PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA IKAN
(sumber :http://yusufsila-binatang.blogspot.co.id)
Pendahuluan
Pakan
dengan nutrisi yang baik pada budidaya ikan sangat penting guna
menghasilkan produk ikan yang ekonomis, sehat dan berkualitas tinggi.
Nutrisi dalam pakan sangat penting karena pakan mewakili 40-50% dari
biaya produksi. Dalam beberapa tahun ini perkembangan nutrisi pakan ikan
maju secara dramatis dengan perkembangan yang baru, yang mempromosikan
optimasi pertumbuhan dan kesehatan ikan pada pakan komersil.
Pengembangan formulasi pakan yang baru untuk spesies tertentu sangat
mendukung industri akuakultur guna meningkatan kepuasan permintaan untuk
ikan dan makanan laut yang terjangkau, aman, dan berkualitas tinggi.
Penyediaan pakan
Penyediaan
pakan dapat dapat berupa pakan lengkap atau hanya berupa pakan
tambahan. Katagori pakan lengkap adalah bila pakan dapat memasok semua
bahan (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral) penting untuk
optimasi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Sebagian besar pembudidaya ikan
menggunakan pakan ikan lengkap, yang berisi semua protein yang
diperlukan (18-50%), lemak (10-25%), karbohidrat 15-20%), abu
(<8,5%), fosfor (<1,5%), air ( 30%), dan sumber-sumber Lipid yang
sangat baik untuk industri pakan ikan. Lipids dari minyak ikan laut ini
juga telah dapat bermanfaat bagi kesehatan cardiovascular.
Ikan
laut biasanya memerlukan n-3 HUFA untuk optimasi pertumbuhan dan
kesehatan, biasanya dalam jumlah berkisar 0,5-2,0% dari pakan kering.
Dua besar dari golongan asam lemak esensial (EFA) ini adalah Asam
Eicosapentaenoic (EPA: 20:5 n-3) dan Asam Docosahexaenoic (DHA: 22:6
n-3). Ikan air tawar tidak memerlukan HUFA rantai panjang, tetapi
seringkali memerlukan asam lemak n-3 18 rantai karbon, Asam Linolenic
(18:3-n-3), dalam jumlah mulai dari 0,5 sampai 1,5% dari dalam pakan.
Asam lemak ini tidak dapat diproduksi oleh ikan air tawar dan harus
disertakan dalam pasokan pakan. Banyak ikan air tawar ini dapat
memanfaatkan asam lemak, dan melalui sistem enzim memanjangkan
(menambahkan atom karbon) kepada rantai hidrogen, dan kemudian
didesaturasi (menambahkan ikatan ganda) lagi kepada rantai panjang
hidrogen. Melalui sistem enzim, ikan air tawar dapat memproduksi lagi
rantai panjang HUFA n-3, EPA dan DHA, yang diperlukan untuk fungsi
metabolisme dan sebagai komponen selaput sel. Ikan laut biasanya tidak
memiliki pemanjangan ini dan sistem desaturasi enzim, dan memerlukan
rantai panjang n-3 HUFA dalam pakannya. Spesies ikan lainnya, seperti
tilapia, memerlukan asam lemak dari keluarga n-6, sementara yang lain,
seperti ikan mas atau kelmpok eel, memerlukan kombinasi asam lemak n-3
dan n-6.
Karbohidrat
Karbohidat
(kanji dan gula) sumber-sumber energi pada pakan ikan yang paling murah
dan ekonomis. Meskipun tidak penting, karbohidrat disertakan dalam
pakan budidaya untuk mengurangi biaya pakan dan sebagai bahan pengikat
dalam proses pembuatan pakan. Kanji berguna dalam proses extruksi dalam
pembuatan pellet terapung. Memasak kanji selama proses extruksi secara
biologis menjadikan pellet lebih tersedia bagi ikan.
Dalam
tubuh ikan, karbohidrat disimpan sebagai glycogen yang dapat
dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan energi. Mereka adalah sumber
energi utama untuk mamalia, tetapi tidak digunakan secara efisien oleh
ikan. Misalnya, mamalia dapat menyerap energi sekitar 4 Kcal. dari 1
gram dari karbohidrat, sedangkan ikan hanya dapat menyerap sekitar 1,6
Kcal dari jumlah karbohidrat yang sama. Hingga sekitar 20% karbohidrat
dapat digunakan oleh ikan.
Jenis pakan
Pakan
ikan yang diproduksi komersial dalam bentuk berupa extruder (terapung
atau melayang) atau bentuk pellet tekan (tenggelam). Baik pakan terapung
atau tenggelam dapat menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan, namun
beberapa spesies ikan lebih menyukai yang terapung, yang lainnya memilih
yang tenggelam. Udang, misalnya, tidak akan menerima pakan terapung,
namun sebagian besar spesies ikan dapat dilatih untuk menerima pellet
apung.
Pakan
ekstruder harganya lebih mahal karena biaya produksi yang tinggi.
Biasanya ada kebaikan pada pakan terapung (pellet extruder), karena
petani secara langsung dapat mengobserfasi intensitas makan ikannya dan
menyesuaikan jumlah pakan (Feeding rate) hingga cocok. Menentukan
feeding rate terlalu rendah atau terlalu tinggi adalah penting dalam
memaksimalkan pertumbuhan ikan dan efisiensi penggunaan pakan.
Pakan
tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari pellet crumbles kecil untuk
ikan kecil hingga crumble besar (0,5 inci atau lebih besar). Ukuran
pellet harus berkisar antara 20-30% dari ukuran bukaan mulut menganga
spesies ikan. Memberi makan dengan pellet terlalu kecil menjadikan tidak
efisien dalam pemberian pakan karena ikan memerlukan energi yang lebih
banyak untuk mencari dan memakan banyak pellet. Sebaliknya, pellets yang
terlalu besar akan menurunkan memakan makanan, dan yang ekstrim,
menyebabkan ikan tercekik. Memilih pakan ukuran terbesar ikan akan aktif
makan.
Feeding Rate, Frekuensi, dan Waktu pemberian pakan
Feeding
rate dan Feeding frekuensi ditentukan oleh ukuran ikan. Larval ikan
kecil dan benih perlu diberi makanan yang protein tinggi dan
frekuensinya sering serta biasanya berlebih. Ikan kecil memiliki tingkat
kebutuhan energi tinggi dan harus makan hampir terus-menerus dan perlu
diberi makan dengan frekuensi per jam. Memberi makan ikan kecil berlebih
tidak bermasalah seperti overfeeding ikan besar karena ikan kecil hanya
membutuhkan sejumlah kecil makanan relatif terhadap volume air di dalam
sistem budaya.
Sejalan
dengan pertumbuhan ikan, jumlah pakan dan frekuensi pemberian pakan
harus dikurangi, dan kandungan protein diturunkan. Namun, daripada
mengganti pakan ke yang protein lebih rendah, mengurangi pemberian
makanan memungkinkan proses pembesaran untuk menggunakan pakan yang
berprotein sama (protein tinggi) pada seluruh periode pembesaran,
sehingga menyederhanakan inventarisasi dan penyimpanan pakan.
Memberi
pakan menyita banyak tenaga kerja dan mahal. Frekuensi pemberian pakan
tergantung pada ketersediaan tenaga kerja, ukuran usaha budidaya, dan
jenis serta ukuran ikan yang dipelihara. Usaha budidaya Catfish yang
besar dengan banyak kolam biasanya hanya memberi makan sekali per hari
karena keterbatasan waktu dan tenaga kerja, sementara usaha budidaya
yang kecil dapat memberi makan dua kali per hari. Pada umumnya,
pertumbuhan dan konversi pakan meningkatkan dengan meningkatntya
frekuensi pemberian pakan. Pada budidaya ikan sistem intensif di dalam
indoor, mungkin akan memberi makan ikan sebanyak 5 kali per hari untuk
memaksimalkan pertumbuhan pada suhu optimal.
Banyak
faktor yang mempengaruhi feeding rate pada ikan. Termasuk waktu, musim,
suhu air, kandungan oksigen larut, dan variabel kualitas air lainnya.
Misalnya, pada pagi hari saat terjadi tingkat oksigen terlarut rendah
tidak dianjurkan memberi makan ikan yang dipelihara di kolam.
Sebaliknya, dalam sistem recirculating budidaya dimana oksigen terus
diberikan, pakan ikan bisa diberikan hampir setiap saat. Selama musim
dingin dan air pada temperatur rendah, jumlah pemberian pakan ikan suhu
hangat di kolam dikurangi dan pengurangannya harus proporsional.
Keberterimaan,
palatabilitas, digestabilitas, dan kualitas bahan pakan dan makanan.
Pembudidaya ikan memberi perhatian untuk berhati-hati pada kegiatan
pemberian pakan ikannya dalam rangka untuk membantu menentukan
keberterimaan pakan oleh ikan, menghitung ratios konversi pakan dan
efisiensi pakan, memantau biaya pakan, dan melacak kebutuhan pakan
sepanjang tahun.
Cetakan
tabel feeding rate tersedia untuk kebanyakan jenis piaraan. Pembudidaya
ikan dapat menghitung feeding rate optimum berdasarkan rataan ukuran
panjang atau bobot dan jumlah ikan di dalam bak, kolam air deras, atau
kolam tanah (lihat Hinshaw 1999, dan Robinson dkk. 1998). Ikan budidaya
biasanya diberi makan sebanyak 1-4% dari bobot badan per hari.
Pemberian Pakan Otomatis (Automatic feeder)
Ikan
dapat diberi makan oleh tangan, oleh automatic feeder, dan oleh demand
feeder (pemberi pakan sesuai permintaan). Banyak pembudidaya ikan lebih
suka memakai tangan untuk memberi pakan ikannya setiap hari untuk
memastikan bahwa ikan sehat, makan dengan penuh semangat, dan menunjukan
tidak ada masalah. Usaha budidaya catfish besar sering menggunakan truk
pakan dengan Blower kompresor udara untuk mendistribusikan
(melemparkan) pakan secara merata ke seluruh kolam.
Ada
beragam jenis desain otomatic feeder (timernya) mulai dari belt feeder
yang bekerja di atas dasar tiupan angin, hingga ke vibrating feeder
listrik, time feeder yang dapat diprogram untuk pemberian pakan per jam
dan untuk waktu yang lebih lama. Demand feeder tidak memerlukan listrik
atau baterai.
Alat
ini biasanya digantungkan di atas bak pemeliharaan ikan, kolam air
deras dan bekerja dengan membiarkan ikan memicu pengeluaran pakan oleh
gerakan tongkat yang menjuntai ke dalam air. Saat ikan bergerombol
disekitar tongkat otomatis menggerakan tongkat dan pakan keluar dari
wadahnya sedikit demi sedikit. Otomatic dan demand feeder dapat
menghemat waktu, tenaga, dan biaya, tetapi pada sisi lain yang menuntut
kewaspadaan daripada pemberian pakan dengan tangan. Beberapa usaha
pembesaran menggunakan lampu malam dan perangkap serangga untuk menarik
dan membunuh serangga terbang sebagai tambahan sumber pakan alami bagi
ikannya.
Penghitungan Konversi dan Efisiensi pakan:
Karena
pakan yang mahal, rasio konversi pakan (FCR) atau efisiensi pakan (FE)
sangat penting untuk dihitung oleh pembudidaya. Perhitungan itu dapat
digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut digunakan seefisien
mungkin.
FCR
dihitung sebagai bobot pakan yang dimakan ikan dibagi dengan bobot
pertumbuhan ikan. Misalnya, jika ikan diberi makan sebanyak 10 kg dan
kemudian menghasilkan perolehan bobot 5 kg, maka FCR adalah 10 / 5 =
2.0. FCRs dari 1,5-2,0 dianggap paling baik untuk pertumbuhan kebanyakan
jenis ikan.
Efisiensi
pakan adalah kebalikan dari FCRs (1/FCR). Pada contoh di atas, adalah
FE 5 / 10 = 50%. Atau jika ikan diberi makan 12 kg pellet dan
mendapatkan perolehan hasil dengan bobot 4 kg, maka Efisiensi pakan = 4 /
12 = 30%. Efisiensi pakan lebih dari 50% dianggap pertumbuhan yang
baik.
Ikan
tidak akan sepenuhnya efisien (Efisiensi mencapai 100% atau FCR-nya =
1.0). Pada saat diberi pakan 5 kg, ikan tidak dapat menghasilkan bobot
perolehan pertumbuhan 5 kg karena ikan harus menggunakan beberapa energi
dalam pakan untuk metabolis panas, proses pencernaan, respirasi, kerja
saraf, keseimbangan garam, berenang, dan aktivitas hidup lainnya. Rasio
konversi pakan akan bervariasi antara jenis, ukuran dan tingkat
aktivitas ikan, parameter lingkungan dan sistem budidaya yang digunakan.
Perawatan dan Penyimpanan Pakan
Pakan
ikan komersial biasanya dibeli oleh pembudidaya ikan dalam jumlah besar
diangkut truk dan disimpan di luar peti. Pembudidaya sekala kecil
sering membeli pakan ikan dalam kemasan 50-an kg. Kemasang atau kantong
pakan harus dijaga dari sinar matahari langsung dan dengan suhu sesejuk
mungkin. Vitamin, protein, dan lipids terutama sensitif panas, dan dapat
mudah terdenaturasi oleh suhu tinggi di penyimpanan. Kelembaban yang
tinggi merangsang pertumbuhan jamur dan dekomposisi pakan. Hindari
penanganan yang tidak diperlukan dan menghindari kerusakan pada kantong
pakan yang dapat menyebabkan kerusakan pellet dan membuat pellet menjadi
bubuk/hancur yang tidak dapat dikonsumsi oleh ikan.
Pakan
tidak boleh disimpan lebih dari 90 sampai 100 hari, dan harus
inventarisasi secara berkala. Kemasan tidak boleh ditumpuk lebih dari
10. Pakan yang lama harus digunakan terlebih dahulu, dan semua pakan
harus secara berkala diperiksa sebelum pakan kadluarsa. Semua pakan
kadaluarsa harus segera dibuang. Tikus,-tikus, dan hama kecoa dan hama
lain di tempat penyimpanan pakan harus awasi ketat, karena mereka
mengkonsumsi makanan dan mencemari dan menyebarkan penyakit.
Pakan Obat
Ketika
ikan berkurang memakkan makanan atau berhenti makan makanan, itu adalah
sinyal adanya masalah. Tingkah laku menghentikan makann adalah sinyal
pertama dari masalah seperti penyakit atau penurunan kualitas air dalam
system pembesaran ikan. Relatif sedikit obat untuk penanganan untuk ikan
yang disetujui oleh FDA (lihat Helfrich dan Smith 2001), tetapi
tersedia beberapa pakan obat untuk ikan sakit. Walaupun penggunaan pakan
obat salah satu cara yang paling mudah untuk merawat ikan, pakan obat
tersebut harus digunakan lebih dini dan cepat karena ikan sakit sering
akan berhenti makan.
Pengelolaan limbah budidaya ikan
Aturan
yang paling penting dalam nutrisi ikan adalah menghindari pemberian
pakan berlebih (over feeding). Overfeeding merupakan menghamburkan pakan
mahal, juga menyebabkan polusi air, tingkat oksigen terlarut larut
rendah, peningkatan kebutuhan oksigen biologi (BOD), dan peningkatan
beban bakteri. Pada umumnya, ikan diberi makan harus hanya sejumlah
makanan yang mereka dapat konsumsi dengan cepat (kurang dari 25 menit).
Banyak pembudidaya menggunakan pakan apung (extruder) untuk mengamati
aktivitas makanan dan untuk membantu memutuskan jika ikan harus diberi
makan lebih kurang.
Bahkan
dengan pengelolaan yang hati-hati, beberapa makanan berakhir sebagai
sampah. Misalnya, dari 100 unit pakan diberikan kepada, biasanya sekitar
10 unit pakan tidak dimakan (wasted) dan 10 unit menjadi limbah padat
dan 30 unit menjadi limbah cair (50% total limbah) yang dihasilkan oleh
ikan. Dari sisa pakan, sekitar 25% digunakan untuk pertumbuhan dan 25%
digunakan untuk metabolisme (energi panas untuk proses kehidupan). Angka
ini sangat mungkin akan berbeda berdasarkan jenis, ukuran, aktivitas,
suhu air, dan kondisi lingkungan
Jebul tulisane ra ketok
BalasHapus