Selasa, 30 Januari 2018

Cara Meningkatkan Kualitas Nutrisi Pakan    

Cara Meningkatkan Kualitas Nutrisi Pakan
Foto: 
(sumber : http://www.trobos.com/detail-berita/2016/10/15/15/7986/cara-meningkatkan-kualitas-nutrisi-pakan)

Komoditas Lain
Udang
Air Tawar
Air Laut
Air Payau
Ragam Akua
Hobi Akua
Artikel ini membahas bagaimana menghindari kegagalan dalam budidaya ikan karena salah dalam memilih dan penerapanteknikuntuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan. Anda pasti sudah tahu karena biaya terbesar dari beternak ikan mencapai 70–80% dari total biaya operasional berbudidayaadalah pakan.
 
Faktor kegagalan budidaya biasanya terdiri dari 1. Gagal karena kandungan nutrisi yang salah(60%), 2.Gagal karena managemen kolam (10%), 3.Gagal karena pemilihan benih(10%), 3.Gagal karena teknik pemberian pakan(5%), 4.Gagal karena faktor pemasaran(10%), dan 5. Gagal karena faktor cuaca(5  %).Berkaitan dengankandungan nutrisi yang tidak cukup atau salahumumnya terjadi karena pembudidaya tidak mengetahui kualitas bahan yang dibeli, bahan yang dibeli tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, bahan yangdibayar berkualitas A ternyata yang diterima pembudidaya berkualitas Batau bahan oplosan berkualitas rendah, sertta pembudidaya tidak mengerti menyusun formula denganbenar.
 
Pembudidaya yang membuat pakan sendiri seringkali menafsirkan penyusunan formula hanya berdasarkan kebutuhan kadar protein saja, padahal minimal 5 hal kadar nutrisi yang harus dicukupi yaitu kadar protein, kadar air, kadar serat, kadar lemak dan kadar abu (akan lebih baik lagi mengetahui jumlah kandungan lysine, metionine, decarbonat fosfor, calcium, zinc, dan lainnya). Kadar abu yangterlalu tinggi sering terjadi ketika pembudidaya menyusun ransum pakan.
 
 
Memilih Bahan Baku
Yang kerap terjadi di lapangan, tepung bekatul dantepung jagung adalah bahan baku pakansering dipalsukan oleh pedagang. Tepung bekatul dioplos dengansekam, akibat permainan licik ini pembudidaya dirugikan karena sekam tidak bisa dicerna denganbaik oleh ikan. Tepung jagung dioplos dengantepung tumpi/janggel jagung.
 
Pembudidaya sering menerima informasi bahwa tepung ikan yang dipesan memiliki kandungan protein 50%. Padahal tepung ikan tersebut kandungan proteinnya dibawah 35%. Tepung ikan yang jelek biasanya dioplos dengan sisik ikan tulang belulang ikan danpasir laut yang halus.
 
Sehingga pada waktu membuat formula pakan terjadi kesalahan perhitungan. Akibatnya jumlah nutrisi yang dibutuhkan ikanjauh dari syarat kebutuhannya, ikanpuntak kunjung besar, menghabiskan pakan lebih banyak. Waktu panen yang terlambat mengakibatkan biaya operasional menjadi membengkak. Hal yang paling buruk adalah kita tidak mengetahui letak kerugiannya dimana. Sampai akhirnya danamodalsudah habis.
 
Pembudidaya membeli saja bahan pakan yang penting murah. Tepung gaplek, tepung polar, bungkil wijen, bungkil kedele, rajungan, tepung kepala udang yang beredar dipasar memiliki kualitas berbeda dan diklasifikasi dengan grade A, B, C danharga sesuai dengan kelasnya. Disini Anda harus teliti sebelum transaksi dengan alasan modalterbatas. Bahan pakan yang tidak sesuai dengan standar mutu tentu menjadikan nilai FCR (konversi pakan) menjadi tinggi danmasa panen menjadi lama.
 
Pembudidaya juga kerap tidak mengetahui kandungan dasar dari bahan pakan minimal protein, lemak, serat,dan kadar abu.Kandungan nutrisi yang tidak tepat mengakibatkan pakan tidak terserap oleh tubuhikan. Pakan yang tidak terserap oleh ikan dalam waktu 12 jam akan menjadi amoniak. Tumpukan amoniak didasar kolam mengakibatkan kualitas air akan menurun, nafsu makan ikan akan berkurang. Disinilah mengapa FCR yang tinggi dan ikan akan lambat pertumbuhannya
 
Lalu pembudidayajugatidak mengetahui apakah bahan pakan itu sudah kadaluarsa. Termasuk mengandung bahan pengawet kimia yang ternyata bahan pakan tersebut sudah tidak memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan.
 
Tahukah berapa lama bahan pakan yang dibeli sudah lama tersimpan didalam gudang. Benar bahwa bahan pakan yang dibeli masih terlihat segar dan wangi, tapi dengan bahan pengawet kimia bahan pakan yang sudah kadaluarsa (expired) bisa mengembalikan tekstur dan warna seperti sedia kala.
 
Jarang sekali pembudidaya memanfaatkan analisa laboratorium untuk meyakinkan bahwa bahan pakan masih layak dikonsumsi hewan peliharaannya. Uji laboratoriumuntuk skala pembudidayaan kecil memang menjadi rept, untuk urusan analisa laboratorium Anda cukup mengenalinya dari berbagai artikel yang banyak tersebar di dunia maya.
 
 
Pengolahan Bahan Pakan
Dari sisi pengolahan pakan, para pembudidaya juga masih banyak yang belum mengetahui teknik pengolahan bahan pakanyang benar. Pengolahan dilakukan tanpa mengindahkan standar baku pengolahandanperalatan pengohan yang tidak steril. Misalnya, pembudidaya sering malas melakukan perebusan bahan dan tidak memahami teknik fermentasi yang benar.
 
Semua bahan yang hendak diolah menjadi pakan hendaklah dilakukan fermentase dengan bio- aktivatoruntukmeningkatkan kadar protein.Gunanya adalah meningkatkan kadar protein, menurunkan kadar serat (meningkatkan daya cerna), menurunkan kadar abu. Perebusan yang dilakukan serentak dengan bahan lain menjadikan bahan menjadi homogen.
 
Bakteri, jamur, kotoran yang melekat pada bahan pakan akan berkurang setelah dilakukan Fermentasi. Biasanya pembudidaya melakukan aktifitas fermentasi dengan bantuan enzim, vitamin, hormon, bakteri,dan zat peningkat protein. Fermentasi memang membutuhkan waktu namun cara ini sangat baik dan berguna. Fermentasi yang dilakukan cukup ampuh dan baik dalam meningkatkan mutu pakan.
 
Sebuah visual sederhana penulis contohkan bahwa kedelai hasil fermentasi menjadi tempe kandungan protein tempe jauh berbeda dibandingkan dengan kedelai mentah.  Ikan juga makhluk hidup yang menunya juga harus memiliki taste (rasa), ditata dan disajikan agar panen lebih cepat, FCR bisa ditekan, survival rate/daya tahan hidup meningkat, dan dalam harga pun hewan ternak Anda memiliki harga yang lebih tinggi.
 
Perhatikan Kadar Air
Apa itu kadar air? Dalam proses pembentukan berat ikan, kadar air tidaklah berperan didalamnya. Air yang terkandung dalam suatu bahan pakan tidak bisa menjadi daging. Air bertugas dari sisi lain dalam kehidupan makhluk hidup yaitu untuk melancarkan proses pencernaan dan metabolisme tubuh, memasak zat-zat mentah menjadi vitamin dan pembentukan enzim, melarutkan bahan menjadi hormon dan bakteri, melaksanakan tugas hidrolisa dalam proses pembuatan konsentrat, serta mempercepat proses fermentasi dan sludengane (pembusukan).
 
Menghitung kadar air, misalnya ingin membuat pakan ikan bawal misalnya (asumsi 100kg). Tepung ikan 20kg  kadar air 11%: 20×11% =2,2%; onggok20kg kadar air  77%: 20×75% =15,4%; ampas tahu30kg  kadar air  72%: 30×70%= 21,6%; azolla 30kg  kadar air  91%: 30×91%= 27,3%; total kadar air 66,5%.
Total bobot pakan minus kadar air adalah 100kg-66,65 = 33,5kg. Artinya bobot awal pakan yang 100kg akan menjadi 33,5kg setelah dikeringkan dengan oven. Jika dalam FCR ikan dihitung secara umum adalah 1 (1kg pakan akan menghasilkan bobot 1kg) untuk mencetak bobot ikan 100kg dibutuhkan pakan murni 100kg,  maka pakan tersebut  hanya menghasilkan pada waktu panen seberat 33,5kg dalam periode yang sama.
 
Kesimpulannya,sebaiknya menggunakan pakan yang sudah standar dan terjamin kecuali Anda sudah menguasai teknik membuat formulasi yang tepat dan mendapatkan bahan-bahannya tidak palsu. Jalan terbaik jika tetap akan mengejar pakan murah Anda bisa melakukan kreativitas dengan beternak cacing lumbrikus, belatung/maggot, dapnia,dan membuat silase. Tak kalah penting mengetahui teknik pengolahan, penambahan enzim, suplemen hormon,dan vitamin dengan dosis yang tepat.
 
Oleh: Syafruddin
Mutiara Feed Kampar
Asistensi Badan Penelitian Pengembangan Kementrian Kelautan Perikanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...