Teknik Penyimpanan Pakan Ternak
(sumber : www.kompasiana.com)
Perkembangan usaha bidang
peternakan tidak dapat lepas dari ketersediaan pakan ternak yang
berkualitas dan dalam jumlah yang cukup. Pakan merupakan salah satu
penentu keberhasilan dalam manajemen peternakan. Seiring dengan
berkembangnya usaha peternakan, maka kebutuhan bahan pakan juga
meningkat. Pakan yang baik memiliki sifat palatabel (disukai ternak),
tidak mudah rusak selama penyimpanan, kandungan nutrisi yang baik,
menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi, mudah dicerna, dan
harganya murah.
Proses
penyimpanan pakan diperlukan karena perkembangan usaha peternakan harus
diimbangi dengan ketersediaan bahan pakan yang memadai dan selalu siap
digunakan, sehingga kontinuitas produksi dapat terus berlangsung. Proses
penyimpanan terjadi dari saat bahan pakan dipanen hingga dalam bentuk
ransum yang siap dipasarkan dan akan diberikan pada ternak.
Penyimpanan pakan merupakan salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkaitdengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga pakan yang disimpandengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitasdan kuantitas pakan tersebut.
Penyimpanan pakan yang terlalu lama dengan cara penyimpanan yang salah
akan menyebabkan tumbuhnya jamur, kapang, dan mikroorganisme lainnya
sehingga dapat menurunkan kualitas bahan pakan. Lama
penyimpanan cenderung dapat meningkatkan kadar air bahan makanan yang
akan menunjang pertumbuhan jamur atau kapang sehingga akan memperbesar
tingkat kerusakan dan akan menimbulkan bau busuk, perubahan warna, rasa
pahit, rasa asam dan racun pada bahan makanan. Kerusakan
selama penyimpanan meliputi kerusakan fisik, biologi, dan kimia. Lama
penyimpanan akan mempengaruhi sifat fisik dari pakan yang disimpan.
Kualitas bahan pakan yang disimpan akan turun jika melebihi batas waktu
tertentu.
Proses
penyimpanan terjadi mulai dari bahan pakan dipanen, diproses dalam
bentuk ransum dan pada saat proses pemasaran atau siap diberikan pada
ternak. Selama dalam proses tersebut kemungkinan besar akan terjadi
penurunan kualitas ransum bila melebihi waktu penyimpanan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas bahan pakan adalah
lingkungan berupa suhu dan kelembaban yang tinggi di daerah tropis,
dimana hal ini kurang cocok untuk proses penyimpanan, sehingga
membutuhkan penanganan penyimpanan secara lebih baik.
Beberapa
metode atau teknik yang sering digunakan dalam penyimpanan bahan pakan
diantaranya; penyimpanan anaerob (tanpa udara), penyimpanan dengan
pemberian asam, penyimpanan dengan pembekuan bahan pakan dan penyimpanan
kering udara.
Penyimpanan Asam
Teknik
ini memerlukan biaya relatif tinggi dibandingkan metode penyimpanan
lain. Namun, sangat efektif dan efisien diterapkan dalam memperpanjang
masa simpan bahan-bahan pakan, terutama bahan pakan dengan kandungan
kadar air yang relatif tinggi. Pada industri pakan umumnya diterapkan
penggunaan asam propionat yang dicampurkan ke dalam pakan sebanyak 1
s.d. 1,5% atau campuran antara asam propionat dengan asam asetat atau
campuran asam propionat dengan asam format ke dalam pakan dengan kadar
air 20 s.d. 30 % teruji mampu mencegah pembusukan oleh mikroorganisme
serta mampu diterima oleh ternak sebagai pakan bahkan dibandingkan
dengan pakan yang hanya dikeringkan saja.
Penyimpanan Hampa Udara
Teknik
vakum banyak digunakan dalam industri pangan skala kecil, tetapi
jarang digunakan dalam industri besar. Di bidang peternakan juga dapat
dikatakan sangat jarang digunakan sebab butuh biaya besar, tetapi metode
penyimpanan ini sangat efektif dalam mencegah proses respirasi bahan
pakan. Ketidak praktisan metode ini juga menjadi kendala dalam
penerapannya, membutuhkan alat tertentu serta harus disiplin dalam
tatalaksana pra dan pasca penggunaan agar tidak ada kebocoran sehingga
udara (oksigen) tidak dapat masuk ke dalam bahan pakan yang telah
divakum.
Penyimpanan Dingin
Merupakan
salah satu teknik penyimpanan pakan paling efektif selain teknik
penyimpanan hampa udara dalam menghentikan proses perusakan oleh
respirasi bahan itu sendiri maupun mikroorganisme perusak. Teknik ini
jarang digunakan dalam industri pakan baik skala besar maupun kecil dan
juga jarang digunakan oleh para peternak karena tidak efisien dalam
penerapannya. Selain itu, juga memakan biaya yang cukup besar bila
diterapkan dalam industri pakan. Akan tetapi, cukup banyak digunakan
dalam industri pangan karena secara nyata dapat mempertahankan ph, tidak
merubah rasa maupun warna pangan dan daya mengikat air cenderung
terhenti pada suhu maksimal 4oC.
Penyimpanan Kering Udara
Teknik ini bertujuan untuk mereduksi kandungan air, sehingga akrifitas air pun ikut tereduksi. Dengan demikian, aktifitas mikroba pembusuk serta proses respirasi menjadi terhambat. Umumnya banyak diterapkan oleh peternak dan industri baik skala besar maupun kecil dengan atau tanpa menggunakan alat (bantuan sinar matahari). Teknik ini dianggap efisien dari segi ekonomi dan relatif mudah dalam penerapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar