Pemberian Pakan Ikan Bawal
(sumber :www.banyudadi.com)
Pakan/makanan untuk ikan budi daya di kolam terpal sepenuhnya berasal dan pembudi daya. Pemberian pakan merupakan kegiatan rutin yang tidak hanya terus-menerus dilakukan, tetapi juga menyerap biaya produksi yang cukup besar. Biayapakan biasanya mencapai lebih dan 60 % dan biaya produksi.Agar penggunaan pakan lebih efisien serta menjaga lingkungan hidup ikan tetap optimal, teknik pemberian pakan terbaik perlu diterapkan. Pada prinsipnya tujuan penerapan teknik pemberian pakan adalah untuk menekan sesedikit mungkin pakan terbuang percuma, agar diperoleh keuntungan yang besar. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memberi pakan ikan, yaitu cara pemberian, saat atau waktu pemberian, jumlah (porsi) pakan, frekuensi dan tempat pemberian pakan.
1. Cara Pemberian
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ditebar langsung dengan tangan atau menggunakan alat bantu seperti ember atau kaleng yang bagian bawahnya berbentuk kerucut dan berfungsi sebagai alat pemberi pakan semi-otomatis. Alat pemberi pakan semi-otomatis (pepakan) disebut demand feeder yang bekerja atas dasar tenaga sentuhan ikan. Alat bantu pemberi pakan yang otomatis disebut automatic feeder yang bekerja menggunakan tenaga listrik dan pengeluaran pakan bisa diatur.
Masing-masing cara di atas mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelemahan penggunaan pepakan (demand feeder) antara lain adalah pembagian butir pelet tidak merata untuk semua ikan. Daerah di sekitar tongkat akan dikuasai oleh ikan-ikan besar sehingga akan terjadi perbedaan pertumbuhan antara ikan besar dan ikan kecil. Semakin lama pemeliharaan, semakin besar perbedaan tersebut. Akibatnya, bobot ikan saat panen pun bervariasi. Kelemahan lainnya adalah, ikan suka “iseng” menyentuh gagang pepakan sehingga pelet tetap berjatuhan sementara ikan sudah kenyang. Namun, penggunaan alat mi menghemat waktu dan tenaga.
Penggunaan alat automatic feeder lebih baik daripada pepakan. Beberapa alat dapat ditempatkan di atas permukaan air kolam. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pelet akan keluar dalam jumlah tertentu. Alat ini dapat diatur sehingga pelet keluar secara merata di permukaan kolam.
Kelemahannya, selain menggunakan tenaga listrik, bila keasyikan dengan menggunakan alat ini, maka nafsu makan ikan kurang terpantau.
Penebaran pakan secara manual dengan tangan secara merata dalam jumlah sedikit demi sedikit agar setiap butir pelet dapat dimakan ikan, dianggap lebih baik. Dengan menggunakan tangan maka bila ikan terlihat sudah kenyang, pemberian pakan bisa segera dihentikan. Dengan demikian, pakan menjadi tidak banyak terbuang, yang dapat mempercepat penimbunan bahan organik di dasar kolam.
2. Waktu Pemberian
Waktu atau saat pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi, siang, sore atau malam hari, namun biasanya frekuensinya berbeda. Waktu pemberian pakan yang teratur bertujuan untuk mendisiplinkan waktu makan ikan. Umumnya ikan yang sudah biasa diberi pakan pada pagi atau sore hari, ikan akan menasa lapar pada pagi atau sore hari juga. Begitu juga dengan ikan yang diberi pakan pada siang atau malam hari, maka ikan akan memerlukan pakan pada siang dan malam hari. Sehingga dengan membiasakan pemberian pakan pada waktu yang tepat dan teratur, nafsu makan ikan bisa diketahui. Tentu saja pakan jadi lebih efisien karena pakan yang diberikan langsung dilahap habis.
3. Jumlah Pakan
Jumlah pakan adalah porsi atau banyaknya pakan yang dibutuhkan dan harus diberikan pada ikan. Biasanya dihitung dalam persen (%) per hari berat (bobot) keseluruhan jumlah ikan dalam kolam. Persentase pakan untuk ikan harus benar-benar diperhatikan, jangan terpaku pada satu patokan. Terkadang patokan yang ada tidak terlalu tepat karena pada umur atau ukuran tertentu dibutuhkan jumlah atau porsi pakan yang berbeda-beda.
Ikan BAT membutuhkan pakan 3—4 % per berat total ikan dalam kolam, bergantung pada ukuran ikan. Untuk BAT ukuran 5—20 g, pakan yang diberikan adalah 4 96 bobot tubuh/hari atau sampai semua ikan tidak memakan pakan lagi (semua ikan telah kenyang), sedangkan ikan yang berukuran 20 g ke atas, pakan yang diberikan cukup 3 96 bobot tubuh/hari. Pakan yang diberikan harus berkualitas baik dan mengandung 25—27 % protein.
Disarankan agar setiap minggu atau setiap dua minggu pembudi daya melakukan pengamatan terhadap jumlah pakan yang dibutuhkan per bobot biomassa (ikan), Pengamatan bisa dilakukan saat sedang memberi pakan ikan. Caranya, bila ikan sudah terlihat kenyang, pemberian pakan dihentikan, dan hitung jumlah kilogram pakan yang diberikan dalam sehari (A). Selanjutnya tangkap beberapa ikan sampel (10—15 ekor), kemudian hitung bobot rata-ratanya. Dengan mengalikan bobot rata-rata ikan dengan jumlah keseluruhan ikan di kolam, bisa dihitung bobot total ikan dalam wadah (B). Selanjutnya dengan rumus A/B x 100 % dapat diketahui persentase pakan yang harus diberikan/dibutuhkan (C %).
Selama kebutuhan porsi pakannya tetap, ikan boleh diberi pakan dengan porsi C % dan total berat ikan. Namun minggu-minggu selanjutnya porsi pakan berubah naik atau turun maka porsi pakan yang diberikan juga harus diubah sesuai kenaikan dan penurunannya. Bagi pembudi daya ikan atau teknisi yang berpengalaman, jumlah pakan untuk ikan selalu berpatokan pada saat ikan-ikan terlihat kenyang (dihentikan kira-kira 15 menit setelah ikan-ikan tidak mau makan).
4. Frekuensi Pemberian
Frekuensi pemberian pakan adalah kekerapan waktu pemberian pakan dalam sehari, bisa 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 atau lebih sering. Umumnya frekuensi pemberian pakan ikan yang dipelihara sistem intensif adalah antara 3—5 kali sehari.
Frekuensi pemberian pakan berhubungan dengan frekuensi lapar ikan. Namun kadang frekuensi pemberian pakan sengaja diatur untuk memacu pertumbuhan ikan. Asumsinya adalah, pemberian pakan secara sedikit demi sedikit namun dengan frekuensi yang lebih sering membantu ikan untuk tidak lekas kenyang dan nafsu makan ikan tetap terjaga. Dengan demikian, jumlah/porsi pakan yang dimakan ikan bisa lebih banyak sehingga pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat.
5. Tempat Pemberian
Tempat pemberian pakan adalah letak atau posisi pakan itu harus diberikan. Pakan bisa diberikan pada satu tempat, misalnya di dekat saluran pemasukan air saja atau pada beberapa tempat. Selain untuk memastikan semua ikan mendapatkan pakan dalam porsi yang cukup, letak pemberian pakan yang tepat juga dimaksudkan untuk membuat jumlah pakan yang diberikan efisien.
Ikan selalu mengingat waktu dan tempat di mana setiap kali diberi pakan. Karena itu, ikan-ikan akan menunggu di tempat pemberian pakan bila tiba waktu pemberian pakan. Dengan mendisiplinkan ikan saat memberi pakan, baik waktu maupun tempat, maka pakan dapat dimanfaatkan secara efIsien.
Supaya pemberian pakan efisien, lingkungan hidup ikan (tidak terjadi penimbunan pakan di dasar kolam) tetap baik, biaya produksi dapat ditekan, dan untuk menghindari kerugian yang lebih besar, maka teknik pemberian pakan ikan yang tepat harus benar-benar dilakukan.Ikan selalu mengingat waktu dan tempat di mana setiap kali diberi pakan. Karena itu, ikan-ikan akan menunggu di tempat pemberian pakan bila tiba waktu pemberian pakan. Dengan mendisiplinkan ikan saat memberi pakan, baik waktu maupun tempat, maka pakan dapat dimanfaatkan secara efIsien.
Supaya pemberian pakan efisien, lingkungan hidup ikan (tidak terjadi penimbunan pakan di dasar kolam) tetap baik, biaya produksi dapat ditekan, dan untuk menghindari kerugian yang lebih besar, maka teknik pemberian pakan ikan yang tepat harus benar-benar dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar