. PARAMETER FISIKA KUALITAS AIR
( sumber : http://rmmulyani.blogspot.co.id/2012/03/parameter-kualitas-air.html
a. Kepadatan air ( density air / berat jenis air )
Pada
suhu 4 C (3,95 C ) air murni mempunyai kepadatan yang maksimum yaitu 1
(satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih tinggi dari 4 C kepadatan
air / berat jenisnya akan turun, demikian juga kalau suhunya lebih
rendah dari 4 C. Sifat kepadatan air yang demikian itu, maka akan
terjadi pelapisan-pelapisan suhu air pada danau atau perairan dalam,
yaitu pada lapisan dalam suatu perairan suhu air makin rendah dibanding
pada permukaan air. Akan tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut
akan terapung. Akibat dari sifat kepadatan air tersebut akan menimbulkan
pergolakan/perpindahan massa air dalam perairan tersebut, baik secara
vertikal maupun horizontal. Sifat kepadatan air ini mengakibatkan pada
perairan didaerah yang beriklim dingin yang membeku perairannya hanya
pada bagian atasnya saja sedangkan pada bagian bawahnya masih berupa
cairan sehingga kehidupan organisme akuatik masih tetap berlangsung.
Selain itu keuntungan adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan /
menyebarkan berbagai zat ke seluruh perairan, sebagai sumber mineral
bagi fitoplankton dan fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air
lainnya. Semua hal tersebut terjadi karena Tuhan menciptakan sifat
dari kepadatan air yang unik.
Dasar
perairan adalah merupakan akumulasi pengendapan mineral-mineral yang
merupakan persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan oleh mahluk hidup
(yang pada umumnya tinggal didaerah permukaan air karena mendapatkan
sinar matahari yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup banyak
mengandung mineral), aliran vertikal tidak banyak membawa keberuntungan,
justru sebaliknya dapat mengendapkan mineral-mineral yang datang dari
tempat lain kedasar perairan, mineral-mineral tersebut akan di absorbsi
oleh dasar perairan .
Sedangkan
kerugian adanya aliran air yang disebabkan kepadatan air ini adalah
terutama aliran air yang vertikal sering menimbulkan “upwalling” pada
danau-danau, sehingga menyebabkan keracunan dan kematian ikan secara
masal. Hal ini disebabkan kondisi air yang anaerob (oksigen rendah) dan
zat - zat beracun dari dasar perairan akan naik kepermukaan air karena
kepadatan air nya bervariasi.
b. Kekentalan air
Molekul-molekul
air mempunyai daya saling tarik menarik, kalau daya saling tarik
menarik tersebut mengalami gangguan karena adanya benda yang bergerak
dalam air seperti benda tenggelam, maka akan timbul gesekan-gesekan yang
disebut dengan “gesekan intern dalam air“/ Viskositas dan akan
mempengaruhi tingkat kekentalan air tersebut.
Menurut
kesepakatan para ahli fisika, pada suhu 0 C, kekentalan air murni
mempunyai nilai yang terbesar, dan ditandai dengan angka 100. Makin naik
suhunya, makin berkurang kekentalan air. Setiap kenaikan suhu 1 C
terjadi penurunan kekentalan ( Viskositas ) 2%, hingga pada suhu 25 C
kekentalan ( viscositas ) air turun menjadi setengahnya dari nilai
kekentalan air ( Viskositas ) pada suhu 0 C. kekentalan air ini akan
berpengaruh terhadap proses pengendapan jasad renik (plankton), zat-zat
dan benda-benda yang melayang didalam air.
kekentalan ( Viskositas ) Ideal Air
Setiap
kali kita memikirkan zat cair, bayangan yang terbentuk dalam pikiran
kita adalah zat yangsangat cair. Kenyataannya, zat cair yang ber-beda
memiliki tingkat viskositas ( kekentalan ) yang berbeda: Kekentalan
ter/aspal, gliserin, minyak zaitun, dan asam sulfat, misalnya, sangat
bervariasi. Dan jika kita bandingkan kekentalan ( Viskositas ) zat-zat
cair tersebut dengan air, perbedaannya menjadi lebih jelas. Air 10 juta
kali lebih cair daripada aspal, 1.000 kali lebih cair daripada gliserin,
100 kali lebih cair daripada minyak zaitun, dan 25 kali lebih cair
daripada asam sulfat.
Seperti
yang ditunjukkan oleh perbandingan singkat itu, air memiliki tingkat
kekentalan ( Viskositas ) yang sangat rendah. Bahkan, jika kita
mengabaikan beberapa zat seperti eter dan hidrogen cair, air ternyata
berviskositas lebih kecil dari apa pun kecuali gas.
Apakah kekentalan air yang rendah menguntungkan bagi kita? Akan berbedakah keadaan jika zat cair vital ini memiliki kekentalan lebih besar atau lebih kecil? Michael Denton menjawabnya untuk kita:
Kesesuaian air akan berkurang jika kekentalan air lebih rendah. Struktur sistem kehidupan akan bergerak jauh lebih acak di bawah pengaruh gaya-gaya deformasi jika kekentalan air sama rendahnya dengan hidrogen cair.... Jika kekentalan air sangat lebih rendah, struktur yang rawan akan mudah dikacaukan... dan air tidak akan mungkin mendukung struktur mikroskopik rumit yang permanen. Arsitektur molekular sel yang rawan mungkin tidak akan bertahan.
Jika kekentalan lebih tinggi, gerak terkon-trol makromolekul yang besar dan ter- utama struktur seperti mitokondria dan organel-organel kecil tidak akan mung-kin, demikian pula proses-proses se-perti pembelahan sel. Semua aktivitas penting sel akan membeku dengan efektif, dan jenis-jenis kehidupan seluler yang jauh menyerupai yang biasa kita kenal akan tidak mungkin ada. Perkembangan organisme yang lebih tinggi, yang secara kritis bergantung pada kemampuan sel untuk bergerak dan merangkak dalam fase embriogenesis, pasti tidak mungkin terjadi jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dari kekentalan normal.
Apakah kekentalan air yang rendah menguntungkan bagi kita? Akan berbedakah keadaan jika zat cair vital ini memiliki kekentalan lebih besar atau lebih kecil? Michael Denton menjawabnya untuk kita:
Kesesuaian air akan berkurang jika kekentalan air lebih rendah. Struktur sistem kehidupan akan bergerak jauh lebih acak di bawah pengaruh gaya-gaya deformasi jika kekentalan air sama rendahnya dengan hidrogen cair.... Jika kekentalan air sangat lebih rendah, struktur yang rawan akan mudah dikacaukan... dan air tidak akan mungkin mendukung struktur mikroskopik rumit yang permanen. Arsitektur molekular sel yang rawan mungkin tidak akan bertahan.
Jika kekentalan lebih tinggi, gerak terkon-trol makromolekul yang besar dan ter- utama struktur seperti mitokondria dan organel-organel kecil tidak akan mung-kin, demikian pula proses-proses se-perti pembelahan sel. Semua aktivitas penting sel akan membeku dengan efektif, dan jenis-jenis kehidupan seluler yang jauh menyerupai yang biasa kita kenal akan tidak mungkin ada. Perkembangan organisme yang lebih tinggi, yang secara kritis bergantung pada kemampuan sel untuk bergerak dan merangkak dalam fase embriogenesis, pasti tidak mungkin terjadi jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dari kekentalan normal.
c. Tegangan Permukaan Air
Molekul-molekul
air mempunyai daya saling tarik menarik terhadap molekul-molekul yang
ada. Dalam fase cair daya tarik menarik masih sedemikian besarnya,
sehingga molekul-molekul zat cair masih mempunyai daya “Kohesi “.
Daya
tarik menarik molekul air ini terjadi kesegala penjuru, sedang
dipermukaan hanya terjadi gaya tarik menarik kesamping dan kedalam saja
dan sifat itu yang menyebabkan timbulnya tegangan permukaan. Akibat
adanya tegangan permukaan, maka binatang dan tumbuhan yang ringan,
seperti kimbung akar dapat berjalan diatas permukaan air, ada juga
plankton yang menggantung dibawah permukaan air.
d. Suhu Air
Air
sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak
mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan
panas jenis air lebih tinggi daripada udara. Artinya untuk naik 1 C,
setiap satuan volume air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak
dari pada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukkan fluktuasi suhu
air yang lebih besar dari pada perairan yang dalam. Sedangkan organisme
memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi suhu yang rendah. Agar suhu
air suatu perairan berfluktuasi rendah maka perlu adanya penyebaran
suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat alam antara lain;
1. Penyerapan (absorbsi) panas matahari pada bagian permukaan air.
2. Angin, sebagai penggerak permindahan massa air.
3.
Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan
(danau) terdapat lapisan suhu air yaitu lapisan air yang bersuhu rendah
akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi naik kepermukaan
perairan.
Selain
itu suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut
didalam air. Jika suhu tinggi, air akan lebih lekas jenuh dengan oksigen
dibanding dengan suhunya rendah. Suhu air pada suatu perairan dapat
dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan
laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan
kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan
viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan
kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya.
Kisaran
suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan ikan pada
perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25 C - 32 C. Kisaran
suhu tersebut biasanya berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara
tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan kegiatan budidaya
ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan
biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu
perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses didalam perairan.
Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air maka kelarutan oksigen akan
berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan 10 C suhu
perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh organisme
akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh
organisme akuatik itu berkurang.
Suhu
air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah
tidak terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam (tidak
lebih dari 5 C) . Pada perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman
air minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan (stratifikasi)
suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi
dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada
kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu pertama lapisan epilimnion
yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu
relatif kecil (dari 32 C menjadi 28 C).
Lapisan
kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang
mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C ). Lapisan
ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana
pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan.
Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari
kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang
vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya
terjadi stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para
pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air
tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi
suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan
menggunakan aerator/blower/ kincir air.
Berdasarkan
hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam
mengkonsumsi pakan yang diberikan selama berlangsung kegiatan budidaya.
Respon tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.
Pengukuran suhu menggunakan thermometer
Satuan Unit: °C
e. Kecerahan, kekeruhan air dan pengaruhnya pada ikan
Apa
yang akan kita bahas kali ini? masih dalam seri tentang perikanan dan
biologi, kali ini kita akan membahas tentang Kecerahan, kekeruhan air
dan pengaruhnya pada ikan, Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu
perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam
perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya
matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi
fito/tanaman didalam air,. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam
air sangat menentukan tingkat kesuburan air. Dengan diketahuinya
intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita dapat
mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses
asimilasi didalam air.
Kecerahan
air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar
matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan
lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu
perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang
diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas
cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan
cahaya didalam air.
Masuknya
cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air
(turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik
yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam perairan. Definisi
yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat yang
tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan
absorbsi cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya
cahaya yang menembus air.
Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b. Jasad-jasad renik yang merupakan plankton
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak)
Faktor-faktor
ini dapat menimbulkan warna dalam air dan mempengaruhi tingkat
kecerahan dan kekeruhan air. Pengukuran kekeruhan suatu perairan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan Jackson Candler
Turbidimeter dengan satuan unit turbiditas setara dengan 1 mg/l SiO2.
Satu unit turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan
satuan 1 JTU (Jackson Turbidity Unit) atau dengan secchi dish.
Gambar 1. Turbidimeter
Air
yang dapat digunakan untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi
tetap terdapat plankton. Air yang sangat keruh tidak dapat digunakan
untuk kegiatan budidaya ikan, karena air yang keruh dapat menyebabkan :
a. Rendahnya kemampuan daya ikat oksigen
b. Berkurangnya batas pandang ikan
c. Selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah
d. Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikelpartikel lumpur
b. Berkurangnya batas pandang ikan
c. Selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah
d. Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikelpartikel lumpur
f. Salinitas Air Tawar , Laut & Payau
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan ( Definisi Salinitas air ) .
Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar
garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas
air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah
semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida
digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. ( Definisi Salinitas air ) Pengertian
salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang
terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau
atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan
rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain. ( Definisi Salinitas air )
Gambar 1. Refraktometer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar