Senin, 15 Januari 2018

Teknik Penyimpanan Pakan Ternak

 (sumber : www.kompasiana.com)

Perkembangan usaha bidang peternakan tidak dapat lepas dari ketersediaan pakan ternak yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup. Pakan merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam manajemen peternakan. Seiring dengan berkembangnya usaha peternakan, maka kebutuhan bahan pakan juga meningkat.  Pakan yang baik memiliki sifat palatabel (disukai ternak), tidak mudah rusak selama penyimpanan, kandungan nutrisi yang baik, menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi, mudah dicerna, dan harganya murah.

Proses penyimpanan pakan diperlukan karena perkembangan usaha peternakan harus diimbangi dengan ketersediaan bahan pakan yang memadai dan selalu siap digunakan, sehingga kontinuitas produksi dapat terus berlangsung. Proses penyimpanan terjadi dari saat bahan pakan dipanen hingga dalam bentuk ransum yang siap dipasarkan dan akan diberikan pada ternak.

Penyimpanan pakan merupakan salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkaitdengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga pakan yang disimpandengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitasdan kuantitas pakan tersebut. Penyimpanan pakan yang terlalu lama dengan cara penyimpanan yang salah akan menyebabkan tumbuhnya jamur, kapang, dan mikroorganisme lainnya sehingga dapat menurunkan kualitas bahan pakan. Lama penyimpanan cenderung dapat meningkatkan kadar air bahan makanan yang akan menunjang pertumbuhan jamur atau kapang sehingga akan memperbesar tingkat kerusakan dan akan menimbulkan bau busuk, perubahan warna, rasa pahit, rasa asam dan racun pada bahan makanan. Kerusakan selama penyimpanan meliputi kerusakan fisik, biologi, dan kimia. Lama penyimpanan akan mempengaruhi sifat fisik dari pakan yang disimpan. Kualitas bahan pakan yang disimpan akan turun jika melebihi batas waktu tertentu.

Proses penyimpanan terjadi mulai dari bahan pakan dipanen, diproses dalam bentuk ransum dan pada saat proses pemasaran atau siap diberikan pada ternak.  Selama dalam proses tersebut kemungkinan besar akan terjadi penurunan kualitas ransum bila melebihi waktu penyimpanan. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas bahan pakan adalah lingkungan berupa suhu dan kelembaban yang tinggi di daerah tropis, dimana hal ini kurang cocok untuk proses penyimpanan, sehingga membutuhkan penanganan penyimpanan secara lebih baik.

Beberapa metode atau teknik yang sering digunakan dalam penyimpanan bahan pakan diantaranya; penyimpanan anaerob (tanpa udara), penyimpanan dengan pemberian asam, penyimpanan dengan pembekuan bahan pakan dan penyimpanan kering udara.

Penyimpanan Asam

Teknik ini memerlukan biaya relatif tinggi dibandingkan metode penyimpanan lain. Namun, sangat efektif dan efisien diterapkan dalam memperpanjang masa simpan bahan-bahan pakan, terutama bahan pakan dengan kandungan kadar air yang relatif tinggi. Pada industri pakan umumnya diterapkan penggunaan asam propionat yang dicampurkan ke dalam pakan sebanyak 1 s.d. 1,5% atau campuran antara asam propionat dengan asam asetat atau campuran asam propionat dengan asam format ke dalam pakan dengan kadar air 20 s.d. 30 % teruji mampu mencegah pembusukan oleh mikroorganisme serta mampu diterima oleh ternak sebagai pakan bahkan dibandingkan dengan pakan yang hanya dikeringkan saja.

Penyimpanan Hampa Udara

Teknik vakum banyak digunakan dalam  industri pangan skala kecil, tetapi jarang digunakan dalam industri besar. Di bidang peternakan juga dapat dikatakan sangat jarang digunakan sebab butuh biaya besar, tetapi metode penyimpanan ini sangat efektif dalam mencegah proses respirasi bahan pakan. Ketidak praktisan metode ini juga menjadi kendala dalam penerapannya, membutuhkan alat tertentu serta harus disiplin dalam tatalaksana pra dan pasca penggunaan agar tidak ada kebocoran sehingga udara (oksigen) tidak dapat masuk ke dalam bahan pakan yang telah divakum.

Penyimpanan Dingin

Merupakan salah satu teknik penyimpanan pakan paling efektif selain teknik penyimpanan  hampa udara dalam menghentikan proses perusakan oleh respirasi bahan itu sendiri maupun mikroorganisme perusak. Teknik ini jarang digunakan dalam industri pakan baik skala besar maupun kecil dan juga jarang digunakan oleh para peternak karena tidak efisien dalam penerapannya. Selain itu, juga memakan biaya yang cukup besar bila diterapkan dalam industri pakan. Akan tetapi, cukup banyak digunakan dalam industri pangan karena secara nyata dapat mempertahankan ph, tidak merubah rasa maupun warna pangan dan daya mengikat air cenderung terhenti pada suhu maksimal 4oC.

Penyimpanan Kering Udara


Teknik ini bertujuan untuk mereduksi kandungan air, sehingga akrifitas air pun ikut tereduksi. Dengan demikian, aktifitas mikroba pembusuk serta proses respirasi menjadi terhambat. Umumnya banyak diterapkan oleh peternak dan industri baik skala besar maupun kecil dengan atau tanpa menggunakan alat (bantuan sinar matahari). Teknik ini dianggap efisien dari segi ekonomi dan relatif mudah dalam penerapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...