KANDUNGAN PAKAN IKAN
(sumber : zaldibiaksambas.wordpress.com)
Kebutuhan masyarakat dunia terhadap
protein hewani ikan terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi
penduduk dunia. Sejak tahun 1990-an, produksi perikanan tangkap mengalami
stagnasi dan cenderung menurun akibat kerusakan lingkungan laut dan upaya
penangkapan ikan illegal. Oleh karena itu pemenuhan konsumsi ikan dunia hanya
diharapkan dari usaha budidaya ikan.
Keberhasilan usaha budidaya ikan
sangat dipengaruhi oleh 3 faktor yang sama pentingnya, yaitu breeding
(pemuliaan biakan, bibit), feeding (pakan) dan management (tata laksana). Namun
jika dilihat dari total biaya produksi dalam usaha budidaya ikan, maka
kontribusi pakan adalah yang paling tinggi sekitar 75%.
Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk
hewan, sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan
dengan pakan, maka dihadapkan pada masalah-masalah kualitatif, kuantitatif,
kontinuitas dan keseimbangan zat pakan yang terkandung didalamnya.
Bahan pakan adalah segala sesuatu
yang dapat diberikan kepada hewan ternak (baik berupa bahan organik maupun
anorganik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu
kesehatannya. Zat pakan adalah bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna, dapat
diserap dan bermanfaat bagi tubuh (ada 6 macam zat pakan: air, mineral,
karbohidrat, lemak, protein dan vitamin). Seperti halnya hewan lain, ikan pun
membutuhkan zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan
tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh.
Pakan yang dimakan ikan berasal alam
(disebut pakan alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan buatan). Dalam
praktiknya, pakan alami sudah terdapat secara alami dalam perairan kolam tempat
pemeliharan ikan. Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang masih dalam
stadia benih, terutama saat benih ikan berumur 3-15 hari. Sedangkan pakan
buatan diramu dari beberapa bahan baku yang memilii kandungan nutrisi spesifik.
Bahan baku diolah secara sederhana atau diolah di pabrik secara masal dan
menghasilkan pakan buatan berbentuk pellet, tepung, remeh atau crumble dan
pasta.
BAHAN-BAHAN PAKAN
Bahan baku pembuatan pakan ikan
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani.
Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada ikan, bahan baku
nabati inilah yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian
banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya,
15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya
bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian
besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan,
kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk
bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan.
1. Bahan Hewani
a) Tepung Ikan
Berasal dari ikan sisa atau buangan
yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan,
sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 –
70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini
tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya
pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan
menjadi mahal.
b) Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan
bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting
laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
c) Tepung Kepala Udang
Bahan yang digunakan adalah kepala
udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.
d) Tepung Darah
Merupakan limbah dari rumah potong
hewan, yang banyak digunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi.
Walaupun demikian ada pembatas “religius” dan “dampak kesehatan”. Baik buruknya
tepung darah yang digunakan sebagai bahan baku dari segi kesehatan, tergantung
pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah potong hewan. Bila berasal dari
penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak digunakan, tapi
bila berasal dari penampungan yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat
sebagai bahan baku pakan.
e) Silase Ikan
Silase adalah hasil olahan cair dari
bahan baku asal ikan/limbahnya.
f) Tepung Bulu Ayam dan Tepung
Tulang
Tepung bulu
diperoleh dengan merebus bulu unggas dalam wadah tertutup dengan tekanan 3,2
atmosfer selama 45 menit dan dikembalikan lagi pada tekanan normal, setelah itu
dikeringkan pada temperatur 60oC dan digiling hingga halus. Tepung bulu mempunyai
energi metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% dan
penggunaannya maksimal 10%.dan Berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging
yang melekat, kemudian dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut
tepung tulang. Bahan ini
dapat digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih bersifat sebagai
pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak menguntungkan
karena kalsium akan terlalu banyak sehingga menurunkan selera makan.
g). Tepung Bekicot
Merupakan bahan daging bekicot
mentah dan daging bekicot rebus.
h) Tepung Cacing Tanah
Cacing tanah dapat menggantikan
tepung ikan dan dapat diternak secara masal.
i). Limbah Unit Penetasan Ayam
Dalam penetasan telur ayam ras, ada
telur-telur yang tidak bertunas atau bertunas tapi mati, yang biasanya menjadi
limbah. Limbah unit penetasan ini akan berguna sekali untuk makanan unggas dan
ikan.
2) Bahan Nabati
a) Dedak
Bahan dedak padi ada dua, yaitu
dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak
halus yang didapat dari proses penyosohan beras.
b) Dedak Gandum
Bahan: hasil
samping perusahaan tepung terigu.
c) Jagung
Terdapat 2
jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya
lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya
tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
d) Cantel/Sorgum
Berwarna merah,
putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang
dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang
lebih baik
e) Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi
sebagai bahan perekat
f) Tepung Kedele
Keuntungan: mengandung lisin asam
amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya
± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat
dikendalikan dengan cara memasak
g) Tepung Ampas Tahu
h) Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang
tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan
penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah
dengan membatasi penggunaannya.
i) Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa
adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat
dipakai sampai 20%.
j) Biji Kapuk/Randu
Bahan: bungkil
kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat
siklo-propenoid yang bersifat racun bius.
k) Biji Kapas
Bahan: bungkil
dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat
sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh.
Untuk penggunaannya harus dimasak dulu
l) Tepung Daun Turi
Kelemahannya:
mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein dan alkoloid-alkoloid
lainnya
m)Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya:
mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja.
n) Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya:
racun HCN/asam biru.
o) Isi Perut Besar Hewan Memamah
biak
Bahan: dari
rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung
3) Bahan Tambahan
a) Vitamin dan Mineral
Dikemas dalam
bentuk premiks (premix). Yang mengandung vitamin, mineral dan asam-asam amino
tertentu. Contoh-contoh merek dagang:
– Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam
amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu),
serta antioksidan (BHT)
– Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam
amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu),
serta antioksidan.
– Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4,
dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).
– Merek lain: Aquamix, Rajamix U,
Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.
b) Garam Dapur (NaCl)
Fungsinya
sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat
lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan. Penggunaannya cukup 2%.
c) Bahan Perekat
Contoh bahan
perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu. Yang paling
baik adalah tepung kanji dan tapioka. Penggunaannya cukup 10%.
d) Antioksidan
Bahan berupa
fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4
trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated
hydroxyanisole). Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.
e) Ragi dan Ampas Bir
Ragi adalah
sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2. Macam
ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir. Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir.
Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar