KUALITAS AIR BUDIDAYA IKAN LELE
Kualitas air adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan lele, variabel tersebut dapat berupa sifat fisika, kimia, dan biologi air. Sifat fisika air meliputi suhu, kekeruhan dan warna air sedangkan sifat kimia air itu seperti kandungan oksigen, karbondioksida, amoniak, dan alkalinitas. Sifat biologi meliputi jenis dan jumlah binatang air, seperti plangkton yang hidup suatu perairan.
Kuantitas air adalah jumlah air yang tersedia yang berasal dari sumbernya, seperti sungai atau saluran irigasi untuk mengisi dan mengairi kolam. Jumlah air yang di butuhkan atau air yang mengairi kolam tersebut dikenal dengan istilah debit air. Debit air yang dibutuhkan untuk budidaya ikan lele adalah 10 liter per menit.
Struktur Tanah Kolam.
Kualitas Air Budidaya Lele Kolam Tanah, tanah merupakan faktor mutlak dalam pembuatan kolam budidaya. Tanah yang baik akan menghasilkan kolam yang kokoh dan kuat, terutama bagian pematang atau tanggulnya. Tanah yang kokoh dapat menahan tekanan air yang ada di dalam kolam sehingga kolam tidak mudah jebol dan dapat menahan air.
Kolam diartikan sebagai genangan air yang sengaja dibuat oleh manusia dan keadaannya dapat dikendalikan dengan mudah. Dikendalikan dengan mudah artinya mudah diairi dan dikeringkan dalam waktu cepat. Membuat kolam tidak sulit, asalkan prinsip kolam sudah di ketahui. Sebuah kolam harus memiliki tiga bagian utama, yaitu pematang, pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air.
Di Indonesia, ada empat jenis tanah yang dapat dipilih untuk pembudidayaan ikan lele, yaitu tanah lempung berpasir, tanah serapan, tanah berfraksi kasar dan tanah berbatu. Dari keempat jenis tanah tersebut hanya tanah lempung berpasir yang terbaik untuk kolam. Jenis tanah ini akan membentuk pematang yang kuat dan kolamnya subur. Jenis tanah lempung berpasir dapat diketahui dengan cara digenggam, bila tidak pecah dan tidak melekat di tangan maka tanah tersebut sangat baik untuk kolam.
Kualitas Air Budidaya Lele Kolam Tanah
Parameter lingkungan fisik yang menjadi pertimbangan perairan air tawar adalah :
- suhu
- kecerahan
- kekeruhan
- kedalaman
- debit air
- pH
- BOD
- COD
- Oksigen terlarut
- Amoniak
- Nitrit
- Nitrat
- Pospat
- Karbondioksida
- Alkalinitas
- H2S
- Logam berat
- Jenis.
- Kepadatan dan keragaman plankton (fitoplankton dan zooplankton), mikro dan makrobenthos.
Pengelolaan kualitas air yang kontinyu merupakan faktor eksternal lain yang menentukan keberhasilan usaha budidaya, karena berkaitan yang erat antara lingkungan perairan dengan berkembangnya hama dan penyakit pada organisme air tawar yang dipelihara. Dengan demikian pengelolaan lingkungan budidaya akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha budidaya.
Lingkungan perairan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan fisiologis dari alat-alat tubuh ikan, yang diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi ikan. Bila terjadi perubahan/ketidakseimbangan dapat menimbulkan penyakit.
Lele dikenal mampu hidup dalam air yang kualitasnya rendah, namun budidaya lele lebih berhasil apabila kualitas air kolam juga baik. Kondisi yang ideal bagi kehidupan lele adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu 24–26°C. Kandungan O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan O2 secara tiba-tiba, dapat menyebabkan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar