Selasa, 30 Januari 2018

BUDIDAYA PEMBENIHAN IKAN GURAME

Budidaya PEMBENIHAN Ikan Gurame  - Ikan Gurame (Osphronemus goramy) dikenal sebagai ikan air tawar yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat umumnya bahkan sampai diseluruh Asia Tenggara dan Asia Selatan. 

Ikan Gurame ini merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici, berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat,Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia.

Mengingat  ikan gurame ini enak dan lezat rasanya maka tidak heran jika perminataan dari para konsumen semakin banyak dan bertambah  bahkan hingga kini Ikan gurame merupakan ikan yang cukup istimewa dan menjadi ikan faforit sebagai rajanya ikan air tawar. 


BUDIDAYA PEMBENIHAN IKAN GURAME


Sehingga dengan banyak nya permintaan pasar ini Ikan Gurame menjadi alternatif untuk di buat penghasilan tambahan. Budi daya Ikan Gurame selain mudah juga dalam perawatan nya cukup gampang.
Ciri Indukan Gurame
Untuk postingan kita pada kesempatan ini penyuluh akan menjelaskan tentang Usaha Pembenihan Ikan gurame. 

Pembenihan Ikan Gurame adalah salah satu kegiatan dari Budi daya ikan Gurame
Kegiatan usaha pembenihan ikan Gurame ini memegang peranan penting dalam penyediaan benih yang akan dibesarkan sampai ukuran konsumsi. Pada umumnya Kendala pembenihan gurami di kolam adalah tingginya tingkat mortalitas, terutama dari larva hasil tetasan sampai benih ukuran 1 cm. 

Salah satu cara mengatasinya adalah dengan penerapan teknik memelihara benih kecil (larva) dengan menggunakan akuarium, bak semen atau paso seperti halnya pada ikan hias. 

Dengan teknik ini maka semua tahap pembenihan ikan Gurame mulai dari penetasan telur sampai pendederan benih dapat dikontrol secara efektif. Penggunan air dengan kualitas yang baik menjadi penunjang keberhasilan pembenihan gurami.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam usaha pembenihan dalam Budi daya Ikan Gurame khususnya  adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Kolam Pemijahan

Persiapan kolam untuk pemijahan induk ikan gurami meliputi :

a. Pengeringan kolam

Sebelum dilakukan pemijahan kolam perlu dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan kolam pemijahan sebaiknya dilakukan selama 2 – 3 hari.  Apalagi kalau menggunakan Media Kolam Tanah Untuk Gurame. Ikan Gurame Sangat senang dengan kondisi air yang tenang dan menyukai media kolam tanah daripada kolam terpal atau plastik.

Adapun maksud dan tujuan dari pada pengeringan kolam ini adalah untuk:

1. Membunuh hama dan sumber penyakit yang terdapat pada kolam. Penyakit yang menyerang pada ikan gurame tergolong sangat banyak maka dari itu untuk mengurangi tingkat terpapar penyakit maka ikan gurame harus selalu di perhatikan tingkat kesehatan ikan gurame.

2. Menghilangkan nitrit yang ada di dasar kolam,

3. Memberikan suasana baru bagi induk ikan gurame yang akan dipijahkan, karena tanah yang kering akan memiliki bau yang khas saat terendam air yang akan merangsang induk ikan untuk memijah, dan  menumbuhkan kelekap (plankton) di pinggir-pinggir kolam sebagai persediaan pakan bagi induk gurame, dan induk siap dimasukkan ke kolam pemijahan.

b. Pembersihan

Sebelum pemijahan dilakukan Kolam juga perlu dilakukan Pembersihan termasuk pada pematang yang dimulai dari rumput-rumput liar agar tidak dijadikan tempat penempelan sarang telur oleh induk gurame atau tempat persembunyian hama pengganggu dan juga supaya bersih dari gangguan hama penyakit.

c. Pengisian air kolam

Pengisian air kolam ini dilakukan dengan ketinggian 70 – 100 cm, sehingga gurame memerlukan perairan yang airnya relatif dalam bagi pergerakannya tersebut.

d. Memasang kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang,

Memasang kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang serta tidak jauh dari sosog, dibuat para-para dari bambu untuk meletakkan ijuk, sabut kelapa atau bahan sejenis yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami untuk memudahkan induk gurami membuat sarang dan meletakkan telur.

2. Seleksi Induk

Gurami yang akan dijadikan induk berumur kurang lebih 4 tahun dengan berat 2 – 3 kg untuk jantan, dan umur minimal 3 tahun dengan berat 2 – 2,5 kg untuk betina Masa produksi optimal induk betina gurame berlangsung selama 5 – 7 tahun.

Ciri-ciri fisik induk jantan dan betina pada ikan gurame :

a. Induk gurame jantan : dahi menonjol (nonong), dagu tebal (lebih menonjol), perut meruncing, susunan sisik normal (rebah) gerakan lincah.

b. Induk gurame betina : dahi lebih rata (tidak ada tonjolan), dagu tidak menebal, perut membundar, susunan sisik agak terbuka, gerakan agak lamban.

Kriteria kualitatif

a. Warna : badan berwarna kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuning-kuningan.

b. Bentuk tubuh : pipih vertikal.

c. Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk dasar.

d. Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh bebas dari jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir

Kriteria kuantitatif

a. Umur : Jantan (24-30 bulan) dan betina (30-36 bulan)

b. Panjang standar : jantan (30-35 cm) dan betina (30-35 cm)

c. Bobot badan : jantan (1,5-2,0 kg)dan betina (2,0-2,5 kg)

d. Fekunditas : 1.500-2.500 butir/kg (betina)

e. Diameter telur : 1,4-1,9 mm (betina)

3. Pemijahan

Induk dapat dipelihara pada kolam tembok/ tanah, baik secara massal maupun berpasangan dengan sistem sekat. 

Kolam pemeliharaan induk gurame sekaligus berfungsi untuk kolam pemijahan dengan kepadatan penebaran 1 ekor/m2. Untuk kegiatan pemijahan dapat menggunakan perbandingan induk jantan : betina = 1 : 3-4.

Pakan ikan Gurame yang diberikan berupa pelet terapung (kadar protein ± 28% sebanyak 2% biomass/hari dan daun sente/talas sebanyak 5% bobot biomass/hari.

Untuk memudahkan induk jantan Gurame membangun sarang, kolam induk diberi tempat dan bahan sarang.

Tempat sarang berupa keranjang plastik bulat diameter 20-25 cm atau tempat lain yang serupa yang ditempatkan pada kedalaman 10-15 cm dibawah permukaan air. 

Induk jantan gurame akan mencari tempat yang aman dan tenang untuk membuat sarang sebagai tempat menyimpan telur, dengan memungut bahan sarang (ijuk, sabut kelapa dll) yang telah dipersiapkan di atas permukaan kolam.

Sarang yang telah berisi telur dapat ditandai bila pada permukaan air di atas sarang terdapat lapisan minyak. 

Lapisan minyak tersebut berasal dari telur-telur yang pecah. Selain itu sarang yang telah berisi telur biasanya tertutup bahan sarang ( ijuk ) yang dibuat oleh induk jantan, dan induk jantan akan menjaga sarang tersebut. 

Sarang yang telah berisi telur dipindahkan ke dalam waskom atau ember untuk diambil telurnya dan selanjutnya memindahkan telur ke tempat penetasan.

4. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Penetasan Telur Gurame
Bila sudah dipastikan bahwa sarang sudah berisi telur, maka sarang dapat dipanen untuk dipindahkan ke tempat penetasan telur. 

Panen dilakukan dengan mengangkat sarang secara hati-hati ke dalam ember yang berisi air kolam. 

Penggunaan air kolam dimaksudkan agar kondisi air tidak berubah (sama) untuk mengurangi kematian telur.

Untuk membedakan telur Gurame yang hidup dan mati dapat dilihat dari warnanya. Telur yang hidup berwarna kuning cerah bening atau transparan, telur yag mati/rusak berwarna kusam, kuning muda agak keputih-putihan.

Telur Gurame mengalami kematian karena tidak dibuahi. Telur tersebut dengan cepat diserang cendawan berwarna putih yang disebut Saprolegnia. Setelah terserang, telur mati akan membusuk dan akan mengganggu perkembangan telur yang hidup. 

Wadah penetasan untuk terlur Gurame yang digunakan bisa berupa bak-bak atau ember plastik, paso, atau akuarium. Kepadatan telur 150-175 butir per liter

Wadah penetasan telur gurame ini telah dipersiapkan 1-2 hari sebelumnya dengan diisi air kolam dan air bersih. 

Ketinggian air disarankan sekitar 20 cm, kemudian diberi larutan methylene blue sebanyak 1 cc/ liter untuk mensucihamakan air di wadah penetasan. Sehari sebelum telur dimasukkan, air dalam bak penetasan diaerasi terlebih dahulu agar cukup mengandung oksigen. Telur akan menetas dalam waktu 30 – 36 jam.

Setelah telur menetas, terbentuk larva yang masih mempunyai kantong kuning telur. Kuning telur akan habis 10 - 12 hari kemudian dan pada saat itulah larva mulai membutuhkan pakan yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan..

Fitoplankton dan zooplankton merupakan pakan alami yang dapat diperoleh dengan cara memupuk kolam dengan pupuk kandang, misalnya kotoran ayam pedaging. 

Pakan selanjutnya yang diberikan pada larva adalah cacing sutera, dapat pula diberikan pelet yang dihaluskan, agar ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan


5. Parameter Kualitas Air

Dalam SNI : 01-6485.3-2000 tentang Produksi Benih Ikan Gurami Kelas Benih Sebar disebutkan bahwa kualitas air media untuk :

a. Media pemijahan Gurame

1. Suhu : 25ºC - 30ºC
2. Nilai pH : 6,5 – 8,0
3. Laju pergantian air : 10 % - 15 % per hari

b. Media penetasan telur Ikan Gurame

1. Suhu : 29ºC - 30ºC
2. Nilai pH : 6,7 – 8,6
3. Waktu penetasan telur : 36 – 48 jam
4. Ketinggian air : 15 cm – 20 cm

c. Media pemeliharaan larva Telur Gurame

1. Suhu : 29ºC - 30ºC
2. Nilai pH : 6,5 – 8,0
3. Ketinggian air : 15 cm – 20 cm

d. Media Pendederan Benih Ikan Gurame

1. Suhu : 25ºC - 30ºC
2. Nilai pH : 6,5 – 8,5
3. Ketinggian air : 40 cm – 60 cm
4. Kecerahan : > 30 cm
CARA PERAWATAN LARVA HINGGA BENIH GURAME
http://www.benihgurame.com/2014/12/cara-perawatan-larva-gurame-hingga-benih.html

Memelihara gurame dari telor memang suatu hal yang kadang membingungkan. Perlakuan yang tidak cocok dengan kondisi ikan akan menyebabkan kematian larva gurame, Dengan adanya kendala tersebut maka sering kali terjadi keterbatasan produksi benih gurami sehinga menimbulkan tidak seimbangnya antara permintaan dan stock benih yang ada. Untuk mengatasi hal itu perlu pengelolaan benih gurami secara intensif  dan teknis yang lebih teratur. Kiranya tepat apabila bisnis pembenihan gurami yang ada sekarang ini terus dipacu perkembangannya.


            Namun harus kita sadari bahwa bisnis dibidang pembenihan gurame  skala rumah tangga sebenarnya menjanjikan harapan yang lebih baik sekaligus memberikan peluang pekerjaan yang lebih luas.namun yang penting bagaimana membuat kondisi lingkungan air bisa seperti di alam bebas walaupun kita budidayakan di kolam semen,terpal atau di tempat khusus yang lain.
pelaksanaan pembenihan ikan gurami harus memperhitungkan factor – factor yang berpengaruh terhadap SR seperti Suhu air, pH air,DO (Desolved Oxigen), pathogen dan kebersihan pakan tubifex sp. Kerap kali jika diabaikan dari salah satu factor tersebut menimbulkan kegagalan.

Salahsatu Untuk menyempurnakan iktiar dalam usaha pembenihan gurame dari telor yaitu:

1.  Pemilihan dan penetuan lokasi yang akan dijadikan lokasi usaha pembenihan gurame supaya tidak salah dalam pembuatan sate plannya. Memilih dan menentukan lokasi yang cocok untuk pembenihan gurami merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum membuat bangunan kolam sebagai wadah budidaya ikan. Sebab lokasi yang tidak cocok dapat memungkinkan mempengaruhi suatu keberhasilan pada kegiatan pembenihan ikan gurami ini. Beberapa contoh kendala seperti sulitnya sumber air yang digunakan untuk pengisian air media pemijahan maupun pemeliharaan larva, sarana angkutan yang sulit masuk ke kawasan budidaya, benih terserang penyakit, dsb. Oleh karena itu pemilihan lokasi usah harus melihat berberapa aspek usaha pembenihan gurami ini dengan cermat. Lingkungan yang tenang adalah tempat penetasan telur / perawatan gurame yang baik, karena jika sering kaget benih gurame akan mudah stres.

2.  Pembuatan kolam yang standar untuk pembenihan ikan gurami

Ukuran kolam yang dipakai adalah Px L x T (3 x 5 x 1) meter. Ketinggian air 0,3 – 0,5 meter.  Kolam terbuat dari bak semen / beton dengan kemiringan dasar kolam 5 cm dan di ujung out let dibuatkan cekungan kotak ukuran 0,5 x 0,5 x 0,35 meter gunanya untuk tempat mengumpulnya benih saat panen jika air disurutkan melalui out let. Padat tebar larva 250 – 500 per meter persegi,sebelum benih di tebar ,kolam harus di bersihkan dahulu dan di isi air yang sudah di endapkan.

3.  adaptasi larva gurame

Cara adaptasi : benih gurami yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat atau ember penetasan gurami dimasukan kedalam kolam, biarkan selama kurang lebih 10 menit hingga air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya atau  air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik atau ember tempat benih gurame,setelah benih terlihat dalam kondisi baik.  Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.

4.kelistrikan dalam kolam

Kelistrikan di atur agar berfungsi untuk menambah oksigen dengan aerator atau filter air. 

5.sirkulasi air/kricikan air/kwalitas air

Kricikan air dalam tandon air di alirkajn sedikit sehingga air memancar hal demikian selain untuk pergantian air  juga akan menambah oksigen.
Kualitas dan kuantitas air yang cocok untuk pertumbuhan larva di pendederan I adalah sebagai berikut:

  • Suhu media air : 29 C – 30 C
  •  Nilai pH air : 6,5 – 7,5
  • Nilai Oksigen terlarut : 3 – 5 mg / lt
  • Ketinggian air : 30 cm – 50 cm

      Perlakuan terhadap air media pada satu minggu pertama belum diganti karena kotoran atau endapan bahan organik belum banyak, setelah lewat satu minggu air media dua hari sekali diganti airnya setengahnya media air yang digunakan sambil dilakukan sipon kotoran dan bahan organic yang mengendap didasar kolam karena banyak mengandung ammonia dan  bisa sebagai sumber penyakit.
Kolam Pendederan
      Telur  gurame akan menetas dalam selang waktu 24-48 jam tergantung suhu media penetasan. Sebaiknya suhu dipertahankan pada kisaran 29- 30 oC untuk meningkatkan derajat penetasan telur ikan gurame.  Larva biasanya akan bergerak berputar-putar dan berkelompok. Siapkan tempat untuk pendederan, karena pada hari ke 3-4 larva gurami sebaiknya sudah dipindahkan ke kolam pendederan untuk pemeliharaan selanjutnya. Di kolam pendederan (usia 4-5 hari) larva sudah berenang dengan perut buncit berisi kuning telur, sehingga belum perlu diberi pakan BIASANYA Pemberian pakan dimulai saat larva berusia 7-8 hari..

Kolam pendederan berfungsi untuk mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi benih ikan. Kolam pendederan ini lebih dari satu kolam dan biasanya pendederan ke-1, berfungsi sebagai tempat memelihara larva hingga ukuran 1 cm. Kolam pendederan ke - 1 ini berupa bak semen dilengkapi paralon in let disambung dengan saluran pompa air dan paralon out let berdiameter 1 dim – 2 dim.  Ukuran kolam   3 x 5 x 1 meter atau 4 x 6 x 1 meter.

Umur 1minggu - 1 bulan masih dipengaruhi oleh suhu udara dan pH selain itu juga kepadatan kolam bisa menyebabkan kematian. Kira kira umur 10 hari larva gurame sudah bisa melihat dan mulai memakan plankton, dan makanan tambahan lainnya walaupun sangat sedikit. Jika tempatnya terlalu kecil sebaiknya dilakukan penjarangan.

PAKAN SETELAH PENETASAN

 Pemberian pakan dapat dimulai setelah larva dipindahkan. Pakan berupa cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami lainnya yang sesuai ukurannya. Benih gurame dapat dipelihara di akuarium, bak kayu yang dilapisi plastik, bak tembok atau ditebar langsung ke kolam pendederan. Pemeliharaan benih pada wadah terkontrol harus dilengkapi dengan aerasi untuk suplai oksigen dan terhindar dari kontak langsung dengan hujan,sebagian pembenihan malah tanpa atap.. Pakan awal berupa cacing rambut, Daphnia sp., Moina sp., atau sumber protein hewani lainnya.

Pakan Alami

      Pakan alami adalah pakan ikan berupa fitoplankton (Nabati) dan Zooplankton (Hewani). Jenis pakan alami ini memiliki ukuran kecil dan cocok diberikan untuk benih ikan.
      Benih ikan gurami yang masih larva memiliki kecenderungan bersifat carnivore pemakan hewani sehingga sangat cocok jenis zooplankton yang diberikan kebenih gurami tersebut. Zooplankton sangat menarik perhatian benih karena bergerak dan larva segera memangsanya.

      Keuntungan pemberian pakan alami ini adalah tidak mudah rusak , tetap hidup bersama larva diair, tidak mencemari dan mengotori air.  Dengan demikian jika larva gurami ini lapar akan mudah mendapatkan pakan.

      Kandungan pakan alami ini juga mengandung gisi yang cukup baik untuk pertumbuhan larva, Jika cacing sutera ini mudah di dapat maka yang paling ideal diberikan cacing sutera ini karena akan lebih mempercepat pertumbuhan terkait dengan kandungan protein tinggi sekitar 57 %. Pemberian pakan ini secukupnya untuk 10.000 ekor hari pertama 1 kaleng dan diberi pakan lagi diperkirakan cacing habis. Pemberian pakan cacing sutera / tubifek ini jumlahnya meningkat terus seiring dengan bertambahnya berat badan ikan larva ini. Pada dasarnya pemberian pakan ini secukupnya dan tidak menutup kemungkinan pemberiannya tidak setiap hari jika cacing tubifek dikolam sudah menipis bisa segera ditambah dengan jumlah lebih dari hari sebelumnya, ditempatkan didasar kolam dan harus dijaga masih hidup.

Bahan-bahan nabati dapat mulai diberikan setelah larva berumur 36-40 hari. Sedangkan pakan buatan (pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan mulut ikan. Setelah 15-20 hari, lakukan seleksi dan kelompokan sesuai ukuran lalu pisahkan kolam pendederan untuk masing-masing ukuran, agar pertumbuhan bibit gurami seragam, dan mudah penentuan harga jika ada pesanan.

Lama pemeliharaan dan benih yang dihasilkan antara lain: Benih berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih berumur 80 hari dapat mencapai ukuran 2-4 cm (setara ukuran jempol). Benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6 cm (setara ukuran silet). Dan benih berumur 160 hari dapat mencapai ukuran 6-8 cm (setara ukuran korek di masyarakat).

Selanjutnyaa sstelah benih di panen kolam harus di keringkan dahulu untuk pemeliharaan lerva gurame berikutnya.

PENETASAN teler gurame  dan pemeliharaan larva termasuk mudah untuk dipelajari. pem benih an ikan gurame merupakan pilihan yang tepat. Banyaknya pelatihan-pelatihan, buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa cepat belajar. Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya penetasan telur gurame  ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan suhu di tiap daerah ber beda beda. Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir. Banyak - banyaklah belajar dan bertanya pada pakar maupun peternak ikan gurame yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar yang biasanya diadakan di masyarakat setempat. Karena bisnis benih gurame ini tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan pasar ikan  benih gurami yang membludak .
PEMBENIHAN IKAN GURAME
 (sumber : http://carabrink.blogspot.co.id/2015/04/cara-pembenihan-ikan-gurame.html)

Cara dalam berbudidaya memberikan informasi untuk sobat semuanya yang sekiranya sedang mencari solusi bagaimana dalam menyelesaikan problema. Karena mencari informasi sangatlah penting bagi kita untuk usaha yang sedang kita lakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Karena itu berikut adalah informasi mengenai Pembenihan Ikan Gurame yang kami berikan untuk anda semuanya, simak baik-baik informasinya.
Ikan gurame merupakan ikan yang digemari oleh kalangan menengah ke atas untuk makanan sehari hari ataupun untuk menu makanan untuk menjamu tamu tamunya, ikan disukai semua orang karena daging ikannya yang buket/padet dan kenyal serta memiliki rasa yang gurih. ikan ini merupakan ikan yang masa pertumbuhannya lumayan lambat, dan banyak di sekitar tempat tinggal saya memelihara ikan gurame hanya untuk hobi atau hiburan diwaktu senggang, jarang yang melimpahkan penghasilan utamanya di pembenihan ikan gurame. sebenarnya usaha untuk pembenihan ikan gurame ini sangat bagus sekali prospek kedepannya, karena khususnya di daerah lampung masih jarang yang berbisnis pembenihan ikan gurame. disini saya akan mengulas bagaimana cara pembenihan ikan gurame, saya mengambil beberapa referensi dari beberapa blog yang mengulas tentang bagaimana proses pembenihan ikan gurame, salah satu referensi dari blog 1001budidaya.com.
Cara Pembenihan Ikan Gurame

Cara Pembenihan Ikan Gurame

Usaha pembenihan ikan gurame ini meliputi pemeliharaan induk pemijahan, penetasan telur ikan gurame, dan perawatan larva sampai berukuran sebesar biji oyong. Larva berumur 12-30 hari ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 - 15 g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun, ada juga yang menjual telur untuk di tetaskan.
Pemilihan Induk Gurame
Ciri induk jantan yang dipilah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal dan tidak adanya bintik pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang degan perut membentuk sudut tumpul. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya lebih terang daripada induk jantan dan bentuk perutnya besar bulat.
Ciri lainnya adalah kelamin induk betina akan mengeluarkan telur berwarna putih jika perut ditekan ke arah kelamin. Sedangkan induk jantan yang sudah matang akan mengeluarkan sperma berwarna putih. Cara mudah menentukan kematangan gonad induk jantan adalah dengan melihat tingkah lakuya yang selalu beriringan bersama induk betina dan mulai membuat sarang dari rumput kering. Sementara itu, kematangan gonad betina dapat dilihat dari perut yang membesar dan terasa lunak saat diraba.
Pemijahan Ikan Gurame
Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukuran minimumnya 20 m2 dan maksimum 1.000 m2, dengan kedalaman 1-1,5 m. Kualitas air kolam pemijahan yang baik bersuhu 25 - 30 C, nilai pH 6,5 - 8,0, laju penggantian air 10-15% per hari, dan ketinggian air kolam 40 - 60 cm.
Di dalam kolam harus dipasang bahan sarang dan sosog. Sosog sebagai tempat sarang telur diletakkan 25-30 cm dari permukaan air kolam, sementara bahan sarang dapat diletakkan di permukaan air atau di kedalaman 5-10 cm dari permukaan air.
Pemindahan induk dari kolam pemeliharaan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan baskom. Perpindahan dengan cara ini akan mengurangi risiko stres pada ikan. Sebaiknya, induk diletakkan dekat pintu pemasukan air, karena pada bagian tersebut oksigen yang terlarut di dalamnya masih tinggi. Padat tebar induk adalah 1 ekor ikan untuk 5 m2 kolam, dengan perbandingan jumlah jantan : betina adalah 1 : 3.
Proses pemijahan biasanya akan berlangsung satu minggu setelah induk gurame berada di dalam kolam pemijahan. Keberhasilan pemijahan dapat diamati dengan melihat permukaan air kolam. Jika tercium bau amis yang diikuti dengan munculnya banyak minyak di permukaan air, berarti telah terjadi proses pemijahan.
Setelah pemijahan selesai. Pengambilan sarang dilakukan secara hati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang.
Sarang yang telah diangkat dari kolam pemijahan dimasukkan ke dalam ember yang berisi air dan campuran Metheline Blue. Telur yang hidup biasanya berwarna kuning cerah atau bening transparan, sedangkan telur yang gagal menetas berwarna putih suram dan tidak transparan. Telur-telur yang mati harus disingkirkan supaya tidak menular ke telur yang sehat.
Selanjutnya sarang dalam ember tersebut dibawa ke tempat penetasan. Telur akan menetas dalam kurun waktu 41 jam. Tempat penetasan sebaiknya berada di lingkungan tenang, karena telur tidak akan menetas jika sering kaget.
Dahulu banyak petani yang menetaskan telur gurame di kolam penetasan yang sekaligus juga merupakan kolam pemijahan. Telur-telur yang telah dibuahi induk jantan akan dijaga oleh induk betina sampai menetas. Gerakan induk betina di sekitar sarang akan menyebabkan bertambahnya oksigen terlarut di dalam air, dan akan menghidupkan telur-telur yang dijaganya. Telur akan menetas menjadi larva pada hari ke 11 � 12.

Benih yang sudah berukuran 0,5 g/ekor sudah dapat dipelihara dalam happa yang dipasang pada bak atau kolam pemeliharaan benih. Teknologi pemeliharaan dengan happa merupakan teknik untuk memacu pertumbuhan gurame sejak dini. Pemeliharaan dengan happa ini akan menghasikan benih yang bongsor dan sehat.
Happa dibuat dengan cara mengikat kain halus pada tonggak bambu yang ditancapkan ke dasar kolam. Jumlah tonggak bambu yang dibutuhkan minimum empat buah. Jika ukuran happa cukup besar, di bagian sisi terpanjang happa perlu ditambah 2 tonggak untuk menahan happa agar tidak jatuh. Atur posisi happa agar terendam dua pertiga bagian dalam air kolam.
Benih ditebar pada pagi atau ore hari dengan padat penebaran 75-100 ekor/m2. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga kali sehari dengan dosis 10% dari bobot tubuh per hari. Setelah dipelihara selama 3 - 4 bulan di dalam happa, benih dapat ditebar di kolam pendederan.
Pemberian pakan dapat dimulai setelah larva dipindahkan. Pakan berupa cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami lainnya yang sesuai ukurannya. Benih gurame dapat dipelihara di akuarium, bak kayu yang dilapisi plastik, bak tembok atau ditebar langsung ke kolam pendederan. Pemeliharaan benih pada wadah terkontrol harus dilengkapi dengan aerasi untuk suplai oksigen dan terhindar dari kontak langsung dengan hujan. Pakan awal berupa cacing rambut, Daphnia sp., Moina sp., atau sumber protein hewani lainnya. Bahan-bahan nabati dapat mulai diberikan setelah larva berumur 36-40 hari. Sedangkan pakan buatan (pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan mulut ikan.Lama pemeliharaan dan benih yang dihasilkan antara lain: Benih berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih berumur 80 hari dapat mencapai ukuran 2-4 cm (setara ukuran jempol). Benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6 cm (setara ukuran silet). Dan benih berumur 160 hari dapat mencapai ukuran 6-8 cm (setara ukuran korek di masyarakat).

PEMBENIHAN IKAN GURAMI

Sumber : http://bbat-sukabumi.tripod.com/gurami.html) 

Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina.  Merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. 

Ikan gurami adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah serta harga yang relatif stabil. 
1.     SISTEMATIKA
Filum        : Chordata
Kelas       : Actinopterygii
Ordo        : Perciformes
Subordo     : Belontiidae
Famili       : Osphronemidae
Genus       : Osphronemus
Spesies     : Osphronemus gouramy, Lac.
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah.  Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.  Tinggi badan 2,0-2,1 kali dari panjang standar.  Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai dengan 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.
3.     PEMBENIHAN
a.     Pemijahan
      Ikan gurami dapat memijah sepanjang tahun, walaupun produktifitasnya lebih tinggi terutama pada musim kemarau.  Adapun hal yang perlu diperhatikan untuk pemijahan ini adalah padat tebar induk, tata letak sarang, panen telur dan kualitas air media pemijahan.  Betina dicirikan dari bentuk kepala dan rahang serta adanya bintik hitam pada kelopak sirip.  Induk jantan ditandai dengan adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal terutama pada saat musim pemijahan dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada.  Sedangkan induk betina ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada.
Padat tebar induk adalah 1 ekor/5 m2  dengan perbandingan jumlah jantan:betina adalah 1:3-4. Penebaran induk di kolam pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai perbandingan) pada kolam yang disekat ataupun secara komunal (satu kolam diisi beberapa pasangan).  Induk betina dapat memproduksi telur 1 500 sampai dengan 2 500 butir/kg induk.
Sarang diletakkan 1-2 m dari tempat bahan sarang dengan kedalaman 10 -15 cm dari permukaan air. Sarang dipasang mendatar sejajar dengan permukaan air dan menghadap ke arah tempat bahan sarang. 
Tempat bahan sarang diletakkan di permukaan air dapat berupa anyaman kasar dari bambu atau bahan lainnya diatur sedemikian rupa sehingga induk ikan mudah mengambil sabut kelapa/ijuk untuk membuat sarang.  Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya.
Pemeriksaan sarang yang sudah berisi telur dapat dilakukan dengan cara meraba dan menggoyangkan sarang secara perlahan atau dengan menusuk sarang menggunakan lidi/kawat dan menggoyangkannya. Sarang yang sudah berisi telur ditandai dengan keluarnya minyak/telur dari sarang ke permukaan air.
Sarang yang sudah berisi telur diangkat. Telur dipisahkan dari sarang dengan cara membuka sarang secara hati-hati. Karena mengandung minyak, telur akan mengambang di permukaan air. Telur yang baik berwarna kuning bening sedangkan telur berwarna kuning keruh dipisahkan dan dibuang karena telur yang demikian tidak akan menetas.  Minyak yang timbul dapat dikurangi dengan cara diserap memakai kain.
Kualitas media pemijahan yang baik adalah suhu 25-30 oC, Nilai pH 6,5 - 8,0, laju pergantian air 10-15 % per hari dan ketinggian air kolam  40 - 60 cm.
b.     Penetasan Telur
Padat tebar telur 4 sampai dengan 5 butir/cm2 dengan ketinggian air 15 - 20 cm. Kepadatan dihitung per satuan luas permukaan wadah sesuai dengan sifat telur yang mengambang.  Untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut, di dalam media penetasan perlu ditambahkan aerasi kecil tetapi harus dijaga agar telur tidak teraduk.  Kualitas air media penetasan yang baik adalah suhu 29 - 30 oC, nilai pH 6,7 - 8,6 dan bersumber dari air tanah.  Bila air sumber mengandung karbondioksida tinggi, nilai pH rendah atau mengandung bahan logam (misalnya besi), sebaiknya air diendapkan dulu selama 24 jam. Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam.
 c.     Pemeliharaan Larva
Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di corong penetasan/waskom sampai umur 6 hari kemudian dipindahkan ke akuarium.  Bila penetasan dilakukan di akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan larva, penggantian air hanya perlu dilakukan untuk membuang minyak bila minyak yang dihasilkan ketika penetasan cukup banyak.  Sedangkan bila larva sudah diberi makan, penggantian air dapat disesuaikan dengan kondisi air yaitu bila sudah banyak kotoran dari sisa pakan dan “ Faeces “.
Pemeliharaan larva di akuarium dilakukan dengan padat tebar 15 - 20 ekor/liter. Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada tingkat suhu 29 - 30 o C, nilai pH 6,5 - 8,0 dan ketinggian air 15 - 20 cm.
 d.     Pendederan I, II, III, IV dan V
Pemeliharaan benih pada pendederan I sampai dengan V dapat dilakukan di akuarium atau kolam.  Di akuarium dilakukan sama seperti halnya pemelihaaran larva tetapi perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan di kolam perlu dilakukan kegiatan persiapan kolam yang meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam.  Pengolahan tanah dasar kolam dapat berupa pembajakan, peneplokan dan perbaikan pematang kolam.  Pengeringan dilakukan selama 2 - 5 hari (tergantung cuaca).
Tingkat Pemeliharaan Produksi Ikan Gurami
No
Standar
Satuan
PI
PII
PIII
PIV
PV
1
Padat Tebar
Ekor/M2
100
80
60
45
30
2
Ukuran Benih
Cm
1,00
2,0
4
6
8
3
Pakan
% BB
20
20
10
5
4
 
 
Kali/Hari
2
2
3
3
3
4
Waktu Pemeliharaan
Hari
20
30
40
40
40
5
Sintasan
%
60
60
70
80
80
  e.     Penyakit
Bila teridentifikasi ikan terserang parasit pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian garam  500 - 1000 mg/l dengan cara perendaman selama 24 jam. Sedangkan bila teridentifikasi terserang bakteri pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian oksitetrasiklin dengan dosis 5 -10 mg/l secara perendaman selama 24 jam.

  PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA CBIB - Cara Budidaya ...