BUDIDAYA IKAN DI PEKARANGAN
(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/04/17/budidaya-ikan-di-pekarangan/)
Pemeliharaan
ikan di kolam pekarangan telah lama dilaksanakan sebagian besar
masyarakat di Indonesia. Umumnya petani ikan hanya sekedar membesarkan
saja dan masih jarang mengusahakan pembenihannya. Biasanya benih yang
dibesarkan oleh petani ikan dibeli dari pasar atau tempat penangkaran
dan unit pembenihan rakyat (UPR). Salah satu upaya untuk memenuhi
kebutuhan lauk pauk dalam menu makanan sehari-hari adalah dengan
memelihara ikan dikolam pekarangan. Selain untuk kebutuhan sendiri bisa
juga untuk menambah penghasilan.
Memelihara
ikan di pekarangan dianggap cukup menguntungkan karena dapat
memanfaatkan sisa makanan dan limbah kotoran sebagai pakan sehingga
tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pakan yang sangat besar. Setelah
cukup besar ikan dapat dikonsumsi atau dijual ke pasar atau ke tetangga.
Namun keuntungan yang diperoleh masih sedikit dibandingkan dengan biaya
investasi pembangunan kolam dan tenaga yang dikeluarkan untuk mengelola
kolam pekarangan.
Sedikit sekali
di antara pemelihara ikan di pekarangan mengetahui apalagi menguasai
teknik budidaya dan sifat biologis ikan, baik sifat kebiasaan makan
maupun kebiasaan berkembang biak. Pengalaman adalah salah satu modal
utama untuk memelihara ikan walaupun dalam skala kecil, lahan pekarangan
beserta isinya merupakan satu kesatuan kehidupan yang saling
menguntungkan bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan di pekarangan.
Jenis – jenis ikan yang lazim diusahakan di kolam sederhana pada lahan
pekarangan adalah, ikan gurami, ikan tawes, ikan patin, ikan mujair,
ikan nila dan ikan lele. Dalam hal budidaya pekerangan yang harus
diperhatikan yaitu antara lain :
A. Pengamatan Lahan Pekarangan
Pekerjaan pengamatan letak lahan pekarangan meliputi luas tanah, jenis tanah dan lingkungan sekitarnya.
Pekerjaan pengamatan letak lahan pekarangan meliputi luas tanah, jenis tanah dan lingkungan sekitarnya.
1. Luas tanah
Untuk memastikan ukuran luas tanah kita dapat memperkirakan berapa luas tanah di pekarangan yang ada agar tidak terganggu antara kolam dengan yang lain, cara mengukurnya dengan menggunakan alat ukur berupa meter (m²).
Untuk memastikan ukuran luas tanah kita dapat memperkirakan berapa luas tanah di pekarangan yang ada agar tidak terganggu antara kolam dengan yang lain, cara mengukurnya dengan menggunakan alat ukur berupa meter (m²).
2. Jenis Tanah
Untuk mengetahui jenis tanah pada areal yang akan kita bangun kolam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Untuk mengetahui jenis tanah pada areal yang akan kita bangun kolam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Ambillah sebagian tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah lalu masing-masing dilumatkan dalam air setelah lembek dibuat genggaman dan ditekan sekuat-kuatnya. Jika meninggalkan gumpalan pasir cukup banyak berarti tanah tersebut tergolong tanah berpasir akan tetapi jika hanya sedikit sisa pasirnya berarti tergolong tanah liat.
- Jenis tanah yang baik untuk kolam ikan adalah tanah liat berpasir.
3. Lingkungan
Pengamatan lingkungan sekitar yang akan dibangun kolam antara lain meliputi :
Pengamatan lingkungan sekitar yang akan dibangun kolam antara lain meliputi :
- Sumber air yaitu sungai, parit, mata air dan saluran irigasi
- Letak pintu pemasukan dan pengeluaran air.
- Macam tumbuhan dan bantuan yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dibuang/disingkirkan.
B. Penggalian Tanah
- Tanah diukur dan ditandai sesuai bentuk dan posisinya sebaiknya kolam berbentuk empat persegi panjang.
- Sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan tanah mulai dicangkul atau digali sampai kedalaman 100 cm – 150 cm.
- Bersamaan dengan penggalian tanah, sekaligus dibangun pematangnya harus kokoh, berbentuk trapezium dan tidak bocor.
- Dasar kolam dibuat miring antara 3 persen sampai 5 persen kearah pintu pembuangan air.
- Pada dasar kolam perlu dibuatkan kemalir fungsi kemalir adalah untuk mempermudah penangkapan ikan pada waktu dilakukan panen.
C. Model-Model Kolam
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan diterapkan ada tiga sistem budidaya ikan yang biasa dilakukan.
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan diterapkan ada tiga sistem budidaya ikan yang biasa dilakukan.
- Kolam tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.
- Kolam Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah
- Kolam Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok .
Jenis-jenis
kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air
mengalir/running water dengan sumber air berasal dari sungai atau
saluran irigasi di mana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air
yang debitnya cukup besar. Kolam air tenang/stagnant water dengan sumber
air yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah sungai, saluran
irigasi, mata air, hujan, dan lain- lain, tetapi aliran air yang masuk
ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya dan hanya berfungsi
menggantikan air yang meresap dan menguap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar