Secara spesifik tiroksin menambah produksi energi dan konsumsi oksigen pada jaringan yang normal, mempunyai pengaruh anabolik dan katabolik terhadap protein, meningkatkan proses oksidasi dalam tubuh, mempercepat laju penyerapan monosakarida dari saluran pencernaan, meningkatkan glikogenolisis hati, dan diduga mengontrol pelepasan somatotropin, kortikotropin dan gonadotropin dari hipofisis (Fujaya, 2004).
  1. Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar yang majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan endokrin.  Komponen eksokrin mensekresikan getah pankreas yang dicurahkan ke dalam duodenum lewat saluran pankreas, sedangkan komponen endokrin (pulau-pulau pankreas) membebaskan hormonnya secara langsung kedalam sirkulasi darah.  Pada semua vertebrata, terdapat tiga sel-sel pulau yang memliki fungsi independen: sel-sel A, menghasilkan glukagon; sel-sel B, menghasilkan insulin; dan sel-sel D belum diketahui secara jelas hormon yang dihasilkannya, namun bebeapa peneliti mengemukakan bahwa hormon tersebut identik dengan somatostatin dan secara khusus berpungsi sebagai penghambat pertumbuhan (Fujaya, 2004).
  1. Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari. Meskipun gonadotropin tidak secara langsung mempengaruhi perkembangan telur atau seperma ikan, namun mempengaruhi sekresi estrogen oleh sel folikel telur dan androgen oleh jaringan testis.  Estrogen  yang umum didapatkan dalam cairan ovarium teleostei adalah estradiol -17β yang merupan derivat dari 17αhydroxyprogesterone, sedangkan androgen yang umum disintesis adalah testosteron.
Organ target estrogen adalah sel-sel hati.  Pada hati, estradiol berperan membawa pesan agar vitelogenin segera disintesis. Vitelogenin adalah bahan baku kuning telur yang di sekresi sel-sel hati dan dibawa ke gonad oleh darah. Sedangkan 17αhydroxyprogesterone terutama berperan pada akhir pematangan gonad untuk merangsang ovulasi (Bond, 1979).
  1. Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin, antara lain jaringan interrenal, sel-sel kromaffin, juxtaglomerulus, dan korpuskel stanius.  Fungsi kelenjar ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.
  1. Kelenjar Ultimobranchial
Pada teleostei, kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Kelenjar ini serupa dengan paratiroid pada bertebrata tingkat tinggi, tetapi tidak berupa folikel, malainkan menyebar pada septum.
Kalsitonin merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar ultimobranchial.  Hormon ini berperanan menurunkan kadar kalsium darah.  Beberapa kajian juga menunjukkan bahwa kalsitonin dapat melakukan peranan dalam membuat ikan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.
  1. Urofisis
Urofisis, nama lain the caudal neurosekretori sistem, merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal cord. Urofisis didapatkan pada setiap spesies ikan, namun fungsi hormon yang dihasilkannya masih menimbulkan kontrofersi, walaupun secara umu, sekresi urofisis berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya adalah pada ginjal.
Ada empat jenis hormon yang diidentifikasi dari urofisis, yakni urotensin I, II, III dan IV. Pada ikan, urotensin I belum diketahui efeknya secara pasti, namun pada bertebrata darat, berperanan dalam penurunan tekanan darah. Urotensin II berperan dalam kontradiksi otot licin, misalnya otot rektum dan kandung kemih Urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan NA+ oleh insang dan pelepasan NA+ oleh ginjal. Urotensin Ivdiduga adalah arginine vasotocin,tetapi hanya teridentifikasi  pada rainbow trout Jepang. Pada ikan karper, urofisis memproduksi sejumlah besar acetilcholine.

JENIS PAKAN IKAN

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/04/09/jenis-pakan-ikan/)


Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis ikan baik itu ukuran kebutuhan protein dan kebiasaan ikan. Pakan buatan ini biasanya dinamakan pellet. Pelet untuk ikan terbagi ke dalam dua jenis yaitu : Pelet terapung dan pelet tenggelam, pellet terapung ditujukan untuk ikan yang hidup dan beraktifitas dipermukaan air, sedangkan pakan tenggelam untuk ikan yang hidup dan beraktifitas di dasar perairan. Pakan buatan biasanya di produksi secara besar-besaran di pabrik pengolahan pellet dimana pada pembuatan pellet ini di produksi oleh para ahli dibidangnya. Namun pada dasarnya cara atau teknik pembuatan pekan ikan ini sangat sederhana dan dapat dibuat oleh perorangan dengan sangat mudah. Mengetahui jenis-jenis pakan ikan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya ikan. Seperti pada umumnya, pada pembudidayaan hewan ternak apapun pakan merupakan faktor yang sangat penting yang menentukan hasil panen ternak itu sendiri, tanpa pemberian pakan yang baik mustahil untuk mewujudkan target produksi yang akan dicapai meskipun benih yang digunakan adalah kualitas super.
Pada usaha ternak ikan disamping lokasi/tempat dan kondisi air, pakan merupakan salah satu faktor penunjang utama pertumbuhan dan kesehatan ikan. Pakan ikan yang baik serta ditunjang dengan tata cara pemberian pakan yang tepat, baik dalam hal waktu maupun penggunaannya sehingga para peternak ikan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari hasil budidaya.

Adapun jenis-jenis pakan ikan adalah :
Pelet (Pakan Utama)
Pelet merupakan pakan yang biasanya diproduksi oleh pabrik, komposisi pelet olahan pabrik biasanya mengandung berbagai macam jenis tepung (terigu, ikan, daging,dll), bungkil kelapa dan kedelai, mineral, dedak halus, minyak dan berbagai macam vitamin yang diperlukan untuk ikan. Masyarakat pada umumnya mengenal dua jenis pelet, pelet apung dan pelet tenggelam. Seperti namanya, disebut pelet apung karena sifatnya yang mengapung diatas air kolam pada saat ditebar, sementara pelet tenggelam adalah jenis pelet yang langsung akan tenggelam jika ditebar pada kolam. Pabrik yang memproduksi pelet di Indonesia sangat banyak, oleh karena itu sebaiknya para peternak ikan harus selektif dalam memilih jenis pelet dan tempat pembeliannya. Pilihlah pelet yang berprotein tinggi, biasanya kandungan protein yang tinggi terdapat dalam pelet apung, sementara pelet tenggelam kisaran proteinnya lebih rendah, oleh sebab itu para pelaku usaha budidaya ikan disegmen pembesaran biasanya hanya memberikan pelet tenggelam pada saat akhir menjelang masa panen.

Pakan Tambahan (Pakan Kedua)
Pakan tambahan digunakan oleh para peternak ikan di segmen pembesaran agar lebih dapat menekan biaya produksi. Sesuai namanya, pakan tambahan bersifat sebagai tambahan tidak baik memberikan pakan tambahan secara berlebihan. Pemberian pakan tambahan yang baik biasanya sepuluh hari pada saat akan menjelang masa panen. Menurut pengalaman para peternak ikan, karena pemberian pakan tambahan ini pada saat pekan terakhir panen, maka yang dikurangi adalah takaran pelet tenggelam. Jenis pakan tambahan untuk pakan ikan sangat banyak, tergantung selera dan kemudahan yang bisa dilakukan oleh para peternak ikan, misalnya : ayam tiren, ikan runcah ataupun yang lainnya yang penting memiliki kandungan protein dan gizi yang cukup untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan, dengan catatan harus mengolah pakan tambahan dengan baik dan benar serta tetap menjaga kebersihan dan kesehatan pakan agar baik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan.

Pakan Alami (Pakan Ketiga)
Pakan alami adalah pakan yang dihasilkan oleh alam dan mengandung protein cukup tinggi sehingga sangat baik untuk pertumbuhan ikan, jenisnya juga sangat banyak dan beragam seperti ; cacing sutera, biasanya cacing sutera digunakan pada segmen pembenihan, diberikan pada saat benih ikan berumur 7 s/d 15 hari. Pakan alami lainnya adalah plankton, uget-uget, kutu air atau mikroorganisme lainnya yang bisa tumbuh di dalam kolam, namun pertumbuhannya sangat sedikit oleh karena itulah dilakukan proses pengomposan pada kolam perawatan benih dan pembesaran agar pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan bisa lebih banyak dan sangat disarankan untuk tidak mengganti air kolam sampai pada saat panen kecuali terjadi hal-hal yang mengharuskan untuk mengganti air kolam.

TEKNIK PEMBERIAN PAKAN IKAN

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/01/28/teknik-pemberian-pakan-ikan/0


Pemberian pakan buatan untuk ikan harus dilakukan secara benar dan hati-hati supaya pertumbuhan ikan dapat berlangsung normal. Dengan demikian diharapkan tidak akan terjadi pemborosan. pemakaian pakan ikan buatan dipengaruhi oleh unsur cara pemberiannya, frekuensi pemberian, jumlah ransum perhari, suhu air dan keadaan lingkungan.
  •  Cara Pemberian Pakan
Untuk benih yang masih kecil pakan diberikan dengan menyerakkannya secara merata diseluruh permukaan air apabila makanan ikan berbentuk cairan maka sebaiknya pemberian pakan dilakukan dengan alat penyemprot (sprayer). Dan apabila pakan ikan yang berbentuk tepung dan remah dapat diberikan dengan cara ditaburkan menggunakan tangan pada tempat dan waktu yg sama (tetap). Tempat pemberian pakan sebaiknya ditetapkan didekat pintu pengeluaran air agar ikan terbiasa untuk menunggu makanannya di tempat tersebut pada waktu yg telah ditentukan, selain itu sisa-sisa pakan yg tidak termakan oleh ikan tidak tersebar kemudian membusuk di seluruh kolam. Pakan ikan buatan  diberikan secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit sesuai kebiasaan makannya. Apabila kira-kira sepertiga dari jumlah ikan-ikan yang ada sudah tidak mau lagi memakan makanan yang dilemparkan maka pemberiannya segera dihentikan, jika sudah diberikan pakannya secara teratur maka ikan anda akan jauh lebih sehat dan siap untuk dipanen.
pertumbuhan Ikan Budidaya yang cepat tidak hanya membuat hati senang tetapi juga menekan pengeluaran untuk pakan mempercepat masa panen dan ikan bisa dipanen dalam ukuran yang seimbang. Banyak pengalaman petani pemeliharaan ikan harus melakukan panen secara berkesinambungan karena ukuran ikan saat ditebar sama tetapi mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Karena itu beberapa rekayasa dan upaya dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ikan dan ukuran yang seragam dengan demikian efisiensi produksi pemeliharaan ikan menjadi cukup baik. Beberapa petani ikan menempuh cara dengan memberikan makanan berprotein tinggi dan memberikan makanan alami seperti keong, bekicot dan lain-lain akan tetapi pemberian pakan semacam ini akan terkendala karena tidak praktis. Pada beberapa pemeliharaan ikan seperti pemeliharaan ikan gurami, Ikan Lele, Ikan Nila, Ikan patin dan lain sebagainya, pemberian probiotik telah dirasakan manfatnya dalam mempercepat pertumbuhan dalam budidaya ikan.
Cara memberikan pakan yang baik juga wajib diketahui oleh para pelaku usaha ternak ikan agar tatacara pemberian pakan menjadi lengkap dan tepat guna.
  1. Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam setelah pelet habis sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam dan lakukan proses tersebut sampai ikan kenyang terlihat beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam hingga habis. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak sehingga membantu pertumbuhan ikan selain itu dengan cara ini para pelaku usaha ternak ikan juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan.
  2. Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda pelet tenggelam tidak disebar melainkan hanya ditebarkan pada satu titik sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar jadi tebarkanlah sedikit-sedikit karena ikan tersebut suka mengejar pakan yang bergerak jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah nampak menurun sebaiknya pemberian pakan dihentikan lalu ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam.
  3. Pada segmen pembenihan pakan alami seperti cacing sutera diberikan dengan cara disebar di sudut di sisi dan di bagian tengah kolam cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan kemudian diletakkan pada titik yang berbeda teknik ini sangat efektif karena larva ikan yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam dengan cara seperti ini tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang dan sisa tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak ikan pada saat panen atau menguras kolam karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.
  •  Pemberian Vitamin
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup karena mikroorganisme yang terkandung pada Probiotik mampu membantu pencernakan makanan pada tubuh ikan sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Pada Budidaya Ikan probiotik diberikan sebagai campuran makanan dan ada yang ditaburkan pada kolam pemeliharaan. Untuk Probiotik yang dicampur pakan bisa dicampurkan dengan pakan buatan pabrik (pelet) maupun pakan alami dari tumbuh-tumbuhan seperti daun-daunan dan lain-lain. Penebaran probiotik pada kolam akan membantu tumbuhnya plankton-plankton dan mikroorganisme lainnya dalam air kolam sebagai makanan alami ikan. Probiotik jenis ini akan menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air seperti Nature atau Super Plankton. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami. Para petani Ikan sudah terbiasa memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya probiotik Raja Grameh, Raja Lele, Master Fish, SPF atau Nature yang mudah diperoleh di toko pakan ternak. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna, sebagian besar 90% pakan yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi daging. Ikan pemberian probiotik sangat membantu pertumbuhan ikan dari berbagai riset probiotik memang terbukti baik untuk pemeliharaan air kolam dan pemacu pertumbuhan ikan. Karena ada introduksi mikroba positif maka kolam menjadi lebih sehat dan ikan juga lebih kuat terhadap stres dan penyakit. sehingga pertumbuhan ikan sangat pesat karena probiotik juga merangsang nafsu makan.
Probiotik akan menjadi andalan para pembudidaya ikan di masa depan karena manfaatnya sangat besar pada pertumbuhan ikan sehingga cukup berarti dengan keuntungan yang didapat. Probiotik ibarat benteng pertahanan diri dan sebaiknya diberikan sejak dini begitu bibit mau masuk kolam tiga hari sebelumnya air kolam harus diguyur probiotik Nature atau SPF lebih dahulu agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Selanjutnya pemberian probiotik untuk pemeliharaan air cukup dua minggu sekali atau ketika kondisi air menurun kualitasnya.
  • Frekuensi Pemberian Pakan Ikan
Frekuensi pemberian pakan untuk burayak dan benih harus lebih sering dilakukan yaitu kurang lebih 6 kali sehari. Untuk ikan-ikan besar yang pakannya sudah berbentuk pelet sebaiknya diberikan sebanyak 4 kali sehari tenggang waktu antara pemberian pakan yg pertama dengan yang berikutnya sekitar 2 jam dan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, apabila pakannya hanya sebagai tambahan saja cukup 2 kali sehari.
  •  Jumlah Ransum Harian
Untuk burayak atau benih ikan relatif membutuhkan ransum harian lebih banyak yaitu sekitar 7% dari beratnya. Sedangkan untuk yang sudah berumur lebih dari 120 hari dapat diberikan pelet dan jumlah ransum hariannya berkisar antara 1-4% dari berat badannya.
  • Unsur Lingkungan
Keadaan lingkungan seperti suhu air dan kadar oksigen sangat berpengaruh terhadap pemberian pakan, suhu air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mengakibatkan nafsu makan ikan akan terganggu sehingga pakan yg diberikan banyak yang tidak termakan demikian pula jika kadar oksigen dalam air menurun maka akan berdampak pada kondisi ikan.
Jika lingkungan tidak baik atau tercemar maka pertumbuhan ikan akan terhambat dan bisa juga mengalami kematian yang sangat tinggi diakibatkan kondisi lingkungan kurang baik maka lingkungan sangat berpengaruh sekali terhadap pemeliharaan ikan baik secara internal maupun secara eksternal.

MORFOLOGI IKAN AIR TAWAR

(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2017/11/08/961/)



Morfologi yaitu cabang ilmu biologi yang secara khusus mempelajari tentang tata bentuk luar atau sruktur dari suatu organisme. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu.
  1. Ikan Lele
Seluruh tubuh ikan lele tidak bersisik, warna dasar hitam, cokelat, dan kadang agak kehijauan. Tubuh ikan lele dibagi menjadi 3, yaitu kepala, badan, dan ekor. Ikan lele memiliki kepala yang besar dan keras dengan sepasang bola mata yang kecil. Ukuran mulut lebar, dilengkapi kumis. Hal inilah yang menyebabkan lele disebut juga catfish, karena memiliki kumis seperti kucing .
Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping).
Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncong (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam/patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan pada ikan yang tua sudah agak berkurang racunya.
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
lele
Gambar Ikan Lele (Clarias batrachus)
  1. Ikan Nila
Bentuk tubuh agak memanjang dan pipih ke samping, warna putih kehitaman dan warnanya semakin terang kearah bagian ventral atau perut. Pada tubuh terdapat garis-garis vertikal berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agar besar dan di tepinya berwarna hijau.
Letak mulut terminal atau di ujung tubuh, Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk (Linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada.  Jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah. Tipe sisik adalah ctenoid atau sisik sisir. Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak.
Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ekor yang berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan  sebagai indikasi kematangan gonad.
Pada rahang terdapat bercak kehitaman, sisik ikan nila adalah tipe scenoid, ikan nila juga ditandai dengan jari-jari darsal yang keras, begitupun bagian awalnya. Dengan posisi siap awal dibagian belakang sirip dada (abdormal).
ikan-nila
Gambar Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
  1. Ikan Patin
Patin merupakan salah satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean. Panjang patin dewasa mencapai 120 cm. Ukuran tubuh seperti ini merupakan ukuran tubuh yang tergolong besar bagi ikan jenis lele-lelean. Bentuk tubuhnya memanjang dengan warna dominan putih berkilauan seperti perak dan dibagian pungungnya berwarna kebiruan. Kilau warna keperakan tubuhnya sangat cemerlang ketika masih kecil, sehingga banyak orang yang memeliharanya di akuairum sebagai ikan hias. Warna keperakan ini akan semakin memudar setelah patin semakin besar.
Sama seperti ikan lele-lelean lainnya, patin tidak memiliki sisik alias bertubuh licin. Bentuk kepalanya relatif kecil. Mulutnya terletak di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian punggungnya terdapat sirip dengan sebuah jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya berjumlah 6-7 buah.
bentuk sirip ekornya simetris bercagak. Di sirip dada terdapat 12-13 jari – jari lunak dan satu buah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sementara itu, di sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak.
patin
Gambar Ikan Patin (Pangasiuspangasius)
  1. Ikan Gurame
Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi, dan pipih ke samping. Panjang maksimumnya mencapai 65 cm. Ukuran mulut kecil, miring, dan dapat disembulkan. Gurami memiliki garis lateral (garis gurat sisi atau linea literalis) tunggal, lengkap dan tidak terputus, serta memiliki sisik berbentuk stenoid (tidak membulat secara penuh) yang berukuran besar.
Ikan ini memiliki gigi di rahang bawah. Di daerah pangkal ekornya terdapat titik bulat berwarna hitam. Bentuk sirip ekor membulat. Ikan ini juga memiliki sepasang sirip perut yang telah mengalami modifikasi menjadi sepasang benang panjang yang befungsi sebagai alas peraba.
Secara umum tubuh gurami berwarna kecokelatan dengan bintik hitam pada dasar sirip dada. Gurami muda memiliki dahi berbentuk normal atau rata. Semakin dewasa, ukuran dahinya menjadi semakin tebal dan tampak menonjol. Selain itu, di tubuh gurami muda terlihat jelas ada 8-10 buah garis, tegak atau vertikal yang akan menghilang setelah ikan menginjak dewasa.
gurame
Gambar Ikan Gurame (Osphronemus goramy)
  1. Ikan Mas
Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain: bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral)
Bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea 8 lateralis) ikan mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
mas
Gambar Ikan Mas (Cyprinus carpio)
  1. Ikan Bawal
Ikan bawal (Colossoma macropomum) memiliki warna tubuh abu-abu tua, pada tubuh bagian ventral berwarna merah pada bawal muda, dan akan memudar sejalan dengan pertambahan umur. Ikan bawal memilki gigi-gigi yang tajam .
Dari arah samping, tubuh bawal tampak membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2:1. Bila dipotong secara vertical, bawal memiliki tubuh pipih (compressed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4:1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass cap, tetapi lambat seperti ikan gurame atau tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa bagian tepi sirip perut, sirip anus dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini merupakan ciri khusus bawal sehingga oleh orang inggris dan amerika disebut red bally pacu .

SEKILAS CBIB 

(Sumber : http://wicaramina.blogspot.com/2015/02/sekilas-cbib.html)

Latar Belakang

Tuntutan pasar global akan produk perikanan budidaya adalah keamanan pangan (food safety) dalam artian hasil perikanan budidaya diharapkan aman untuk dikonsumsi sesuai persyaratan pasar. Sebagai konsekuensi meningkatnya perdagangan global, produk perikanan budidaya Indonesia harus mempunyai daya saing, baik dalam mutu produk maupun efisiensi dalam produksi.
Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan kesehatan dan keamanan pangan, menuntut seluruh pihak terkait dengan perikanan budidaya di Indonesia mengutamakan kualitas, baik untuk produk ekspor maupun konsumsi masyarakat.
Seluruh tahapan dalam budidaya ikan harus memperhatikan sanitasi dan pengendalian dalam upaya mencegah tercemarnya hasil perikanan budidaya dari berbagai bahaya keamanan pangan seperti bakteri, racun hayati (biotoxin), logam berat serta pestisida, maupun residu bahan terlarang (antibiotik, hormon, dsb).
Peningkatan mutu produk perikanan budidaya lebih diarahkan untuk memberikan jaminan keamanan pangan mulai bahan baku hingga produk akhir hasil budidaya yang bebas dari bahan cemaran sesuai persyaratan pasar.
Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, pembudidaya ikan perlu menerapkan cara berbudidaya yang benar, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.02/Men/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB)
Sebagai bukti penerapan CBIB pada unit pembesaran ikan, perlu dilakukan sertifikasi melalui penilaian yang obyektif dan transparan.

Tujuan Sertifikasi

Tujuan Sertifikasi adalah memberikan jaminan penerapan CBIB dalam unit usaha budidaya telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi CBIB yang obyektif dan transparan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan produsen dan konsumen dan pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya Indonesia.

Definisi

    Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) adalah penerapan cara memelihara dan atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pakan obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologi
    Sertifikasi CBIB merupakan kegiatan pemberian sertifikat melalui penilaian kesesuaian yang dipersyaratkan dalam Cara Budidaya Ikan Yang Baik. Sertifikat CBIB adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan bagi unit usaha pembesaran ikan yang menyatakan bahwa unit pembesaran ikan telah memenuhi persyaratan CBIB.

Landasan Hukum
  • Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.01/MEN/2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;
  • Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2007 tentang Monitoring Residu Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi dan Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan;
  • Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik;
  • Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.28/MEN/2004 tentang Pedoman Umum Budidaya Udang di Tambak;
  • Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya No.01/DPB.0/ HK150.154/S4/ II/2007 tentang Pedoman dan Daftar Isian Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik;
  • Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang Pembudidayaan.

Aspek dalam CBIB

Dalam penerapan CBIB ada 4 aspek yang harus diperhatikan, yaitu aspek teknis, aspek manajemen, aspek keamanan pangan dan aspek lingkungan.
•    Aspek Teknis meliputi kelayakon lokasi dan sumber air, kelayakan fasilitas, proses produksi dan penerapan biosecurity. Lokasi harus bebas banjir dan bebas cemaran, sumber air juga harus diperiksa laboratorium untuk mengetahui kandungan logam berat dan bakteri Coliform. Fasilitas juga harus sesuai, di antaranya terdapat gudang pakan dan gudang peralatan yang layak, sarana pengemasan dsb. Proses produksi/pemeliharaan sebaiknya mengacu pada Standard Nasional Indonesia (SNI) dari pemeliharaan sampai pengemasan. Benih ikan harus berasal dari unit pembenihan yang bersertifikasi CPIB, dibuktikan dengan Surat Keterangan Asal (SKA) Benih Ikan. Induk Ikan juga harus berasal dari lembaga yang berwenang memproduksi Induk Ikan, dibuktikan dengan Surat Keterangan Asal (SKA) Induk Ikan. Penerapan biosecurity adalah sebuah upaya agar tempat budidaya tidak terkontaminasi zat-zat atau organisme berbahaya yang dapat mengganggu proses pemeliharaan. Di antaranya adalah dengan membuat pagar keliling, foot bath, sebelum memasuki ruang pembenihan, pencuci roda mobil/motor di pintu gerbang dsb.
•    Aspek Manajemen meliputi struktur organisasi dan manajemen serta pengolahan data untuk dokumentasi dan rekaman. Dokumentasi dalam hal ini adalah Standard Operasional Prosedur (SOP) atau Instruksi Kerja, yang merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan, yang dilengkapi dengan formulir isian untuk mengumpulkan data yang diperlukan selama proses pemeliharaan. Rekaman dalam hal ini adalah merupakan bukti obyektif untuk menunjukan efektivitas penerapan CBIB. Contoh rekaman di antaranya adalah pembelian pakan, pengolahan kolam, data kematian, pemberian pakan, pemeriksaan kualitas air dsb.
•    Aspek Keamanan Pangan merupakan sebuah ketentuan bahwa dalam memelihara ikan tidak boleh menggunakan obat-obatan/bahan kimia/biologi yang dilarang yang bisa menyebabkan residu termasuk antibiotik. Obat-obatan yang boleh digunakan adalah obat-obatan yang sudah mendapat izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Demikian juga dengan pakan, pakan yang boleh digunakan adalah pakan yang sudah disertifikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Apabila pembudidaya menggunakan pakan buatan sendiri, maka pembudidaya harus bisa menjelasakan tentang bahan, formula serta proses produksi pakan tersebut dan juga memberikan sejumlah sampel pakan yang diproduksi untuk dianalisis di laboratorium.
•    Aspek Lingkungan adalah sebuah jaminan bahwa kegiatan budidaya ikan kita tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengendapkan air buangan dari proses budidaya ikan kita dalam sebuah bak sebelum dibuang ke perairan umum.

Sertifikasi CBIB

Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini tengah mendorong pelaku usaha budidaya ikan untuk menerapkan CBIB. Bagi para pembudidaya yang serius melakukannya, disarankan untuk mengajukan sertifikasi CBIB pada unit usahanya. Untuk memperoleh sertifikat tersebut, tentu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan tersebut pastinya tidak jauh dari 4 aspek yang dijelaskan di atas.
Syarat sertifikasi CBIB di antaranya:
  • Lokasi bebas banjir dan cemaran;
  • Air tersedia sepanjang tahun dan tidak tercemar;
  • Menerapkan biosecurity;
  • Pakan bersertifikat, atau melampirkan bahan/formula dan menyerahkan sampel apabila menggunakan pakan buatan sendiri;
  • Benih memiliki Surat Keterangan Asal (SKA);
  • Mempunyai Standard Operasional Prosedur (SOP) dari pengolahan kolam, pengadaan benih, sampai dengan panen;

Tata Cara Sertifikasi CBIB

Persyaratan Pemohon
Pembudidaya dapat mengajukan permohonan sertifikasi CBIB dengan mengirimkan formulir aplikasi, dilampiri dokumen sebagai berikut:
1. Foto kopi SIUP atau TPUPI;
2. Data umum unit usaha pembesaran;
3. Daftar catatan/rekaman;
4. Struktur organisasi dan tanggung jawab;
5. Daftar fasilitas (sarana dan prasarana);
6. Jumlah dan pendidikan tenaga kerja
7. Gambar lay out bangunan & unit usaha budidaya

Penilaian Kesesuaian
Setelah dokumen permohonan dinilai memenuhi syarat maka penilaian lapangan dapat dilaksanakan dengan metode:
  • Wawancara
  • Peninjauan kondisi lapang (wadah budidaya, gudang, saluran air, dll) serta operasional tambak disesuaikan Prosedur Operasional Standar (POS)
  • Pemeriksaan dokumen/catatan kegiatan yang dimiliki unit pembesaran ikan.

Dokumen yang harus dimiliki unit usaha budidaya terdiri dari:
a. Prosedur Operasional Standar (POS)
Merupakan standar metode pelaksanaan kegiatan di lapangan, yang digunakan sebagai pedoman bagi pelaksana kegiatan lapangan.
POS dapat terdiri dari:
- persiapan wadah
- pengolahan kualitas air
- penebaran benih
- pemberian pakan
- pemantauan kesehatan ikan
- pemakaian bahan kimia/biologi
- penyimpanan bahan kimia/biologi
- pengelolaan & penyimpanan pakan
- pengelolaan & penyimpanan peralatan
- persiapan panen, panen & pasca panen
- tindakan perbaikan, pengawasan pencatatan
b. Dokumen Pencatatan/Rekaman Kegiatan
Merupakan dokumen yang berisi catatan kegiatan lapangan yang merekam semua informasi penting yang dibutuhkan, per wadah budidaya per proses produksi.
Rekaman disesuaikan kebutuhan tiap unit pembesaran, dan dapat terdiri dari:
- Benih (jumlah, hatchery, hasil uji, tanggal tebar)
- Pakan (jumlah/jam/hari, jenis, produsen, batch)
- Kualitas air (DO, pH, Salinitas, Nitrat, Nitrit, plankton, dll)
- Penggunaan bahan kimia dan bahan biologi
- Rekaman kejadian penyakit ikan
- Rekaman panen (tanggal, jumlah, pembeli)
Persyaratan penilaian kesesuaian meliputi:
1. Lokasi
2. Suplai air
3. Tata Letak dan desain
4. Kebersihan Fasilitas dan Perlengkapan
5. Persiapan wadah budidaya
6. Pengelolaan Air
7. Penggunaan Benih
8. Penggunaan Pakan
9. Penggunaan bahan kimia, bahan biologi dan obat ikan
10. Penggunaan es dan air
11. Panen
12. Penanganan Hasil
13. Pengangkutan
14. Pembuangan Limbah
15. Pencatatan
16. Tindakan Perbaikan
17. Pelatihan
18. Kebersihan Personil

Tingkat                             Ketidaksesuaian
                              Minor    Mayor    Serius      Kritis
I (Sangat Baik)       0-6        0-5            0              0
II (Baik)                   ≥ 7        6-10        1-2             0
III (Cukup)              NA*      ≥ 11         3-4             0
IV (Tidak Lulus)     NA*      NA*         ≥ 5           ≥ 1
*) NA: Not Applicable
Catatan:
Untuk unit pembesaran yang kelulusannya tingkat II tidak diperbolehkan ada ketidaksesuaian yang lebih dari 10 kombinasi “Mayor’ dan “Serius”. Apabila kombinasi “Mayor”  dan “Serius”  lebih dari “10”, maka unit pembesaran ikan tersebut akan digolongkan di tingkat III.

Penerbitan Sertifikat
Sertifikat CBIB akan diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya berdasarkan rekomendasi Komisi Aproval.
Jangka waktu berlakunya Sertifikat bergantung pada tingkat kelulusan unit pembesaran, yaitu:
a. Tingkat I     : 3 (tiga) tahun sejak tanggal penerbitan
b. Tingkat II    : 2 (dua) tahun sejak tanggal penerbitan
c. Tingkat III   : 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan
d. Tingkat IV : tidak mendapat sertifikat dan tidak diberi rekomendasi untuk memasarkan produksinya sebagai bahan baku ekspor.

Pengawasan dan Verifikasi
Pengawasan dilakukan secara berkala agar semua aspek benar-benar diterapkan sesuai Prosedur Operasional Standar yang telah disusun, sekurang-kurangnya sekali dalam 1 tahun. Jika konsisten sertifikat dapat diperpanjang, namun jika tidak akan dilakukan pembekuan. Verifikasi dilakukan paling lambat sebulan sebelum sertifikat berakhir untuk memastikan bahwa semua kegiatan usaha pembudidayaan ikan yang terkait telah dilakukan sesuai dengan cara budidaya yang baik.  Jika konsisten sertifikat diperpanjang, jika tidak maka dilakukan pencabutan sertifikat. Pengawasan dan verifikasi dilakukan oleh otoritas kompeten.

SISTEM RESIRKULASI DAN FILTRASI

 

 
(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2014/06/18/sistem-resirkulasi-dan-filtrasi/)
 
 
 
 
 

Di negara Indonesia usaha budidaya ikan semakin hari bertambah intensif sejalan dengan kemajuan zaman dan teknologi sehingga masyarakat semakin cenderung untuk memanfaatkan lahan yang tersedia semaksimal mungkin sehingga produksi semakin meningkat. Keberhasilan suatu usaha budidaya sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan yang optimum untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sementara itu dalam suatu sistem tertutup secara berkelanjutan ikan akan memproduksi limbah dari sisa hasil metabolisme yang secara perlahan mencapai level yang beracun (toksin) bagi ikan itu sendiri.
Ada beberapa cara atau metode yang umum dan berkembang di masyarakat dalam meningkatkan kualitas air antara lain teknik penyaringan, pengendapan dan penyerapan. Bahan yang digunakan untuk teknik penyaringan, pengendapan dan penyerapan juga beraneka ragam seperti pasir, kerikil, arang batok, ijuk, bubur kapur, tawas, batu dan lain-lain (Syafriadiman et al., 2005). Selanjutnya menurut Satyani (2001) mengemukakan bahwa ada beberapa cara untuk memperbaiki kualitas air atau menghilangkan pengaruh buruk air kotor agar menjadi layak dan sehat untuk kehidupan ikan dalam budidaya yaitu aerasi, sirkulasi air, penggunaan pemanas air, pergantian air segar dan filtrasi.
Indonesia harus mampu memanfaatkan potensi perairan yang ada sebagai media penghubung antar pulau sekaligus sebagai sumber daya kehidupan maritim. Jika dimanfaatkan secara arif potensi kekayaan tersebut dapat mendukung pembangunan sosial ekonomi menuju masyarakat Indonesia yang maju, makmur dan berkeadilan. Namun potensi yang besar ini belum tergarap secara optimal sehingga membuka peluang bagi kita untuk mengelolanya dan semakin meningkatnya permintaan pasar akan kebutuhan produk hasil laut menyebabkan terjadinya over eksploitasi terhadap biota laut yang akan menyebabkan kerusakan terhadap ekosistem sehingga menurunkan daya dukung lingkungan dan kepunahan spesies akibat penangkapan yang tidak ramah lingkungan.
Semakin meningkatnya kebutuhan akan hasil alam dari laut berupa kebutuhan akan pangan obat obatan yang berdampak pada eksploitasi besar besaran yang menyebabkan terjadinya degradasi habitat dan bahkan menyebabkan kepunahan pada beberapa biota laut yang memiliki nilai ekonomi dan nilai hayati yang tinggi. Metode alternatif dalam menanggulangi eksploitasi besar besaran terhadap biota ini adalah dengan melakukan kegiatan produksi akuakultur. Kegiatan produksi akuakultur ini menerapkan budidaya indoor dengan sistem resirkulasi yang dimana metode ini menerapkan sistem filtrasi yang berfungsi sebagai pendaur ulang air sisa metabolit dalam kegiatan budidaya.
Resirkulasi air adalah sistem pada teknik budidaya yang mempertahankan kesegaran air diatas ambang toleransi selama periode tertentu tanpa mengganggu pertumbuhan ikan. Sistem resirkulasi ini merupakan sistem air yang dipakai terus menerus dengan memakai sistem filtrasi. Sistem ini memerlukan aliran air yang dapat terkendali serta pompa untuk mengalirkan air tersebut.  Hal yang pertama dilakukan pada sistem resirkulasi adalah air dipompa dan dimasukkan kedalam akuarium, selanjutnya air buangan dari akuarium tadi dimasukkan kedalam bak filter untuk penjernihan setelah melewati filter air dapat digunakan kembali untuk mengisi air di akuarium.
Metode sirkulasi dilakukan dengan cara pergantian air secara berkala sesuai jumlah persentase air yang diganti dan penggunaan air yang sekali pakai. Pergantian air dilakukan dengan menambahkan air dari air tandon yang telah dipersiapkan. Pembuangan air dilakukan dengan metode sipon yaitu menggunakan selang yang diberi saringan pada ujung yang berada di dalam akuarium agar ikan tidak tersedot dan terbuang.
Untuk melakukan sebuah kegiatan produksi akuakultur secara indoor dengan sistem resirkulasi tidak dibutuhkan dana yang besar bila dibandingkan dengan produksi akuakultur secara outdoor (dialam). Secara teknis kegiatan produksi indoor ini lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti bagi para pemula yang ingin melakukan kegiatan produksi ini. Didalam komponen sebuah sistem resirkulasi terdiri penggunaan dua filter yaitu filter biologi dan filter fisik. Filter biologi ini komponennnya berupa pecahan karang, pasir dan bioball yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya nitrifikasi dari amoniak menjadi nitrat. Filter fisik terdiri atas kapas dan cartridge filter yang berfungsi untuk menyaring partikel partikel yang tersuspensi di dalam air.
Sistem kerja resirkulasi ialah dimulai dari air hasil penggunaan dari wadah pemeliharaan kemudian mengalir ke pipa pembuangan menuju wadah resirkulasi yang didalamnya terdapat berbagai tingkatan filtrasi. Filtrasi pertama dengan kapas untuk menyaring partikel fisik kemudian menuju filtrasi kedua berisi kapas, pecahan karang dan pasir. Pada filtrasi tingkat kedua ini terjadi proses biofiltrasi dengan memanfaatkan pecahan karang dan pasir yang berfungsi untuk mempertahankan pH air. Filtrasi yang terakhir berisi bioball yang berfungsi sebagai tempat hidup bakteri yang berperan dalam proses pemecahan amoniak menjadi nitrit dan nitrit menjadi nitrat yang tidak beracun. Kemudian air hasil filtrasi ini dialirkan kembali menuju wadah pemeliharaan.
Sistem sirkulasi (perputaran atau pergerakan) air adalah sistem produksi yang menggunakan air pada suatu tempat lebih dari satu kali dengan adanya proses pengolahan limbah dan adanya perputaran air (Lasordo, 1998). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelulushidupan dan produksi benih ikan nila adalah dengan cara memperbaiki kualitas air yaitu dengan cara sirkulasi air karena resirkulasi air dapat mengurangi pengaruh buruk air menjadi layak dan sehat untuk kehidupan ikan dalam pembudidayaan. Selain itu resirkulasi air dapat mengurangi persaingan antar larva untuk mendapatkan oksigen yang dapat menyebabkan mortalitas pada larva. Lesmana (2004) menyatakan bahwa sirkulasi (perputaran) air dalam pemeliharaan ikan sangat berfungsi untuk membantu keseimbangan biologis dalam air, menjaga kestabilan suhu, membantu distribusi oksigen serta menjaga akumulasi atau mengumpulkan hasil metabolit beracun sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan.
Berdasarkan hasil penelitian Oktahadi (2006) bahwa penggunaan resirkulasi memberi pengaruh terhadap parameter kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan manvis (Ptherophylllum sp). Ulfa (2009) menyatakan bahwa pengaruh perlakuan ketebalan arang tempurung kelapa dalam memperbaiki faktor fisika air (suhu dan kekeruhan) dan faktor kimia air (pH, DO, CO2, amoniak, TSS dan TOM). Romiantoyo (2010) dalam penelitiannya bahwa sistem resirkulasi dengan menggunakan filter berbeda memberi pengaruh jenis filter dalam memperbaiki kualitas air pada media pemeliharaan benih ikan mas (Cyprinus carpio L).
Proses pengolahan limbah pada sistem resirkulasi dapat berupa filtrasi fisik atau mekanik, filtrasi biologi dan filtrasi kimia. Filtrasi fisik atau mekanik berupa pemisahan partikel-partikel (berukuran > 5 μm) melalui pengendapan atau penyaringan, filtrasi biologi berupa penguraian senyawa nitrogen organik oleh bakteri pengurai pada filter, sedangkan filter pada kimia berupa pembersihan molekul-molekul bahan organik terlarut melalui proses oksidasi atau penyerapan langsung. Filter kimia fungsinya hampir sama dengan sebuah filter mekanik, perbedaannnya terletak pada ukuran partikel yang di olah, oleh karena itu boleh dikatakan bahwa filter kimia adalah sebuah filter mekanik yang bekerja pada skala molekuler. Filter mekanik bekerja dengan menangkap suspensi, maka filter kimia bekerja dengan menangkap bahan terlarut seperti gas, bahan organik terlarut dan sejenisnya. Mekanisme dilakukan dengan bantuan media filter berupa arang aktif, resinium dan zeolite atau melalui fraksinasi air (Spotte dalam Stickney, 1993).
Menurut Jangkaru (2004) sistem resirkulasi adalah suatu metode pemeliharaan ikan dalam wadah terkontrol dalam menggunakan kembali air bekas setelah proses penyaringan secara fisik dan biologi. Lesmana (2004) menyatakan bahwa sirkulasi (perputaran) air dalam pemeliharaan ikan sangat berfungsi untuk membantu keseimbangan biologis dalam air, menjaga kestabilan suhu, mambantu distribusi oksigen serta manjaga akumulasi atau mengumpulkan hasil metabolit beracun sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan.
Keuntungan dari sistem resirkulasi adalah efektif dalam pemanfaatan air dan lebih ramah lingkungan, karena kondisi air yang digunakan dapat terkontrol dengan baik sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah mahalnya biaya yang harus dikeluarkan karena kondisi yang teratur agar dapat berjalan dengan baik (Lasordo, 1998). Sirkulasi (perputaran) air dalam pemeliharaan ikan akan memberikan beberapa keuntungan antara lain :
  1. membantu menjaga keseimbangan biologi air.
  2. mencegah berkumpulnya ikan atau pakan pada suatu tempat.
  3. membantu distribusi oksigen kesegala arah.
  4. menjaga hasil metabolit mengumpul sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan.
  5. keuntungan lain menggunakan sistem resirkulasi yaitu mampu mengurangi kontiniutas penyiponan pada wadah yang tujuannya membersihkan sisa pakan dan sisa metabolisme ikan (Silitonga, 2006).
Menurut Spotte dalam Stickney (1993) suksesnya sistem resirkulasi terutama bergantung kepada efektivitas sistem dalam menangani atau mengolah limbah budidaya terutama berupa limbah metabolik. Suatu unit sistem resirkulasi yang umum biasanya terdiri atas beberapa bagian yaitu satu atau lebih wadah untuk pemeliharaan ikan, tempat untuk pengendapan, filter biologis, sistem aerasi dan setidaknya satu pompa air untuk mengalirkan air kedalam sistem atau wadah pemeliharaan.
Berdasarkan hasil penelitian saya bahwa sistem resirkulasi dengan menggunakan filter dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan ikan. Dimana air yang mengalir beserta kotoran dan sisa pakan dapat tersaring kembali hingga tingkat amoniak dapat berkurang, kualitas air yang dihasil akan lebih baik, perubahan suhu yang sering terjadi turun-naik dapat terkendali, dan oksigen terlarut yang terkandung didalam air dapat terealisasikan (Nurhasan,2014).

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...