Air Ideal Untuk Habitat Ikan
SUMBER : http://boosterfish.com/air-ideal-untuk-habitat-ikan/
Dari sekian pertanyakan agar sukses berbudidaya ikan, ada 12
pertanyakan yang paling sering dilontarkan para peternak atau calon
peternak ikan adalah :
- Manakah yang terbaik air yang hijau GWS (green water system), air yang merah RWS (red water system) atau bening NWS (natural water system) atau lainnya ? Jawab :
Banyak mahzab dipertanyaan ini, semua memiliki sisi baik dan buruk.
- Beternak ikan apakah yang profitable ? Jawab :
Situasional, tergantung luas kolam, kebutuhan ikan konsumsi disuatu daerah, suhu udara dan pangsa pemasaran.
- Kolam apakah yang terbaik, terpal, tanah, fiber aquarium, jaring apung atau semen ? Jawab :
Bentuk dan jenis kolam adalah media, dari sisi harga, ketahanan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
- Bagaimana cara memilih bibit yang baik ? Jawab :
Diperlukan jam terbang tinggi untuk mengetahui dan bisa memilih bibit
bermutu atau tidak. Cara menyikapi yang instan adalah minta bimbingan
pada ekspertnya atau membeli di breeder yang sudah terkenal dan
qualified.
- Siapakah yang menampung hasil panen ? Jawab :
Ditiap daerah ada banyak pengepul, tolak jika pengepul berhutang atau janji akan dibayar besok.
- Berapa kali pergantian air ? Jawab :
Situasional, tergantung dari mutu air.
- Alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk budidaya ikan ? Jawab :
Banyak, misalnya, pompa, selang, aerator, heater, mesin ATM, serok, bak
grading, ember, instalasi listrik, instalasi air, bio converter dan
lain-lain.
- Bagaimana cara meramu pakan dan berapa dosisnya ? Jawab :
Meramu pakan harus disesuaikan dengan ikan yang akan dibudidayakan, kebutuhan nutrisi ikan berbeda.
- Bagaimana cara menghitung nutrisi ? Jawab :
Yang musti dihitung secara sederhana adalah jumlah kandungan protein,
karbohidrat, serat, lemak dan abu. Ada puluhan jumlah nya namun 5 hal
ini harus dIketahui oleh anda.
Misal anda hendak membuat pakan dengan asumsi 100kg. Dan dibawah ini adalah contoh formula dan dosisnya
Tepung ikan 40kg dengan protein murni 40% jadi 40kg x 40% = protein 16%
Dedak 10kg dengan protein murni 11% jadi 10kg x 11% = protein 1,1%
Jagung 10kg dengan protein murni 8% jadi 10kg x 8% = protein 0,8%
Kedele 40kg dengan protein murni 35% jadi 20kg x 35% – protein 14%
Total protein formula ini adalah 31,9%
Rumus menghitung karbohidrat, serat, lemak dan abu sama caranya.
10. Berapa kepadatan tebar ikan A, B, C dan seterusnya ? Jawab :
Kepadatan juga banyak alirannya namun kepadatan harus disesuaikan dengn
kondisi wilayah, suhu, infrastruktur, kwalitas air, kwalitas bibit,
tinggi air dan penentu utama adalah kadar DO. Beda peternak beda
keyakinan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, mulai dari 100 ekor
per-m2, 200, 300, 400, 500, 800, 1000, 2000 bahkan ada klaim 2500 sd
3000 ekor.
11. Bagaimana mengatasi penyakit ikan A, B, C dan seterusnya ? Jawab :
Sudah banyak diketahui
Berapa kali pemberian pakan ikan A, B, C dan seterusnya ? Jawab :
Ada yang 2 kali, 3 kali, 4 kali bahkan 5-6 kali, dengan alasan tertentu,
jumlah yang diberikan sebanyak 2 hingga 5 % dari biomassa pakan.
Dimedan bahkan sudah ada peternak lele yang memberikan makan 1 kali dan
menghasilkan FCR 0,6 dengan pakan formula khusus.
12. Sumber air yang ideal untuk ikan A, B C dan seterusnya ? Jawab :
Jawaban yang banyak beredar adalah air yang berwarna hijau karena
menghasilkan plankton sebagai pakan alami ikan, sistem ini dikenal
dengan GWS atau green water sistem ada pula penganut sistem air berwarna
merah, red water sistem atau RWS, sistem NWS atau natural water sistem,
sistem bioflok, sistem re-sirkulasi.
Demikian 12 pertanyaan umum terbanyak yang diajukan utamanya dari pemula
dan pertanyaan ke-13 sangat jarang ditanyakan bukan saja oleh pemula
bahkan yang sudah lama berkubang dikolam tidak terbersit bertanya,
pertanyaan pentingnya adalah
Bagaimanakah Air ideal sebagai habitat Ikan itu ?
Sering dalam sebuah kolam kematian massal baik ditingkat benih maupun 1
minggu hingga panen atau ikan ikan terjangkit penyakit dan peternak
tidak tahu untuk berbuat apa !!!
Air yang ideal bagi ikan adalah sesuai dengan kondisi ikan seperti
terpenuhi pH, kadar oksigen, salinitas, suhu dan jumlah musuh ikan
seperti virus, penyakit dan bakteri negatif. Dan fokus tulisan ini
adalah bahasan mengenai bakteri yang hidup, berkembang dan berbiak di
air.
Bakteri itu apa !!!
Bakteri merupakan jasad renik kecil. Penyakit dari bakteri dapat
mematikan ikan. Koloni bakteri mempunyai mempunyai kemampuan
memperbanyak diri sangat cepat misalkan bakteri mikroflora yang banyak
terdapat pada usus ikan.. Penyakit akibat infeksi bakteri dapat
mengakibatkan kematian 100%, tanpa sisa, pada semua ikan air tawar,
lele, ikan mas, ikan hias dan ikan gurame. Gejala terserang akibat
bakteri beragam antara lain luka, pendarahan pada kulit, mata menonjol,
bisul pada tubuh, pendarahan pada pangkal sirip. terdapat pada daging,
ginjal, hati, limfa dan mata.
Bakteri
Contoh bakteri patogen bagi ikan adalah:
- Bakteri berbentuk bulat (coccus),
- Bentuk bulat bergabung dua sel (diplococcus),
- Bakteri bentuk bulat bergabung seperti rantai (streptococcus),
- Bakteri bulat berkelompok beberapa sel (staphylococcus),
- Bakteri berbentuk batang (bacillus),
- Bakteri berbentuk koma (vibrio).
- Bakteri flexibacter columnaris menyebabkan luka kulit, sirip dan insang. Tindakan pencegahan yaitu dengan perbaikan lingkungan, kualitas air dan penambahan oksigen.
- Bakteri aeromonas hydrophila, bakteri ini tumbuh pada air tawar pada kondisi kandungan bahan organik tinggi. Dikenal dengan penyebab penyakit merah yang mematikan. Cara penularan penyakit ini secara horizontal (antar individu-individu dalam satu spesies) atau berbeda spesies dalam suatu populasi dan atau komunitas). Pada umumnya penyakit ini akan timbul pada ikan yang penanganannya kurang sempurna, pakan yang kurang bermutu, gejalanya warna ikan gelap, nafsu makan berkurang, bergerombol di saluran pembuangan, timbul luka, kulit kemerah-merahan. pendarahan terjadi pada organ dalam seperti hati, ginjal, limpa dan gelembung udara.
- Bacteri vibrio berbentuk batang bisa lurus maupun bentuk koma, bakteri vibrio merupakan penyakit sekunder (penyakit ini muncul setelah serangan penyakit lainnya misalnya protozoa atau penyakit lainnya.
- Bakteri edwardsiela tarda menimbulkan penyakit Edwardsiellosis. Hingga kini bakteri ini menginfeksi semua jenis ikan termasuk salmon, lele, ikan mas, sidat dan nila. Gejalanya: warna ikan pucat, perut kembung, anus berdarah, mata pudar, bintil kecil berwarna putih terdapat pada insang, ginjal, hati dan limfa dan usus. Ikan yang ternfeksi akan menunjukan gejala terjadinya luka pada kulit dan kemudian meluaskan bagian daging. Luka ini sering mengakibatkan pendarahan. Lingkungan buruk mempercepat kematian terserang bakteri ini.
- Bakteri streptococcus iniae, bentuk bulat kecil (coccus), menyerupai rantai, punya kemampuan menyerang sel darah merah. Streptococcus merupakan bakteri yang resisten terhadap berbagai antibiotik yang digunakan secara simultan. Streptococcus pada ikan berlangsung secara kronik. Ditemukan di organ otak, ikan yang terinfeksi menunjukkan tingkah laku abnormal dengan gerakan Gejalanya adalah mata bengkak atau menonjol, dropsy atau perut kembung, pendarahan mata, insang dan pangkal ekor, Ikan berenang berputar. Ciri pada organ dalam meliputi kerusakan ginjal, hati, limpa dan usus. Infeksi Streptococcus tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas kecuali kematian tiba-tiba secara massal. Penanganannya yang terinfeksi segera dimusnahkan, air yang sedang terinfeksi bakteri segera dibuang, hindari kepadatan tinggi dan pakan berlebih. Ingat, pakan yang tidak terserap dalam waktu 12 jam akan menjadi amoniak.
- Bakteri mycobacterium sp. Menyebabkan penyakit mycobacteriosis . Gejala klinis: Mycobacteriosis merupakan penyakit yang progresif kronik seperti cacar, ikan lemah, pembengkakan pada kulit, mata menonjol (eksophthalmia) dan borok. Ikan akan kehilangan nafsu makan dan lemah. Gejala ini diawali kemudian tumbuh luka pada sirip dan ekor. Pengobatan: ikan yang terinfeksi segera dimusnahkan, buang air 100 %. Pengobatan melakukan penggantian air baru.
- Bakteri nocardia sp adalah penyebab penyakit nocardiosis yang menyerang insang dan daging. Ikan yang terinfeksi menunjukkan gejala hilang nafsu makan, ikan kurus, mulut dan perut bengkak, adanya bintik putih pada kulit, insang, daging dan organ dalam.
- Bakteri Edwardsiela ictaluri penyebab penyakit Enteric Septicaemia of Catfish (ESC) gejala dari penyakit ini gerakan ikan berenang secara vertikal.
- Bakteri Yersinia ruckeri penyebab penyakit Enteric Red Mouth Disease (ERM). Berbentuk batang agak lengkung. Gejala klinis warna merah pada mulut akibat adanya pendarahan pada lapisan subcutan. Gejala lainnya adalah pembengkakan dan erosi pada rahang, kulit jadi kehitaman, pendarahan pada pangkal sirip, mata menonjol dan ikan lemah. Organ dalam meliputi pendarahan pada otot daging, lemak pada usus serta pembengkakakan terjadi pada ginjal dan limfa. Penyakit ini terutama menyerang ikan kecil ukuran panjang sekitar 7.5 cm. Dan diketahui bahwa penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri atau jamur terkait dengan kualitas air karena bakteri akan tumbuh subur pada kualitas air yang buruk. Andai kualitas air bagus, maka tingkat pertumbuhan bakteri akan berkurang. Dan cara menanggulangi penyakit ikan dengan memperbaiki kualitas air. Ikan yang terserang penyakit bakteri atau jamur sebagian besar dapat sembuh sendiri di dalam kolam dengan kualitas air yang sangat bagus, tanpa harus dikarantina. Akan tetapi untuk kasus-kasus tertentu, karantina perlu.
Air Ideal Untuk Habitat Ikan
DO (Disolved Oxygen/Oksigen Terlarut).
DO adalah keyword dalam budidaya ikan. Kandungan DO menentukan jumlah
dan jenis plankton, kepadatan tebar, bahan organik, mineral, aktivitas
bakteri. Konsentrasi DO dibawah 5 ppm, akan membuat lele menjadi sulit
dalam mendapatkan oksigen, sehingga lele akan naik ke permukaan air
untuk mendapatkan oksigen. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang
lama, maka lele akan mati lemas. Mengatasi DO adalah dengan jalan
- Memaksimalisir mesin aerator. Kurangnya aerasi yang diberikan DO menurun.
- Memaksimalisir mesin Agroculture Treatment Machine.
- Membuat re-sirkulasi kolam (filterring membantu peningkatan DO)
- Memberikan kapur, batu zeolit dan arang aktif. Ketiga komponen ini juga berfungsi mengirim mineral kedalam kolam.
- Altitude/ tinggi tanah di atas permukaan laut; semakin tinggi tingkat altitude, semakin berkurang kandungan oksigen dalam lapisan atmosphere, maka tekanan oksigen yang dilarutkan akan berkurang dalam air.
- Luas permukaan air, mempunyai efek khusus pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, efek angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kandungan oksigen , namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.
- Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respirator.
- Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam saringan biologi, dan juga sisa sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.
- Jumlah ikan yang terlampau padat.
- Formalin
dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green
mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen
yang terlarut dalam air.
engaruhi kandungan DO. - Luas permukaan air, efek pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, deru angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kadar DO, namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.
- Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respiratori.
- Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam filter biology, sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.
- Formalin
dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green
mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen
yang terlarut dalam air.
DO pada malam hari akan menurun akibat proses fotosintesa dan menjelang matahari terbit akan terjadi kenaikan DO. Kadar DO dinyatakan dalam ukuran ppm (part per million). DO diatas 7 meneybabkan kematian ikan air tawar karena tekanan gas yang berlebihan. DO rendah bisa dilihat jika Ikan lele yang menggerombol di pojok kolam, DO dapat juga dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman, kangkung, selada, caisim dapat diandalkan dalam proses foto sintesis pada malam hari, tanaman air akan kembali menggunakan kandungan oksigen yang ada untuk proses respiratory. pengukuran kandungan oksigen yang ada secara periodik. kandungan oksigen yang terlarut pada posisi terendah pada jam 06.-07. Faktor lainnya yang mempunyai efek pada kandungan oksigen dalam air sebagai berikut :
Temperatur atau suhu.
Semakin tinggi suhu air, semakin tinggi pula proses metabolisme dalam
tubuh ikan. Sebaliknya jika suhu perairan sangat rendah, maka proses
metabolisme akan terhambat dan lele nafsu makannya menurun. Suhu
optimal untuk pertumbuhan lele adalah berkisar antara 28 – 33 0C.
Trik untuk menjaga stabilitas suhu :
- Perhatikan ketinggian air, disesuaikan dengan kecerahan, DO, suhu dan pH. hingga perubahan suhu air kolam tidak terlalu cepat.
- Memberikan sekam pada dasar kolam terpal
- Lakukan penambahan atau pengurangan air disesuaikan dengan suhu air kolam.
Penggunaan heater untuk benih lele.
Jika suhu air rendah, maka nafsu makan lele akan berkurang karena
proses metabolismenya terhambat, namun jika suhu perairan terlalu tinggi
(> 330C), maka proses metabolisme lele akan meningkat dan beban insang untuk membuang hasil ekskresi cair tubuh yang berupa NH3 , akan meningkat. Heater bisa digunakan jika suhu dibawah (< 25 0C)
Total Ammonia Nitrogen(TAN)
Pengukuran TAN bertujuan untuk mengetahui kandungan ammoniak dalam kolam
sebagai sisa hasil metabolisme lele, plankton mati, serta sisa pakan
yang tidak terurai. Kadar TAN maksimal dalam kolam adalah 2 ppm. Jika
nilai TAN tinggi, artinya limbah bahan organik dalam kolam tidak terurai
dengan baik dan air kolam harus segera diganti dengan yang baru.
Kandungan TAN dan NH3 yang tinggi, ditambah dengan pH dan suhu tinggi,
maka amoniak akan menjadi berlipat. Resiko nya adalah lele keracunan
amoniak segera ganti air sebanyak 30%. Buang air bawah dan ganti dengan
yang baru.
Amoniak bebas(NH3).
Amoniak bebas terbentuk karena proses penguraian bahan organik tidak
baik. Pakan yang diberikan mengandung kadar protein yang tinggi. Sisa
pakan yang tidak terkonsumsi dan kotoran lele akan menumpuk. Jika
protein tersebut tidak terurai dengan baik, maka kandungan amoniak dalam
kolam akan tinggi. Kadar amoniak bebas yang distandarkan adalah
maksimal 0,01 ppm. Jika lebih dari itu, air kolam harus segera diganti
dengan yang baru.
Untuk mengurangi ammonia dalam kolam bisa menggunakan enzimatis dalam
mengolah sisa metabolisme lele plankton mati, input bahan organik serta
sisa pakan yang tidak terurai menjadi zat yang tidak berbahaya, atau
bahkan apabila menggunakan bakteri bacilius akan menghemat pakan.
Alkalinitas
Alkalinitas adalah jumlah basa yang terdapat dalam air. Basa dimaksud adalah karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3–) dan hidroksida (OH–).
Alkalinitas kunci penting dalam kualitas air karena mampu dalam
menyangga perubahan pH, pengukuran alkalinitas total, diukur pula
alkalinitas bikarbonat, yang nilainya distandarkan sama atau sedikit
lebih rendah/kecil dari nilai alkalinitas total (³ 70 persen dari nilai
alkalinitas total). Standar nilai alkalinitas adalah ³ 80 ppm. Jika air
nilai alkalinitas di bawah standar, yang dilakukan adalah aplikasi
kapur, bakteri pengurai dan penambahan gas CO2.
Maksimal dari fluktuasi pH adalah 0,5. Jika fluktuasinya di atas itu,
lele akan kehabisan energi dalam menyeimbangkan pH tubuh dengan pH
lingkungan. Lele stres, pertumbuhan lambat dan mati.
Jenis dan Jumlah plankton
Golongan plankton dibagi yaitu phytoplankton dan zooplankton.
Phytoplankton adalah jasad renik perairan golongan tumbuh-tumbuhan
(nabati), zooplankton masuk dalam golongan hewan (hewani). Jika air
didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominasi oleh diatomae,
warna air akan coklat. Kontribusi phytoplankton adalah pemasok oksigen
terbesar (siang), dan penjaga kestabilan biota air. Parameter yang
terpenting adalah menjaga stabilisasi air dan membuat jenis plankton
yang beragam, perairan hanya didominansi oleh satu jenis plankton jika
plankton tersebut terkena gangguan maka air menjadi rusak.
Mutu air
Tidak banyak peternak pemula yang memperhatikan ini. Kualitas air adalah
terpenuhinya semua syarat air. Setiap ikan mempunyai syarat air yang
berbeda. Sudahkah anda mengetahui atau mengukur kondisi air kolam anda,
syarat minimum yang harus diketahui adalah
- pH air, kadar Oksigen, salinitas,kecerahan air
- Toleransi kandungan bacteri salmonela, vibrio, e-colli dan colliform
- Kandungan zat besi, timbal dan mercuri.
- Suhu air
Jika mutu air tidak diketahui dengan pasti, kita tidak akan dapat
menganalisa dengan akurat jika terjadi kematian ikan, pertumbuhan ikan
yang lambat, ikan yang terserang oleh cacar, kembung, terserang jamur
aeromonas.
Manajemen Air Pada Kolam Lele
Manajemen air pada dasarnya adalah pengelolaan kualitas air agar selalu
berada dalam kondisi optimal yang dibutuhkan dalam budidaya lele.
Pengelolaan air sangat penting untuk mengurangi atau mencegah risiko
terserang berbagai macam penyakit. Mesin Agroculture Treatment sekarang
menjadi idola bagi penggiat agrobisnis diseluruh dunia untuk
mensterilkan air, membunuh bakteri patogen dan merubah amoniak menjadi
jasad renik sebagai pakan alami ikan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan air :
Warna air dan Kecerahannya
Warna air dan Kecerahannya
Warna air dipengaruhi oleh kepadatan plankton yang ada pada air, baik
itu phytoplankton maupun zooplankton. Kita sebagai pembudidaya lele
sebaiknya tahu dan mengikuti perkembangan perubahan warna air dan
kecerahannya. Dengan mengetahui perubahan warna air dan tingkat
kecerahan maka kita bisa mengantisipasi terjadinya stres dan penyakit
pada lele. Apabila warna dan kecerahan sudah di ambang batas optimal
maka kita bisa mengurangi 30% air pada kolam dan menggantinya dengan air
yang baru dengan kualitas yang lebih baik.
pH air (Potential Hydrogen/Derajat Keasaman).
Dalam budiaya lele, kita menginginkan agar nilai pH air kolam adalah
sama atau mendekati sama dengan nilai pH tubuh lele. Hal ini ditujukan
agar lele tidak mengalami stres dalam menyesuaikan pH tubuh dengan
lingkungannya. Kita harus menjaga pH berkisar antara 7 – 8. PH Netral
air adalah 7, berarti dibawah 7 disebut asam dan diatas 7 disebut basa.
Jamur dan bakteri akan berkembang biak pada kondisi asam. Lele
mempunyai toleransi bisa hidup di kisaran PH 6-9 yang berarti bahwa lele
lebih toleran basa dari pada asam, namun kondisi ideal untuk kehidupan
lele ada pada PH 7-8. Jika nilai pH air berada di bawah kisaran yang
distandarkan, maka kita harus menaikkan nilai pH tersebut dengan cara
pemberian kapur. Kapur yang digunakan biasanya adalah kapur dolomit, pH
air di luar standar yang ditentukan akan berdampak pada metabolisme
lele, nafsu makan turun dll.
Air hujan sangat berpengaruh terhadap perubahan pH , secara alami air
hujan bersifat asam dengan PH sekitar 5,6. Limpahan air hujan ke kolam
dengan intensitas yang tinggi akan menyebabkan PH air kolam turun dan
akan membuat ikan lele stress terutama benih lele mengapung dan mati.
Penumpukan dan pembusukan bahan organik dan non-organik yang tidak
terurai yang berasal dari sisa pakan akibat overfeeding atau dari
bangkai lele yang mati tidak termakan oleh lele yang lain juga bisa
mempengaruhi perubahan pH air. Segera ketahui perubahan pH tersebut dan
segera ambil tindakan sebelum terlambat.
Ciri air dengan PH asam :
- Air berbuih/berbusa
- Air bau
- Pekat akibat banyaknya material padat yang terlarut Akibat pH asam pada Ikan lele :
- Benih ikan mulai menggantung tegak lurus
- Ikan malas bergerak
- Ikan pucat karena mengeluarkan lendir yang berlebihan
Kadar pH untuk lele
- pH 4 : Ikan akan mati
- pH 5 : Tidak berkembang biak
- pH 6 : Pertumbuhan turun
- pH 7,2 – 7,8 : Pertumbuhan ideal
- pH 9 : Pertumbuhan turun
- pH 10 : Tidak berkembang biak
- pH 11 : Ikan akan mati
Jenis dan Jumlah plankton
Dikenal ada dua golongan besar plankton yaitu phytoplankton dan zooplankton.
Phytoplankton adalah jasad renik perairan yang masuk dalam golongan
tumbuh-tumbuhan, sedang zooplankton masuk dalam golongan hewan.
Parameter kualitas air ini tercermin dari warna dan kecerahan air kolam.
Jika suatu perairan didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominansi oleh diatomae,
maka warna air akan coklat. Fungsi utama dari phytoplankton dalam
perairan adalah pemasok oksigen terbesar (pada siang hari), pakan alami
dan penjaga kestabilan ekosistim kolam. Dalam mengelola parameter ini,
yang terpenting adalah menjaga stabilitas kualitas air dan bagaimana
kita bisa membuat jenis plankton yang beragam, bukan didominansi oleh
satu jenis plankton saja. Jika suatu perairan hanya didominansi oleh
satu jenis plankton, kekhawatirannya adalah jika plankton tersebut
terkena gangguan dan mati massal, maka perairan akan menjadi bening.
Hmmm … !!!
Para peternak di negara-negara maju atas dukungan finansial yang cukup
dalam memulai usaha terlebih dahulu melakukan penelitian yang mendalam
dengan menggunakan beragam alat ukur air yang akurat. Data air
diperiksa secara detail mulai dari pH air, salinitas, DO, amoniak,
nitrit, nitrat, kandungan jamur, virus dan bakteri yang bersarang.
Bakteri salmonela, vibrio dan e-colli dan kandungan timbal, zat besi,
merkuri mendapat perhatian paling serius dalam mengelola managemen air.
Bacteriologi kit atau alat ukur bakteri dalam air lazim dimiliki oleh
para peternak ikan dinegara maju.
Bagaimana Indonesia !!!
Berbudidaya di Indonesia sebagian besar masih ditingkat spekulasi,
berjibaku atau gambling dan gagal terbanyak karena deru angin surga yang
ditiupkan oleh para petualang. Mengandalkan keberuntungan, jika sukses
ya terus jika gagal ya sudah. Mengandalkan anugerah Tuhan. Kita tahu,
kwalitas air yang prima seperti di kampung lele Boyolali, parung Bogor,
Getem Jember, Tulungagung menguntungkan warga didaerah tersebut. Di
Margoyoso Pati pakan dengan protein 25% tanpa pemberian suplemen apapun
mampu menghasilkan FCR 0,85.
Di Indonesia penggunaan alat ukur masih asing. Dalam 2 tahun terakhir
ini mesin pembunuh bakteri dengan nama dagang Agroculture Treatment
Machine sudah mulai banyak digunakan Thailand dan Brunei. Tapi di
Indonesia masih minim. Sebagian besar diantara kita orientasi dalam
berbudidaya masih berkutat bagaimana memperoleh pakan murah dengan
alasan cost terbesar ada pada pakan dan digunakanlah metode-metode bagaimana menekan biaya pakan yang terkenal dengan istilah food convertion ratio (FCR) dengan
menciptakan produk-produk enzim, hormon dan probiotik, mencari
solusi pengganti pakan pabrik yang mahal. perburuan upaya menekan FCR
banyak dilakukan. Ini bagus, beberapa mitra pembudidaya sudah ada yang
mampu menciptakan enzim hingga FCR bisa ditingkat optimis sebesar 0,6
(Medan, Jember dan Blitar dan beberapa kota lain) ada yang berhasil.
Yang gagal tidak sedikit, layu sebelum berkembang.
Terimakasih telah membaca
Air Ideal Untuk Habitat Ikan
semoga bermanfaat
Kunjungi link ini
Peternakan, Perikanan Dan Pertanian Sistem Modern
Agroculture Treatment Machine
Fermentor Pakan Ternak Tercepat
Dibawah ini adalah report analisa lab kemampuan mesin ATM (Agroculture
Treatment Machine) terhadap bakteri e-colli, salmonella dan colli form.
Uji lab diambil sampel dua kolam lele. Kolam pertama tidak dilakukan
treatment dengan mesin ATM dan kolam yang kedua dilakukan
treatment . Hasilnya bacteri colliform awalnya 460 cpu per 100 ml
menjadi 93 cpu, salmonela dan e-colli menjadi negatif. Terjadi perubahan
yang signifikan. Disinilah terlihat tanpa bacteri pathogen membuat
ikan lebih tumbuh antara 25%-40% lebih cepat. Dalam uji coba berikutnya
sedang diteliti lebih lanjut akan kandungan nitrit, nitrat dan amoniak.
Hasil uji lab mesin ATM pada kolam pembesaran lele
Hasil uji lab mesin ATM pada kolam indukan lele
Hasil uji lab mesin ATM pada produksi pengolahan lele asap organik
Mesin ATM type-01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar