Senin, 15 Januari 2018

METODE PEMBERIAN PAKAN IKAN
(SUMBER :http://justayudaryani.blogspot.co.id)
 
Pemberian pakan buatan untuk ikan harus dilakukan secara benar dan hati-hati supaya pertumbuhan ikan dapat berlangsung normal. Dengan demikian diharapkan tidak akan terjadi pemborosan. pemakaian pakan ikan buatan dipengaruhi oleh unsur cara pemberiannya, frekuensi pemberian, jumlah ransum perhari, suhu air dan keadaan lingkungan. Untuk benih yang masih kecil pakan diberikan dengan menyerakkannya secara merata diseluruh permukaan air apabila makanan ikan berbentuk cairan maka sebaiknya pemberian pakan dilakukan dengan alat penyemprot (sprayer).
Apabila pakan ikan yang berbentuk tepung dan remah dapat diberikan dengan cara ditaburkan menggunakan tangan pada tempat dan waktu yg sama (tetap). Tempat pemberian pakan sebaiknya ditetapkan didekat pintu pengeluaran air agar ikan terbiasa untuk menunggu makanannya di tempat tersebut pada waktu yg telah ditentukan, selain itu sisa-sisa pakan yg tidak termakan oleh ikan tidak tersebar kemudian membusuk di seluruh kolam. Pakan ikan buatan  diberikan secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit sesuai kebiasaan makannya. Apabila kira-kira sepertiga dari jumlah ikan-ikan yang ada sudah tidak mau lagi memakan makanan yang dilemparkan maka pemberiannya segera dihentikan, jika sudah diberikan pakannya secara teratur maka ikan anda akan jauh lebih sehat dan siap untuk dipanen.
Berdasarkan jumlah pakan yang harus diberikan dalam suatu usaha budidaya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1.    Pemberian pakan secara berlebihan (excess)
Pemberian pakan secara berlebihan atau biasa disebut ad libitum merupakan salah satu cara pemberian pakan yang biasa diberikan pada fase pemberian pakan untuk larva ikan sampai ukuran benih ikan pada suatu hatchery. Pada stadia tersebut tingkat konsumsi pakan masih tinggi hal ini berkaitan dengan kapasitas tampung lambung larva atau benih ikan masih sangat terbatas, struktur alat pencernaan yang masih belum sempurna dan ukuran bukaan mulut larva yang masih sangat kecil, sehingga dengan memberikan pakan dengan sekenyangnya atau ad libitum dimana pakan selalu tersedia dalam jumlah yang tidak dibatasai maka larva atau benih ikan ini dapat makan kapanpun juga sesuai dengan keinginan ikan. Tetapi pemberian pakan secara berlebihan pada fase setelah larva atau nebih akan membawa dampak yang merugikan bagi sistem perairan dalam suatu usaha budidaya. Dimana pakan ikan yang berlebihan akan berpengaruh langsung terhadap organisme akuatik (ikan) yang hidup dalam wadah budidaya dan kondisi lingkungan budidaya tersebut.
Gambar 2.1. Pemberian Pakan Secara Ad Libitum
Pakan ikan yang berlebihan tidak akan dimakan oleh ikan dan akan terjadi penumpukan pakan pada wadah budidaya di dasar perairan. Penumpukan pakan ikan didasar budidaya akan tercampur dengan hasil buangan ikan seperti feses, urine yang nantinya akan menghasilkan bahan-bahan toksik seperti amoniak, H2S dan sebagainya yang dihasilkan dari perombakan bahan-bahan organik tersebut. Kandungan toksik yang tinggi dalam wadah budidaya akan menyebabkan aktivitas ikan dan terganggu. Oleh karena itu manajemen pemberian pakan pada ikan harus dilakukan dengan benar disesuaikan dengan melihat jenis dan umur ikan, lingkungan perairan serta teknik budidaya yang digunakan.
2.    Pemberian pakan sekenyangnya (satiation)
Pada sistem pemberian pakan sekenyangnya adalah suatu usaha para pembudidaya ikan untuk melakukan pemberian pakan pada ikan yang dibudidayakan dalam jumlah yang maksimal. Hal ini dapat dilakukan pada ikan budidaya yang benar-benar sudah diketahui daya tampung lambungnya secara maksimal dalam setiap pemberian pakan, sehingga pakan ikan yang diberikan semuanya dikonsumsi oleh ikan. Tetapi dalam kenyataannya sangat sulit bagi para pembudidaya untuk menerapkan sistem pemberian pakan ini karena untuk menghindari pakan yang terbuang itu sangat sulit. Oleh karena itu dalam pemberian pakan secara maksimal akan mudah diterapkan jika ikan yang dibudidayakan sudah terbiasa dengan jumlah pemberian pakan tersebut setiap hari berdasarkan pengalaman di lapangan.
3.    Pemberian pakan yang dibatasi (restricted)
Pemberian pakan tipe ini adalah pemberian pakan buatan yang biasa dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan dimana para pembudidaya melakukan pembatasan jumlah pakan yang diberikan setiap hari. Jumlah pakan yang aka diberikan setiap hari ini dibatasi berdasarkan hasil suatu penelitian dengan jumlah pakan tertentu akan diperoleh pertumbuhan ikan yang optimal. Pemberian pakan dalam budidaya ikan secara intensif biasanya jumlah pakan yang diberikan dibatasi jumlahnya berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman dilapangan.
Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam melakukan pemberian pakan pada usaha budidaya ikan, ada beberapa metode pemberian pakan yang dapat dilakukan yaitu:
1.        Pemberian pakan dengan tangan
Pemberian pakan dengan cara metode pemberian pakannya menggunakan tangan (disebar). Metode pemberian pakan dengan tangan ini biasanya disesuaikan dengan stadia dan umur ikan yang dibudidayakan.
2.        Pemberian pakan secara mekanik
Pemberian pakan dengan cara menggunakan alat bantu pakan yang digerakkan oleh tenaga mekanik, seperti demand feeder dan automatically feeder yang biasa digunakan pada budidaya ikan di kolam air deras.
3.        Pemberian pakan di Hatchery
            Pada beberapa unit hatchery ikan air laut atau ikan air tawar biasanya dibutuhkan suatu alat bantu untuk memudahkan proses pemberian pakan. Pada stadia larva ikan merupakan fase kritis dimana pada fase tersebut dibutuhkan pakan yang tepat jenis, ukuran dan jumlah dimanayang dimasukkan kedalam pipapipa adalah pakan alami yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga pipa yang berisi pakan alami ini masuk kedalam wadah pemeliharaan secara otomatis.
Selain itu yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengelolaan pemberian pakan adalah melakukan pencatatan pemberian pakan yang biasa disebut dengan Feeding record. Dengan membuat suatu catatan tentang pemberian pakan pada setiap kolam budidaya akan memudahkan untuk memantau perkembangan setiap kolam budidaya.
2.2. Pengaruh Metode Pemberian Pakan Yang Berbeda Pada Ikan Terhadap Pertumbuhan Ikan
Dalam budidaya ikan secara intensif, efisiensi energi dalam pakan yang diberikan dapat dikatakan baik jika nilai efisiensi tersebut berkisar antara 25-40%. Nilai tersebut dapat dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan energi ikan sebesar 100 kkal maka dibutuhkan energi yang tersedia dalam pakan sebesar 250-400 kkal. Dengan pemberian energi dengan besaran tersebut, maka energi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kurang dari 50% total energi dalam pakan, selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup (cost of living). Komponen Bukan Penghasil Energi. Untuk menjaga keseimbangan gizi, komponen ini tetap dibutuhkan dalam mempertahankan kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembahan ikan, sekalipun komponen ini tidak berperan sebagai penghasil energi.
Komponen pakan yang berperan bukan sebagai penghasil energi adalah vitamin dan mineral. Kedua komponen ini sangat besar peranannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Beberapa referensi menyebutkan komponen zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil ini sebagai komponen mikro (micro component). Beberapa referensi lain bahkan menambahkan air sebagai zat gizi keenam. Meskipun bukan pakan dalam arti sebenarnya, air tetap diperlukan sebagai media proses metabolisme dan pembentukan cairan tubuh ikan.
Gambar 2.3. Pertumbuhan Ikan
Dalam budidaya ikan secara intensif dimana 40-70% komponen biaya produksi adalah pakan ikan maka efisiensi pakan atau konversi pakan sangat penting diperhatikan. Dari sekian banyak pakan yang dikonsumsi oleh ikan maka akan banyak terjadi pelepasan bahan organik dan anorganik yang berasal dari pakan yang akan mempengaruhi kualitas air dalam wadah budidaya. Oleh karena itu antara pemberian pakan dengan kualitas air di dalam budidaya ikan secara intensif sangat komplek. Ada beberapa parameter kualitas air yang sangat mempengaruhi aktivitas makan, metabolisme dan pertumbuhan ikan diantaranya adalah suhu air dan tingkat kelarutan oksigen. Pakan yang diberikan dalam budidaya ikan intensif akan dikonsumsi oleh ikan dan ikan akan mengeluarkan buangan berupa limbah organik dan organik kedalam wadah budidaya.
Salah satu limbah nitrogen yang sebagian besar berupa amoniak terlarut dan feses merupakan bahan yang akan banyak dibuang kedalam peraiaran. Amoniak dikeluarkan oleh ikan melalui insang, urine dan feses. Amoniak dapat mempengaruhi secara langsung pada ikan budidaya sedangkan bahan limbah lainnya seperti phosphor dan nitrogen dalam bentuk lainnya secara tidak langsung akan mempengaruhi ikan juga. Karena amoniak dalam bentuk belum terionisasi sangat berbahaya bagi ikan, sedangkan feses yang dikeluarkan oleh ikan lama kelamaan akan menjadi bahan tersuspensi ataupun terendap dalam sistem perairan. Jika konversi pakan pada ikan mas mencapai 1,5 berarti dalam 1,5 kilogram pakan akan memberikan konstribusi penambahan berat daging ikan sebanyak 1kg.
Hal ini berarti pakan yang diolah menjadi daging tidak seratus persen ada bagian dari pakan yang digunakan sebagai energi untuk feses dan lainnya. Menurut Calow (1986) dalam Harris (2005), energi pakan yang dimakan ikan (C) sama dengan produksi daging ikan (P) + energi metabolisme (R) + energi urine (U) dan energi feses (F) atau dengan rumus ditulis sebagai berikut: C = P + R + U + F. Berapa banyak pakan yang dikonsumsi (C) akan menjadi daging tergantung dari berapa banyak yang terbuang sebagai limbah feses dan sisa metabolisme berupa urin, amoniak, karbondioksida, air dan hidrogen sulfida. Seberapa banyak pakan akan menjadi feses tergantung pada seberapa sesuai komponen pakan dengan kemampuan enzimatik di saluran pencernaan ikan (daya cerna). Pakan yang dicernaselanjutnya diabsorbsi ke dalam darah dan seberapa banyak pakan yang diabsorbsi akan menjadi daging ikan bergantung pada pola asam amino, asamlemak, keseimbangan energi antar nutrien, vitamin, mineral dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...