PARAMETER BIOLOGI KUALITAS AIR
(sumber : http://rmmulyani.blogspot.co.id/2012/03/parameter-kualitas-air.html)
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan mikroskop).
(sumber : http://rmmulyani.blogspot.co.id/2012/03/parameter-kualitas-air.html)
Plankton
Dalam Air - Parameter biologi dari kualitas air yang biasa dilakukan
pengukuran untuk kegiatan budidaya ikan adalah tentang kelimpahan
plankton,benthos
dan perifiton sebagai organisme air yang hidup di perairan dan dapat
digunakan sebagai pakan alami bagi ikan budidaya. Kajian secara detail
dari ketiga aspek tersebut akan dibahas pada artikel selanjutnya.
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan mikroskop).
2. Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata netnya 0,03 - 0,04 mm).
3. Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
· Haliplankton (hidup dalam air asin)
· Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau)
· Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
· Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai)
Plankton Net
Banyak
alat yang diciptakan untuk tujuan water sampling, khusus untuk sampling
dengan objek plankton, alat yang sering dugunakan adalah plankton net.
Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan
plakton. Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang
diperoleh cukup banyak. Jaring plankton net biasa terbuat dari nilon,
umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata
panjang jaring adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk
menyaring air serta plakton yang berada didalamnya. Karena itu plakton
yang tertangkap sangat bergantung pada ukuran mesh size, maka ukuran
mesh size yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran
plankton yang akan diamati. Ukuran plakton yag relatif besar (terutama
zooplankton) menggunakan jaring No.0 atau No.3, sedangkan yang lebih
untuk plankton yang lebih kecil menggunakan No.15 atau No.20. untuk
perairan dangkal didaerah tropis, Wickstead menganjurkan mesh size
dengan ukuran 30-50 µm untuk fitoplankton dan zooplankton kecil.
Sedangkan untuk mezooplakton yang lebih besar digunakan ukuran mesh size
150-175 µm.
Bagian akhir ujung jating terdapat bucket alat
penampung plankton yang terkumpul. Alat penampung ini biasanya
berbentuk tabung yang mudah dicopot dari tabungnya. Prinsipnya bucket harus memenuhi syarat:
- dapat dengan mudah dioperasikan dilaut
- tidak menampung air terlalu banyak.
Dalam
penelitian analisis kuantitatif (kelimpahan), diperlukan data volume/
debit air yang tersaring melalui jaring, sehingga kelimpahan plankton
dapat dihitung dengan satuan ekor per m3 air yang tersaring. Untuk pencatatan debit air, digunakan flowmeter dengan menggunakan rumus :
V= volume air tersaring (m3 )
| |||
V
|
=
|
R a p
|
R= jumlah rotasi baling baling flowmeter
|
a= luas mulut jaring(m2)
| |||
p= panjang kolom air (m) yang ditempuh satu kali putaran
|
Konstruksi plankton net
Cincin: terletak
di atas dan berfungsi sebagai pengikat tali dan sebagai penarik
plankton net. Cincin biasanya terbuat dari besi. Diameter cincin berbeda
– beda tergantug dari merk dan jenis plankton net, namun pada umumnya
diameter cincin ini yaitu 15 – 25cm.
Tali: berfungsi
untuk menghubungkan jaring dengan cincin. Panjang tali bervariasi
tergantung jenis plankton net dan jenis plankton yang akan diambil,
namun biasanya tali yang digunakan berukuran 25 – 50cm
Kawat: digunakan
untuk membentuk net atau mulut jaring sesuai keinginan dan kebutuhan
kita. Diameter kawat biasanya 31cm untuk fitoplankton dan 45cm untuk
zooplankton.
Jaring: digunakan
biasanya dari bahan nilon. Mesh size dari jaring ini biasanya 30 – 50
µm untuk fitoplankton dan 150-175 µm untuk zooplankton, panjang jaring
sekitar 4-5 kali diameter mulut jaring.
Botol/ bucket: berfungsi untuk menyimpan sampel air yang telah disaring oleh plankton net.
Berbagai ukuran mata jaring (Muller gauze) berdasarkan nomor dagang (Motoda 1957)
| ||||
Nomor
|
Jumlah
|
Ukuran Rata-
|
Nomor
| |
Dagang
|
Mata Jaring
|
rata Panjang
|
Dagang
|
Tujuan Koleksi
|
Muler Gauze
|
Per inch
|
Mata Jaring
|
Jepang
| |
0000
|
18
|
1,364 mm
|
GG 18
| |
000
|
23
|
1,024 mm
|
GG24
| |
0
|
38
|
0,569 mm
|
GG 40
|
Hydromedusa, Euphausiids, dll
|
3
|
58
|
0,333 mm
|
GG 54
|
Copepoda, dll.
|
5
|
66
|
0,282 mm
|
GG70
|
Copepoda, diatom, dll.
|
15
|
150
|
0,094 mm
|
XX13
|
Diatom, dinoflagelata, dll
|
20
|
173
|
0,076 mm
|
Mikrozooplakton
| |
25
|
200
|
0,064 mm
|
Mikrozooplakton
| |
sumber: LIPI, 1997
|
Jenis-jenis Plankton Net
Metode Pengambilan Plankton
Metode
pengambilan sampel menggunakan plankton net terbagi atas dua cara
tergantung pada tujuan yang diiginkan, biasanya dibedakan atas :
Sampling
Secara Horizontal: Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sebaran plankton horizontal.. Plankton net
pada suatu titik di laut, ditarik kapal menuju ke titik lain,
penganbilan sampel seiring pergerakan kapal secara perlahan (±2 knot),
plankton net ditarik untuk jarak dan waktu tertentu (biasanya ± 5-8
menit). Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada flowmeter atau
dengan mengalikan jarak diantara dua titik tersebut dengan diameter
plankton net. Flowmeter untuk peningkatan ketelitian. Dengan cara
horozontal sampel terbatas pada satu lapisan saja.
Sampling
Secara Vertikal: Merupakan cara termudah untuk mengambil sampel dari
seluruh kolom air (coposite sample). Ketika kapal berhenti, plankton net
diturunkan sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan pemberat
dibawahnya. Setelah itu plankton net ditariknya keatas dengan kecepatan
konstan. Untuk mesh size halus digunakan kecepatan 0,5 m/detik untuk
mata jaring kasar 1,0 m/detik.
Sampling
Secara Miring (Obelique): jaring diturunkan perlahan ketika kapal
bergerak perlahan (±2 knot). Besar sudut kawat dengan garis vertikal ±
45˚, setelah mencapai kedalaman yang diinginkan plankton net ditarik
secara perlahan dengan posisi sudut yang sama. Sampel yang didapat
merupakan plankton yang terperangkap dari berbagai lapisan air.
Kelemahan metode ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif lama.
Pengawetan sampel
Setelah
plankton dikeluarkan dari bucket segera diawetkan di botol yang
mulutnya cukup luas. Bahan pengawet yang bukan untuk penelitian khusus
biasanya menggunakan formalin 4% (sudah dinetralkan borax). Cairan
tersebut merupakan campuran dari formalin teknis (formalin yang dijual
dipasar berkadar 40%) dicampur dengan 9 bagfian ari yang mengandung
sampel. Sedangkan untuk penelitian khusus, sampel didinginkan antara -10
sampai dengan -25˚C agar metabolisme tubuh plankton tidak berkerja.
Untuk menghindari kekeliruan botol sampel perlu di tempelkan label
bertuliskan:
- Nomor stasiun
- Tanggal dan waktu
- Kedalaman
- Nama kapal
- Data lain yang dianggap perlu
Analisis Sampel Plankton
Empat kategori analisis plankton yang paling mudah dilakukan yaitu volume, berat basah, berat kering, dan pencacahan.
Pengukuran
volume(biomassa): dengan menentukan volume dengan tujuan mengetahui
banyaknya plakton secara kuantitatif tanpa mengidentifikasi komposisinya
(volume plankton per satuan volume air).
Pengukuran
berat basah dan berat kering: dengan cara menghilangkan air yang
terdapat diantara plankton denfgan cara menyerap air dengan kertas
filter atau pompa hisap. Penimbangan biasanya digunakan untuk menentukan
berat zooplankton (bukan fitoplankton). Perhitungan berat basah
digunakan timbangan dengan kepekaan tinggi. Berat kering didapatkan
setelah sampel dioven pada suhu 50˚C selama 24 jam agar kadar airnya
hilang dan beratnya stabil. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan lemak
plankton akan berubah menjadi senyawa organik terurai, hilang atau
sebagainya.
BBS
|
= berat plakton basah/ kering (mg/m3)
| |||
BBS
|
=
|
P1 – P2
|
P1
|
= berat sampel degan kertas filter (mg/m3)
|
VS
|
P2
|
= berat filter tanpa sampel (mg/m3)
| ||
VS
|
= volume air tersaring (m3)
|
Penghitungan
jumlah kelimpahan: cara umum yang dilakukan untuk mencacah sampel
adalah dengan pengenceran sampel dan kemudian fraksi/ bagian dari sampel
dihitung. Secara sederhana jumlah hasil cacahan dikalikan dengan jumlah
fraksi.
Analisis Data dan Pengambila Kesipulan
Analisis data: setelah
didapatkan hasil pencacahan dan ditabulasi, peneliti melakukan analisis
dengan metode statistika. Dengan menentukan komunitas kondisi plankton
disuatu perairan digunakan rumus:
1.
Indeks diversitas: untuk mengetahui keragaman taksa biota perairan.
Nilai indeks makin tinggi, berarti komunitas plakton di perairan
tersebut semakin beragam dan tidak mendominasi. Indekd diversitas
berdasarkan rumus Shanon & Weaver:
s
| |||||||||
H
|
=
|
∑
|
Pi ln Pi
|
;
|
Pi
|
=
|
ni
| ||
1=1
|
N
| ||||||||
H
|
=
|
indeks diversitas
| |||||||
ni
|
=
|
jumlah sel/ ekor dari taksa biota i
| |||||||
N
|
=
|
jumlah sel/ ekor dari taksa biota di dalam sampel
| |||||||
S
|
=
|
jumlah taksa biota dalam sampel
|
2.
Indeks kemerataan: menunkukan pola sebaran plankton, nilai indeks yang
relatif tinggi menandakan bahwa kandungan setiap takson tidak banyak
berbeda. Rumus yang digunakan adalah Pielou:
J
|
=
|
H
|
J = indeks kemerataan
| |
ln S
|
H= indeks diversitas
| |||
S= jumla taksa biota dalam sampel
|
3. Indeks kekayaan: mengetahui banyak sedikitnya taksa serta konsentrasi biota dalam satu komunitas:
d
|
=
|
S – 1
|
d= indeks kekayaan taksa
| |
ln N
|
S= jumlah taksa dalam satu sampel
| |||
N= jumlah sel/ekor dari taksa biota dalam satu sampel
|
Jika komunitas terdiri dari satu takson maka nilai indeksnya adalah nol.
Pengambilan kesimpulan: beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam mengambil kesimpulan adalah:
Dilautan plankton tidak menyebar secara merata, baik horizontal maupun vertikal.
Banyak plankton melakukan migrasi vertikal, yang menyebadkan perbedaan kepadatan antara pagi dan malam hari.
Didekat pantai plankton sangan berfariasi terutama di sekitar estuari:
Iklim
indonesia yang bersifat tropik dengan perbedaan parameter lingkungan
(suhu, salinitas, DO, zat hara) yang tidak telalu tajam menyebabkan
pengambilan kesimpulan agak sukar.
Kesimpulan
sebaran plankton dan faktor lingkungan yang diamati secara bersamaan
perlu memperhatikan kondisi cuaca, geografik, dan biologi pada saat
sampling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar