Senin, 30 Desember 2019

SISTEM RESIRKULASI DAN FILTRASI

 

 
(Sumber : https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2014/06/18/sistem-resirkulasi-dan-filtrasi/)
 
 
 
 
 

Di negara Indonesia usaha budidaya ikan semakin hari bertambah intensif sejalan dengan kemajuan zaman dan teknologi sehingga masyarakat semakin cenderung untuk memanfaatkan lahan yang tersedia semaksimal mungkin sehingga produksi semakin meningkat. Keberhasilan suatu usaha budidaya sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan yang optimum untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sementara itu dalam suatu sistem tertutup secara berkelanjutan ikan akan memproduksi limbah dari sisa hasil metabolisme yang secara perlahan mencapai level yang beracun (toksin) bagi ikan itu sendiri.
Ada beberapa cara atau metode yang umum dan berkembang di masyarakat dalam meningkatkan kualitas air antara lain teknik penyaringan, pengendapan dan penyerapan. Bahan yang digunakan untuk teknik penyaringan, pengendapan dan penyerapan juga beraneka ragam seperti pasir, kerikil, arang batok, ijuk, bubur kapur, tawas, batu dan lain-lain (Syafriadiman et al., 2005). Selanjutnya menurut Satyani (2001) mengemukakan bahwa ada beberapa cara untuk memperbaiki kualitas air atau menghilangkan pengaruh buruk air kotor agar menjadi layak dan sehat untuk kehidupan ikan dalam budidaya yaitu aerasi, sirkulasi air, penggunaan pemanas air, pergantian air segar dan filtrasi.
Indonesia harus mampu memanfaatkan potensi perairan yang ada sebagai media penghubung antar pulau sekaligus sebagai sumber daya kehidupan maritim. Jika dimanfaatkan secara arif potensi kekayaan tersebut dapat mendukung pembangunan sosial ekonomi menuju masyarakat Indonesia yang maju, makmur dan berkeadilan. Namun potensi yang besar ini belum tergarap secara optimal sehingga membuka peluang bagi kita untuk mengelolanya dan semakin meningkatnya permintaan pasar akan kebutuhan produk hasil laut menyebabkan terjadinya over eksploitasi terhadap biota laut yang akan menyebabkan kerusakan terhadap ekosistem sehingga menurunkan daya dukung lingkungan dan kepunahan spesies akibat penangkapan yang tidak ramah lingkungan.
Semakin meningkatnya kebutuhan akan hasil alam dari laut berupa kebutuhan akan pangan obat obatan yang berdampak pada eksploitasi besar besaran yang menyebabkan terjadinya degradasi habitat dan bahkan menyebabkan kepunahan pada beberapa biota laut yang memiliki nilai ekonomi dan nilai hayati yang tinggi. Metode alternatif dalam menanggulangi eksploitasi besar besaran terhadap biota ini adalah dengan melakukan kegiatan produksi akuakultur. Kegiatan produksi akuakultur ini menerapkan budidaya indoor dengan sistem resirkulasi yang dimana metode ini menerapkan sistem filtrasi yang berfungsi sebagai pendaur ulang air sisa metabolit dalam kegiatan budidaya.
Resirkulasi air adalah sistem pada teknik budidaya yang mempertahankan kesegaran air diatas ambang toleransi selama periode tertentu tanpa mengganggu pertumbuhan ikan. Sistem resirkulasi ini merupakan sistem air yang dipakai terus menerus dengan memakai sistem filtrasi. Sistem ini memerlukan aliran air yang dapat terkendali serta pompa untuk mengalirkan air tersebut.  Hal yang pertama dilakukan pada sistem resirkulasi adalah air dipompa dan dimasukkan kedalam akuarium, selanjutnya air buangan dari akuarium tadi dimasukkan kedalam bak filter untuk penjernihan setelah melewati filter air dapat digunakan kembali untuk mengisi air di akuarium.
Metode sirkulasi dilakukan dengan cara pergantian air secara berkala sesuai jumlah persentase air yang diganti dan penggunaan air yang sekali pakai. Pergantian air dilakukan dengan menambahkan air dari air tandon yang telah dipersiapkan. Pembuangan air dilakukan dengan metode sipon yaitu menggunakan selang yang diberi saringan pada ujung yang berada di dalam akuarium agar ikan tidak tersedot dan terbuang.
Untuk melakukan sebuah kegiatan produksi akuakultur secara indoor dengan sistem resirkulasi tidak dibutuhkan dana yang besar bila dibandingkan dengan produksi akuakultur secara outdoor (dialam). Secara teknis kegiatan produksi indoor ini lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti bagi para pemula yang ingin melakukan kegiatan produksi ini. Didalam komponen sebuah sistem resirkulasi terdiri penggunaan dua filter yaitu filter biologi dan filter fisik. Filter biologi ini komponennnya berupa pecahan karang, pasir dan bioball yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya nitrifikasi dari amoniak menjadi nitrat. Filter fisik terdiri atas kapas dan cartridge filter yang berfungsi untuk menyaring partikel partikel yang tersuspensi di dalam air.
Sistem kerja resirkulasi ialah dimulai dari air hasil penggunaan dari wadah pemeliharaan kemudian mengalir ke pipa pembuangan menuju wadah resirkulasi yang didalamnya terdapat berbagai tingkatan filtrasi. Filtrasi pertama dengan kapas untuk menyaring partikel fisik kemudian menuju filtrasi kedua berisi kapas, pecahan karang dan pasir. Pada filtrasi tingkat kedua ini terjadi proses biofiltrasi dengan memanfaatkan pecahan karang dan pasir yang berfungsi untuk mempertahankan pH air. Filtrasi yang terakhir berisi bioball yang berfungsi sebagai tempat hidup bakteri yang berperan dalam proses pemecahan amoniak menjadi nitrit dan nitrit menjadi nitrat yang tidak beracun. Kemudian air hasil filtrasi ini dialirkan kembali menuju wadah pemeliharaan.
Sistem sirkulasi (perputaran atau pergerakan) air adalah sistem produksi yang menggunakan air pada suatu tempat lebih dari satu kali dengan adanya proses pengolahan limbah dan adanya perputaran air (Lasordo, 1998). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelulushidupan dan produksi benih ikan nila adalah dengan cara memperbaiki kualitas air yaitu dengan cara sirkulasi air karena resirkulasi air dapat mengurangi pengaruh buruk air menjadi layak dan sehat untuk kehidupan ikan dalam pembudidayaan. Selain itu resirkulasi air dapat mengurangi persaingan antar larva untuk mendapatkan oksigen yang dapat menyebabkan mortalitas pada larva. Lesmana (2004) menyatakan bahwa sirkulasi (perputaran) air dalam pemeliharaan ikan sangat berfungsi untuk membantu keseimbangan biologis dalam air, menjaga kestabilan suhu, membantu distribusi oksigen serta menjaga akumulasi atau mengumpulkan hasil metabolit beracun sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan.
Berdasarkan hasil penelitian Oktahadi (2006) bahwa penggunaan resirkulasi memberi pengaruh terhadap parameter kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan manvis (Ptherophylllum sp). Ulfa (2009) menyatakan bahwa pengaruh perlakuan ketebalan arang tempurung kelapa dalam memperbaiki faktor fisika air (suhu dan kekeruhan) dan faktor kimia air (pH, DO, CO2, amoniak, TSS dan TOM). Romiantoyo (2010) dalam penelitiannya bahwa sistem resirkulasi dengan menggunakan filter berbeda memberi pengaruh jenis filter dalam memperbaiki kualitas air pada media pemeliharaan benih ikan mas (Cyprinus carpio L).
Proses pengolahan limbah pada sistem resirkulasi dapat berupa filtrasi fisik atau mekanik, filtrasi biologi dan filtrasi kimia. Filtrasi fisik atau mekanik berupa pemisahan partikel-partikel (berukuran > 5 μm) melalui pengendapan atau penyaringan, filtrasi biologi berupa penguraian senyawa nitrogen organik oleh bakteri pengurai pada filter, sedangkan filter pada kimia berupa pembersihan molekul-molekul bahan organik terlarut melalui proses oksidasi atau penyerapan langsung. Filter kimia fungsinya hampir sama dengan sebuah filter mekanik, perbedaannnya terletak pada ukuran partikel yang di olah, oleh karena itu boleh dikatakan bahwa filter kimia adalah sebuah filter mekanik yang bekerja pada skala molekuler. Filter mekanik bekerja dengan menangkap suspensi, maka filter kimia bekerja dengan menangkap bahan terlarut seperti gas, bahan organik terlarut dan sejenisnya. Mekanisme dilakukan dengan bantuan media filter berupa arang aktif, resinium dan zeolite atau melalui fraksinasi air (Spotte dalam Stickney, 1993).
Menurut Jangkaru (2004) sistem resirkulasi adalah suatu metode pemeliharaan ikan dalam wadah terkontrol dalam menggunakan kembali air bekas setelah proses penyaringan secara fisik dan biologi. Lesmana (2004) menyatakan bahwa sirkulasi (perputaran) air dalam pemeliharaan ikan sangat berfungsi untuk membantu keseimbangan biologis dalam air, menjaga kestabilan suhu, mambantu distribusi oksigen serta manjaga akumulasi atau mengumpulkan hasil metabolit beracun sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan.
Keuntungan dari sistem resirkulasi adalah efektif dalam pemanfaatan air dan lebih ramah lingkungan, karena kondisi air yang digunakan dapat terkontrol dengan baik sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah mahalnya biaya yang harus dikeluarkan karena kondisi yang teratur agar dapat berjalan dengan baik (Lasordo, 1998). Sirkulasi (perputaran) air dalam pemeliharaan ikan akan memberikan beberapa keuntungan antara lain :
  1. membantu menjaga keseimbangan biologi air.
  2. mencegah berkumpulnya ikan atau pakan pada suatu tempat.
  3. membantu distribusi oksigen kesegala arah.
  4. menjaga hasil metabolit mengumpul sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan.
  5. keuntungan lain menggunakan sistem resirkulasi yaitu mampu mengurangi kontiniutas penyiponan pada wadah yang tujuannya membersihkan sisa pakan dan sisa metabolisme ikan (Silitonga, 2006).
Menurut Spotte dalam Stickney (1993) suksesnya sistem resirkulasi terutama bergantung kepada efektivitas sistem dalam menangani atau mengolah limbah budidaya terutama berupa limbah metabolik. Suatu unit sistem resirkulasi yang umum biasanya terdiri atas beberapa bagian yaitu satu atau lebih wadah untuk pemeliharaan ikan, tempat untuk pengendapan, filter biologis, sistem aerasi dan setidaknya satu pompa air untuk mengalirkan air kedalam sistem atau wadah pemeliharaan.
Berdasarkan hasil penelitian saya bahwa sistem resirkulasi dengan menggunakan filter dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan ikan. Dimana air yang mengalir beserta kotoran dan sisa pakan dapat tersaring kembali hingga tingkat amoniak dapat berkurang, kualitas air yang dihasil akan lebih baik, perubahan suhu yang sering terjadi turun-naik dapat terkendali, dan oksigen terlarut yang terkandung didalam air dapat terealisasikan (Nurhasan,2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...