PENGARUH LOGAM TERHADAP IKAN
SUMBER : http://afiesh.blogspot.com/2013/11/pengaruh-logam-terhadap-ikan.html
Gambar. Rantai Makanan
(sumber: http://www.hijauku.com)
Elemen-elemen
metalik (logam) secara alami berasal dari pelapukan batuan-batuan bumi,
dan ikan merupakan salah satu mahluk hidup yang terkena dampak langsung
proses alami ini. Masuknya elemen-elemen atau ion-ionl ogam berat ke
badan air khususnya dalam konsentrasi yang sangat tinggi semakin
diperparah oleh kegiatan industri.
Pencemaran
tanah dan perairan oleh komponen logam berat dapat menyebabkan
terjadinya toksemia (keracunan) pada ikan yang mungkin menyebabkan
kematian seketika, akumulasi biologis, keracunan kronis dan
perubahan-perubahan fungsi fisiologis yang akan mengurangi kemanpuan
ikan dalam bertahan hidup. Keracunan secara kronis dapat mengakibatkan
menurunnya kemampuan bereproduksi, malformasi bentuk tubuh,
ketidakmampuan untuk menghindari predasi serta rentan terhadap serangan
penyakit-penyakit berbahaya. Data-data mengenai dampak logam berat
terhadap ikan dapat dilihat pada Tabel 1.
Logam-logam
yang terlarut di dalamair memiliki beberapa bentuk kimiawi, ada yang
bersifat racun dan ada yang tidak. Tingkat asam/basa (pH) air merupakan
faktor yang sangat berperan mengarahkan apakan bentuk kimiawi logam
terlarut tersebut beracun atau tidak. Pada pH yang tinggi, beberapa
logam akan berbentuk hidrosida atau karbonat yang relatif sukar
terlarut.
Senyawa-senyawa
ini cenderung terpresipati atau tetap berbentuk partikulat-partikulat
yang tidak beracun yang terlarut dalam air. Sebagian logam-logam lainnya
cenderung akan berbentuk komponen yang mudah terlarut dalam pH yangt
inggi.
Sumber Logam Beracun
Sumber-sumber
logam beracun pada perairan dapat berasal dari proses alamiah maupun
akibat kegiatan manusia seperti pembuangan limbah industri atau
pertambangan ke perairan terbuka. Terkadang sumber pencemaran logam
beracun hanya berasal dari satu lokasi, tapi karena adanya pergerakan
air sepanjang alur sungai atau arus dari satu perairan keperairan
lainnya dapat menyebabkan meluaskan lokasi perairan yang tercemar.
Di
beberapa perairan dengan tingkat pencemaran logam berbahaya yang
tinggi, kadang-kadang ditemukanlokasi perairan yang sama sekali tidak
ditemukan kehidupan hewan-hewan akuatik atau ikan. Perairan-perairan
yang dekat dengan lokasi pertambangan, hunian yang padat serta
pengolahan minyak bumi umumnya memiliki tingkat konsentrasi logam
berbahaya yang tinggi diperairan sekitarnya.
Logam-logam
berbahaya yang dibuang oleh industri dapat langsung masuk ke badan air
atau yang berbentuk senyawa gas-gas dapat masuk keperairan melalui
interaksi antara air udara atau melalui run-off air permukaan akibat
hujan.
Prosedur Diagnosis
Logam-logam
beracun dapat menyebabkan kematian atau efek-efek sublethal terhadap
ikan. Banyak senyawa atau ion logam-logam beracun yang terakumulasi di
dalam tubuh ikan terutama pada organ hati, ginjal, insang, jantung,
limpa dan tulang. Bila diamati dengan menggunakan miskroskop, akan
terlihat perubahan-perubahan patologis pada organ-organ tersebut apabila
sampel ikan yang diperiksa merupakan ikan yang terpapar oleh
logam-logam beracun. Analisis kuantitatif terhadap akumulasi kandungan
logam-logam beracun pada tubuh ikan juga diperlukan untuk kegiatan
diagnosis.
Selain
itu, diperlukan juga analisis terhadap kondisi perairan terutama
sedimen dasar perairan dan organisme yang merupakan sumber makanan
bagiikan tersebut. Efek-efek sublethal (tidak sampai mematikan) akibat
keracunan logam lebih sulit untuk di diagnosis. Akumulasi logam-logam
berbahaya pada jaringan tubuh ikan mungkin telah mencapai batas
berbahaya tetapi belum menyebabkan kematian pada ikan.
Kemampuan bereproduksi mungkin menurun tetapi tidak hilang sama sekali. Gejala-gejala sublethal yang akan timbulcenderung
mirip dengan gejala penyakit akibat malnutrisi. Melalui pengujian
histopatologi akan terlihat degeneratif yang parah pada jaringan tubuh
dan organ-organ vital ikan yang berbeda dengan gejala keracunan yang
disebabkan oleh faktor lain.
Nilai-nilai
kimiawi darah dari hasil uji hematologis mungkin akan rendah tetapi
masih dalam ketagori normal. Analisis enzimatik juga cenderung
menghasilkan hasil yang serupa, yaitu terjadi penurunan akrifiktas
enzim-enzim tertentu tepai masih dalam batas yang normal. Kadang-kadang
pengujian kondisi lingkungan perairan diperlukan untuk memastikan
diagnosis ini.
Analisa
kualitas air untuk menguji komponen-komponen logam berbahaya sangat
penting untuk mengetahui secara kuantitatif tingkat toksisitas logam
berbahaya terhadap ikan. Hubungan antara kesadahan air dan pH terhadap
tingkat toksisitas telah banyak dipelajari dan dipublikasikan. Selain
itu perlu juga dilakukan pengujian terhadap pengaruh faktor-faktor
kualitas air lainnya seperti alkalinitas, kandungan bahan/material
terlarut danlain-lainnya.
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi logam terhadap perikanan
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi logam terhadap perikanan
No.
|
Jenis Logam
|
TLm (ppm)
|
Konsentrasi Aman (ppm)
|
Keterangan
|
1
|
Alumunium
|
0,3 (24 Jam)
|
≤ 0,1
|
Tingkat kelarutan maksimum 0,05 mg/L pada pH 7; 5 mg/L pada pH 9
|
2
|
Arsenik
Sebagai arsenite
|
1,1 – 2,2 (48 jam)
14,1 – 14,4
|
≤ 0,7
|
Terkonsentrasi dalam rantai makanan
|
3
|
Cadmium
|
0,01 – 10,0
|
≤ 0,001
|
Tergantung pada kesadahan air, faktor lingkungan dan spesies ikan
|
4
|
Chromiun
|
5,0 – 118,0 (96 Jam)
|
≤ 0,05
|
Tergantung pada kualitas air, derajat ikan kovalen (hexavalent atau trivalent) dan jenis senyawa
|
5
|
Tembaga (Copper)
|
3.0 – 7,0 (48 jam)
|
≤ 0,015
|
Tergantung pada kesadahan air, sinergitas dengan senyawa lainnya di dalam air dan spesies ikan
|
6
|
Besi (Iron)
|
0,1 – 10,0 (24 – 48 jam)
|
≤ 0,03
|
Tingkat
kelarutan besi tergantung pada pH; besi dalam bentuk hidrosida dapat
terserap oleh insang dan menyebabkan gangguan penyerapan oksigen pada pH
7 atau lebih tinggi; Tingkat toksisitas tergantung pada kesadahan air.
|
7
|
Timbal (Lead)
|
1,0 – 7,0 pada ’soft water’,
400+ pada ’hard water’ (96
Jam)
|
≤ 0,03
|
Tingkat kelarutan tergantung pada pH; toksisitas tergantung pada kesadahan air.
|
8
|
Mangan (manganese)
|
2,2 – 4,1 (24 jam)
|
-
|
Bentuk
permanganat lebih beracun dibandingkan bentuk lainnya; senyawa mangan
bersifat tidak stabil dan terpresipitasi sebagai oksida pada pH lebih
dari 7,5
|
9
|
Merkuri
|
1,0
|
0,0005
|
Akumulasi biologis pada tubuh ikan sebesar 0,5 mgc Hg setiap gram berat tubuh ikan
|
10
|
Nikel
|
5 – 43 (96 jam)
|
≤ 0,03
|
Toksisitas tergantung pada kesadahan air
|
11
|
Perak
Sebagai sulfida +
Thiosulfat
komplek
|
0,004 – 0,2
280 – 360 (96 jam)
|
0,0001 – 0,0005
16 – 35
|
Toksisitas tergantung pada kandungan bahan-bahan organik di air, bentuk senyawa perak dan lainnya.
|
12
|
Uranium
|
2,8 – 135,0 (96 jam)
|
-
|
Toksisitas tergantung pada kesadahan air
|
13
|
Zinc
|
0,87 – 33,0 (96 jam)
|
≤ 0,05
|
Toksisitas tergantung pada kesadahan air dan komponen logam lainnya dalam air.
|
Keterangan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar