Macam-macam alat menangkap ikan tradisional ~Bubu,Tekalak,Serua,Tangguk,Tabaan
Dewasa ini dengan tingkat penggunaan dan perkembang teknologi yang
begitu pesat membuat kita terlena akan perkembangan Globalisasi,
Sehingga apapun yang kita miliki dari kebiasaan dari nenek moyang yang
ada hampir kita lupakan. Dengan dasar itulah pada pertemuan kali ini
saya akan membahas beberapa peralatan yang digunakan oleh nenek moyang
kita untuk menangkap ikan yang berada di dalam masyarakat Suku Dayak.
Namun saya juga yakin peralatan ini tidak hanya ada di dalam lingkungan
hidup masyarakat Suku Dayak saja sehingga hendaknya pembaca memahami dan
mengerti dasar dari penulisan artikel ini hanya sebagai pengenalan
kepada khalayak luas untuk menambah ilmu pengetahuan.
Saya akan membahas berbagai peralatan yang berhubungan dengan menangkap ikan:
1.Alat Menangkap Ikan Tekalak
Tekalak adalah perangkap yang dibuat dari sebatang bambu muda yang di anyam menggunakan selembar akar. Bambu yang masih muda ditebang dan dibelah-belah namun belahannya tidak sampai terpisah dari ujung ke ujung, namun pada bagian pangkalnya tidak terpotong. Setelah bambu terbelah maka kita akan menggunakan akar untuk membentuk Tekalak, Akar yang panjang dilipat menjadi dua dan dianyam menyilang disetiap belahan bambu, Setelah sampai ke bagian muka maka akar diikat kuat agar tak terlepas.
4.Cara Menagkap Ikan Menaba
Saya akan membahas berbagai peralatan yang berhubungan dengan menangkap ikan:
1.Alat Menangkap Ikan Tekalak
Tekalak adalah perangkap yang dibuat dari sebatang bambu muda yang di anyam menggunakan selembar akar. Bambu yang masih muda ditebang dan dibelah-belah namun belahannya tidak sampai terpisah dari ujung ke ujung, namun pada bagian pangkalnya tidak terpotong. Setelah bambu terbelah maka kita akan menggunakan akar untuk membentuk Tekalak, Akar yang panjang dilipat menjadi dua dan dianyam menyilang disetiap belahan bambu, Setelah sampai ke bagian muka maka akar diikat kuat agar tak terlepas.
Tekalak dipasang di aliran air yang mengalir, namun pemasangan Tekalak membutukan penutup aliran air yang biasa disebut Tabaan.
Kegiatan memasang Tekalak ini disebut Menaba karena menutup sebuah
aliran air agar ikan hanya lewat melalui bagian yang diberi lubang yang
sudah dipasangi Tekalak.
Masa perangkap ini dilihat(Dicaru) biasanya satu malam, ini dilakukan
karena pertimbangan berdasarkan dimana kita memasang Tabaan. Namun kita
dapat Mencaru(Melihat) Tabaan pada pagi dan sore hari apabila memang
tempat dimana kita memasang Tabaan adalah sungai yang memiliki banyak
ikan.
2.Alat Menangkap Ikan Bubu
Bubu adalah peralatan yang biasa digunakan untuk menangkap ikan.
Bubu digunakan pada aliran sungai yang mengalir, Aliran sungai dibuat
pondasi dari kayu dan pondasi itu dilapis dengan dedaunan pohon yang
masih hidup. Dibagian tengah diberi lubang agar ada jalan untuk ikan
naik turun di aliran sungai. Dibagian inilah Bubu diletakan dengan
posisi bagian depan Bubu menghadap ke hilir dan belakang Bubu di bagian
hulu sungai.Memasang alat penangkap ikan ini biasa disebut dengan
Menaba.
Bubu memiliki dua bagian utama yaitu bagian Badan Bubu dan Hijap Bubu,
Hijab Bubu berguna untuk menjadi jalan masuk ikan dan menahan ikan agar
tidak keluar dari dalam Bubu.
Penggunaan Bambu dan Rotan dapat di aplikasikan untuk membuat alat
yang digunakan untuk menangkap ikan. Salah satu dari alat itu adalah
Serua. Alat menangkap ikan ini dibuat dengan 2 bagian utama yaitu Badan
Serua sendiri dan Tempat untuk meletakkan umpan yang diberi nama
Papang.Alat menangkap ikan yang satu ini cukup populer di dalam
kehidupan masyarakat dayak karena pengguanaan alat ini cukup mudah.
Hanya dengan memberi umpan dan memasang alat ini di sungai dan menunggu
kita akan mendapatkan ikan yang terperangakap di dalamnya.
Umpan yang digunakan biasanya adalah Rampang (Ampas perasan Tuak (Minuman Khas Suku Dayak)), Namun jika tidak ada rampang Singkong yang diparut juga dapat digunakan untuk menjadi umpan Serua.
Kini alat ini di kalangan modern hanyalah sebuah alat yang jarang digunakan, Karena hampir setiap hari orang yang berjualan ikan datang untuk berkeliling ke setiap rumah. Namun tidak luput juga beberapa orang masih dengan kebiasaan lama yang masih menggunakan Serua untuk memenuhi kebutuhan hidup adapula beberapa orang dari penggunaan Serua mendapatkan hasil lebih lalu mereka jual atau berikan kepada kerabat-kerabat mereka.
Umpan yang digunakan biasanya adalah Rampang (Ampas perasan Tuak (Minuman Khas Suku Dayak)), Namun jika tidak ada rampang Singkong yang diparut juga dapat digunakan untuk menjadi umpan Serua.
Kini alat ini di kalangan modern hanyalah sebuah alat yang jarang digunakan, Karena hampir setiap hari orang yang berjualan ikan datang untuk berkeliling ke setiap rumah. Namun tidak luput juga beberapa orang masih dengan kebiasaan lama yang masih menggunakan Serua untuk memenuhi kebutuhan hidup adapula beberapa orang dari penggunaan Serua mendapatkan hasil lebih lalu mereka jual atau berikan kepada kerabat-kerabat mereka.
4.Cara Menagkap Ikan Menaba
Dengan memiliki Bubu dan Tekalak saja tidak cukup untuk menangkap ikan,
Kita harus memberikan aksi kepada kedua alat itu agar kita bisa
mendapatkan ikan.
Dengan memiliki kedua alat penangkap ikan itu kita akan melakukan
kegiatan yang dinamakan Menaba. Menaba adalah proses menangkap ikan
menggunakan Tekalak dan Bubu di aliran sungai. Menaba berarti kita
menggunakan Tabaan(Penutup aliran sungai). Menaba adalah prosen
penutupan aliran sungai menggunakan kayu dan dedaunan yang masih hidup
beserta rantingnya agar kita dapat meletakkan alat penangkap ikan. Alat
penangkap ikan yang bisa digunakan menaba hanya ada 2 yaitu Tekalak dan
Bubu.
Cara pemasangan Tekalak adalah menancapkan Tekalak dari arah Hulu sungai
sehingga ikan apa saja yang turun dari hulu akan terperangkap di dalam
Tekalak, Namun Tekalak hanya akan menangkap ikan yang berukuran agak
besar karena anyaman Tekalak tidak padat.
Sedangkan cara pemasangan Bubu adalah dengan melubangi bagian tengah
pada Tabaan agar dapat meletakkan Bubu di bagian hulu sungai dengan muka
Bubu menghadap ke bagian Hilir sungai. Penggunaan Bubu sangat efektif
karena ikan yang akan terperangkap di dalam Bubu tidak perlu ikan yang
besar karena Bubu dianyam dan memiliki celah yang lebih kecil daripada
Tekalak.
Dalam kehidupan masyarakat suku dayak memiliki kegiatan yang
bernama menangguk yang biasa dilakukan oleh setiap anggota masyarakat
suku dayak, tidak memperdulikan anak-anak,dewasa ataupun lansia karena
kebiasaan itu memang telah tertanam dalam setiap masyarakat suku
dayak.Tangguk adalah alat yang digunakan untuk menangguk, cara
melakukannya hanya perlu memegang kedua ujungnya lalau menariknya ke ara
badan. Tangguk dibuat dari bahan Rotan Lantung dan rotan saga, bahan
lantung masing masing ujungnya dibuat lancip agar dapat dilipat menjadi
lingkaran memanjang setengah bola dan diikat dengan sasai saga(Rotan
saga yang dibentuk kecil untuk mengikat).Menangguk biasa dilakukan saat
siang hari namun ada juga yang melakukannya dimalam hari. Menangguk yang
dilakukan pada malam hari bukan lagi menangguk namun namanya berubah
menjadi menyiau.
Dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat suku dayak memiliki alat yang dapat
digunakan untuk mencari lauk pauk yaitu Serapang. Serapang dalam suku
dayak sangat dibutuhkan pada saat musim kemarau panjang karena pada saat
kemarau panjang masyarakat suku dayak akan menangkap ikan dengan
menggunakan racun yang berasal dari akar Tuba. Kegiatan meracun ini dinamakan Menuba.
Serapang
adalah pilihan utama saat menuba karena menuba dilakukan di air yang
diperkirakan memiliki ikan yang banyak dan besar sehingga hanya serapa
yang mampu menangkap ikan tersebut. Tujuan utama pengguna serapang
adalah menombak ikan yang timbul ke permukaan. Serapang juga dapat
digunakan untuk menyiau (Mencari ikan pada malam hari). Serapang yang
digunakan menyiau memiliki bentuk yang berbeda dengan serapang yang
digunakan untuk menuba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar