PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA IKAN
Sumber : (http://novajessica.blogspot.co.id)
Banyak
factor yang menentukan dalam pemlihan lokasi untuk usaha budidaya
ikan, namun pada dasarnya dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu factor
teknis dan non teknis.
1. Faktor teknis
Faktor
teknis adalah faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan terhadap kegiatan teknis budidaya ikan
seperti sumber air, jenis tanah, limbah, dan kualitas air.
a. Sumber air
Lokasi
budidaya ikan sebaiknya dekat dengan sumber air yang kontinuitasnya
terjamin sepanjang tahun seta debitnya cukup dan kualitas airnya sesuai
degan persyaratan ikan yang akan dibudidayakan, namun bebas dari
pengaruh banjir. Sumber iar ini bias berasal dari sunggai, mata air,
saluran irigasi, sumur atau waduk.
b. jenis tanah
tanah
dipilih yang tidak porus yaitu tanah liat atau lempung, sehingga
kehilangan air karena filtrasi, rembesan dapat dihindari seminimal
mungkin.
c. Jauh dari pembuangan limbah
Karena
ikan sangat peka sekali terhadap lingkungan dan hidupnya tergantung
sekali dengan kualitas air, maka hindarilah pemilihan loasi yang sumber
airnya tercemar, baik ituh oleh limbah pabrik atau limbah rumah tangga,
karena bias megakibatkan kematian pada ikan.
d. Kualitas air
Sumber
air untuk budidaya ikan harus memenuhi persyaratan kualitas ar yang
sesuai, baik secara biologis, fisika maupun kimia. Yaitu air haarus
jernih tapi kaya akan pkan alami, tidak mengandung bahan-bahan yang
beracung serta suhu, pH sesui dengan jenis ikan yang dibudidayakan.
2. Faktor non teknis
Faktor
non teknis adalah factor-factor yang tidak berpengaruh secara lagsung
terhadap untung ruginya usaha dalam budidaya ikan, factor-factor
tersebut di antaranya jauh dekatnya dengan lokasi pemasaran, sarana
trasportasi, mudah tidaknya mendapatkan tenaga kerja, keamanan dan
kemuudahann memperoleh sarana produk serta kesesuaian dengan lingkungan
social budidaya setempat.
a. Dekat dengan lokasi pemasaran
Jauh
dekatnya lokasi budidaya dengan tempat pemasaran ini penting di
perhatikan karena erat kaitannya dengan biaya yang dikeluwarkan untuk
pengangkutan, yang akan berakibat pula pada harga jual ikan yang di
prokduksi dan pada akhirnya berakibat pula pada kemampuan bersaingan di
pasaran.
b. Deka dengan sarana trasportasi
Agar
hasil ikan yang dibudidayakan mudah cepat dipasarkan, harus di
perhatia juga sarana trasportasi baik jalan maupun alat angkutnya,
halini pula berkaian dengan prinsip ekonomi seperti halnya jauh
dekatnya lokasi pemasaran dengan lokasi budidaya ikan ditambah dengan
system pengepakan dan system pengangkutan yang arus di gunakan.
c. Mudah mendapatkan tenaga kerja
Kemudaha
dalam mendapatkan tenaga kerja pun harus di perhatikan, terutama dalam
mendapatkan tenaga kerja yang professional dalam menangani ikan serta
upah tenaga kerja yang murah,agar biaya produksi yang dikeluwarkan
dapat di tekan seminimal mungkin.
d. Keamana terjamin
Keamana
terjamin yang dimaksud di sini adalah keamana yang dapat menggaggu
kelancaran teknis budidaya seperi gangguan hama, gangguan dari orang
atau kemungkinan terjadi bencana alam.
e. Mudah memperoleh sarana produksi
Agar
kegiatan produksi dapat di tekan seminimal mungkin, maka memilih
lokasi usaha harus mempertimbangkan dalam kemudahan memperoleh sarana
produksi baik bibit atau benih, pakan, obat-obatan,peralatan dan
lain-lain.
f. Lingkungan social budaya
Ligkunga
social budaya pun mungkin untuk hal-hal tertentu perlu
dipertimbangkan, misalnya sesuainya komoditas yang akan di budidayakan
dengan lingkungan social budaya dan agama. Apakah tidak bertentangan
dengan social budaya dan agama di daerah yang dipilih.
PERSIAPAN WADAH DI KOLAM ATAU SAWAH
Untuk
mendapatkan ikan yang berkualitas baik, perlu diperhatikan kolam yang
baik pula, sebab dengan kolam yang dipersiapakan dengan baik ikan
merasa sesuai sehingga akan cepat pertumbuhannya. Beberapa kegiatan
yang perludi lakukan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah sebagai
berkut:
a. Pengeringan dasar kolam
Pengeringan dasar kolam bertujuan untuk:
1.) Menghilangkan senyawa-senyawa beracun
2.) Membunuh hama dan penyakit yang bersarang dalam kolam
3.) Memperbaiki aerasi (O2) didalam tanah menjadi baik
4.) Pengeringan
dasar kolam di lakukan selama 3-7 hari (tergantung cuaca dan keadaan
tanah), yang penting dasar tanah menjadi retak-retak.
b. Perbaikan pematang dan pengolahan tanahh kolam
Kegiata ini bertujuan untuk:
1.) Memperbaiki bagian yang rusak (pematang bocor)
2.) Memperbaikai strutur tanah
3.) Meningkatkan daya tahan tanah terhadap air
4.) Menetralisir gas-gas beracun, seperti asam sulfide, amoniak
5.) Pengolongan dasar kolam dilakukan dengan membajak atau mencangkul
c. Pemupukan dan pengapuran
Pemupukan dan pengapuran bertujuan untuk:
1.) Memperbaiki pH tanah
2.) Membrantas hama penyakit ikan
3.) Kapur ditaburkan setelah kolam benar-benar kering dan agar merata perlu di aduk dengan cangkul
4.) Dosis kapur sebanyak 15-25 gram/
5.) Menyediakan pakan unsur hara bagi tumbuhan pakan alami (plankton) yang menjadi makanan ikan
6.) Pupuk yang diberikan pupuk organik, dosis 0,25-0,5 kg/ ,TSP dengan dosis 10g/ , urea 15g/
Dosis
pupuk tersebut tidak mutlak tetapai di sesuaikan dengan tingkat
kesuburan, cara pemberian pupuk kandang bias dionggokkan di beberapa
tepi kolam atau di sebar pada dasar kolam. Sedangkan untuk pupuk TSP dan
urea di sebar pada dasar kolam.
d. Pengairan kolam
Pengairan
kolam ikan dilakukan setelah kegiatan diatas selesai. Ketinggian air
yang di perlukan antara 40-50 cm, air tersebut di biarkan selama 5-7
hari agar kolam di tumbuhi plankton. Tanda-tanda air yang ditumbuhi
plankton biasanya berwarna kehijau-hijauan.
PENEBARAN BENIH
A. Syarat Benih
Benih yang sehat memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1) Gerakannya lincah
2) Tidak cacat dan tidak luka di tubuh
3) Tidak ada tanda-tanda terserang penyakit
4) Besarnya kurang lebis seragam
B. Jenis Ikan
a.) Ikan herbivora, yaitu ikan pemakan tumbuhan misalnya, ikan tawes dan gurame
b.) Ikan carnivore, yaitu ikan pemakan daging misalnya, ikan lele, bawal
c.) Ikan omnivora, yaitu ikan pemakan segala jenis pakan, misalnya ikan nila, dan ikan mas.
C. Penebaran Benih
Benih ikan dapat ditebar di kolam bila kondisi kolam telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.) Kedalaman air dapat dipertahankan 60-75 cm
2.) Air sudah ditumbuhi plankton atau makanan alami
3.) Kualitas airnya baik dengan kriteria kandungan oksigen terlarut minimal 4 ppm, pH air 6-8, dan suhu air 23- C.
1. Padat penebaran
Faktor yang menentukan padat penebaran (jumlah ikan / ) adalah pemberian pakan, kesuburan kolam, ukuran ikan yang ditebar, lamanya pemeliharaan dan lain sebagainya.
2. Waktu Penebaran
Waktu
penebaran benih ikan umumnya dilakukan pada pagih hari atau sore hari,
padasaat airnya sejuk sehingga benih ikan yang ditebar tidak setress
(mati).
3. Cara penebaran
- Penebaran
ikan dilakukan dengan cara aklimatisasi, yaitu penyesuaian suhu air
pada wadah benih dengan air kolam, penyesuaian kualitas air.
- Aklimatisasi
dilakukan selama 15-30 menit sampai suhu air pada wadah benih sama
dengan air kolam dengan cara kantong plasatik berisi benih ikan langsung
di apungkan dalam air kolam.
- Pelepasan benih dilakukan dengan cara memiringkan wadah benih sampai ikan keluar dengan sendirinya.
PEMELIHARAAN IKAN
A. Metode Pemeliharaan ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu monokultur, polikultur, dan mixkultur.
1. Monokultur
Metode
pemeliharaan ikan dimana dalam satu wadah hanya ditanam satu jenis
ikan saja, dan umumnya pemeliharaannya dilakukan secara intensif.
2. Polikultur
Metode
pemeliharaan ikan dimana dalam satu wadah hanya ditanan lebih dari
satujenis ikan. Tidak semua jenis ikan dapat dipelihara secara
polikultur. Pertimbangan pemeliharaaan ikan dengan menggunakan metode
ini adalah efisiensi penggunaan wadah, efisiensi penggunaan pakan.
3. Mixkultur
Metode
pemeliharaan ikan dimana dalam satu wadah selain ditanami ikan juga
ditanami non ikan seperti padi, itik dan lain sebagainya. Beberapa
metode mixcltur yang umum dilaksanakan saat ini adalah mina padi, mina
ayam.
B. Pemberian Pakan
Pakan
sangat berperan dalam pertumbuhan ikan, agar pakan yang diberikan
optimal maka jumlah harus tersedia cukup, kualitasnya memadai serta
sesuai dengan jenis atau pun bentuknya. Juga waktu, frekuensi, dan cara
pemberiannya yang tepat.
1. Kanduungan pakan ikan
Pakan
yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk memelihara tubuh
dan menganti alat-alat tubuh yang rusak, kelebihannya baru digunakaan
untuk pertumbuhan. Pakan ikan yang diberikan harus menggunakan protein,
karbohidrat dan lemak, zat makanan ini akan di ubah mejadi energi.
Protein merupakan sumber energi utama, kandungan protein pada pakan
harus berkisar antara 28-30% (Hapher, 1975)
2. Jumlah pakan yang diberikan
Jumlah
pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Bila pakan yang
diberikan kurang dari yang di butuhkan kemungkinan yang terjadi adalah
pakan tersebut hanya digunakan hanya untuk memprtahankan kondisi tubuh
saja sedangkan bila berlebiha ikan tidak akan menghabiskannya, sehingga
terjadi pembusukan sisa pakan. Menurut Admadja dkk (1985) pemberian
pakan perhari adalah 2-5% dari bobot ikan yang dipelihara.
3. Jenis pakan ikan
Jenis
pakan ikan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pakan alami dan
buatan. Pakan alami adalah pakan yang diberikan pada ikan yang wujudnya
masih asli. Keadannya bias hidup, mati, segar ataupun awetan,
contohnya: infusoria, daphnia, jenis yamuk, cacing, jangkrik, bekicot,
dan lain-lain. Pakan buata adalah pakan yang diberikan pada ikan yang
wujud asalnya tidak nampak lagi. Pakan buatan ini umumnya sudah diramu
sehingga bahan lebih dari satu jenis dan kandungan nutrisinya bias
diatur oleh pembuatnya.
4. Bentuk pakan ikan
Bentuk
pakan yang dimaksud adalah bentuk pakan buatan, karena pakan buatan
bias dibentuk sesuai keinginana pembuat dan peruntuknya. Macam-macam
bentuk pakan ikan ini diantaranya adalah bentuk emulsi, pasta, tepung,
flek, butiran, remah, pellet.
5. Waktu dan frekuensi pemberian pakan
Waktu
frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang dipelihara secara intensif
seperti di jaring apung dan kolam air deras pemberiannya rata-rata 5
kali sehari. Sedangkan ika yang di pelihara secara semi intesif
pemberian pakan 3 kali sehari. Untuk ikan yang di pelihara secara
tradisional umumnya hanya mengandalkan paka alami yang ada dikolam, bila
diberipakan pun hanya sekali-sekali saja dan waktunya pun tidak tentu.
6. Cara pemberian pakan
Cara
pemberian pakan ikan ada bermacam-macam di antaranya dengan automatic
deman feeder, ditebar, dihamparan. Macam-macam cara pemberian pakan itu
tegantung dari jenis dan ukuran ikan yang dipelihara.
C. Pengamatan pertumbuhan ikan
Untuk
mengetahuai pertumbuhan ikan yang dipelihara dapat dilakukan melalu
sampling. Dari hasil sampling tersebut dapat dihitung konversi pakan
untuk megetahui kualitas pakan pakan yang baik dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Konversi pakan =
Keterangan:
F :Jumlah pakan yang diberikan selama pemelihraan
Wo :Berat awal iakn rata-rata
Wt :Berat akhir ikan rata-rata
D :Jumlah berat iakn yang mati selama pemeliharaan
Apakah
nilai konversi pakan rendah maka berarti kualitas pakan yang diberikan
baik (analog pertumbuhan ikan baik). Namun bila konversi pakannya
tinggi berarti pakannya kurang baik (analog dengan pertumbuhan ikan
kurang baik).
PEMANENAN DAN PASCA PANEN
A. Pemanenan
Hal-hal
yang berkaitan dengan pemanenan yang perlu diperhatikan agar tidak
mengalami keggalan atau kerugian itu dapat dihindari seminimal mungkin,
maka harus diperhatikan alat yang digunakan baik jumlah, jenis, ukuran,
maupun bahannya, cara panen waktu panen, dan metodenya harus tepat.
1. Alat panen ikan
Pemilihan
macam alat yang digunakan harus disesuaikan, karena penggunaan alat
ini tergantung dari ukuran ikan yang akan dipanen, jumlah ikan yang
dipanen,jenis ikan yang dipanen, jumlah tenaga kerja yang tersedia,
metode yang digunakan,efisiensi dan efektifitas yang diharapkan.
Jenis-jenis alat yang digunakan dalam kegiatan panen ikan adaalah hapa,
ember, seser, anco, dan lain-lain.
a. Hapa
Hapa
ini merupakan alat yang cukup penting untuk pemanenan ikan, fungsinya
untuk penampungan ikan hasil panen sebelum ikan diseleksi dan di pak.
Hapa ini dapat digunakan untuk semua jenis ikan dan ukuran ikan yang
dipanen, hanya ukuran dan mesnay harus disesuaikan dengan ukuran ikan
yang dipanen, semakin besar ukuraan ikan yang dipanen semakin besar pula
hapanya(baik mes maupun volumenya).
b. Seser
Kegunaan
seser adalah untuk menangkap ikan setelah air kolam surut,namun perlu
diperhatikan besar kecilnya ukuran seser, halus kasarnya mess seser dan
kasar halusnya bahan seser yang digunakan harus disesuaikan dengan
besar kecilnya ukuran ikan dan jenis ikan yang di panen.
c. Anco
Anco
bias digunakan untuk memanen ikan apa bila ikan yang akan dipanen
tidak terlalu banyak serta air kolamnya tidak dikeringkan. Namun perlu
diperhatikan pula ukuran dan jenis ikan yang akan dipanen. Ikan-ikan
yang bisa dipanen dengan menggunakan anco adalah ikan-ikan yang
berukuran kecil dan tidak mempunya duri yang tajam serta jumlahnya tidak
terlalu banyak.
2. Metode panen
Prinsi
pemanenan ikan dapat dilakukan denga dua metode, yaitu metode panen
secara selektif dan metode panen secara total. Panen selektif yaitu
pemanenan ikan hanya dengan cara hanya memanen sebagian saja, yaitu
ikan-ikan yang berukuran atau yang dikehendaki sesuaai permintaan.
Sedangkan panen total adalah ikan dipanen tanpa melihat besar kecinya
ukuran ikan.
3. Cara panen
Cara
panen yang digunakan tergantung dari keperluan, efisiensi, efektifitas
yang diharapkan serta wadah budidaya ikan yang dipergunakan. Cara
paanen ikan dapat digunakan dengan dua cara, yaitu dengan cara
mengeringkan kolam budidaya lalu ikan ditangkap atau ikan ditangkap
tanpa mengeringkan kolam.
4. Waktu panen
Pemilihan
waktu dalam pemanenan ikan ditentukan jauh dekatnya lokasi pemasaran.
Biasanya ikan dipanen sore hari atau pagi hari (subuh).
B. Pasca panen
Setelah
ikan selesai dipanen dan sudah terkumpul pada wadah penampungan, tahap
berikutnya adalah menseleksi ikan-ikan yang memenuhi standar untuk
dijual, baik dilihat dari ukurannya, warna, jenis kelamin, bentuk tubuh,
dan kesehatannya. Lalu sebaiknya bila ikan akan diangkut untuk
dipasarkan maka sebaiknya dilakukan pengepakan dengan mengunakan kantong
plastik yang berisi air dan ditambah oksigen.
Tempat
penampungan ikan biasanya berupa bak yang dilengkapi dengan sarana
pengairan atau berupa aluran yang airnya mengalir terus menerus. Di
tempat penampungan ini akan bias diamati kesehatannya (kualitasnya).
PENGEPAKAN DAN PENGANGKUTAN
1. Pengankutan
Hasil akhir dari pemeliharaan ikan perlu diperhatikan mengenai pengangkutan ikan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
a. Suhu udara disekelilignya
Sebenarnya ikan masih tahan hidup pada suhu C s.d C,
pada batas-batas suhu tersebut ikan sudah gelisah, kehilangan
keseimbangan ataupun mabuk karena harus bernapas lebih cepat lagi,
karena hal ini akan menghabiskan energi/tenaga. Pada suhu yang tinggi
oksigen dari udara akan lebih rendah penyerapannya di dalam air suhu
yang paling cocok untuk pengangkutan ikan ialah C.
b. Kadar oksigen dan karbondioksida yang terlarut
Kebutuha
oksigen untuk ikan besar dan kecil adalah berbeda, hal ini didasarkan
atas perbedaan permukaan insangnya. Ikan besar jelas insangnya lebih
luas permukaannya, maka oksigen yang diperlukan oleh ikan tersebut
relatif lebih banyak di bandingkan dengan ikan yang berukuran kecil.
Tetap
bila dibandingkan dengan satuan berat yang sama maka ikan besar lebih
sedikit membutuhkan oksigen bila dibandingkan dengan ikan kecil sebab
dalam satua berat yang sama ikan kecil memiliki jumlah permukaan insang
yang lebih luas dibandingkan dengan ikan besar. Oleh karena itu bila
pengangkutan ikan kecil harus banyak diperhatikan akan kebutuhan
oksigennya,selain itu juga perlu di ingat bahwa ikan kecil kondisinya
lebih lemah dibadingkan ikan besar.
c. Pengaruh pH
Pada akhir pengangkutan ikan kadar pH akan turun,
sifat air menjadi asam. Hal ini di sebabkan meningkatnya kadar CO2 dan
juga karena banyaknya kotoran. Semua itu memegang peranan penting
dalam goncangan pH. Ikan dapat tahan dalam pengankutan dengan pH air
sekitar 6,3-7,6.
2. Sisem Pengangkutan Ikan
a. Pengangkutan Terbuka
Dengan
menggunakan pengangkutan terbuka, maka kebutuhan akan oksigen tidak
begituh masalah karena oksigen dari udara dapat selalu terserap dalam
air dan zat asam arang dalam air dapat terusir ke udara. Contohnya,
pengankutan ikan dengan karambah pikul yang terbuat dari anyaman bambu,
ember atau baskom plastik ataupun bangle yang terbuat dari tanah.
b. Pengangkutan Tertutup
Pengangkutan
tertutup adaalah system pengangkutan dimana antara ikan yang diangkut
tidak dapat berhubungan langsung udara luar. Ikan benar-benar tersekap
dan kelangsungan hidupnya tergantung pada kondisi alat pengangkut
tersebut(kantong plastik), maka kita haarus member oksigen yang cukup
kedalam alat pengangkut tersebut.
3. Jumlah ikan yang diangkut dan ukurannya
Jumlah ikan yang diangkut harus diperkirakan agar dapat menjamin keselamatan ikan tersebut.
4. Pemberokan
Untuk
mengurangi metabolisme ikan selama dalam pengangkutan maka sebelum
ikan diangkut perlu diberokan atau dilapangkan dahulu. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal:
a. Mengurangi jumah kotoran yang dikeluwarkan agar kondisi air tetap baik.
b. Menenangkan ikan selama dalam pengangkutan
c. Mengadakan seleksi terhadap kesehatan ikan, maupun jenis ukuran ikan yang diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar