PEMBENIHAN IKAN GURAME
(sumber : http://carabrink.blogspot.co.id/2015/04/cara-pembenihan-ikan-gurame.html)
Cara dalam berbudidaya memberikan informasi untuk sobat semuanya yang sekiranya sedang mencari solusi bagaimana dalam menyelesaikan problema. Karena mencari informasi sangatlah penting bagi kita untuk usaha yang sedang kita lakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Karena itu berikut adalah informasi mengenai Pembenihan Ikan Gurame yang kami berikan untuk anda semuanya, simak baik-baik informasinya.
Pemberian pakan dapat dimulai setelah larva dipindahkan. Pakan berupa
cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami
lainnya yang sesuai ukurannya. Benih gurame dapat dipelihara di
akuarium, bak kayu yang dilapisi plastik, bak tembok atau ditebar
langsung ke kolam pendederan. Pemeliharaan benih pada wadah terkontrol
harus dilengkapi dengan aerasi untuk suplai oksigen dan terhindar dari
kontak langsung dengan hujan. Pakan awal berupa cacing rambut, Daphnia
sp., Moina sp., atau sumber protein hewani lainnya. Bahan-bahan nabati
dapat mulai diberikan setelah larva berumur 36-40 hari. Sedangkan pakan
buatan (pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan mulut
ikan.Lama pemeliharaan dan benih yang dihasilkan antara lain: Benih
berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih
berumur 80 hari dapat mencapai ukuran 2-4 cm (setara ukuran jempol).
Benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6 cm (setara ukuran
silet). Dan benih berumur 160 hari dapat mencapai ukuran 6-8 cm (setara
ukuran korek di masyarakat).
(sumber : http://carabrink.blogspot.co.id/2015/04/cara-pembenihan-ikan-gurame.html)
Cara dalam berbudidaya memberikan informasi untuk sobat semuanya yang sekiranya sedang mencari solusi bagaimana dalam menyelesaikan problema. Karena mencari informasi sangatlah penting bagi kita untuk usaha yang sedang kita lakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Karena itu berikut adalah informasi mengenai Pembenihan Ikan Gurame yang kami berikan untuk anda semuanya, simak baik-baik informasinya.
Ikan gurame merupakan ikan yang digemari oleh kalangan
menengah ke atas untuk makanan sehari hari ataupun untuk menu makanan
untuk menjamu tamu tamunya, ikan disukai semua orang karena daging
ikannya yang buket/padet dan kenyal serta memiliki rasa yang gurih. ikan
ini merupakan ikan yang masa pertumbuhannya lumayan lambat, dan banyak
di sekitar tempat tinggal saya memelihara ikan gurame hanya untuk hobi
atau hiburan diwaktu senggang, jarang yang melimpahkan penghasilan
utamanya di pembenihan ikan gurame. sebenarnya usaha untuk pembenihan ikan gurame ini sangat bagus sekali prospek kedepannya, karena khususnya di daerah lampung masih jarang yang berbisnis pembenihan ikan gurame. disini saya akan mengulas bagaimana cara pembenihan ikan gurame, saya mengambil beberapa referensi dari beberapa blog yang mengulas tentang bagaimana proses pembenihan ikan gurame, salah satu referensi dari blog 1001budidaya.com.
Cara Pembenihan Ikan Gurame
Usaha pembenihan ikan gurame ini meliputi pemeliharaan induk pemijahan, penetasan telur ikan gurame,
dan perawatan larva sampai berukuran sebesar biji oyong. Larva berumur
12-30 hari ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 - 15
g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun,
ada juga yang menjual telur untuk di tetaskan.
Pemilihan Induk Gurame
Ciri induk jantan yang dipilah adalah adanya benjolan di kepala bagian
atas, rahang bawah yang tebal dan tidak adanya bintik pada kelopak sirip
dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang degan perut
membentuk sudut tumpul. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai
dengan bentuk kepala bagian atas datar rahang bawah tipis dan adanya
bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya lebih terang
daripada induk jantan dan bentuk perutnya besar bulat.
Ciri lainnya adalah kelamin induk betina akan mengeluarkan telur
berwarna putih jika perut ditekan ke arah kelamin. Sedangkan induk
jantan yang sudah matang akan mengeluarkan sperma berwarna putih. Cara
mudah menentukan kematangan gonad induk jantan adalah dengan melihat
tingkah lakuya yang selalu beriringan bersama induk betina dan mulai
membuat sarang dari rumput kering. Sementara itu, kematangan gonad
betina dapat dilihat dari perut yang membesar dan terasa lunak saat
diraba.
Pemijahan Ikan Gurame
Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan.
Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukuran minimumnya 20 m2 dan
maksimum 1.000 m2, dengan kedalaman 1-1,5 m. Kualitas air kolam
pemijahan yang baik bersuhu 25 - 30 C, nilai pH 6,5 - 8,0, laju
penggantian air 10-15% per hari, dan ketinggian air kolam 40 - 60 cm.
Di dalam kolam harus dipasang bahan sarang dan sosog. Sosog sebagai
tempat sarang telur diletakkan 25-30 cm dari permukaan air kolam,
sementara bahan sarang dapat diletakkan di permukaan air atau di
kedalaman 5-10 cm dari permukaan air.
Pemindahan induk dari kolam pemeliharaan sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan baskom. Perpindahan dengan cara ini akan mengurangi risiko
stres pada ikan. Sebaiknya, induk diletakkan dekat pintu pemasukan air,
karena pada bagian tersebut oksigen yang terlarut di dalamnya masih
tinggi. Padat tebar induk adalah 1 ekor ikan untuk 5 m2 kolam, dengan
perbandingan jumlah jantan : betina adalah 1 : 3.
Proses pemijahan biasanya akan berlangsung satu minggu setelah induk
gurame berada di dalam kolam pemijahan. Keberhasilan pemijahan dapat
diamati dengan melihat permukaan air kolam. Jika tercium bau amis yang
diikuti dengan munculnya banyak minyak di permukaan air, berarti telah
terjadi proses pemijahan.
Setelah pemijahan selesai. Pengambilan sarang dilakukan secara hati-hati
dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang.
Sarang yang telah diangkat dari kolam pemijahan dimasukkan ke dalam
ember yang berisi air dan campuran Metheline Blue. Telur yang hidup
biasanya berwarna kuning cerah atau bening transparan, sedangkan telur
yang gagal menetas berwarna putih suram dan tidak transparan.
Telur-telur yang mati harus disingkirkan supaya tidak menular ke telur
yang sehat.
Selanjutnya sarang dalam ember tersebut dibawa ke tempat penetasan.
Telur akan menetas dalam kurun waktu 41 jam. Tempat penetasan sebaiknya
berada di lingkungan tenang, karena telur tidak akan menetas jika sering
kaget.
Dahulu banyak petani yang menetaskan telur gurame di kolam penetasan
yang sekaligus juga merupakan kolam pemijahan. Telur-telur yang telah
dibuahi induk jantan akan dijaga oleh induk betina sampai menetas.
Gerakan induk betina di sekitar sarang akan menyebabkan bertambahnya
oksigen terlarut di dalam air, dan akan menghidupkan telur-telur yang
dijaganya. Telur akan menetas menjadi larva pada hari ke 11 � 12.
Benih yang sudah berukuran 0,5 g/ekor sudah dapat dipelihara dalam happa
yang dipasang pada bak atau kolam pemeliharaan benih. Teknologi
pemeliharaan dengan happa merupakan teknik untuk memacu pertumbuhan
gurame sejak dini. Pemeliharaan dengan happa ini akan menghasikan benih
yang bongsor dan sehat.
Happa dibuat dengan cara mengikat kain halus pada tonggak bambu yang
ditancapkan ke dasar kolam. Jumlah tonggak bambu yang dibutuhkan minimum
empat buah. Jika ukuran happa cukup besar, di bagian sisi terpanjang
happa perlu ditambah 2 tonggak untuk menahan happa agar tidak jatuh.
Atur posisi happa agar terendam dua pertiga bagian dalam air kolam.
Benih ditebar pada pagi atau ore hari dengan padat penebaran 75-100
ekor/m2. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga
kali sehari dengan dosis 10% dari bobot tubuh per hari. Setelah
dipelihara selama 3 - 4 bulan di dalam happa, benih dapat ditebar di kolam pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar