Manajemen Pemberian Pakan
(sumber : http://catatanpemiimpi.blogspot.co.id)
Dengan pemberian pakan buatan sebagai
pelengkap dalam usaha budidaya di harapkan laju pertumbuhan ikan
tinggi,terutama ikan yang memikili nilai ekonomis tinggi.Pada saat ini petani
ikan sangat tergantug pada makanan ikan(pelet) buatan pabrik,di samping itu ada
juga yang membuat pakan sendiri.
Dengan
membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan
terpenuhi setiap saat. Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut:
- Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan
- Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan
- Pakan mudah dicerna
- Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh
- Memiliki rasa yang disukai ikan
- Kandungan abunya rendah
- Tingkat efektivitasnya tinggi
B. Tujuan Dan
Manfaat
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah kita sebagai mahasiswa perikanan dan kelautan
harus dapat mengetahui manejemen dari pemberian pakan ini,sebab nantinya di
lapangan nanti apabila kita mau melakukan usaha budidaya kita sudah bisa me
menejemen pemberian pakan yang akan di gunakan pada saat melakukan budidaya.
A. MANAJEMEN
PEMBERIAN PAKAN
Dalam budidaya ikan
pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan
suatu budidaya ikan selain kualitas air. Pakan dalam kegiatan budidaya ikan
sangat dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh dan berkembang. Pemberian pakan dalam
suatu usaha budidaya sangat bergantung kepada beberapa faktor antara lain
adalah jenis dan ukuran ikan, lingkungan dimana ikan itu hidup dan teknik
budidaya yang akan digunakan.
Pemberian
pakan adalah kegiatan yang rutin dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan oleh
karena itu dalam manajemen pemberian pakan harus dipahami tentang beberapa
pengertian dalam kegiatan budidaya ikan sehari-hari yang terkait dengan
manajemen pemberian pakan antara lain adalah feeding frekuensi, feeding time,
feeding behaviour, feeding habits, feeding periodicity dan feeding le l.ve
1. Cara
pemberian pakan
Berdasarkan kebiasaan
makannya ikan yang dibudidayakan dapat dikelompokkan menjadi ikan herbivora,
ikan omnivora dan ikan karnivora. Oleh karena itu melakukan pemberian pakan
untuk ikan herbivora, omnivora dan karnivora harus berbeda.
Jumlah
pakan ikan yang diberikan setiap hari pada ikan yang dibudidayakan dan biasanya
diekspresikan dalam persen biomas
ikan biasa disebut dengan feeding rate.
ikan biasa disebut dengan feeding rate.
Feeding rate pada
pemberian pakan ikan berkisar antara 2 – 5% perhari atau bahkan lebih.
Sedangkan biomas adalah jumlah total ikan perunit area pada waktu tertentu dan
diekspresikan dalam kg/ha atau kg/meter persegi.Biasanya dalam pemberian
pakanpada ikan yang berukuran besar jumlah pakan yang diberikan setiap hari
semakin berkurang dan semakin kecil ukuran ikan jumlah pakan yang diberikan
semakin banyak. Hal ini di karenkan ikan yang berukuran kecil mempunyai masa
pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan berukuran besar.
Seperti yang diketahui
bahwa pertumbuhan ikan mempunyai kurva pertumbuhan yang sigmoid yaitu ada masa
dalam kurva tersebut adalah masa pertumbuhan emas dan itu biasa terjadi pada
ikan yang berukuran larva dan benih. Oleh karena itu dibutuhkan jumlah pakan
yang lebih banyak dibandingkan dengan ikan yang berukuran dewasa.
Pada suatu usaha budidaya ikan
dimana terdapat beberapa fase kegiatan budidaya sehingga pakan yang akan
diberikan pada setiap fase akan berbeda.
Berdasarkan jumlah pakan yang harus
diberikan dalam suatu usaha budidaya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
yaitu :
1)
Pemberian pakan secara berlebihan
(excess) Pemberian pakan secara berlebihan atau biasa disebut ad libitum
merupakan salah satu cara pemberian pakan yang biasa diberikan pada fase
pemberian pakan untuk larva ikan sampai ukuran benih ikan pada suatu hatchery.
Pada stadia tersebut tingkat konsumsi pakan masih tinggi hal ini berkaitan
dengan kapasitas tampung lambung larva atau benih ikan masih sangat terbatas,
struktur alat pencernaan yang masih belum sempurna dan ukuran bukaan mulut
larva yang masih sangat kecil, sehingga dengan memberikan pakan dengan
sekenyangnya atau ad libitum dimana pakan selalu tersedia dalam jumlah yang
tidak dibatasai maka larva atau benih ikan ini dapat makan kapanpun juga sesuai
dengan keinginan ikan. Tetapi pemberian pakan secara berlebihan pada fase
setelah larva atau nebih akan membawa dampak yang merugikan bagi sistem
perairan dalam suatu usaha budidaya. Dimana pakan ikan yang berlebihan akan
berpengaruh langsung terhadap organisme akuatik (ikan) yang hidup dalam wadah
budidaya dan kondisi lingkungan budidaya tersebut. Pakan ikan yang berlebihan
tidak akan dimakan oleh ikan dan akan terjadi penumpukan pakan pada wadah
budidaya di dasar perairan. Penumpukan pakan ikan didasar budidaya akan
tercampur dengan hasil buangan ikan seperti feses, urine yang nantinya akan
menghasilkan bahan-bahan toksik seperti amoniak, H2S dan sebagainya yang
dihasilkan dari perombakan bahan-bahan organik tersebut. Kandungan toksik yang
tinggi dalam wadah budidaya akan menyebabkan aktivitas ikan dan terganggu. Oleh
karena itu manajemen pemberian pakan pada ikan harus dilakukan dengan benar
disesuaikan dengan melihat jenis dan umur ikan, lingkungan perairan serta
teknik budidaya yang digunakan. Pemberian pakan secara ad libitum dengan
menggunakan pakan buatan akan memberikan dampak negatif karena mengakibatkan
meningkatnya biaya produksi.
2)
Pemberian pakan sekenyangnya
(satiation) Pada sistem pemberian pakan seknyangnya adalah suatu usaha para
pembudidaya ikan untuk melakukan pemberian pakan pada ikan yang dibudidayakan
dalam jumlah yang maksimal. Hal ini dapat dilakukan pada ikan budidaya yang
benar-benar sudah diketahui daya tampung lambungnya secara maksimal dalam
setiap pemberian pakan, sehingga pakan ikan yang diberikan semuanya dikonsumsi
oleh ikan. Tetapi dalam kenyataannya sangat sulit bagi para pembudidaya untuk
menerapkan sistem pemberian pakan ini karena untuk menghindari pakan yang
terbuang itu sangat sulit. Oleh
karena itu dalam pemberian pakan secara maksimal akan mudah diterapkan jika ikan yang dibudidayakan sudah terbiasa dengan jumlah pemberian pakan tersebut setiap hari berdasarkan pengalaman di lapangan.
karena itu dalam pemberian pakan secara maksimal akan mudah diterapkan jika ikan yang dibudidayakan sudah terbiasa dengan jumlah pemberian pakan tersebut setiap hari berdasarkan pengalaman di lapangan.
3)
Pemberian pakan yang dibatasi
(restricted) Pemberian pakan tipe ini adalah pemberian pakan buatan yang biasa
dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan dimana para pembudidaya melakukan
pembatasan jumlah pakan yang diberikan setiap hari. Jumlah pakan yang aka
diberikan setiap hari ini dibatasi berdasarkan hasil suatu penelitian dengan
jumlah pakan tertentu akan diperoleh pertumbuhan ikan yang optimal. Pemberian
pakan dalam budidaya ikan secara intensif biasanya jumlah pakan yang diberikan
dibatasi jumlahnya berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman dilapangan.
Pada beberapa negara yang sudah maju
jika akan memberikan pakan pada suatu usaha budidaya ikan menggunakan beberapa
alat yang dapat membantu proses pemberianpakan.
Berdasarkan peralatan yang digunakan
dalam melakukan pemberian pakan pada usaha
budidaya ikan, ada beberapa metode pemberian pakan yang dapat dilakukan yaitu:
budidaya ikan, ada beberapa metode pemberian pakan yang dapat dilakukan yaitu:
a)
Pemberian pakan dengan tangan
Pemberian pakan dengan cara metode
pemberian pakannya menggunakan tangan (disebar). Metode pemberian pakan dengan
tangan ini biasanya disesuaikan dengan stadia dan umur ikan yang dibudidayakan.
b)
Pemberian pakan
secara mekanik
Pemberian pakan dengan cara
menggunakan alat bantu pakan yang digerakkan oleh tenaga mekanik, seperti
demand feeder dan automatically feeder yang biasa digunakan pada budidaya ikan
di kolam air deras.
c)
Pemberian pakan di Hatchery
Pada
beberapa unit hatchery ikan air laut atau ikan air tawar biasanya dibutuhkan
suatu alat bantu untuk memudahkan proses pemberian pakan. Pada stadia larva
ikan merupakan fase kritis dimana pada fase tersebut dibutuhkan pakan yang
tepat jenis, ukuran dan jumlah dimanayang dimasukkan kedalam pipapipa adalah
pakan alami yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga pipa yang berisi pakan
alami ini masuk kedalam wadah pemeliharaan secara otomatis.
Selain itu yang perlu diperhatikan
dalam melakukan pengelolaan pemberian pakan adalah melakukan pencatatan
pemberian pakan yang biasa disebut dengan Feeding record. Dengan membuat suatu
catatan tentang pemberian pakan pada setiap kolam budidaya akan memudahkan
untuk memantau perkembangan setiap kolam budidaya.
Adapun data yang sebaiknya dicatat
pada setiap kolam dalam manjemen pemberian pakan adalah :
- Berat rata-rata ikan yang ditebar pada waktu tertentu (W) dalam gram
- Jumlah ikan yang ditebar dalam satu kolam (N)
- Perkiraan kelangsungan hidup/sintasan selama periode waktu pemeliharaan (SR) dalam %
- Jumlah pakan yang diberikan setiap hari (FR) dalam %
- Jumlah pakan harian yang diberikan pada setiap kolam (DFA) Nilai DFA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : DFA = W X N X SR X FR Misalnya dalam suatu kolam budidaya jumlah ikan yang ditebar adalah 50.000 ekor, dengan berat rata-rata ikan pada waktu tebar adalah 5 g, dengan perkiraan kelangsungan hidup adalah 90% dan jumlah pakanharian adalah 8%, maka jumlah pakan harian yang harus diberikan pada setiap kolamadalah : 5 X 50.000 X 0,9 X 0,08 = 18 kg perhari
- Jumlah
pakan selama pemeliharaan
Dari contoh diatas maka jumlah pakan yang dibutuhkan selama pemeliharaan 15 hari adalah 18 kg/hari X 15 hari = 270 kg. - Frekuensi
pemberian pakan dan waktu pemberian pakan
Dalam contoh diatas jumlah pakan perhari adalah 18 kg, pakan tersebut akan diberikan kepada larva ikan sebanyak 4 kali pada waktu pukul 06.00, 10.00, 14.00 dan 19.00. Makajumlah pakan setiap kali pemberian adalah 18 kg : 4 = 4,5 kg.
2. Faktor
konversi pakan
Dalam
budidaya ikan secara intensif dimana 40 – 70% komponen biaya produksi adalah
pakan ikan maka efisiensi pakan atau konversi pakan sangat penting
diperhatikan. Dari sekian banyak pakan yang dikonsumsi oleh ikan maka akan
banyak terjadi pelepasan bahan organik dan anorganik yang berasal dari pakan
yang akan mempengaruhi kualitas air dalam wadah budidaya. Oleh karena itu
antara pemberian pakan dengan kualitas air di dalam budidaya ikan secara
intensif sangat komplek.
Ada
beberapa parameter kualitas air yang sangat mempengaruhi aktivitas makan,
metabolisme dan pertumbuhan ikan diantaranya adalah suhu air dan tingkat
kelarutan oksigen. Pakan yang diberikan dalam budidaya ikan intensif akan
dikonsumsi oleh ikan dan ikan akan mengeluarkan buangan berupa limbah organik
dan organik kedalam wadah budidaya.
Salah
satu limbah nitrogen yang sebagian besar berupa amoniak terlarut dan feses
merupakan bahan yang akan banyak dibuang kedalam peraiaran. Amoniak dikeluarkan
oleh ikan melalui insang, urine dan feses. Amoniak dapat mempengaruhi secara
langsung pada ikan budidaya sedangkan bahan limbah lainnya seperti phosphor dan
nitrogen dalam bentuk lainnya secara tidak langsung akan mempengaruhi ikan
juga. Karena amoniak dalam bentuk belum terionisasi sangat berbahaya bagi ikan,
sedangkan feses yang dikeluarkan oleh ikan lama kelamaan akan menjadi bahan
tersuspensi ataupun terendap dalam sistem perairan.
Jika
konversi pakan pada ikan mas mencapai 1,5 berarti dalam 1,5 kilogram pakan akan
memberikan konstribusi penambahan berat daging ikan sebanyak 1 kilogram.
Hal
ini berarti pakan yang diolah menjadi daging tidak seratus persen ada bagian
dari pakan yang digunakan sebagai energi untuk feses dan lainnya. Menurut Calow
(1986) dalam Harris (2005) energi pakan yang dimakan ikan (C) sama dengan
produksi daging ikan (P) + energi metabolisme (R) + energi urine (U) dan energi
feses (F) atau dengan rumus ditulis sebagai berikut: C = P + R + U + F. Berapa
banyak pakan yang dikonsumsi (C) akan menjadi daging tergantung dari berapa
banyak yang terbuang sebagai limbah feses dan sisa metabolisme berupa urin,
amoniak, karbondioksida, air dan hidrogen sulfida.
Seberapa
banyak pakan akan menjadi feses tergantung pada seberapa sesuai komponen pakan
dengan kemampuan enzimatik di saluran pencernaan ikan (daya cerna). Pakan yang
dicernaselanjutnya diabsorbsi ke dalam darah dan seberapa banyak pakan yang
diabsorbsi akan menjadi daging ikan bergantung pada pola asam amino, asamlemak,
keseimbangan energi antar nutrien, vitamin, mineral dan lain-lain.
Kalau
dilihat dari sisi praktis, pakan yang diberikan (P) = pakan yang dikonsumsi (C)
+ pakan yang tidak termakan (PT). Untuk ikan bagian yang tidak termakan ini
bisa 0 – 10%, sementara untuk udang dapat mencapai 15% (Goddard, 1996).
Perbedaan itu terjadi karena ikan makannya jauh lebih cepat daripada udang,
ransum udang biasanya habis dimakan selama 0,5– 2 jam dan selama proses
tersebut terjadi pencucian pakan (leaching).
3. Frekuensi
pemberian pakan
Feeding frekuensi atau frekuensi pemberian pakan mempunyai makna
jumlah waktu ikan untuk makan dalam sehari. Setiap jenis ikan mempunyai
kebiasaan makan yang berbeda. Oleh karena itu dalam melakukan pemberian pakan
kepada ikan setiap hari biasanya bergantung kepada jenis dan ukuran ikan,
ketersediaan tenaga kerja, pakan dan ukuran kolam budidaya.
Biasanya semakin kecil ikan
frekuensi pemberian pakannya semakin banyak sedangkan semakin besar ikan frekuensi pemberian pakannya setiap hari semakin berkurang.
frekuensi pemberian pakannya semakin banyak sedangkan semakin besar ikan frekuensi pemberian pakannya setiap hari semakin berkurang.
Frekuensi pemberian pakan dihitung
dalam waktu sehari (24 jam). Pada ikan air
tawar misalnya ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
mempunyai fase kritis pada saat berusia larva yaitu 0 – 14 hari. Untuk
meningkatkan kelangsungan hidup larvanya salah satu solusinya adalah memberikan
pakan alami selama fase tersebut sebanyak 12 kali sehari dimana pakan alami
tersebut diberikan setiap dua jam sekali selama sehari. Pada ikan laut
frekuensi pemberian pakan pada masa larva lebih banyak dibandingkan pada fase
pembesaran.
Oleh karena itu frekuensi pemberian
pakan pada masa larva bagi ikan budidaya mempunyai jumlah yang
lebih banyak dibandingkan dengan fase lainnya dan setiap jenis ikan mempunyai kekhasan dalam frekuensi pemberian pakan.
lebih banyak dibandingkan dengan fase lainnya dan setiap jenis ikan mempunyai kekhasan dalam frekuensi pemberian pakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar