BAKTERI BACILLUS
SUMBER : http://afiesh.blogspot.com/2012/11/bakteri-bacillus.html
Gambar 1. Bacillus sp
Bacillus sp merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Sporanya tahan terhadap panas (suhu tinggi), mampu mendegradasi Xylandan karbohidrat (Cowandan Stell’s, 1973). Bacillus spp mempunyai sifat: (1) mampu tumbuh pada suhu lebih dari 50 oC dan suhu kurang dari 5 oC,
(2) mampu bertahan terhadap pasteurisasi, (3) mampu tumbuh pada
konsentrasi garam tinggi (>10%), (4) mampu menghasilkan spora dan (5)
mempunyai daya proteolitik yang tinggi dibandingkan mikroba lainnya. Bacillus adalah salah satu genus bakteri yang berbentuk batang dan merupakan anggota dari divisi Firmicutes. Bacillus merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat atau fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase.
Bacillus secara alami terdapat dimana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas atau bersifat patogen. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa dan Werukhamkul, 2007). Jenis Bacillus (B. cereus, B. clausii dan B. pumilus)
termasuk dalam lima produk probiotik komersil terdiri dari spora
bakteri yang telah dikarakterisasi dan berpotensi untuk kolonisasi,
immunostimulasi, dan aktivitas antimikrobanya (Duc et al., 2004).
Beberapa penelitian telah berhasil mengisolasi dan memurnikan bakteriosin Bacillus sp. Gram positif diantaranya yaitu subtilin yang dihasilkan oleh Bacillus subtilis (Kleinetal.1993), megacin yang dihasilkan oleh B. megaterium (Tagg et al., 1976), coagulin dihasilkan oleh B. coagulans (Hyronimus, 1998), cerein dihasilkan oleh B. cereus (Oscariz dan Pisabarro, 2000), dan tochicin yang dihasilkan oleh B. thuringiensis (Paik et al., 1997).
Bakteriosin merupakan zat
antimikroba berupa polipeptida, protein, atau senyawa yang mirip
protein. Bakteriosin disintesis diri bosom oleh bakteri selama masa
pertumbuhannya dan umumnya hanya menghambat pertumbuhan galur-galur
bakteri yang berkerabat dekat dengan bakteri penghasil bakteriosin (Kone
& Fung, 1992). Menurut Tagg et al., (1976), kriteria yang
merupakan ciri-ciri bakteriosin adalah sebagai berikut: (1) memiliki
spektra aktivitas yang lebih sempit, (2) senyawa aktif merupakan
polipeptida atau protein, (3) bersifat bakterisida, (4) mempunyai
reseptor spesifik pada sel sasaran, 5) gen determinan terdapat pada
plasmid. Senyawa antibiotik yang dihasilkan Bacillus sp adalah
basitrasin, pumulin, laterosporin, gramisidin, dan tirocidin yang
efektif melawan bakteri Gram positif serta kolistin dan polimiksin
bersifat efektif melawan bakteri Gram negatif. Sedangkan difficidin
memilikis pektrum lebar, mikobacilin dan zwittermicin bersifat antijamur
(Todar, 2005).
Kelebihan dan Kekurangan Bakteri Bacillus sp
1. Kelebihan
· Bacillus sp memiliki kemampuan dalam menghasilkan antibiotik yang berperan dalam nitrifikasi dan denitrifikasi
· pengikat nitrogen, pengoksidasi selenium (Se), pengoksidasi dan pereduksi mangan (Mn)
· bersifat khemolitotrof, aerob dan fakultatif anaerob
· dapat melarutkan karbonat
· dapat melarutkan posfat, dan menurunkan pH substrat akibat asam organik yang dihasilkannya
· dapat melakukan mineralisasi terhadap bahan organik kompleks baik berupa senyawa polisakarida, protein maupun selulosa
2. Kekurangan
Bacillus sp
ini dapat dimanfaatkan pada tahap persiapan lahan tambak dan
pembentukan air pada masa awal budidaya ikan/ udang. Pembentukan
plankton, bakteri pembentuk flock, menurunkan pH dan stabilisasi
alkalinitas berupa pembentukan buffer (penyanggah) bikarbonat-asam
karbonat dapat terlaksana. Namun jika dilanjutkan terus dari masa
pertengahan budidaya hingga akhir (panen) maka eutrofikasi air dapat
terjadi, konsentrasi posfat dan nitrit dapat meningkat sebagai akibat
pelarutan posfat dan degradasi protein dari sisa pakan dan kotoran ikan/
udang serta produksi nitrit yang intens dari hasil pernafasan
denitrifikasi Bacillus sp. Rentang pH pagi – sore juga dapat
bergerak melebar, akibat daya larut terhadap karbonat yang bisa
menyebabkan ketidakseimbangan buffer bikarbonat-asam karbonat dan
radikal karbonat terbentuk (kalsinasi). Disamping itu, enzim protease
dan chitinase yang dihasilkan selama fermentasi Bacillus sp dapat secara ekstrim mengganggu siklus dan kesempurnaan moulting bagi udang.
Secara individu, spesies-spesies Bacillus sp memiliki kemampuan khas masing-masing sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya ikan/ udang, yaitu:
1) B. subtilis dan B. cereus memiliki kemampuan untuk melakukan lysis terhadap cyanobacteria (BGA) pada konsentrasi 103 sel/ml
di air kolam. Menghasilkan cyanobacteriocyde sehingga cocok untuk
digunakan sebagai kontrol biologi terhadap blooming blue green algae.
2) B. megaterium dan B. polymyxa mampu menghasilkan antibiotik berupa megacin dan polymycin yang efektif untuk menekan pertumbuhbiakan vibrio, Escherchia colli dan Aeromonas. B. Polymyxa memiliki
berbagai macam potensi termasuk antibiotik peptida, protease, dan
berbagai macam enzim carbohydrateutilizing, seperti
P-amilase,,-D-xilanase, pullulanase, glukosa isomerase, dan
polygalacturonate liase.
3) B. coagulans dan B. lichenoformis mampu mensintesis secara cepat dan massal lectin dan polyhydroxyalkanoat (PHA)
untuk polimerisasi activated sludge/bioflok, sehingga cocok untuk
penebalan bioflok di air kolam/tambak jika diperlukan.
4) B. subtilis dan B. coagulans mampu menghentikan diare/mencret pada ikan/udang jika digunakan sebagai aditive pada pakan. B. subtilis memiliki kemampuan memproduksi antibiotik dalam bentuk lipopeptida, salah satunya adalah iturin. Iturin membantu B. subtilis berkompetisi
dengan mikroorganisme lain dengan cara membunuh mikroorganisme lain
atau menurunkan tingkat pertumbuhannya. Iturin juga memiliki aktivitas
fungisida terhadap pathogen. Serta menghasilkan subtilin sebagai
antibiotik yang digunakan untuk menekan populasi abkeri pathogen. B. coagulans mampu menghasilkan enzim amilase dan lipase.
5) B. lichenoformis mampu
menghasilkan enzim protease yang dapat meningkatkan daya cerna protein
dari pakan sehingga mampu meningkatkan protein efficiency ratio pakan (fermented feed).
Bakteri ini merupakan species bakteri yang mampu menghasilkan protease
dalam jumlah yang relatif tinggi. Jenis protease yang dihasilkan oleh
bakteri ini adalah enzim ekstraselular yang tergolong proteinase serin
karena mengandung serin pada sisi aktifnya.
6) B. subtilis dan B. lichenoformis dapat menghasilkan biosurfaktan yang mampu memotong gugus peptida dari toksin blue green algae.
7) B. subtilis, B. cereus dan B. megaterium mampu mengoksidasi senyawa hidrokarbon seperti minyak bumi dan fenol. B. megaterium merupakan
produser utama untuk vitamin B12 dan penicillin. Selain itu, juga dapat
memproduksi enzim yang berfungsi untuk sintetik steroid dan stabilitas yang baik dari plasmid rekombinan (Vary, 2007).
8) B. subtilis dan B. lichenoformis penghasil biosurfactan dengan jenis lipoprotein (biosurfactin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar