PENYAKIT TUBERCULOSIS PADA IKAN
SUMBER : http://afiesh.blogspot.com/2014/01/penyakit-tuberculosis-pada-ikan.html
Gambar. Ikan terserang penyakit Tuberculosis
(Sumber: http://www.koi-pond-guide.com)
Mycobacteriosis
adalah penyakit subakut dan kronik, ditandai dengan terbentuknya
granuloma. Penyakit ini umumnya terjadi pada ikan-ikan yang dipelihara
pada akuarium dalam jangka waktu yang lama atau dibudidaya secara
intensif.
Bakteri Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei adalah penyebab penyakit “Mycobacteriosis” pada ikan atau juga dikenal dengan “Fish Tuberculosis” dan “Piscine Tuberculosis”. Ketiga bakteri tersebut dikenal sebagai patogen pada ikan dan mempunyai gejala penyakit yang mirip. Bakteri Mycobacterium sp.
dikenal ada dimana-mana dalam air dan sedimen serta telah diketahui
menyerang berbagai jenis ikan laut dan tawar (167 spesies), baik ikan
konsumsi, ikan hias, maupun udang galah serta semua udang penaeid. Ikan
yang dipelihara dalam akuarium cenderung lebih besar kemungkinan
terserang penyakit “Mycobacteriosis” dibanding ikan budidaya atau ikan
liar.
Inang utama bakteri ini adalah jenis ikan air tawar seperti Gurame (Osphronemus gouramy), Cupang (Beta splendens), Katak lembu (Rana catesbeiana), Salmonidae, Gud (Gadus morchua), Karper (Cyprinus carpio), dan Gabus (Opiocephalus striatus).
Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei dapat diidentifikasi
melalui gejala klinis, isolasi dan identifikasi (morfologi, biokimia)
dan molekuler.
Gejala klinis (eksternal)
Gejala
klinis Mycobacteriosis pada ikan bervariasi, dan sering kali menyerupai
gejala penyakit lain. Gejala klinis dapat dilihat pada ikan yang
terserang pada stadia akut atau kronis, namun kadang kala tidak terlihat
gejala klinis pada ikan yang terserang. Pada stadia kronis gejala
klinis yang paling sering terlihat adalah ikan mengalami aneroksia
(tidak mau makan, kurus, lesu, memisahkan diri dari yang lain dan
mencari lubang untuk bersembunyi), lesi nodul di kulit, tukak (ulcer)
dan hemoragi dapat terjadi mengikuti ruptula dari lasi urat. Gejala
klinis tambahan berupa exophtalmus (mata yang menonjol), pembesaran
perut dan lordosis, kerdil dan insang yang pucat. Kadang terjadi ekor
dan sirip yang patah. Pigmentasi pada kulit juga berkurang kecerahannya.
Bentuk akut jarang terjadi, tetapi gejala ini dicirikan oleh angka
kesakitan dan kematian yang cepat.
Gejala internal
Lesi
Mycobacteriosis dapat terjadi pada saluran pencernaan, atau pada kulit
dan insang. Granuloma kecil dan putih sampai abu-abu dapat dilihat di
bawah mikroskop atau secara kasat mata dapat ditemukan pada tiap organ
tubuh. Granuloma itu dapat bersifat menyebar (terpisah), berkelompok
atau perpaduan diantara keduanya. Dapat bersifat keras atau lunak dengan
ukuran 80-500 μm dan nekrosis berbentuk menyerupai keju dapat terjadi
di bagian tengahnya. Limpa, ginjal dan hati adalah organ yang paling
sering terserang dan akan tampak membesar dan menjadi lebih lunak.
Peritonitis dan edema juga dapat terjadi pada beberapa ikan yang
berakibat pada organ viscera akan membengkak dan menyatu oleh adanya
membran keputihan di sekitar daerah nekrosis tersebut dan yang meluas di
mesenterium (selaput rongga perut).
Patogenesis
Patogenisis
tuberculosis belum jelas, yang jelas adalah kerusakan organ dalam
(ginjal, hati dan limpa membesar dan menjadi lunak), kurus dan kemudian
mati. Secara normal, lesi terdapat pada kulit dan organ dalam. Dengan
irisan histologi akan terlihat focal granuloma yang terdiri dari sel
epiteloid dan makrofag, dengan ukuran antara 80-500 μm. Perkembangan
penyakit “Mycobacteriosis” kronis sangat lambat, sehingga bakteri untuk
dapat terdeteksi membutuhkan waktu sampai 2 tahun atau lebih. Apabila
terjadi luka akan kehilangan protein plasma dan ikan sangat mudah
terserang infeksi sekunder. Belum jelas apakah Mycobacterium memproduksi
toksin. Ikan budidaya akan lebih sensitif terhadap infeksi karena stres
oleh kepadatan yang tinggi.
Epidemiologi
Kejadian
Mycobacterius pada ikan yang dipelihara di aquarium berkisar antara
10-22% sedang pada populasi ikan di alam 10-100% dapat terinfeksi. Wabah
pada penyakit ikan yang dibudidayakan berkaitan dengan faktor Borok
pada ikan sepat yang terinfeksi bakteri Mycobacterium managemen seperti
kualitas dan kuantitas air dan nutrisi yang kurang.
Penyebaran penyakit
“Mycobacteriosis”
diketahui dapat terjadi baik horizontal maupun vertikal. Ikan yang
memakan ikan yang terinfeksi, kontak dengan air dan feces dari ikan yang
terinfeksi juga akan dapat tertular. Bakteri Mycobacterium sp. juga
diketahui dapat ditransfer melalui telur ikan dari induk yang
terinfeksi. Disamping itu infeksi Mycobacterium sp. Juga dapat terjadi
melalui luka (termasuk akibat infeksi ektoparasit). “Mycobacteriosis”
ikan di Indonesia ditemukan di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi utara
menyerang banyak spesies air tawar dan laut khususnya ikan hias
(akuarium). Pengobatan dan Pengendalian Kanamisin + Vitamin B-6 selama
30 hari adalah pengobatan yang paling efektif yang diketahui untuk TB.
Ikan harus dikarantina selama masa pengobatan. vitamin dalam bentuk cair
yang dapat ditemukan di toko obat setempat merupakan sumber yang baik
vitamin B-6. Satu tetes per setiap 5 galon air akuarium. Ganti vitamin
sesuai dengan berapa banyak air yang berubah di tangki selama waktu
pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar