PARAMETER KUALITAS AIR KOLAM BUDIDAYA
(sumber : http://lele-ras-system.blogspot.co.id/2015/04/parameter-kualitas-air-kolam-budidaya.html)
Dalam budidaya ikan, pengelolaan air adalah hal yang sangat penting,
lebih-lebih dalam budidaya sistem resirkulasi. Parameter penting yang
harus diperhatikan pada kandungan air adalah :
1. Kelarutan oksigen (dissolved oxygen (DO)
Kelarutan oksigen dalam kolam air budidaya sangatlah penting. Karena
oksigen berfungsi untuk respirasi bagi ikan. Oksigen diperlukan tubuh
ikan untuk proses pembakaran makanan pada tubuh ikan. Kekurangan oksigen
terlarut dalam air dapat mengganggu pertumbuhan dan aktifitas gerak
dari ikan. Disamping itu oksigen diperlukan untuk mempercepat penguraian
kotoran ikan.
Secara mendasar yang menyedot kelarutan oksigen di air adalah :
Ikan budidaya itu sendiri.
Sisa pakan ikan dan kotoran yang terdekomposisi (Biochemichal oxygen demand (BOD))
Bakteri nitrifiksai dan bakteri pengurai lainnya.
Secara prinsip untuk meningkatkan kelarutan oksigen agar larut dalam air adalah :
Memperbanyak bidang kontak udara yang masuk dalam air misalnya dengan
diffuser yaitu udara yang masuk dalam air dipecah menjadi udara kecil-
kecil.
Memperpanjang bidang gesek antar udara dengan air misalnya air terjun.
Memperpanjang /memperdalam bidang kontak antar udara dan air.
Banyak cara untuk meningkatkan kelarutan oksigen dalam air kolam budidaya
Diantaranya :
1. Dengan system ventury
System ini adalah menyedot udara kedalam air yang mengalir dalam pipa. Udara tersedot akibat perbedaan tekanan dalam pipa sehingga terjadi vakum dalam lubang pemasukan udara. Akibatnya udara tersedot dalam pipa.
Model alat yang menggunakan prinsip ventury diantaranya :
1.1. Down flow buble contactor
1.2. Pipa Lurus
1.3. Pipa Elbow
3. Dengan kincir yang digerakkan oleh motor listrik, biasanya dilakukan pada tambak
udang.
4. Aerator cascade
Air terjun yang dipecah menjadi pancuran kecil – kecil.Secara teknis contohnya adalah diantaranya :
4.1. Bakki shower
4.2. Pipa/talang yang dilobangi kecil-kecil
4.3. Air terjun yang melewati dinding atau jaring
2. Kandungan carbondioksida
Dalam kolam budidaya gas carbondioksida biasanya meningkat karena merupakan hasil efek samping dari respirasi ikan budidaya. Disamping itu gas ini dihasilkan dari proses fermentasi kotoran yang ada dalam kolam.Gas karbondioksida lebih mudah larut dalam air dibandingkan kelarutan oksigen. Sehingga kehadirannya sering mengusir dan menempati tempat oksigen dalam air. Dalam jumlah tinggi gas carbondioksida dapat beracun, karena kehadirannya dalam darah dapat menghalangi pengikatan oksigen oleh hemoglobin.
Menurunkan / membuang gas carbondioksida bisa dilakukan melaui :
Proses aerasi seperti pada no 1 diatas.
Disamping itu, untuk menyerap gas carbondioksida dapat pula dilakukan dengan mengkultur mikroalaga dalam kolam budidaya. Karena mikroalga memerlukan co2 untuk proses fotosintesa. Hasil efek sampingnya menghasilkan oksigen dalam air sehingga kolam kaya oksigen pada siang hari. Akan tetapi sebaliknya pada malam hari mikroalga memerlukan oksigen untuk proses respirasi, sehingga menghasilkan co2. Karenanya kadar oksigen akan jatuh pada malam hari. Untuk kolam dengan padat tebar tinggi aerasi mutlak dilakukan agar ikan tidak keracunan gas karbondioksida. Disamping itu untuk luas kolam terbatas dapat ditambahkan lampu neon diatas 40 watt diletakkan diatas kolam agar proses fotosintsa tetap berlangsung oleh mikroalga.
3. Derajat keasaman (PH air)
Derajat keasaman menunjukkan aktifitas ion hydrogen dalam air. Makin tinggi konsentrasi ion h+ maka air semakin asam(acid), ditunjukkan dengan PH <7, Makin tinggi konsentrasi ion oh- maka air semakin basa (alkali),ditunjukkan dengna PH >7. Air murni (neutral) ditunjukkan dengan PH = 7.
Ikan budidaya kebanyakan lebih suka hidup pada perairan dengan derajat keasaman netral dan condong basa.dalam kisaran PH 6.5 – 9. Optimum pada kisaran PH 7 -8.5. Air budidaya dengan derajat keasaman yang tinggi berbahaya bagi ikan budidaya. Karena penyakit kebanyakan berkembang dalam suasana asam. Proses fermentasi yang menghasilkan co2 juga sangant cepat dalam suasana asam. Aktifitas bakteri nitrifikasi akan berkurang bila PH air dibawah 7.Bahkan dengna PH<4 air tersebut bersifat racun bagi ikan.
Pada air kolam budidaya derajat keasaman disumbangkan dari :
Sumber air kolam itu sendiri ( air tanah atau air kali ) yang memang sudah asam
Sisa kotoran ikan didalam kolam yang terdekomposisi secara unaerob sehingga
mengalami proses fermentasi yang bersifat asam.
Hasil respirasi ikan budidaya berupa CO2 yang akan akan meningkatkan derajat
keasaman air.
Hasil respirasi mikroalga pada malam hari berupa CO2 juga meningkatkan derajat
keasaman air.
Air hujan yang masuk kedalam kolam. Karena akibat polusi udara hujan yang turun
bersifat asam.
Untuk menaikkan PH air dapat dilakukan dengan cara :
Pemberian kapur ( Liming )
Kapur merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk menaikkan ph air. Ada beberapa jenis kapur yang biasa dipergunakan yaitu :
Masing – masing jenis kapur memiliki daya netralitas yang berbeda- beda
dan ditunjukkan dengan angka penetral dalam prosentase. Untuk tujuan
meningkatkan ph air yang paling aman digunakan adalah kapur pertanian
dan kapur dolomit. Karena dapat meningkatkan ph air tidak terlalu
drastic sehingga aman untuk ikan budidaya. Kapur gamping dan kapur
bangunan tidak baik untuk tujuan
meningkatkan ph air karena angka penetralnya terlalu tinggi. Kapur
tersebut hanya digunakan untuk persiapan /pengolahan lahan tambak yang
bersifat asam.
4. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam/Kapasitas
penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan PH air .Carbonat (CO3-)
dan Bikarbonat (HCO3-) dan hidroksida (OH-) merupakan pembentuk
alkalinitas yang utama pada air. Air dengan alkalinitas tinggi memiliki
kemampuan yang kuat untuk menetralkan (buffer) perubahan ph air.
Karenanya air yang memiliki alkalinitas rendah dapat dinaikkan dengan
menambahkan kapur pertanian/kapur dolomit. Karena kapur dapat bertindak
sebagai buffer(penyagga) PH air.
Bila air condong menjadi basa maka ion bikarbonat akan membentuk ion carbonat dan
ion hydrogen yang bersifat asam sehingga air kembali menjadi netral
Sebaliknya bila air condong menjadi basa maka ion carbonat akan
mengalami hidrolisa menjadi ion bicarbonat dan melepaskan ion hirogen
oksida yang bersifat basa sehingga air menjadi netral.
5. Suhu air kolam.
Suhu air kolam sangat mempengaruhi aktifitas dan nafus makan ikan
budidaya.Suhu optimum untuk ikan budidaya adalah 28 – 32 derajat C.
Dibawah suhu 25 derajat C ,aktifitas gerak dan nafsu ikan mulai menurun.
Dibawah suhu 12 derajat C, ikan akan mati kedinginan. Diatas 35 derajat
C, ikan budidaya akan mengalami stress dan kesulitan nafas karena
konsumsi oksigen ikan meningkat, sedangkan daya larut oksigen di air
menurun. Semakin tinggi suhu kolam, akan mempercepat reaksi ammonium
menjadi ammonia. Amonia lebih beracun dibanding dengan ammonium.
Menurunkan dan menstabilkan suhu kolam dapat dilakukan dengan :
Memberikan aerasi pada air kolam terutama model pancuran atau aliran gesekan dapat menurunkan suhu air.
Menaikkan ketinggian air kolam agar fluktuasi suhu kolam tidak terlalu jauh sehingga ikan tidak stress.
Memelihara / mengkultur mikroalga dalam air kolam budidaya dapat menstabilkan suhu kolam.
Memelihara tanaman air dalam kolam seperti eceng gondok, azola, apu-apu.
6. Asam belerang (H2S)
Asam belerang adalah gas beracun yang larut dalam air,ditandai dengan
adanya bau telur busuk/bau kentut dari air kolam. Gas ini terbentuk dari
dekomposisi endapan kotoran ikan pada dasar kolam yang terfermentasi.
Untuk mengurangi terbentuknya gas tersebut dapat dilakukan dengan aerasi
pada dasar kolam untuk mengurangi fermentasi yang berlebihan pada dasar
kolam dan memberikan pancuran pada atas kolam agar gas H2S menguap.
7. Amonia dan Nitrit
Pakan ikan yang dimakan oleh ikan sebagian besar dirombak oleh tubuh
ikan menjadi daging dan tenaga untuk energy gerak ikan. Sisanya akan
dikeluarkan ikan menjadi kotoran padat (faeces) dan kotoran terlarut
berupa ammonia. Faeces dikeluarkan lewat anus sedangkan ammonia melalui
insang ikan. Kotoran padat dan sisa pakan akan diurai (dekomposisi)
menjadi polypeptide, asam amino dan ammonia yang dapat terakumulasi pada
air kolam.
Dalam kolam ammonia terdiri dari dua bentuk yaitu NH4+(ammonium/ionized
ammonia) yang kurang beracun, dan NH3 (Unionized ammonia )yang sangat
beracun. Kedua bentuk ammonia tersebut didalam air berada dalam
kesetimbangan dengan reaksi sebagai berikut :
Makin tinggi ph kolam, makin tinggi suhu, maka ammonium (NH4+) akan bereaksi,
bergeser menjadi ammonia (NH3) yang sangat beracun.
Karenanya untuk membuang dan mengurai ammonia dapat dilakukan dengan:
Dengan aerasi system gesekan dan pancuran membantu ammonia terlepas dari air dan menguap ke udara.
Proses nitrfikasi, yaitu merombak ammonia menjadi nitrit dengan bantuan bakeri nitrosomonas
Selanjutnya nitrit dirombak oleh bakteri nitrobacter menjadi nitrat.
Akan tetapi sampai jumlah tertentu kandungna nirit juga dapat meracuni
ikan.
Nitrat inilah yang kemudian diserap oleh mikroalga bagi pertumbuhannya.
Sehingga siklus nitrogen dapat tertutup sempurna. Keberadaan nitrat
dalam kolam dapat ditolelir oleh ikan.
Dapat pula penguraian ammonia dan sisa pakan dengan bantuan bakteri
decomposer yang bekerja dengan cara fermentasi (unaerob). Bakteri macam
ini banyak dijual di pasaran dan diintrusi langsung kekolam atau melalui
pakan. Hanya saja kolam ikan lekas menjadi bau, lebih - lebih bila
terkena hujan.
8. Salinitas.
Salinitas adalah kadar seluruh ion – ion yang terlarut dalam air.
Terutamanya adalah kadar garam (Nacl). Salinitas air berpengaruh
terhadap tekanan osmotic air. Makin tinggi salinitas air makin tinggi
tekanan osmotiknya. Air dengan kadar garam tinggi akan menyerap air yang
ada dalam tubuh ikan, sehingga ikan akan banyak minum dan menghindari
kelebihan garam dengan mekanisme osmoregulasi. Pada budidaya ikan tawar,
ketika ikan mengalami perubahan lingkungan dan kandungan
dalam air, biasanya ikan akan mengalami stress, biasanya mekanisme
osmoregulasinya terganggu sehingga ikan akan kepayahan memompa air dari
dalam tubuhnya. Dengan pemberian garam dengan dosis tertentu,maka
viskositas (kekentalan) air kolam meningkat, sehingga cairan/air dalam
tubuh ikan terserap keluar dari tubuh ikan sehingga kerja ginjalnya
terbantu dalam memompa cairan dari dalam tubuhnya. Ini yang disebut
mengurangi stress osmotic. Disamping itu penambahan garam pada dosis
tertentu mengurangi keracunan nitrit,garam juga berfungsi sebagai
antiseptic kulit ikan. Karenanya dianjurkan pada budidaya ikan air tawar
selalu memberikan garam dengan dosis tertentu dalam air kolam agar ikan
merasa nyaman ketika pindah kekolam yang baru. Disamping itu pemberian
garam dapat mengurangi stress akibat turunnya hujan.
9. Kesadahan air (hardness).
Kesadahan air adalah banyaknya kandungan mineral dalam air dalam bentuk
ion atau ikatan molekul. Elemen terbesar yang terkandung dalam air
umumnya calcium (ca++), magnesium (mg++), natrium (na+), kalium(k+). Air
asam biasanya menunjukkan reaksi lunak, air sadah biasanya keras karena
itu
kesadahan air disebut kerkerasan air (hardness). Ikan budidaya senang
hidup dalam air dengan kekerasan tertentu tapi kebanyakan senang berada
di air lunak. Ikan lebih mudah beradaptasi dari air yang sifatnya lunak
kekerasan dibanding dari keras ke air lunak. Untuk air budidaya dengan
kesadahan yang tinggi biasanya condong basa, penggunaan kapur dilarang
karena menaikkan ph air kolam secara drastic. Untuk penyesuaian
treatment ikan pada tahap awal biasanya hanya digunakan garam dan
composs tea(pupuk kompos yang disaring).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar