Definisi
hormon adalah suatu zat organik yang diproduksikan oleh sel-sel khusus
dalam tubuh dirembeskan ke dalam aliran darah dengan jumlah yang sangat
kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi (Darwisito,
2002).
Hormon adalah
zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntuyang mempunyai efek tertentu pada aktivitas organ–organ lain dalam
tubuh. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran
sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran
darah apabila sampai pada suatu organ maka hormone akan merangsang
terjadinya perubahan.
Pertumbuhan
dan perkembangan organ–organ kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi
oleh hormone–hormone gonadotropin dan hormone–hormone gonadal.
Pelepasan FSH ke adalam aliran darah menjelang pubertas menyebabkan
pertumbuhan folikel–folikel pada ovarium. Sewaktu folikel–folikel itu
tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium eninggi dan estrogen
diekskresikan di dalam ovaroium untuk di lepaskan ke dalam aliran darah.
Estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin
betina.
Ovum mengalami
perubahan-perubahan kearah pematangan. Estradiol dari folikel de Graaf
yang matang menyebabkan perubahan – perubahan pada saluran reproduksi
tubuler yang maksimal pada fase ini.Matestrus atau postestrus dalah
periode segera setelah estrus di mana corpus luteum bertambah cepat dari
sel – sel granulose folikel yang telah pecah di bawah pengaruh hormone
LH dari adenohypophisa. Matestrus sebagian besar berada dibawah pengaruh
hormone progesterone yang dihasilkan oleh corpus luteum. Progesteron
menghambat sekresi FSH oleh adenohypophisa sehingga menghambat folikel
de Graaf yang lain dan mencegah terjadinya estrus. Apabila
folikel-folikel menjadi matang, ovum dilepaskan dan turun ke
tubafallopii. Dapat dilihat bahwa hormon juga memegang peranan penting
dalam kelangsungan produktivitas dari suatu ternak.
Hormon adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Defenisi hormon harus memenuhi kriteria berikut :
- Disekresikan oleh sel–sel hidup kelenjar endokrin dan diahsilkan dalam jumlah kecil
- Sekresi bersifat merocrin yaitu eksotosis tanpa menyebabkan kerusakan seluruh sel
- Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus pada tempat spesifik
- Hormon mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
- Harus mengatur (tidak memulai) aktivitas organ sasaran dan menghasilkan respon yang tepat
- Tidak digunakan sebagai sumber energi.
A. Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan mormon dan fungsi kelenjar
- Kelenjar hipofisa
Kelenjar
hipofisa terletak pada lantai otak tengah. Kelenjar ini berasal dari dua
sumber yang berbeda yaitu bagian yang berasal dari penjuluran stomodeum
usus muka dan bagian dari lantai diencefalon. Kemudian bagian tersebut
kemudian menyatu menjadi satu membentuk kelenjar hipofisa. Gelambir
anterior kelenjar hipofisa menghasilkan hormone gonadotropik yaitu
Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH) yang pada
hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)
dan Luteotropic Hormone (LTH), serta bagian posterior yang menghasilkan
dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.
- Kelenjar ovarium
Kelenjar
ovarium ini terdiri atas dua macam yaitu estrogen dan progesterone.
Estrogen dihasilkan oleh sel–sel granulose folikel de Graaf. Hormon ini
menyebabkan pertumbuhan alat–alat perkembangbiakan, perkembangan tanda
kelamin sekunder, dimulainya siklus rahim, siklus birahi, siklus
kelenjar air susu, timbulnya gejala birahi atau siklus menstruasi pada
manusia. Hormon progesterone dihasilkan oleh sel–sel korpus luteum,
selain oleh plasenta dan korteks kelenjar adrenal. Pertumbuhan dan
perubahan yang terjadi pada uterus tidak semuanya atas pengaruh
estrogen, sebab persiapan rahim untuk kebuntingan diatur oleh korpus
luteum, progenteron berfungsi untuk mempertahankan kebuntingan. Oleh
karena itu apabila korpus luteum yang sedang berkembang dirusak atau
dibuang, kebuntingan bias berakhir dengan keguguran.
- Testis
Fungsi
endokrin dari testis terutama adalah menghasilkan testosterone, hormone
kelamin jantan yang dihasilkan oleh sel–sel interstitial. Hormon seperti
testosterone yang berpengaruh terhadap sifat kejantanan disebut
androgen. Testis adalah sumber utama androgen, tanpa androgen dalam
jumlah sedikit juga dihasilkan oleh korteks adrenal ovary betina dan
plasenta (Frandson, 1996).
B. Klasifikasi hormon berdasarkan unsur pembentuknya
Hormon dapat
dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan struktur kimianya, yaitu
kelompok steroid dan kelompok protein (amina dan peptide). Hormon
steroid merupakan molekul–molekul kecil dan dapat secara bebas masuk ke
dalam sel, keduanya mengubah fungsi sel dengan cara mengaktifkan gen.
Hormon steroid merupakan hormone larut lemak, sehingga dengan mudah
dapat menembus membrane sel menuju sel target.
Mekanisme prinsip kerja hormone steroid dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
- Protein membawa hormone ke dalam inti sel
- Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
- Hormon berinteraksi secara bolak – balik dengan AND pada kromosom
- Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
- mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada robosom.
Enzim yang
baru dibentuk inilah melakukan perintah aktivitas hormone. Tidak seperti
halnya hormon protein yang mengaktifkan enzim, hormone steroid memulai
memproduksi enzim baru yang tersedia untuk penggunaan jangka panjang.
Tiroksin juga masuk ke dalam sel target dan mengadakan interaksi dengan
gen untuk mengubah fungsi sel. Tetapi tiroksin menggunakan tempat ikatan
di dalam nucleus untuk translokasi ke nucleus. Contoh kelompok hormone
steroid adalah progesterone, cortisol, estradiol estrogen dan
testosterone. Hormon–hormone ini mempunyai beberapa pengaruh, tetapi
secara umum aktivitasnya adalah lama, misalnya respon dalam waktu yang
lama terhadap cekaman atau perkembangan reproduksi.
Beberapa
kelompok hormone protein yang mengandung peptide dan amina adalah
insulin. Thyroid stimulating hormone (TSH), Folicle stimulating Hormon
(FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). Hormon – hormone dalam kelompok ini
umumnya melakukan aksinya dalam beberapa menit dan hanya dalam waktu
yang singkat. Pada umumnya hormon–hormon dalam kelompok ini sering
disimpan sementara dalam kelenjar endokrin dan siap tersedia untuk
sekresi secepat mungkin.
Mekanisme kerja hormone protein diringkas sebagai berikut :
- Hormon protein melekatkan dirinya sendiri pada reseptor spesifik di
permukaan sel, tetapi hormone ini tidak termasuk ke dalam sel. Reseptor
berassosiasi dengan sebuah enzim yang dinamakan adenilat siklase.
- Komplek hormone-reseptor mengaktifkn adenilat siklase dan
menyebabkan penguraian adenosine triposphate (ATP) untuk melepaskan
Cyclic adenosine monophosphate (cAMP)
- cAMP kemudian berdifusi ke dalam sel dan bergabung dengan reseptor intaseluler dan bertindak sebagai second messenger.
- cAMP berpengaruh melalui rangkaian reaksi kompleks (fosfolirasi) yang dapat mengaktifkan enzim
- Enzim–enzim inilah yang melakukan aktivitas hormone Ion–ion kalsium
(Ca++) kadang–kadang juga bertindak se bagai second messenger
bersama–sama cAMP. Ion Ca++ berkombinasi dan mengaktifkan protein yang
terdapat di intraseluler yang disebut calmodulin.
Calmodulin
yang telah diaktifkan ini kemudian dapat mengaktifkan enzim tertentu.
cAMP berperan juga dalam hal sebagai berikut : merangsang sintesis
protein, mempengaruhi proses sekresi dan mengubah permeabilitas.
C. Kelenjar endokrin pada ikan
Ikan memiliki beberapa kelenjar endokrin, antara lain pituitari, tiroid, ginjal, gonad, pankreas dan urophisis.
- Pituitari
Kelenjar
pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela
tursika), terdiri atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan
neurohipofisa, adeno hipofisa terdiri atas pars distalis dan pars
intermedia, sedangkan, neurohipofisa hanya terdiri atas pars nervosa
yang berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin dan isotocin.
Pars distalis merupakan bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan
sel-sel pesekresi hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH),
hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan
(STH-Somatotropin), dan gonadotropin serta pars intermedia mensekresi
hormon pelepas melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone), yang mana,
pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor yang berasal dari
hipotalamus.
- Tiroid
Kelenjar
tiroid mempunyai karakteristik utama, yakni pertama, unit dasar
histologisnya adalah sel tunggal yang dikelilingi folikel dan kedua,
jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan
inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada ikan, folikel tersebar di
sekitar ventral aorta dan percabangannya ke insang.
Tirotrofin
pituitari merupakan faktor utama yang mengontrol fungsi tiroid dibawah
kondisi normal, fungsi tiroid adalah membuat, menyimpan dan mengeluarkan
sekresi yang terutama berhubungan dengan pengaturan laju metabolisme.
Sintesis dan pengeluaran horomon tiroid secara otoatis diatur untuk
memenuhi tuntutan kadar hormon dalam darah lewat mekanisme feedback
hipotalamik. Bila kadar hormon tiroid yang beredar dalam darah tinggi
makan akan menekan output TSH pituitari, sedangkan kadar rendah
menaikkannya.
Hormon tiroid yang penting adalah tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3).
Hormon ini penting dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reprooduksi.
Secara spesifik tiroksin menambah produksi energi dan konsumsi oksigen
pada jaringan yang normal, mempunyai pengaruh anabolik dan katabolik
terhadap protein, meningkatkan proses oksidasi dalam tubuh, mempercepat
laju penyerapan monosakarida dari saluran pencernaan, meningkatkan
glikogenolisis hati, dan diduga mengontrol pelepasan somatotropin,
kortikotropin dan gonadotropin dari hipofisis (Fujaya, 2004).
- Pankreas
Pankreas
adalah suatu kelenjar yang majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin
dan endokrin. Komponen eksokrin mensekresikan getah pankreas yang
dicurahkan ke dalam duodenum lewat saluran pankreas, sedangkan komponen
endokrin (pulau-pulau pankreas) membebaskan hormonnya secara langsung
kedalam sirkulasi darah. Pada semua vertebrata, terdapat tiga sel-sel
pulau yang memliki fungsi independen: sel-sel A, menghasilkan glukagon;
sel-sel B, menghasilkan insulin; dan sel-sel D belum diketahui secara
jelas hormon yang dihasilkannya, namun bebeapa peneliti mengemukakan
bahwa hormon tersebut identik dengan somatostatin dan secara khusus
berpungsi sebagai penghambat pertumbuhan (Fujaya, 2004).
- Gonad
Gonad
merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon
(GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari. Meskipun gonadotropin tidak
secara langsung mempengaruhi perkembangan telur atau seperma ikan, namun
mempengaruhi sekresi estrogen oleh sel folikel telur dan androgen oleh
jaringan testis. Estrogen yang umum didapatkan dalam cairan ovarium
teleostei adalah estradiol -17β yang merupan derivat dari
17αhydroxyprogesterone, sedangkan androgen yang umum disintesis adalah
testosteron.
Organ target
estrogen adalah sel-sel hati. Pada hati, estradiol berperan membawa
pesan agar vitelogenin segera disintesis. Vitelogenin adalah bahan baku
kuning telur yang di sekresi sel-sel hati dan dibawa ke gonad oleh
darah. Sedangkan 17αhydroxyprogesterone terutama berperan pada akhir
pematangan gonad untuk merangsang ovulasi (Bond, 1979).
- Ginjal
Ginjal
merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin, antara lain
jaringan interrenal, sel-sel kromaffin, juxtaglomerulus, dan korpuskel
stanius. Fungsi kelenjar ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.
- Kelenjar Ultimobranchial
Pada
teleostei, kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara
rongga abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih
pada septum. Kelenjar ini serupa dengan paratiroid pada bertebrata
tingkat tinggi, tetapi tidak berupa folikel, malainkan menyebar pada
septum.
Kalsitonin
merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar ultimobranchial.
Hormon ini berperanan menurunkan kadar kalsium darah. Beberapa kajian
juga menunjukkan bahwa kalsitonin dapat melakukan peranan dalam membuat
ikan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang
berubah-ubah.
- Urofisis
Urofisis, nama
lain the caudal neurosekretori sistem, merupakan neurosekretori yang
terletak pada bagian belakang spinal cord. Urofisis didapatkan pada
setiap spesies ikan, namun fungsi hormon yang dihasilkannya masih
menimbulkan kontrofersi, walaupun secara umu, sekresi urofisis
berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya
adalah pada ginjal.
Ada empat
jenis hormon yang diidentifikasi dari urofisis, yakni urotensin I, II,
III dan IV. Pada ikan, urotensin I belum diketahui efeknya secara pasti,
namun pada bertebrata darat, berperanan dalam penurunan tekanan darah.
Urotensin II berperan dalam kontradiksi otot licin, misalnya otot rektum
dan kandung kemih Urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan NA+ oleh insang dan pelepasan NA+ oleh
ginjal. Urotensin Ivdiduga adalah arginine vasotocin,tetapi hanya
teridentifikasi pada rainbow trout Jepang. Pada ikan karper, urofisis
memproduksi sejumlah besar acetilcholine.