Minggu, 22 Agustus 2021

PEMILIHAN LOKASI DAN PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA IKAN

 
Dalam upaya mencapai pertumbuhan ikan yang optimal dan mampu meraih keuntungan pada proses budidaya khususnya pembesaran ikan, maka langkah awal usaha berupa pemilihan lokasi sebagai tempat budidaya ikan menjadi faktor penting. Investasi yang begitu besar untuk mendirikan tambak, membuat kolam ikan maupun meletakan karamba jaring apung, akan menjadi kurang optimal atau bahkan sia-sia jika pemilihan lokasi yang kurang baik.
            Dalam materi ini pemilihan lokasi dibedakan menjadi 2 yaitu pemilihan lokasi kolam dan pemilihan lokasi karamba karing apung. Sebenarnya terdapat juga tentang pemilihan lokasi budidaya rumput laut, namun akan disampaikan dalam pertemuan ke 11 dalam materi budidaya rumput laut.
            Secara umum, pemilihan kolasi budidaya ikan meliputi faktor teknis, ekonomis dan social. Faktor teknis berkaitan dengan teknis lahan sebagai wadah budidaya ikan baik tanah maupun airnya, ekonomis terkait dengan pendukung pemasaran dan biaya produksi, dan faktor social berkaitan dengan daya terima masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan.
A.    PEMILIHAN LOKASI KOLAM / TAMBAK
ASPEK TEKNIS
Secara teknis lokasi tambak yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap konstruksi tambak yang akan dibangun serta biaya operasional pemeliharaan tambak. Faktor teknis yang  arus diperhatikan antara lain adalah :
1. Elevasi
           Elevasi merupakan ketinggian tempat/lokasi tambak terhadap permukaan laut. Hal ini dapat diketahui dengan memantau gerakan air pasang dan air surut. Air pasang atau air laut naik terjadi pada saat bulan berada dekat sekali dengan bumi dan waktu bumi serta bulan berputar, bergerak mengarungi angkasa dan terjadi daya tarik terhadap lautan. Air surut atau air laut turun terjadi pada saat bumi menjauhi bulan.
            Bagi  petambak yang akan membudidayakan komoditas air payau harus mengetahui kapan terjadinya pasang tertinggi dan pasang terendah, hal ini untuk mengetahui cocok tidaknya lokasi tersebut untuk dibuat menjadi tambak. Lokasi tambak yang baik bila lokasi tersebut terletak diantara pasang tertinggi dan pasang terendah.
            Untuk kolam budidaya air tawar, elevasi dibutuhkan untuk mengetahui tingkat aliran air serta konstruksi kolam yang akan dibangun. Kemiringan lahan yang paling baik untuk lokasi perkolaman adalah berkisar antara 3 – 5%, artinya setiap 100 meter panjang perbedaan tingginya sekitar 3 – 5 meter.
 2. Jenis Tanah
            Tambak pada umumnya dibuat secara alami artinya tidak dilapisi dengan tembok,  sehingga jenis tanah sangat menentukan dalam memilih lokasi tambak yang baik. Jenis tanah yang dipilih harus dapat menyimpan air atau kedap air sehingga tambak yang akan dibuat tidak bocor. Tanah dasar dan pematang harus dapat menahan air atau tidak porous, untuk itu tekstur tanahnya harus lempung berpasir (sandy loam), liat (clay), lempung berliat (clay loam), atau lempung berdebu (silty loam) dan plastisitasnya cukup tinggi.
            Jenis tanah yang baik untuk tambak adalah campuran tanah liat dan endapan lempung yang mengandung bahan organik. Tanah liat berlempung tersebut dikenal dengan silty loam. Untuk mengetahui jenis tanah ini dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur atau secara manual. Tanah yang mengandung liat tinggi akan dapat dipilin mamanjang. Namun, tanah yang mengandung debu atau pasir tinggi hanya akan mengahasilkan pilinan tanah yang pendek saja.
            Jenis tanah liat saja kurang baik untuk dijadikan lokasi tambak, karena jenis tanah ini bersifat kaku kalau kering dan lekat/lengket kalau becek dan menjadi lembek kalau diairi. Oleh karena itu jika tanah liat ini bercampur dengan tanah dan endapan maka kekakuannya akan berkurang dan kemampuan memegang airnya lebih besar.
 3. Kesuburan Tanah
            Tanah yang dipilih untuk lokasi budidaya ikan sebaiknya tanah yang subur, yaitu tanah yang lapisan atasnya cukup tebal, karena tanah lapisan atas merupakan bagian tanah yang paling subur. Kesuburan tanah mempengaruhi produksi pakan alami pada budidaya ikan.
4. Kualitas Air
            Kualitas air atau mutu air yang akan digunakan untuk memelihara ikan di tambak atau kolam harus diperhatikan. Dengan kualitas air yang baik, maka ikan akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
ASPEK EKONOMIS
Aspek ekonomis berkaitan dengan faktor-faktor pendukung kemudahan produksi dan pemasaran. Semakin sulit menyiapkan faktor produksi dan pemasaran maka semakin besar biaya yang dikeluarkan dan otomatis menekan keuntungan.
  1. Dekat dengan sumber air, tetapi bukan daerah banjir, serta harus dapat diairi sepanjang tahun. Semakin jauh dengan sumber air, maka semakin banyak biaya pengadaan air untuk budidaya ikan.
  2. Dekat dan atau memiliki sarana penunjang seperti : sarana komunikasi, jaringan listrik, dan sarana atau prasarana transportasi
  3. Tidak terlalu jauh dari sumber pakan, benih, sarana produksi lainnya, serta alat dan bahan untuk membangun komplek budidaya.
  4. Dekat dengan daerah pemasaran. Jarak yang dekat dengan pemasaran dapat menekan biaya transportasi dan penurunan kualitas ikan.
  5. Tidak dekat dengan pemukiman dan industry. Pemukiman dan industry yang menghasilkan limbah menjadikan kualitas air untuk budidaya berkurang dan mengganggu pertumbuhan ikan.
  6. Mudah mendapatkan tenaga kerja. Kemudahan mendapatkan tenaga kerja dari warga sekitar dapat menekan biaya mendatangkan tenaga kerja dari daerah lain, serta memberikan pendapatan bagi masyarakat sekitar.
  7. Sesuai dengan rencana induk pengembangan daerah setempat
  8. Status kepemilikan dengan bukti sertifikat sangat berguna untuk mengatasi masalah tanah atau dapat digunakan sebagai agunan
 ASPEK SOSIAL
Ditinjau dari aspek sosiologis/ social , lokasi yang dipilih untuk budidaya ikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  1. Lingkungan hidup dan kelestarian alam dapat dijaga, artinya lahan yang digunakan tidak merusak lingkungan yang sudah ada sehingga nantinya dapat terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat pengguna tanah di sekitarnya.
  2. Sumberdaya alam sekitar dapat digunakan, artinya dalam penyediaan sarana dan prasarana tidak perlu harus dicari ke daerah lain.
  3. Penduduk sekitar dapat digunakan sebagai tenaga kerja, artinya orang yang bekerja pada usaha yang akan dibangun berasal dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat mengurangi pengangguran.
  4. Ada dampak positif bagi masyarakat sekitar, artinya lokasi usaha yang akan dibangun dapat dijadikan contoh bagi masyarakat dan adapat diadakan kerja sama produksi dengan penduduk sekitarnya
  5. Keamanan lokasi terjamin atau tidak terganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...